Anda di halaman 1dari 47

Dr. dr. Hendriati, Sp.

M(K)

Sub Bagian Rekonstruksi dan


Okuloplastik
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
FK UNAND/ RSUP M.Djamil Padang
ANATOMI PALPEBRA
ANATOMI PALPEBRA
ANATOMI PALPEBRA

3 lobus lemak di palpebra inferior


2 lobus lemak di palpebra superior
Vaskularisasi Palpebra

Arterial supply to the eyelids:


a. Medial palpebra artery
b. Lateral palpebral artery
c. Superior peripheral arcade
d. Superior marginal arcade
e. Inferior marginal arcade
f. Angular artery
Vaskularisasi Palpebra

Venous supply from the eyelids:


a. superior venous arcade
b. inferior venous arcade
c. transverse facial vein
d. superior palpebral vein
Otot Palpebra

Muscles of the brow:


a. procerus muscle
b. depressor supercilii muscle
c. corrugator muscle
d. orbicularis muscle
 Fisura interpalpebra:
Major features of normal eyelid: - vertikal 10-11 mm
a. eyelid margin with cilia - horizontal 30-31 mm
b. upper eyelid crease  Margo palpebra superior dan
c. medial canthus inferior membuat sudut 60 derajat
d. lateral canthus pada kantus medial dan lateral
e. caruncle  Margo superior berada 1-2 mm di
f. plica bawah limbus superior
 Margo inferior tepat berada di
g. brow
atas limbus inferior
Fungsi Palpebra

 Perlindungan mekanik terhadap bola mata  paling penting

 Menyediakan elemen kimia untuk tear film dan membantu


mendistribusikan lapisan tear film pada ocular surface

 Membantu proses ekskresi tear film dengan proses mengedip

 Bulu mata menyaring partikel debu dari udara luar


Penyakit Kelopak Mata
Infeksi
Hordeolum
• Infeksi akut supuratif pada
kelenjar-kelenjar kelopak mata
• Etiologi : Stafilokokus
• Klinis: benjolan berwarna
merah dekat pangkal bulu
mata, sakit bila ditekan
• Ada 2 macam hordeolum,
internum dan eksternum
1. Hordeolum internum  glandula meibom
2. Hordeolum eksternum  glandula zeis dan moll

Terapi :
Antibiotik lokal dan sistemik
Insisi bila ada fluktuasi
Perbaikan higiene untuk cegah rekurensi

Komplikasi : selulitis
Khalazion
• Peradangan lipogranuloma menahun kelenjar
meibom
• Etiologi: gangguan sekresi kelenjar meibom sehingga
Klinis:
terjadi penyumbatan dan reaksi jaringan sekitarnya
• kelopak mata tebal dan edema
• teraba benjolan keras
• pada ujung meibom ada masa kuning akibat
sekresi yang tertahan
Terapi Khalazion:
• Kompres hangat
• Urut ke arah muara kelenjar
Meibom
• Insisi dan kuretase untuk
mengeluarkan isi

Pada khalazion yang berulang,


sebaiknya dipikirkan juga
kemungkinan karsinoma.
Blefaritis

Peradangan subakut atau menahun dari tepi


kelopak mata

Ada 2 bentuk:
1. Blefaritis skuamosa
2. Blefaritis ulserativa
Blefaritis Skuamosa
Gambaran klinis :
sisik yang halus berwarna
putih, penebalan kelopak
yang disertai madarosis.

Pengobatan:
•bersihkan tepi kelopak dgn
shampoo bayi
•Beri antibiotika lokal
Blefaritis Ulserativa
Gambaran klinis :
terdapat keropeng warna kekuningan yang seolah-
olah merekat bulu mata jadi satu. Bila keropeng
dibuang terdapat ulkus yg mudah berdarah.

Pengobatan:
• Keramas dengan
shampoo bayi
• Beri antibiotik lokal
Anomali Bentuk Palpebra
Entropion

• Melipatnya kelopak mata ke arah dalam,


sehingga bulu mata menggeser konjungtiva
dan kornea.
• Etiologi: mekanik, spasme otot orbikularis atau
adanya jaringan parut (trakoma).

• Terdapat 2 jenis:
1. involusional
2. sikatrikal

• Pengobatan:
Entropion Involusional
- Pada kelopak mata bawah
- Karena bertambahnya usia
Entropion Sikatrikal

• Disebabkan oleh sikatrik pada konjungtiva


tarsalis dan tarsus
• Etiologi : trauma and trachoma
Ektropion

• Melipatnya kelopak mata ke arah luar, sehingga


palpebra berjarak dengan permukaan bola mata

• Pengobatan: plastik rekonstruksi


Trikiasis
• Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam, sehingga
menggeser kornea dan konjungtiva serta dapat
penimbulkan peradangan

• Keluhan: kelilipan, fotofobia, lakrimasi

• Pengobatan: epilasi
Bila disertai entropion  bedah plastik
Lagophthalmus
Kondisi kelopak mata yang tidak dapat tertutup
sempurna, sehingga ada bagian konjungtiva dan
kornea exposure

Etiologi:
 sikatrik yang menarik kelopak
 ektropion
 paralisis otot orbikularis
 eksoftalmus goiter
 tumor retrobulber
Ptosis
• Jatuhnya kelopak mata atas dan tidak dapat diangkat,
sehingga celah vertikal kelopak lebih kecil apabila
dibandingkan dengan mata normal.

• Etiologi:
- gangguan fungsi M.levator (miogenik)
- lumpuhnya N III (neurogenik)
- jaringan penyokong tidak baik
Ptosis
Terapi Ptosis
Bila monokuler  segera, karena ancaman ambliopia

Operasi plastik
Ringan  fasanella servat
Sedang  reseksi otot levator palpebra
Berat  suspensi otot frontalis, bisa dengan
fascia lata atau material lain
top : measurement of vertical fissure height
bottom : measurement of levator function
Koloboma
• Sebagian palpebra tidak terbentuk
• Lekukan kecil sampai hilangnya sebagian palpebra
• Sering bersamaan dengan labiopalatoschisis

Terapi :
operasi
Retraksi kelopak mata

• Merupakan suatu kondisi dimana kelopak mata tertarik


ke arah belakang, sehingga kornea sklera bisa exposure
• Etiologi: bisa lokal,sistemik, ataupun CNS
• Sering terdapat pada graves ophth
• Dapat juga karena reseksi otot yang berlebihan pada
blefaroplasti
Pengobatan

• Tergantung etiologi
• Tears artificial, lubricans, dan salep untuk melindungi
kornea
• Berat  operasi otot
Xanthelasma
• Degenerasi lemak pada kulit kelopak nasal bawah dan
atas menyerupai gambaran kupu-kupu berwarna
kuning jingga
• Hubungan erat kadar kolesterol serum
• Wanita klimakterium
• Progresif perlahan
• Pengobatan:
operasi eksisi
Laserasi kelopak

• Kondisi hilangnya kontinuitas kelopak mata, bisa


partial thickness maupun full thickness
• Etio: trauma
• Pengobatan:
- wound toilet
- jahit lapis demi lapis;
konjungtiva dan tarsus  vicryl 6/0
otot orbikularis  vicryl 6/0
kulit  silk 6/0
Aparatus Lakrimalis

Aparatus yang berfungsi


mengatur air mata terdiri dari:
1. Aparatus sekresi
2. Aparatus ekskresi
Aparatus Lakrimalis

1. Aparatus Sekresi --> memproduksi air mata

• orbital lacrimal gland


• eyelids lacrimal gland
• glandula krause dan wolfring

2. Aparatus ekskresi --> mengalirkan air mata ke dalam cavum nasi

• pungtum lakrimal
• kanalis lakrimal superior dan inferior
• sakus lakrimal
• duktus nasolakrimal
The action of the palpebral part of the orbicularis eye
muscle and resulting tear-film dynamics.
Lid closure leads to a shifted contraction of the orbicularis
eye muscle from temporally to nasally at the same time
moving the tear film to the medial cantal region.
Cara Menentukan Gangguan Sistem Lakrimal

1. Anamnesis: tearing
(hiperlakrimasi/epifora)
2. Inspeksi pungtum
3. Palpasi area sakus
tekan --> keluar sekret
4. Tes anel
5. Probing
6. Dakriosistografi
7. Dakrioskintigrafi
Gangguan Kongenital Sistem Lakrimal

Obstruksi duktus nasolakrimal


• sering
• temporer/permanen

Terapi :
Antibiotika tetes mata
Pemijatan sakus lakrimal
Probing irigasi
Infeksi Sistem Nasolakrimal

Dakrioadenitis akut
 Gejala Klinis :
glandula lakrimal edema, merah, nyeri, dan
terkadang blefaroptosis
 Etiologi :
dewasa : gonorrhoic
anak-anak : bersamaan penyakit lain --> parotitis
Infeksi Sistem Nasolakrimal

Dakrioadenitis Kronis
• Gejala:
edema perlahan
tidak nyeri
sering pada TB, leukemia, trachoma

• Terapi:
tergantung pada kuman penyebabnya
Infeksi Sistem Nasolakrimal

Dakriosistitis Kronis
 Etiologi:
obstruksi duktus nasolakrimal Anak-anak dan dewasa
 Klinis:
epifora
tekan sakus --> cairan kuning pekat keluar dari pungtum
 Terapi :
antibiotik topikal dan sistemik
bila obstruksi --> dakriosistorinostomi (DCR)
Tumor Sakus Lakrimal

 Jinak
squamous papiloma

 Ganas
ca. epidermoid

Terapi
operasi(cystectomy)
radiasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai