Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AKHIR MODUL 1

NAMA : JAKOB MOH. ALI PANEO, S. Pd


1. Rancanglah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu untuk jaringan pembelajaran
berikut sesuai dengan kekhasan bidang studi yang terikat pada jaringan pembelajaran dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik!
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 (Satu)
Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Subtema 1 : Sumber Energi
Pembelajaran : 1 (Satu)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP TEMATIK TERPADU)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 5 Batudaa


Kelas / Semester :4/1
Tema : Selalu Berhemat Energi (Tema 2)
Sub Tema : Sumber Energi (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 1 (Satu)
Alokasi waktu : (5x35 menit) 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : IPA
Kompetensi Indikator

3.5 Memahami berbagai sumber energi, perubahan 3.5.1 Menjelaskan manfaat energi matahari
bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, dalam kehidupan sehari-hari.
air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik,
dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari.

4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan 4.5.1 Menuajikan laporan hasil pengamatan
penelusuran informasi tentang berbagai perubahan tentang perubahan bentuk energi
bentuk energi. matahari.
Muatan : IPS
Kompetensi Indikator

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan 3.1.1 Mengidentifikasi sumber daya alam dan
pemanfaatan sumber daya alam untuk pemanfaatannya.
kesejahteraan masyarakat dari tingkat
kota/kabupatensampai tingkat provinsi.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakte- ristik ruang 4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi sumber daya
dan pemanfaatan sumber daya alam untuk alam dan pemanfaatannya dalam bentuk
kesejahteraan masyara- kat dari tingkat tulisan.
kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.

Muatan : Bahasa Indonesia

Kompetensi Indikator

3.2 Memetakan keterhubungan antargagasan yang 3.2.1 Mengidentifikasi informasi dari teks visual
didapat dari teks lisan, tulis, atau visual. yang diamati.
4.2 Menyajikan hasil penataan informasi sesuai dengan 4.2.1 Menuliskan gagasan pokok dari teks.
keterhubungan antar gagasan ke dalam tulisan.

C. TUJUAN
1. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu mengidentifikasi gambar- gambar dari teks visual yang
diamati dengan terperinci.
2. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dari teks visual yang diamati
dengan terperinci.
3. Dengan percobaan, siswa mampu menjelaskan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat.
4. Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energi
matahari dalam kehidupan dengan sistematis.

D. MATERI
1. Manfaat energi matahari dalam keidupan sehari-hari
2. Menulis gagasan pokok.
3. Pengamatan perubahan bentuk energi matahari dalam kehidupan
4. Sumber daya alam dan pemanfaatannya.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan 15 menit
mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat
dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara selama 15-
20 menit materi non pelajaran seperti tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan motivasi .
Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan kegiatan
literasi dan mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti A. Berdiskusi 140 menit
1. Siswa Siswa duduk secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari
5 siswa.
2. Siswa mengamati teks visual yang ada di buku siswa.

3. Guru menanyakan (gambar apa saja yang kamu amati?)


4. Setiap kelompok mendikusikan pertanyaan berikut.

5. Setiap kelompok akan menyampaikan jawabannya kepada


kelompok sebelahnya.
6. Guru akan membahas satu persatu gambar di depan kelas. Guru
bisa menunjuk siswa untuk menyampaikan jawabannya.
7. Secara individu siswa akan menuliskan gagasan pokok dari
gambar yang telah diamatinya. Siswa akan menukar jawabannya
kepada teman sebelahnya.
Penilaian 1
B. Mencoba
1. Sebagai pengantar untuk materi pemanfaatan matahari, guru
membawa satu jenis tumbuhan dan memperlihatkan kepada siswa.
Minta siswa untuk mengamati tumbuhan tersebut dengan teliti.
2. Siswa juga kemudian diminta untuk mengamati terangnya
cuaca di pagi/siang hari dari kaca jendela kelas.
3. Guru mengajukan pertanyaan:

4. Siswa yang mengangkat tangan diminta untuk menjawab


pertanyaan yang diajukan.

5. Siswa mendiskusikan jawaban bersama guru secara klasikal.


6. Guru memberikan penguatan.

7. Siswa kemudian mengamati gambar tentang peran matahari bagi


kehidupan di Bumi. Ingatkan siswa untuk mengamati dengan teliti
setiap detail pada gambar tersebut.
8. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan gambar.
9. Siswa juga diminta untuk mengilustrasikan tentang manfaat lain
matahari selain yang telah tertera pada gambar.
10. Siswa kemudian diminta untuk mengubah gambar mereka
kedalam bentuk tulisan/cerita .
11. Siswa diingatkan kembali tentang manfaat panas matahari yaitu
menguapkan zat cair yang terdapat di Bumi.
12. Siswa digiring untuk dapat berpikir secara luas, dalam, dan kritis
untuk dapat memahami hubungan antara matahari dengan
kehidupan di Bumi.
13. Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan penguapan zat
cair oleh panas matahari, berdasarkan instruksi yang terdapat di
buku.

14. Saat menunggu proses percobaan, siswa mengerjakan tugas


membaca senyap teks pendek “Kisah Ali si Biji Energi” yang
terdapat di buku.
15. Siswa kemudian menuliskan manfaat matahri bagi kehidupan di
Bumi dalam bentuk peta pikiran.
16. Siswa dibebaskan untuk membuat peta pikiran mereka dalam
bentuk tulisan maupun gambar.

17. Berikut adalah contoh peta pikiran yang diharapkan dapat


dimunculkan oleh siswa:

18. Siswa dalam kelompok kemudian melanjutkan pengamatan hasil


percobaan tentang pengaruh panas matahari pada zat cair di
Bumi.
19. Siswa menuliskan 4 pengaruh panas matahari pada objek benda
berdasarkan hasil percobaan.
20. Siswa menuliskan proses dan hasil percobaan dalam bentuk
laporan.
C. Berdiskusi
1. Siswa mengamati gambar jagung bakar yang terdapat di buku.
2. Siswa secara berpasangan dengan teman di sebelah kemudian
mendiskusikan pertanyaan bacaan terkait materi tentang
ketersediaan sumber daya alam.

D. Membaca
Tugas Mandiri:

1. Guru Siswa membaca senyap teks tentang jenis-jenis sumber


daya alam.
2. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan teks, dan
menuliskannya di buku.
3. Siswa secara berpasangan mendiskusikan jawaban mereka.
4. Guru memberikan penguatan:

5. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan, dan


menuliskannya di buku.
6. Siswa mendiskusikan jawaban bersama teman.
7. Siswa kembali diminta untuk menggambarkan penggunaan salah
satu sumber daya alam yang patut dicontoh. Gambar mereka
harus memuat kegiatan ekonomi yang menggunakan salah satu
sumber daya alam dan usaha menjaga keberadaannya.
8. Siswa saling menyampaikan gambar mereka kepada seorang
teman untuk diberikan masukan.
9. Siswa kemudian menjelaskan gambar mereka dalam bentuk
tulisan.
10. Tulisan yang dibuat harus memuat Sumber daya alam yang
dipilih dan yang diperjualbelikan, serta contoh-contoh kegiatan
untuk menjaga kelestariannya.
Penutup A. Renungkan 1
1. Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam buku siswa.
2. Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan
panduan yang terdapat pada lampiran pertama, Buku Guru.
B. Kerja Sama dengan Orang Tua
 Siswa diberi tugas untuk mengamati pemanfaatan sumber energi
matahari yang terdapat di lingkungan rumah dan sekitarnya.
 Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam kolom yang tersedia.
C. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
D. Salam dan do’a penutup dipimpin oleh salah satu siswa.

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar
dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

1. Bahasa Indonesia
Teks visual
Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa.

2. IPA
Peta Pikiran dan Laporan Hasil Percobaan siswa diperiksa menggunakan
rubrik.

Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa.

3. IPS
a. Tugas siswa menemukan dan menuliskan informasi tentang karakteristik bentang alam: pantai, dataran
rendah, dan dataran tinggi, dinilai menggunakan rubrik.

Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa.


b. Sikap siswa saat melakukan diskusi pemecahan masalah dinilai menggunakan rubrik

Beri tanda centang (√) sesuai pencapaian siswa.

I. Catatan Anekdot untuk mencatat sikap (disiplin dan tanggung jawab)


Contoh catatan pengamatan sikap dan keterampilan

Catatan pengamatan sikap dan keterampilan


(Catat sikap dan keterampilan yang menjadi fokus)

Catatan:
a. Guru dapat menggunakan kata-kata untuk menyatakan kualitas sikap dan keterampilan.
 Belum terlihat
 Mulai terlihat
 Mulai berkembang
 Sudah terlihat/membudaya
b. Setiap hari guru dapat menilai minimal 6 siswa atau disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas.
Contoh alternatif penilaian sikap
Nama : ……………………….
Kelas/Semester : .....................................
Pelaksanaan Pengamatan : .....................................
Belum Mulai Mulai
No Sikap Membudaya Ket
Terlihat Terlihat Berkembang

1. Disiplin

2. Tanggung jawab

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.


 Penilaian sikap (rasa ingin tahu, tekun, teliti, kerjasama.)
KRITERIA
NO SIKAP Belum Mulai Ket
Mulai terlihat Membudaya
Terlihat Berkembang

1 Rasa ingin tahu

2 Kerjasama
3 Tekun

4 Teliti

H. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Pengayaan
Apabila memiliki waktu, siswa dapat menggunakan beragam benda lainnya saat melakukan
percobaan IPA, atau mencoba jenis percobaan lain untuk membuktikan proses penguapan oleh panas
matahari..
2. Remedial
Bagi siswa yang belum terampil menuangkan instruksi tertulis ke dalam bentuk gambar, dan
sebaliknya, akan diberikan pendampingan oleh guru.Siswa tersebut dapat diberikan tugas rumah terkait
materi.
I. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 2 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 2 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Chotib.
3. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 4 dari JGC
4. Video/slide/buklet/pamflet/gambar tentang
5. Tanaman jagung atau tanaman jenis lainnya.
6. Kertas, tissue, kain untuk percobaan IPA.
Refleksi Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Batudaa, Juli 2019


Kepala SD Negeri 5 Batudaa Guru Kelas

MARDIANA SUPU PAUWENI, S. Pd JAKOB MOH. ALI PANEO, S. Pd


NIP. 19690305 199401 2 004
2. Buatlah Mind Mapping untuk materi-materi yang telah dipelajari pada Kegiatan Belajar 1 sampai
dengan Kegiatan Belajar 4!

PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PERKEMBANGAN EMOSI DAN SOSIAL

PERKEMBANGAN KOGNITIF PRINSIP-PRINSIP DAN KARAKTERISTIK


PERKEMBANGAN FISIK
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

A. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SD B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR 1


PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
TEMATIK TEMATIK
TERPADU TERPADU

MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 4 KEGIATAN BELAJAR 2
TEMATIK
PENILAIAN
AUTENTIK TEORI-TEORI BELAJAR
KOMPETENSI
ABAD 21
KEGIATAN BELAJAR 3 BEHAVIORISME SOSIAL
HAKIKAT
PEMBELAJARAN PENILAIAN KOGNITIVISME HUMANISME
TEMATIK PEMBELAJARAN
TEMATIK KONSTRUKTIVISME
TERPADU

TERPADU
PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KEKHASAN BIDANG STUDI

IPA IPS PJOK

PPKn SBdP MATEMATIKA

BAHASA INDONESIA

3. Buatlah laporan keseluruhan Kegiatan Belajar pada Modul 1 yang telah dilakukan dengan struktur
pokok sebagai berikut:
a. Kegiatan yang telah dilakukan
b. Hambatan atau masalah yang dihadapi
c. Solusi untuk mengatasi masalah yang telah dilakukan.

Jawaban

a. Kegiatan yang telah dilakukan pada modul 1 adalah membahas tentang :


A. Karakteristik Peserta Didik SD
Karakteristik peserta didik dapat dilihat dari tingkat perkembangannya secara fisik, motorik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan spiritual. Secara fisik, karakteristik siswa SD pada umumnya adalah sudah
berkembangnya koordinasi antara mata dengan tangan, tangan semakin kuat dan dapat digunakan secara
bebas, mudah, dan tepat, mulai memiliki keterampilan manipulatif dengan menampilkan gerakan kompleks,
rumit, dan cepat. Secara intelektual, perkembangan kognitif siswa SD termasuk kedalam tahap operasional
konkret yang memiliki karakteristik dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika dengan bantuan objek-
objek konkret dan menguasai hukum kekekalan jumlah, panjang, luas, berat, dan volume. Berdasarkan
perkembangan emosional, siswa SD memiliki karakteristik mudah marah, rewel, rasa takut berlebihan,
cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Karakteristik siswa SD berdasarkan
perkembangan sosialnya di antaranya: (1) rentan terhadap penerimaan sosial, (2) kepekaaan yang
berlebihan dan mudah tersinggung, (3) sikap sportif dan tanggung jawab mulai tumbuh, (4) ada
kecenderungan diskriminatif, (5) ada kecenderungan untuk menilai lebih rendah milik orang lain, (6)
bersifat antagonistis, (7) ada kecenderungan bersaing, dan (8) mudah dipengaruhi. Karakteristik siswa SD
berdasarkan perkembangan moral antara lain ketaatan karena menghindari hukuman dan mengejar
hadiah, serta masih setengah hati dalam mentaati aturan. Sedangkan berdasarkan perkembangan
spiritual, karakteristik siswa SD antara lain sikap religius yang bersifat reseptif dan pandangan ke-Tuhan-an
diterangkan secara rasional sesuai kemampuan berpikir siswa, serta penghayatan secara rohaniah makin
mendalam. Secara umum, karakteristik siswa SD adalah senang bergerak, senang bermain, senang
berimajinasi dan berkarya, senang melakukan sesuatu secara langsung, senang bekerja dalam kelompok.
Hal yang pertama harus dilakukan oleh guru ketika mengajar adalah mengenali dan memahami
karakteristik siswa. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan mudah dipahami siswa jika
disampaikan atau disajikan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
gaya belajar siswa.
B. Teori Belajar dan Implementasinya Dalam Pembelajaran di SD
Pembelajaran yang efektif dapat dicapai apabila guru menguasai berbagai teori belajar sebagai
landasan dalam mengimplementasikan pembelajarannya. Teori belajar merupakan hasil pemikiran para
ahli pendidikan berupa deskripsi temuan tentang bagaimana individu belajar. Terdapat beberapa aliran
teori belajar diantaranya aliran Behaviorisme, Kognitivisme, Humanisme dan Konstruktivisme.
Behaviorisme merupakan salah satu aliran yang mendeskripsikan bahwa belajar merupakan aktivitas yang
dapat mengubah perilaku individu, dan perilaku tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah
sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan. Aliran ini memfokuskan pada munculnya berbagai
respon individu sebagai akibat berbagai stimulus yang diberikan. Tokoh-tokoh yang menekuni dan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap aliran ini adalah Edward L. Thorndike, B.F. Skinner, Gagne,
Baruda, Ivan Pavlov, John B. Watson dan David Ausubel. Aliran kognitivisme muncul sebagai kritik
terhadap aliran behaviorisme yang lebih memfokuskan pada stimulus dan respon serta perubahan perilaku
individu. Aliran ini menganggap bahwa penyimpanan dan pemrosesan informasi sangat penting dalam
proses belajar yang melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa,
pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Tokoh dari aliran kognitivisme ini terdiri dari Jeans Piaget,
Edward C. Tollman, Jerome Bruner, Lev Vygotsky, dan Noam Chomsky. Aliran humanisme lebih
memusatkan perhatian pada psikologis sifat dasar manusia untuk meraih sepenuhnya apa yang diinginkan
dan berperilaku dalam cara yang konsisten menurut diri mereka sendiri. Aliran ini merupakan aliran
alternatif selain behaviorisme dan kognitivisme yang selanjutnya disebut sebagai kekuatan ketiga. Pakar
dari aliran humanisme ini adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Aliran konstruktivisme adalah aliran
teori belajar yang memandang bahwa belajar merupakan proses dimana pembelajar secara aktif
mengkonstruksi atau membangun pengetahuan, gagasan-gagasan, atau konsep-konsep baru didasarkan
atas pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Teori belajar aliran sosial menyatakan bahwa manusia
belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain sebagai model, dan kemudian meniru perilaku
model tersebut. Pakar pada teori belajar sosial ini adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.
C. Kekhasan Bidang Studi dan Implementasi Pendekatan Pembelajaran di SD
Setiap bidang studi di SD memiliki kekhasan dari hakikat, objek kajian, tujuan bidang studi, tujuan
pembelajaran bidang studi, struktur materi, komptensi dan nilai yang dikembangkan. Matematika dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif. Bahasa Indonesia merupakan media
penerima dan penyampai (penghela) mata pelajaran lainnya. Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran,
gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan
memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut juga Sains yang dalam bahasa Inggris disebut Science merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis tersusun secara
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Tidak hanya sebagai
kumpulan benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan
masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan
manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran
IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang
membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik,
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara
produktif. PPKn merupakan mata yang menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan siswa menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan
aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
perilaku, dan produk seni budaya bangsa. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan kemampuan
siswa untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta berperan dalam
perkembangan sejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun
global. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. PJOK memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,
makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.
Pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru untuk diterapkan di kelas antara lain
pendekatan saintifik, konstruktivisme, berbasis proyek, berbasis masalah, berbasis penemuan, kontekstual,
kooperatif, dan kuantum. Pendekatan secara operasional diturunkan menjadi model-model pembelajaran
yang memiliki langkah spesifik (sintaks) yang telah dikaji oleh penemunya. Pendekatan kontekstual
menurunkan model pembelajaran REACT, pendekatan kooperatif menurunkan pendekatan Jigsaw, TGT,
STAD, TAI, TI, NHT, dll., pendekatan kuantum menurunkan model TANDUR dan AMBAK.
D. Pembelajaran Tematik Terpadu dan Penilaian Autentik
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan materi-materi pembelajaran pada beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik terpadu memberikan penekanan pada
pemilihan suatu tema yang spesifik sesuai dengan materi pembelajaran untuk menghubungkan berbagai
gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai yang terkandung dalam beberapa mata pelajaran. Dengan
demikian, adanya tema dalam pembelajaran tematik terpadu berfungsi sebagai pemersatu atau pengikat
informasi yang terkandung dalam beberapa mata pelajaran yang hendak dipadukan.
Pembelajaran tematik terpadu memiliki beberapa prinsip, yaitu holistik, berpusat pada siswa, fleksibel,
sesuai minat dan kebutuhan siswa, menyenangkan, bermakna, otentik, dan aktif. Karakteristik
pembelajaran tematik terpadu terdiri dari:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia
sekolah dasar
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
kebutuhan siswa
3. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat
bertahan lebih lama
4. Memberikan penekanan pada keterampilan berpikir siswa
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dalam lingkungannya
6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output)
pembelajaran. Penilaian autentik bersifat alamiah, apa adanya, dan tidak dalam suasana tertekan
(Kemdikbud, 2013). Penilaian autentik mengandung makna bahwa penilaian dan pembelajaran merupakan
dua hal yang saling berkaitan, tidak akan terjadi pembelajaran tanpa penilaian atau sebaliknya. Dalam
konteks kompetensi Abad 21, penilaian autentik dilakukan oleh pendidik melalui cara dan kriteria yang
holistik meliputi kompetensi peserta didik yang utuh (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Peserta didik
yang unggul pada aspek pengetahuan dilatih supaya mereka terampil melakukan kinerja tertentu sehingga
memunculkan sikap positif atau disposisi untuk melakukan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan
sehari-hari. Keterampilan-keterampilan yang dapat dilatihkan kepada peserta didik terdiri dari keterampilan
kognitif, keterampilan psikomotorik, dan keterampilan efektif. Pada kompetensi Abad 21, ketiga
keterampilan tersebut secara spesifik terdiri dari keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, berkolaborasi,
dan berkomunikasi.
b. Hambatan atau masalah yang dihadapi
A. Karakteristik Peserta Didik SD
Pada dasarnya permasalahan peserta didik dijenjang sekolah menengah mempunyai kekhususan
tertentu yang berbeda dari fase perkembangan sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh adanya cirri khas
perkembangan remaja yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, psikologis, social dan moral, sesuai
dengan prinsip perkembangan yang diwarnai dengan adanya perbedaan individual dalam berbagai aspek
kepribadiannya. Faktor yang mempengaruhi perbedaan individu sangat bervariasi seperti pola asuh dalam
keluarga, latar belakang budaya, karakter, temperamen dan sebagainya yang kesemuanya dapat muncul
dalam manifestasi penyesuaian diri yang berbeda.
Dari segi belajar seringkali anak didik mengalami kesulitan dalam mengakses pelajaran yang
dipelajarinya di kelas. Kesulitan-kesulitan tersebut secara tidak langsung menghambat perkembangan
belajar mereka. Akhirnya mereka tidak mampu mendapatkan hasil yang optimal dalam belajar. Berikut ini
kami akan menjelaskan beberapa masalah-masalah yang sering dihadapi siswa di dalam proses belajar
mereka.
Beberapa karakteristik peserta didik yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri
peserta didik, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. Karna telah ada perubahan fisik yang
mencolok.
2. Ketidakstabilan emosi sehingga sering bentrok dengan sesama teman.
3. Adanya perasaan hampa akibat perubahan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang orang tua karena telah memiliki pola fikir sendiri.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan
orang tua.Karna hal ini tidak adanya keselarasan antara keinginan dengan bakat khusus.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi dan mencoba banyak hal.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.Seperti hidup
dalam gang yang tidak terbimbing sehingga mudah menimbulkan kenakalan-kenakalan.
11. Melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dan agama.
12. Penyesuaian yang sulit terhadap sosial.
13. Ada kecendrungan untuk mandiri tapi belum bisa mengatur sendiri.
14. Keingian yang tidak sesuai dengan perekonomian keluarga.
a) Permasalahan peserta didik dalam belajar
Faktor-faktor yang ikut berperan terhadap timbulnya permasalahan pada peserta didik yaitu:
a. Faktor Intern
Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah seperti kurangnya
perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar.
1. Kelemahan emosional
2. Siswa/i sering merasa kurang aman
3. Tidak bisa menyesuaikan diri
4. Tercekam rasa takut
5. Kurang bisa menyampaikan gagasan kepada orang lain.
6. benci dan antipati serta ketidakmatangan dalam emosinya.
b. Faktor Ekstern
 Faktor keluarga
1. Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai.
2. Fasilitas belajar kurang memenuhi.
3. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
 Faktor sekolah dan masyarakat
1. Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
2. Alat dan media yang di gunakan guru kurang memadai.
3. Lingkungan masyarakat yang kurang kondusif.
 Faktor lingkungan
1. Malnutrisi (Kekurangan gizi)
2. Kemiskinan di kota-kota besar
3. Gangguan lingkungan ( polusi, bencana alam, kecelakaan lalu lintas )
4. Migrasi ( urbanisasi, pengungsi karena perang )
5. Faktor sekolah ( kesalahan pendidikan, faktor kurikulum )
6. Keluarga yang tercerai berai ( perceraian, perpisahan yang terlalu lama )
7. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga ( kematian orang tua, orangtua sakit, atau
orangtua yang tidak harmonis )
8. Kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga kurang memeperhatikan perkembangan
anak-anaknya.
B. Teori Belajar dan Implementasinya Dalam Pembelajaran di SD
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang
beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami
berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada
akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari
berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif
maupun afektif . Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain :
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya
atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang
sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-
kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
dusta dan sebagainya.
C. Kekhasan Bidang Studi dan Implementasi Pendekatan Pembelajaran di SD
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis
yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar
tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu
akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang
relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan
asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat
sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan
atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua
ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini
tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu
diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran
peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan
prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan
sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi
gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu
sendiri.
D. Pembelajaran Tematik Terpadu dan Penilaian Autentik
Pada pembelajaran Kurikulum Sekolah Dasar.Madrasah Ibtidaiyah akan muncul permasalahan
mengapa pembelajaran tematik. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana.
Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara
langsung. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu
keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan
kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik
Permaslahan yang muncul pertama adalah guru. Guru sebagai pelaksana utama kegiatan
pembelajarn merupakan kunci keberhasilan pembelajaran tematik. Kenyataannya belum semua guru
memperoleh pelatihan pembelajaran tematik dan kurikulum 13. Lebih parah lagi bahwa para guru swasta di
sekolah/madrasah swasta. Mereka belum tersentuh program pemerintah tentang kurikulum baru ini. Hal
yang sulit pula adalah bagaimana guru memulai pembelajaran di kelas 4 SD/MI. bagaimana tidak? karena
di kelas 3 siswa terbiasa menerima pembelajaran dengan kurikulum KTSP 2006 dan dengan serta merta
siswa ketika naik di kelas 4 menerima pembelajaran dengan kurikulum 13. Guru juga masih banyak yang
belum bisa men-tematik-kan semua pelajaran pada tema tertentu dan masih perlu pemahaman yang luas.
Jaring tema merupaka jaringan beberapa kompetensi dasar dari berbagai matapelajaran yang dipadukan
menjadi satu tema dan satu kegiatan pembelajaran.
Permasalahan ke dua adalah kegiatan pembelajaran . Kegiatan inti pembelajarn tematik melalui lima
tahapan pembelajaran yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasikan, mencoba dan membagun
jejaring. Pelaksanaan pembelajaran di SD/MI terbagi pada tema. Setiap tema terbagi menjadi sub tema
dan setisp tema terbagi menjadi pembelajaran 1 sampai dengan pembelajaran 6. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa setipa hari setiap kelas akan mendapatkankan satu kegiatan pembelajaran. Satu
kegiatan pembelajaran merupakan pembelajaran tematik sebagai satu kesatuan tema yang menggamit
beberapa pelajaran. Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana melaksanakan pembelajaran dari
beberapa mata pelajaran dengan lima langkah pembelajaran pada satu kegiatan pembelajaran yang juga
terdiri dari penilaian pembelajaran baik penilaian proses maupun penilaian hasil yang tercakup di
dalamnya.
Permasalahan yang ke tiga adalah sumber belajar. Pada pembelajaran tematik di SD/MI sumber
belajar yang dipakai adalah satu buku siswa. Hal ini akan menjadi masalah ketika buku siswa sebagai
sumber belajar tidak dikembangkan oleh guru. mengapa demikian? Hal ini bisa dilihat bahwa buku siswa
pada setiap materi pembelajaran (pembelajaran 1 s.d. pembelajaran 6) hanya terdiri dari beberapa lembar.
Guru akan mengalami kesulitan manakala sumber belajar lain tidak tersedia. Bagi SD/MI yang berada di
daerah perkotaan tentu bukan masalah untuk mendapatkan jaringan internet, namun tidak demikian bagi
SD/MI yang berada di pelosok desa.
c. Solusi untuk mengatasi masalah yang telah dilakukan.
A. Karakteristik Peserta Didik SD
Pada masalah ini, proses pemberian bimbingan dengan cara melakukan pendidikan psikologi anak
yaitu untuk menumbuhkan keberanian anak belajar matematika dengan menghilangkan rasa takut dan
malas sehingga anak tersebut merasa senang dalam belajar matematika. Hal ini telah dilakukan
dengan cara :
1. Menunjukkan sikap ramah pada anak.
2. Memberi bimbingan dan tuntunan dengan sabar.
3. Memberi motivasi dan dorongan untuk berani dan bersemangat dalam menerima pelajaran tanpa
harus dibebani rasa takut.
4. Memberi spirit untuk tidak selalu malas dalam berpikir.
Usaha ataupun upaya yang ditempuh dalam mengalami kesulitan belajar siswa dalam melakukan
operasi hitung pembagian pecahan dan penarikan akar adalah :
1. Pengidentifikasian kesulitan siswa. Memberikan soal latihan (pretest) untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang konsep pembagian pecahan dan penarikan akar. Kemudian
pembimbing membahas jawaban yang dikerjakan khalik.
2. Pengajaran perbaikan. Untuk membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
melakukan operasi hitung pembagian pecahan dan penarikan akar, Pembimbing meminta siswa
untuk mengerjakan kembali soal yang masih salah jawabannya yaitu dengan cara mengerjakan
langkah-langkah yang benar untuk menyelesaikan soal.
3. Memberikan latihan-latihan untuk meningkatkan keterampilan belajar. Setelah murid paham,
pembimbing sering memberikan soal-soal latihan pada khalik agar lebih memahami cara
penyelesaian yang benar. Meskipun hasil jawaban siswa masih belum memuaskan. Pembimbing
selalu memberi bimbingan dan semangat pada siswa bahwa apabila rajin belajar maka tidak ada
hal yang sulit. Setiap selesai pembimbingan siswa selalu diberi PR untuk dikerjakan di rumah
agar mau belajar dan berlatih.
4. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik. Pembimbing memberikan bimbingan dalam hal :
a) Menentukan motivasi yang tepat dalam belajar.
b) Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.
c) Membiasakan siswa mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
B. Teori Belajar dan Implementasinya Dalam Pembelajaran di SD
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen
pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan
pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat
mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila
siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk
menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses
belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar yang
dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut. Secara statistik, berdasarkan distribusi
normal, seseorang dikatakan berhasil jika siswa telah dapat menguasai sekurang-kurangnya 60% dari
seluruh tujuan yang harus dicapai. Namun jika menggunakan konsep pembelajaran tuntas (mastery
learning) dengan menggunakan penilaian acuan patokan, seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar
apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan sebelumnya atau sekarang
lazim disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebaliknya, jika penguasaan ketuntasan di bawah kriteria
minimal maka siswa tersebut dikatakan mengalami kegagalan dalam belajar. Teknik yang dapat digunakan
ialah dengan cara menganalisis prestasi belajar dalam bentuk nilai hasil belajar.
Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu,
sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak
mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang
diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan
dalam mencapai hasil belajar. Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak
pula siswa mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.
Menghadapi masalah itu, ada kecendrungan tidak semua siswa mampu memecahkannya sendiri.
Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia tidak tahu
apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai
masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat.
C. Kekhasan Bidang Studi dan Implementasi Pendekatan Pembelajaran di SD
Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat,
diantaranya adalah :
1. Memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya
melalui berbagai kegiatan;
2. Meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif;
3. Meningkatkan kecakapan berpikir anak;
4. Banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaiatan konsep dengan
yang dipelajari siswa;
5. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antarmatapelajaran;
6. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar
mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya
pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep;
7. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk
dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata;
8. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan
memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi;
9. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata;
10. Meningkatkan interaksi sosial anak;
11. Meningkatkan profesionalisme guru.
D. Pembelajaran Tematik Terpadu dan Penilaian Autentik

Guru harus mempersiapakan diri untuk menyongsong pembelajaran tematik Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Persiapan tersebut meliputi tiga kegiatan, yaitu persiapan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi proses dan hasil belajar. Pemerintah dalam hal ini kemendibud
dan kemenag harus secara merata melaksanakan pelatihan bagi semua lapisan guru SD/MI baik guru PNS
maupun guru swasta. Pelatihan pembelajaran tematik ini harus benar-benar mencapai sasaran dengan
perbandingan 30% teori dan 70% praktek.
Kegiatan praktek mengajar pada pembelajaran tematik harus benar-benar menggamit langkah
pembejaran scientific approach yaitu mengamati, mananya, mangasosiasi, mencoba, dan membangun
jejaring. Pemerintah juga harus melakukan kegiatan pendampingan ketika tahun ajaran baru dimulai
hingga semua warga sekolah/madrasah benar-benar menguasai. Pemahaman yang mendalam mengenai
jaring-jaring tema perlu ditanamkan kepada semua guru sehingga pelaksanaan pembelajaran bisa
berjalan, demikian juga dengan pemahaman mengenai penilaian autentik. Guru masih belum sepenuhnya
memahami system penilaian pembejaran tematik dimana pembejarannya menyatu pada tema, namun
penilaiannya tetap permata pelajaran. Perlu juga adanya kerjasama antara guru kelas dengan guru mata
pelajaran olahraga. Pada pembelaran tematik di kelas. Jadwal kegiatan pembelajaran sehari-hari bukan
berdasarkan mata pelajaran, namun berdasarkan tema, subtema, dan pembelajaran. Hal ini menimbulkan
permasalahan bagi guru olahraga. Pada kegiatan pembelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran
(PPkn, bahasa Indonesia, matematika, seni budaya dan prakarya, serta pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan) disajikan pada sebuah tema sehingga tidak terasa perpindahan mata pelajaran satu ke mata
pelajaran lainnya. Guru kelas dan guru olahraga harus bekerjasama untuk menyusun skenario
pembelajaran yang benar-benar tematik.
Sumber belajar yang digunakan sebagai buku wajib telah disediakan oleh pemerintah. Setiap tema
sebagi satu buku terdiri dari 4 subtema dan setiap subtema terdiri dari 6 kegiatan pembejaran. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa satu semester terdiri dari satu buku. Guru perlu mengembangkan materi-
materi pembelajaran yang ada sehingga pembelajaran sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing.
Pihak sekolah perlu juga mengusahakan jaringan internet. Dengan internet, akan membuka dunia luar bagi
anak-anak untuk mengetahui dunia luar yang ternyata telah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Pihak
manajemen sekolah juga harus menyediakan sumber belajar lain seperti buku-buku pengayaan, buku-buku
laithan, dan buku-buku berkaitan dengan pembelajaran tematik.

Anda mungkin juga menyukai