Anda di halaman 1dari 25

TUGAS REKAYASA BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

Oleh

Kelompok 2 :

Annisya Hutami (1415041006)

M. Mara Sutan H (1415041026)

Pavita Salsabila (1415041047)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUASTAKA
2.1 Definisi Karbohidrat .........................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Karbohidrat ....................................................................................................5
2.3 Struktur Karbohidrat.........................................................................................................7
2.4 Sifat dan Fungsi Karbohidrat ...........................................................................................17
2.5 Sumber Karbohidrat .........................................................................................................19
2.6 Metabolisme Karbohidrat .............................................................................................. 19
2.7 Uji pada Kkarbohidrat ......................................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,
istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n ,yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun
demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh makhluk hidup.

Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh
tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monoksakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organic kecil
lainnya,termasuk asam amino dan asam lemak.

Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan bagi tubuh dimana karbohidrat
tersebut diklasifikasikan lagi kedalam beberapa bagian seperti monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Selain itu, agar dapat digunakan oleh sel yang terdapat didalam tubuh maka,
karbohidrat perlu melalui beberapa proses yaitu melalui proses metabolisme.

Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis
jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi
untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang
Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu
antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia
(gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.

Karbohidrat juga berasal dari kata “sakarida” dari bahasa Yunani yang berarti gula. Nama
karbohidrat beral dari senyawa karbo dan “hidrat” dengan perbandingan rumus empiris karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai contoh rumus kimia glukosa adalah C6H12O6 yang juga dapat
ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6, dapat dirumuskan secara umum (CH2O)n. Karbohidrat
digolongkan menjadi tiga, yaitu Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apakah definisi dari karbohidrat?


2. Apa saja jenis karbohidrat?
3. Apa sifat dari karbohidrat?
4. Apa saja fungsi karbohidrat?
5. Apa saja pengujian pada karbohidrat?
6. Bagaimana peran karbohidrat dalam kehidupan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi karbohidrat.
2. Mengetahui jenis-jenis karbohidrat.
3. Mengetahui sifat dan fungsi karbohidrat.
4. Mengetahui pengujian pada karbohidrat.
5. Meengetahui peran atau aplikasi karbohidrat di kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Karbohidrat

Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan


derivatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil
berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu internal. Definisi ini menghindari
klasifikasi melalui formula empirik dan mencakup derivat seperti gula deoksi- dan amino-.
Di alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida (gula individual atau sederhana),
oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida umumnya didefinisikan sebagai suatu
molekul yang mengandung dua hingga sepuluh unitmonosakarida, beberapa diantaranya
mempunyai berat molekul beberapa juta. Dalam konteks ketiga klasifikasi inilah disajikan
subjek karbohidrat yang luas.

Karbohidrat merupakan salah satu dari 3 sumber energi penting pada pakan ikan selain
protein dan lemak. Karbohidrat menyediakan energi yang paling ekonomis dibandingkan
dengan ke 2 sumber energi pakan lainnya, meskipun dengan nilai kalori per gramnya yang
hampir sama sebagaimana protein. Karbohidrat berperan sebagai penyedia energi terbesar
kedua setelah protein pada pakan ikan. Bahkan pada beberapa kasus tertentu, karbohidrat
dapat menggantikan peran sebagian protein sebagai sumber energi sehingga dengan cara
demikian protein pakan dapat dimanfaatkan secara maksimum untuk mendukung
pertumbuhan ikan. Suatu fenomena yang disebut sebagai protein sparing effect.

Karbohidrat dapat juga memperbaiki kualitas pakan melalui karakteristik spesifiknya


sebagai pengikat atau binder. Berdasarkan pada berbagai argumentasi tersebut menjadikan
karbohidrat memiliki peran yang sangat strategis dalam pakan ikan. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap peran dan berbagai sifat bio-kimiawi karbohidrat sangatlah
diperlukan, terutama bagi mereka yang berminat penelitian atau mengembangkan nutrisi
untuk ikan.

Karbohidrat berasal dari kata ‘karbo’ yang berasosiasi dengan kata karbon (yaitu suatu
elemen dengan simbol ’C’) dan ’hidrat’ yang berasosiasi dengan kata hidro yang berarti air.
Dengan demikian, secara harfiah karbohidrat berarti karbon dengan molekul air.

Karbohidrat didefinisikan sebagai suatu senyawa yang mengandung karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O) dengan ke dua elemen terakhir (yaitu H dan O) terdapat pada suatu
perbandingan sebagaimana dalam air. Definisi tersebut di atas berlaku untuk sebagian besar
persenyawaan dalam kelompok karbohidrat, namun beberapa karbohidrat mengandung
proporsi oksigen yang lebih rendah daripada yang terdapat pada air atau sebagai

3
karbohidrat turunan yang mengandung nitrogen (N) sulfur (S). Karbohidrat merupakan
kelompok nutrien yang meliputi gula-gulaan (sugars), tepung (starch), selulosa, gums, dan
zat-zat yang terkait.

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat
polimer-polimer yang terbentuk. Nama karbohidrat dipakai dalam senyawa tersebut karena
rumus empirisnya yang berupa CnH2nOnatau Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami
hidratasi. Namun nama tersebut kurang tepat karena hidrat yang terikat pada gugus karbon
bukanlah sebagai hidrat yang sebenarnya, misal tidak dapat dipisahkan atau dikristalkan
tersendiri yang terlepas dari gugusnya.

Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang memiliki fungsi utama sebagai
penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari
sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara yang sedang berkembang. Di negara
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-
daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi
hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan oleh sumber bahan makanan yang mengandung
karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak
maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung
kentang, dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.

Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon,
hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan
H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau
daun (klorofil).

Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,


misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein .

Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi karbohidrat dan air dengan bantuan klorofil
dan sinar matahari pada jasad hidup autrotopik. Melalui proses fotosintesis ini kemudian
mengalami polimerisasi menjadi pati atau selulosa.Secara kimia reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:

CO2 + H2O → (CH2O)n + O2

4
Cara mudah dalam mendapatkan karbohidrat adalah dengan cara mengekstraknya dari
bahan-bahan nabati sumber karbohidrat yaitu serealia, umbi-umbian dan batang tanaman,
misalnya sagu.

Karbohidrat juga merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama
sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau


senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak
gugushidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang
disebut monosakarida, misalnya glukosa,galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang
panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan
selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua
monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

2.2 Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai karbon,
lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia.

Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan
utama yaitu:

1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)

Merupakan karbohidrat yang tersusun atas satu monomer (satu molekul gula).
Monosakarida mudah larut dalam air, memiliki rasa manis, dan merupakan gula yang
umum ditemukan pada buah dan madu. Jenis-jenis monosakarida yang penting adalah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis monosakarida tersebut memiliki tingkat

5
kemanisan yang berbeda-beda, dimana fruktosa lebih manis dibandingkan glukosa, dan
glukosa lebih manis dibandingkan galaktosa

2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)

Merupakan karbohidrat yang tersusun atas 2 monomer (2 molekul gula yang berikatan).
Disakarida mudah larut dalam air, berasa manis, dan merupakan gula yang paling
banyak diproduksi dalam industri.
 Sukrosa (gula meja) merupakan disakarida yang digunakan dalam minuman, dan
hampir ada di setiap rumah di Indonesia. Sukrosa tersusun atas molekul fruktosa
dan glukosa yang berikatan dengan ikatan glikosidik.
 Maltosa merupakan disakarida yang umum terdapat pada umbi, tersusun atas 2
molekul glukosa yang saling berikatan.
 Laktosa merupakan gula yang terdapat pada susu, tersusun atas molekul glukosa
dan galaktosa.
Berdasarkan tingkat kemanisannya, sukrosa memiliki rasa yang lebih manis dari
maltosa, dan maltosa memiliki rasa lebih manis dari laktosa.

3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)

Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas sedikit molekul gula (umumnya 3
hingga 10 molekul). Gula penyusun oligosakarida dapat berupa glukosa, fruktosa,
maupun galaktosa. Oligosakarida dapat ditemukan dalam umbi-umbian seperti ubi
rambat. Karena sifatnya yang sulit dicerna, oligosakarida akan menjadi medium
pertumbuhan bakteri sehingga banyak menghasilkan gas-gas yang keluar dalam bentuk
kentut. Contoh oligosakarida adalah rafinosa (3 molekul gula) yang tersusun atas
molekul galaktosa, glukosa, dan fruktosa.

4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

Merupakan kerbohidrat yang tersusun atas banyak monomer (banyak molekul gula),
dan umumnya tidak berasa manis. Amilum, selulosa, dan glikogen adalah polisakarida
yang umum dalam kehidupan sehari-hari.
 Amilum atau pati merupakan cadangan makanan tumbuhan yang dapat diperoleh
dari batang, biji, maupun umbi. Amilum tersusun atas banyak molekul glukosa
yang berikatan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
 Selulosa merupakan komponen penyusun dinding sel tumbuhan dan bakteri.
Selulosa dalam sayuran dikenal dengan istilah serat makanan. Selulosa tersusun
atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan beta 1,4 glikosidik.
 Glikogen merupakan cadangan makanan pada hewan, yang disimpan dalam hati
dan otot. Glikogen tersusun atas molekul glukosa yang diatukan dengan ikatan alfa
1,4 glikosidik.
Glikogen dan amilum tersusun atas glukosa dengan jenis ikatan yang sama, perbedaan
antara kedua karbohidrat ini adalah pada bentuk polimernya. Dimana polimer glikogen
6
memiliki banyak sekali percabangan sedangkan amilum memiliki lebih sedikit
percabangan.

Amilum dan selulosa sama-sama tersusun atas molekul glukosa dengan perbedaan pada
jenis ikatan yang terbentuk. Ikatan alfa 1,4 glikosidik pada amilum dapat dicerna oleh
enzim amilase dalam sistem pencernaan manusia, sedangkan ikatan beta 1,4 glikosidik
pada seulosa tidak dapat dicerna. Oleh sebab itu selulosa pada makanan akan menumpuk di
usus besar dan sangat bermanfaat untuk memadatkan feses dan mempermudah keluarnya
feses.

Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida. Berdasarkan lokasi gugus


–C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Aldosa (berupa aldehid)


2. Ketosa (berupa keton)

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:

1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)


2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

Contoh pertama di atas (sebelah kiri) menunjukkan sebuah monosakarida triosa (memiliki
3 atom C), aldosa (berstruktur aldehid/-COH) sehingga dinamakan gula aldotriosa.
Sedangkan contoh kedua (sebelah kanan) menunjukkan sebuah monosakarida heksosa
(memiliki 6 atom C), ketosa (berstruktur keton/R-CO-R) sehingga dinamakan gula
ketoheksosa.

2.3 Struktur dan Ikatan Karbohidrat

2.3.1 Monosakarida

Monosakarida memiliki ciri-ciri yaitu:


a. Monosakarida terdiri dari satu unit gula
Monosakarida disebut juga gula sederhana, terdiri dari satu unit gula, yaitu satu
unit polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton. Monosakarida terdiri dari satu
unit gula, maka monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
sederhana.Contoh monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa
dan fruktosa merupakan polihidroksi aldehida karena glukosa dan galaktosa

7
mengandung gugus aldehid (aldosa). Sedangkan fruktosamengandung gugus keton
(ketosa).

Gambar 1. Struktur glukosa, galaktosa dan fruktosa dengan gugus C = O.

b. Monosakarida dapat memutar bidang polarisasi


Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton, mengandung satu atau lebih atom
karbon khiral (karbon asimetri atau tidak simetri) yaitu atom karbon yang
mengikat empat atom atau gugus yang berlainan karena pada molekul tersebut
tidak terdapat bidang simetri, terdapat dalam bentuk isomer optik. Isomer optik
adalah rumus molekul sama tetapi berbeda arah putar cahaya terpolarisasi, ada
yang memutar ke kanan ada yang memutar ke kiri.Molekulmonosakarida yang
memutar ke kanan diberi awalan D (dekstro), sedangkan monosakarida yang
memutar ke kiri diberi awalan L (levo). Adanya atom karbon khiral menyebabkan
monosakaridadapat memutar bidang polarisasi. Contoh aldosa yang paling
sederhana, yaitu gliseraldehida yang mengandung hanya satu pusat.

Gambar 2. Golongan D-aldosa yang mempunyai 3-6 atom karbon.

Akan tetapi, karena banyak dari aldosa yang mempunyai dua atau lebih pusat
khiral, muncul awalan -D (dekstro) dan -L (levo), digunakan untuk menujukkan
konfigurasi dari karbon khiral yang paling jauh dari atom karbon karbonil (C=O).

Sementara untuk dihidroksiaseton tidak memiliki struktur D dan L karena tidak


terdapat atom C khiral.

8
Gambar 3. D-Glukosa dan L-Glukosa diperlihatkan dengan rumus struktur berantai
lurus.

c. Monosakarida dapat berbentuk terbuka (linier) atau berbentuk cincin (siklik)


Struktur berbagai aldosa dan ketosa di tulis dalam bentuk rantai lurus, contohnya
triosa dan treosa yang memiliki 3 atom dan 4 atom karbon pada kerangkanya.

Gambar 4. Triosa (kiri) yang memiliki 3 atom karbon dan Treosa (kanan) yang
memiliki 4 atom karbon.

Sedangkan monosakarida yang memiliki 5 atom karbon (pentosa) atau 6 atom


karbon (heksosa) pada kerangkanya, maka berbentuk siklik atau cincin.

Gambar 5. Glukosa dengan bentuk rantai lurus dan bentuk cincin.

Pembentukan cincin piranosa pada D-Glukosa akibat reaksi antara aldehida dan
alkohol membentuk senyawa turunan yang disebut hemiasetal (Gambar 1.8),
yang mengandung suatu atom karbon asimetri, C-1 atom karbon pada aldehid
glukosa bentuk rantai terbuka bereaksi dengan gugus hidroksil pada C-5 yang
membentuk suatu ikatan kovalen. Senyawa cincin yang beranggotakan 6 karbon

9
ini disebut piranosa karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 6
anggota yang disebut piran.

d. Monosakarida merupakan gula pereduksi


Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) termasuk dalam gula pereduksi
karena memiliki gugus OH yang bebas tidak terikat dengan atom manapun, gugus
OH ini terikat pada atom C nomor 1.

Monosakarida (sebagai senyawa reduktor) mereduksi senyawa-senyawa


pengoksidasi (oksidator) seperti ferisianida, hidrogen atau ion kupri (Cu2+). Pada
reaksi ini, gula dioksidasi pada gugus karbonil (C=O) dan senyawa pengoksidasi
menjadi tereduksi. Glukosa dan monosakarida lain yang mampu mereduksi
senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi.

Gambar 6. Contoh dari sifat reduksi pada glukosa.

2.3.2 Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua monosakarida yang berikatan
kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan yang
menghubungkan kedua monosakarida itu disebut ikatan glikosida (glikosidik). Ikatan
glikosida dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan gugus
hidroksil pada karbon anomer pada gula yang lain. Dengan kata lain terbentuk dengan
kondensasi gugus hidroksil atom karbon nomor 1 dari suatu monosakarida dengan
gugus hidroksil dari salah satu nomor karbon (2, 4, 6) monosakarida lainnya.

10
Gambar 7. Ikatan Glikosidik pada Disakarida.

Disakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah maltosa, laktosa, dansukrosa.

a. Maltosa
Maltosa dihasilkan dari hidrolisis pati oleh enzim β-amilase. Maltosa mengandung
dua residu Ɒ-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosida di antara atom
karbon ke 1(C-1) dari glukosa yang pertama dan atom karbon 4 (C-4) dari glukosa
yang kedua.

Gambar 8. Struktur Maltosa memiliki ikatan α(1→4).

Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida di antara kedua residu Ɒ-
glukosa di atas adalah bentuk α, sehingga ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4).
Kedua residu glukosa pada maltosa berbentuk piranosa (segi enam). Residu
glukosa kedua pada maltosa dapat berada dalam bentuk α atau bentuk β. Bentuk
yang paling banyak dijumpai adalah bentuk β. Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim
air liur (amilase) terhadap pati. Maltosa dihidrolisa oleh enzim usus maltosa yang
spesifik terhadap ikatan α(1→4). Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini
memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.

b. Laktosa
Laktosa terdapat pada susu yang dihidrolisis menghasilkan Ɒ-glukosa dan Ɒ-
galaktosa. Keduanya berikatan melalui ikatan β(1→4). Disakarida jenis ini
merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas
pada residu glukosa.

11
Gambar 9. Struktur Laktosa memiliki ikatan β(1→4).
Laktosa mengalami hidrolisis oleh enzim laktase dari sel-sel mukosa usus. Pada
sebagian orang yang mengonsumsi laktosa, mereka menunjukkan gejala intoleran
terhadap laktosa. Pada orang-orang seperti ini, laktosa yang termakan dalam
jumlah besar melalui susu menyebabkan diare berair, sakit mulas, dan aliran zat
makanan pada usus menjadi abnormal. Hal tersebut karena pada orang-orang
seperti itu memiliki sedikit enzim laktase pada ususnya. Sedikitnya enzim laktase
tersebut dapat bersifat menurun kepada keturunannya.

c. Sukrosa
Gula ini biasa disebut gula tebu merupakan disakarida dari glukosa dan fruktosa.
Karbon anomer kedua unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang
lain, sehingga sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas. Jadi sukrosa
bukanlah gula pereduksi. Sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan α-D-
Glukosa dan β-D-Fruktosa. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2-α-glikosidik.

Gambar 10. Struktur Sukrosa memiliki ikatan α(1→2).

Sukrosa merupakan gula yang paling manis di antara ketiga jenis disakarida yang
umum dijumpai. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada
hewan tingkat tinggi. Pada banyak tanaman, sukrosa merupakan bentuk utama
dalam transport gula hasil fotosintesis dari daun ke bagian-bagian lain tanaman.
Hal ini karena atom karbon anomernya yang terikat, jadi melindungi sukrosa dari
oksidasi atau hidrolisis oleh enzim-enzim tanaman. Hewan dibantu enzim sukrase
atau enzim invertase untuk menyerap molekul sukrosa. Enzim tersebut
mengkatalisa hidrolisis sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa yang dapat
terserap ke dalam aliran darah. Selain ketiga disakarida di atas, jenis disakarida
lainnya, yaitu selobiosa, dan isomaltosa.

12
Gambar 11. Struktur Selobiosa memiliki ikatan β(1→4).

Gambar 12. Struktur Isomaltosa memiliki ikatan α(1→6).

2.3.3 Polisakarda
Polisakarida merupakan salah satu golongan karbohidrat yang terdiri dari rantai
panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Terdapat dua jenis
polisakarida yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.

a. Homopolisakarida
Homopolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung satu jenis unit
monosakarida. Contoh suatu homopolisakarida yaitu pati yanghanya mengandung
unit-unit glukosa.

Gambar 13. Struktur pati (amilosa) mengandung satu jenis monosakarida.

b. Heteropolisakarida
Heteropolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung dua atau lebih jenis
unit monosakarida yang berbeda. Contoh suatu heteropolisakarida yaitu asam
13
hialuronat yang mengandung dua jenis unit gula. Asam hialuronat ini tersusun dari
asam D-glukoronat dan N-asetilglukosamina. Kedua turunan monosakarida yang
berbeda ini dihubungkan oleh ikatan glikosida β(1,3) membentuk satu unit
disakarida yang kemudian berhubungan dengan unit disakarida yang sama dengan
ikatan glikosida β(1,4) dan seterusnya.

Gambar 14. Struktur Asam hialuronat yang mengandung dua jenis monosakarida.

Pada jenis lainnya polisakarida yaitu:


a. Pati biasa dijumpai pada golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian
seperti jagung. Ada dua jenis polimer glukosa yang berperan sebagai penyusun
pati,yaitu amilosa dan amilopektin.

 Amilosa
Amilosa memiliki rantai-rantai unit D-glukosa yang panjang, tidak
bercabang, dan digabungkan oleh ikatan α(14).

Gamabar 15. Struktur amilosa.


 Amilopektin
Amilopektin terdiri dari rantai-rantai bercabang yang dibentuk oleh 24-30
residu glukosa yang disatukan dengan ikatan glikosidik oleh ikatan α(14)
di rantai dan oleh ikatan α(16) di titik percabangan.

14
Gambar 16. Struktur Pati (Amilopektin) yang berbentuk rantai bercabang.

Contoh makanan dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung masing-


masing amilosa dan amilopektin, yaitu nasi dan lemper. Jika kita memakan
nasi atau lemper akan memberikan pengaruh yang berbeda bagi tubuh.
Ketika kita memakan nasi, tubuh kita akan terasa lebih cepat pulih tenaganya
dibandingkan dengan ketika kita memakan lemper. Hal itu terjadi seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwa nasi mengandung amilosa yang memiliki
struktur yang tidak bercabang sehingga amilosa lebih cepat dicerna dan
diubah menjadi energi dibandingkan dengan amilopektin pada lemper.
Amilopektin memiliki struktur rantai bercabang sehingga membuat proses
mencerna menjadi lebih lama karena amilopektin tidak segera diubah
menjadi energi.

b. Glikogen
Glikogen banyak ditemukan pada urat hati dan urat daging. Glikogen merupakan
polisakarida bercabang dari D-glukosa dalam ikatan α(14). Ikatan pada
percabangan adalah α(16). Dibandingkan dengan amilopektin, pada glikogen
lebih banyak terdapat percabangan dan strukturnya lebih kompak.

Gambar 17. Struktur glikogen yang memiliki ikatan α(14).

Contoh makanan dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung glikogen yaitu


daging. Ketika kita memakan daging, kita merasa tenaga kita tidak pulih begitu
saja setelah mengonsumsinya. Seperti yang telah dijelaskan diatas, hal ini terjadi
karena glikogen yang terkandung didalam daging memiliki struktur yang
bercabang-cabang dan lebih kompak dibandingkan dengan amilopektin.

c. Selulosa
Selulosa banyak dijumpai dalam dinding sel tumbuhan.

15
Gambar 18. Selulosa yang berupa Mikrofibil Selulosa pada Dinding Sel
Tumbuhan.

Selulosa merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang, terdiri dari 10.000


atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β(14) glikosida.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang mengonsumsi makanan
seperti pecel yang salah satu sayurannya adalah genjer. Kita tahu bahwa didalam
genjer terkandung selulosa. Apabila kita mengonsumsi selulosa maka zat akhir
yang dibuang oleh tubuh juga berupa selulosa karena didalam tubuh kita tidak
terdapat enzim selulase yang berfungsi untuk mencerna selulosa sehingga
selulosa tersebut tidak dicerna oleh tubuh. Namun untuk memenuhi kebutuhan
tubuh akan serat kita perlu mengonsumsi selulosa. Serat ini biasa ditemukan pada
sayur dan buah yang mana diperlukan oleh tubuh untuk memperlancar proses
pencernaaan dan untuk membentuk sisa pencernaan yang berupa kotoran (feses).

Gambar 19. Struktur seulosa.

d. Kitin
Kitin merupakan polisakarida linear dan rantainya tak bercabang yang tersusun
atas polimer N-asetil D-glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β(1→4). Kitin
juga memiliki monomer berupa molekul glukosa dengan cabang yang
mengandung nitrogen. Kitin merupakan struktural ekstraseluler yang berfungsi
penyusun kutikula arthropoda.

e. Peptidoglikan
Dinding bakteri terdiri dari kompleks polimer polisakarida yang mengandung
rantai berbagai asam amino, tetapi rantai asam aminonya tidak sepanjang rantai

16
asam amino pada protein, sehingga disebut peptidoglikan bukan glikoprotein.
Dinding sel ini terdiri dari kerangka struktural berikatan kovalen yang
mengelilingi sel secara sempurna. Struktur ini tersusun dari rantai polisakarida
panjang, paralel, dan saling berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang
tertentu oleh rantai polipeptida pendek. Rantai polisakarida tersebut terdiri dari
unit monosakarida N-asetil-D-glukosamin dan asam N-asetilmuramat secara
berganti-ganti dan dihubungkan oleh ikatan β(1→4). Setiap unit N-asetilmuramat
berlekatan dengan suatu rantai samping tetrapeptida. Rantai samping tetrapeptida
tersebut terdiri dari L-alanin, D-asam glutamat, asam diaminopimeat, dan D-
alanin.

f. Pektin
Pektin merupakan polimer linear dari asam D-galakturonat yang berikatan dengan
α (1→ 4) glikosidik dengan beberapa gugus asam karboksilat yang termetilasi.
Pektin berbentuk serbuk kasar maupun halus, warna putih kekuningan dan hampir
tidak berbau. Pektin diperoleh dari buah-buahan seperti apel dan jenis jeruk.
Pektin banyak digunakan sebagai zat pembuat jel dalam jeli buah.

g. Lignin
Kerangka dinding sel tumbuhan terdiri dari lapisan-lapisan serat selulosa yang
panjang, melebar dan saling bersimpangan yang lebih kuat dari pada baja dengan
diameter sama. Kerangka ini diliputi oleh matriks seperti semen yang terdiri dari
polisakarida struktural jenis lain dan bahan polimer lain yang disebut lignin. Pada
bagian berkayu dari dahan pohon, dinding sel bersifat tebal dan mampu bertahan
terhadap gaya tekanan tinggi. Struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak
berpola sama. Lignin memiliki gugus aromatik dan penyusunnya terdiri dari p-
koumaril alkohol, koniferil alkohol, dan sinapil alkohol. Lignin dapat dibagi ke
dalam beberapa kelompok menurut unsur strukturalnya, yaitu:
1. Lignin guaiasil: terdiri dari koniferil alkohol dan p-coumaryl
alkohol,terdapat pada kayu daun jarum.
2. Lignin guaiasil-siringil: terdiri darikoniferil alkohol dan sinapil alkohol
merupakan ciri kayu daun lebar dan pada kayu tropis.

2.4 Sifat dan Fungsi Karbohidrat

2.4.1 Sifat Karbohidrat

 Sifat fisik karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dalam air
maupun etanol. Tapi karbohidrat jenis ini tidak larut di dalam cairan organic
misalnya pada ether, chloroform, benzene. Monosakarida dan aligosakarida
memiliki rasa khas yaitu terasa manis.

17
 Dilihat dari sifat kimianya, monosakarida adalah suatu bentuk molekul yang sudah
tidak dapat di uraikan atau di pecah kedalam bentuk yang lebih kecil lagi. Molekul
ini merupakan molekul pembentuk oligosakarida dan polisakarida. Glukosa,
fruktosa dan galaktosa merupakan beberapa jenis karbohidrat yang termasuk ke
dalam kelompok monosakarida.
 Sedangkan oligosakarida adalah gabungan dari molekul-molekul monosakarida
yang dapat berbentuk disakarida, trisakarida, dsb. Oligosakarida yang paling
banyak digunakan dalam industri pangan adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.
Biasanya maltosa digunakan sebagai bahan pemanis.

2.4.2 Fungsi Karbohidrat


a. Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada
dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan
akan menjadi gemuk.

b. Pemberi Rasa Manis pada Makanan


Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan
disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula
yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat
kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.

c. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama
akan digunakan sebagai zat pembangun.

d. Pengatur Metabolisme Lemak


Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-
hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan
natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau
asidosis yang dapat merugikan tubuh.

e. Membantu Pengeluaran Feses

18
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus
dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus.

Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit


divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner
yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.

Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal
dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan.

2.5 Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering,


dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup,
dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat.
Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-kacangan relatif lebih banyak
mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber
karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung,
ubi, singkong, talas, dan sagu.

2.6 Metabolisme Karbohidrat

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh,
yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat
seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.

Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke seluruh sel
tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami GLIKOLISIS yaitu peristiwa pemecahan
gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis yaitu jalur biasa untuk
aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas, dan glikolisis jalur
cepat yang dikenal dengan jalur EMBDEN MEYER-HOFF untuk menyediakan ATP cepat
pada aktivitas/kegiatan kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam
laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya ASIDOSIS LAKTAT .
Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih)
beraktivitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan dalam SIKLUS
KREB yang terjadi di bagian matriks mitokondria.

19
Selanjutnya hasil siklus Kreb akan digunakan dalam SYSTEM COUPLE (FOSFORILASI
OKSIDATIF) dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan Oksigen
sebagai penangkap ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system sitokrom
di-blokir oleh senyawa racun sehingga reaksi REDUKSI-OKSIDASI dalam system couple,
terutama oleh Oksigen, tidak dapat berjalan. Selanjutnya disarankan membaca materi
biokimia enzim, oksidasi biologi, dan glukoneogenesis pada situs ini juga.

Adapun proses dengan fungsi tertentu yaitu:

 Glikolisis yaitu: dimana glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob) menghasilkan


energi (8 ATP)atau laktat (anerob)menghasilkan (2 ATP).
 Glikogenesis yaitu: proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di Hepar/hati berfungsi:
untuk mempertahankan kadar gula darah. sedangkan di Otot bertujuan: kepentingan otot
sendiri dalam membutuhkan energi.
 Glikogenolisis yaitu : proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan dari
GLIKOGENESIS.
 Jalur pentosa fosfat yaitu : hasil ribosa untuk sintesis nukleotida, asam nukleat dan
equivalent pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak dan lainnya.)
 Glukoneogenesis : senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol, asam amino
glukogenik) menjadi glukosa.
 Triosa fosfat yaitu: bagian gliseol dari TAG (lemak)
 Piruvat & senyawa antara siklus krebs : untuk sintesis asam amino --> Asetil-KoA -->
untuk sintesis asam lemak dan kolesterol --> steroid.

2.7 Uji pada Karbohidrat

2.5.1 Uji Amilum

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
olehtumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangkapanjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting.Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisiyang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektinmenyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada
tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum
pernah bisa tuntas dijelaskan.

2.5.2 Uji Fehling atau Benedict

Pada pengujian lain yaitu dengan larutan benedict atau uji untuk membuktikan adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa
20
diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa
hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa
dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada
larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas
tidak dapat mereduksi larutan Benedict.

21
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi referensi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karbohidrat merupakan biomolekul yang banyak ditemukan di alam yang disebut
polihidroksi (memiliki banyak gugus OH), sehingga dapat larut dalam air. Secara
umum karbohidrat dituliskan dengan rumus empiris (CH2O)n.
2. Karbohidrat berdasarkan unit gula penyusunnya terdiri atas:
a. Monosakarida, terdiri atas satu jenis unit gula, contohnya glukosa, fruktosa
dan galaktosa.
b. Disakarida, terdiri atas dua jenis unit gula, contohnya sukrosa (fruktosa dan
glukosa), maltosa (glukosa dan glukosa), dan laktosa (glukosa dan
galaktosa).
c. Polisakarida, terdiri atas banyak unit jenis gula, contohnya pati (amilum dan
amilopektin), glikogen, selulosa, lignin, kitin, peptidoglikan, dan pektin.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://habibana.staff.ub.ac.id/2014/06/30/pengertian-karbohidrat-klasifikasi-karbohidrat-dan-
metabolisme-karbohidrat/ (diakses pada 5 September 2018)

https://www.edubio.info/2015/06/pengertian-dan-klasifikasi-karbohidrat.html (diakses pada 5


September 2018)

https://www.academia.edu/27573086/MAKALAH_BIOKIMIA_STRUKTUR_DAN_FUNGSI_K
ARBOHIDRAT_Disusun_oleh?auto=download (diakses pada 5 September 2018)

https://emmynonovyanti.wordpress.com/materi-ajar/materi-kelas-xii-ipa/karbohidrat/ (diakses pada


5 September 2018)

23

Anda mungkin juga menyukai