Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

A. Tahun Pembuatan Jurnal


2015
B. Judul Jurnal
Determination of Hazard in Captive Hotel Laundry Using Semi Quantitative Risk
Assessment Matrix (Penentuan Bahaya di Captive Hotel Laundry Menggunakan Matriks
Penilaian Semi-Kuantitatif)
C. Penulis
Zuraini Jusoha, Noristisarah Abd Shattar, Hayati Adilin Mohd Abd Majid, Nur Dalila
Adenan.
D. Subjek Penelitian
Bahaya di Captive Hotel Laundry
E. Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi risiko kritis dalam proses pembersihan di area cucian dengan
menggunakan Matriks Penilaian Risiko Semi Kuantitatif.
F. Metodologi Penelitian
-Identifikasi masalah
-Identifikasi bahaya
-Pengumpulan data (wawancara)
-Penilaian risiko
-Analisis dan pembahasan
-Kesimpulan
G. Metode
Metode matrix penilaian risiko semi-kuantitatif
H. Hasil dan Pembahasan
Bahaya paling kritis diidentifikasi dari kegiatan penyetrikaan dimana risiko tertinggi
dapat dijelaskan oleh (RV = 9), kategori risiko menengah (RV = 8) adalah dari kegiatan
mencuci misalnya terkena wadah bahan kimia yang dapat menyebabkan cedera pada
badan luar, kategori risiko terendah (RV = 4) adalah saat mengumpulkan, menyortir,
membersihkan, mengeringkan, menyetrika dan melipat.
Dengan memahami hirarki, pekerja di binatu/laundry atau di industri dapat mencegah
risiko bahaya karena tujuan pengendalian risiko adalah untuk mencegah dan
meminimalkan paparan bahaya. Ada enam tahap pengendalian risiko dalam hirarki
kendali yang dimulai dengan eliminasi, diikuti oleh substitusi, isolasi, kontrol teknik,
kontrol administratif, dan peralatan pelindung diri.
I. Kesimpulan
Dari rekomendasi tersebut, ada beberapa manfaat yang bisa didapat saat melakukan
penilaian risiko. Organisasi dapat menetapkan standar pengelolaan risiko berdasarkan
praktik yang aman dan persyaratan hukum yang dapat diterima. Ini juga menjadi langkah
menuju kepatuhan terhadap Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
praktik, dan memenuhi hak asasi manusia.
REVIEW JURNAL

A. Tahun Pembuatan Jurnal


2015
B. Judul Jurnal
Ergonomic risk assessment among call center workers (Penilaian Risiko Ergonomis
Diantara Pekerja Call Center)
C. Penulis
Worawan Poochada, Sunisa Chaiklieng.
D. Subjek Penelitian
Risiko ergonomis diantara pekerja call center
E. Tujuan Penelitian
Untuk menilai risiko ergonomi untuk MSD di lingkungan kerja di antara pekerja call
center
F. Metodologi Penelitian
-Identifikasi masalah
-Studi literatur
-Penyebaran kuesioner
-Pengolahan data dengan metode ROSA
-Analisis dan pembahasan
-Kesimpulan
G. Metode
1. Kuesioner interview terstruktur yang membahas karakteristik dari pekerja call center
2. Rapid Office Strain Assessment (ROSA)
H. Hasil dan Pembahasan
Sebagian besar pekerja call center hanya berada di 2 tingkat risiko. Mayoritas berada
pada tingkat risiko tinggi 52,3% dimana skor rata-rata tingkat risiko tinggi adalah 5.3
(95% CI: 5.2-5.4). Selanjutnya, tingkat risiko sedang adalah 47,7% bahwa rata-rata skor
tingkat risiko sedang adalah 3,6 (95% CI: 3,5-3,7). Tiga besar frekuensi skor ergonomi
tertinggi adalah 5 poin, diikuti oleh 4 poin dan 3 poin masing-masing 37,5%, 28,2% dan
19,4%. Skor rata-rata risiko ergonomi adalah 4,5 (95% CI: 4,4-4,6).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja call center berada dalam kondisi
hanya di 2 tingkat risiko yaitu tingkat tinggi (52,3%) dan tingkat sedang (47,7%). Tingkat
risiko ergonomi dalam penelitian ini bukanlah tingkat risiko yang sangat tinggi. Mungkin
alasannya, call center memiliki peralatan yang lebih modern daripada kantor universitas.
Pekerja call center menghabiskan waktu terus menerus 4-8 jam per hari untuk bekerja
dengan komputer seharga 86,6%. Demikian pula Hedge menemukan faktor risiko MSD
dengan penggunaan komputer lebih dari 4 jam per hari. Juga, studi Rahman dkk.
Menemukan bahwa pengguna komputer yang menggunakan komputer lebih dari 5 jam
per hari memiliki peningkatan risiko MSD 7,5 kali (95% CI: 2,3-24,2). Oleh karena itu,
pekerja call center mungkin berisiko mengalami pengembangan MSDS.
I. Kesimpulan
Dengan menggunakan ROSA, penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja
call center menghadapi risiko ergonomi yang tinggi untuk pengembangan MSD. Untuk
pencegahan MSD, harus ada pelatihan ergonomi bagi pekerja untuk menyadari faktor
ergonomi di tempat kerja kantor.

Anda mungkin juga menyukai