Anda di halaman 1dari 5

Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko penting untuk mengamankan dan menjaga tempat kerja yang sehat dan aman
yang sesuai dengan persyaratan hukum yang berlaku. Pada prinsip pencegahan, atasan
menerapkan langkah-langkah pencegahan atas dasar prinsip sebagai berikut :
• Menghindari risiko (melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih aman)
• Mengevaluasi risiko yang tidak dapat dihindari (melakukan penilaian risiko)
• Memerangi risiko pada sumbernya (menghilangan sumber terjadinya risiko)
• Menyesuaikan perkejaan tiap individu (mengurangi pekerjaan yang monoton dan tingkat
risiko pekerjaan terhadap kesehatan)
• Menyesuaikan dengan kemajuan teknis (memanfaatkan kemajuan teknologi dan teknis
untuk meningkatkan keselamatan dan metode kerja)
• Mengganti yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya atau kurang berbahaya
• Mengembangkan kebijakan pencegahan secara keseluruhan
• Mengutamakan tindakan perlindungan bersama daripada perlindungan individu
• Memberikan instruksi yang tepat untuk karyawan
Tingkatan Pengendalian Risiko
• Eliminasi (digunakan saat proses/aktivitas benar-benar dilarang karena risikonya terlalu
tinggi)
• Subtitusi (menggambarkan penggunaan bentuk zat/bahan yang kurang berbahaya)
• Mengubah metode/pola kerja (mengurangi tingkat paparan)
• Mengurangi atau membatasi paparan waktu (
• Rekayasa pengendalian (misalnya isolasi yang berkaitan dengan listrik dan panas)
• Pembenahan (menjaga tempat kerja tetap rapi dan bersih)
• Sistem kerja yang aman (menggambarkan metode yang aman dalam melakukan
pekerjaan)
• Pelatihan dan informasi (informasi berupa tanda/rambu poster atau susunan system kerja
yang aman, dan pelatihan tentang bagaimana pekerjaan yang aman sesuai prosedur)
• Alat pelindung diri (digunakan sebagai pilihan terakhir)
• Keselamatan (terkait fasilitas ,cth : air, pencahayaan, ventilasi, suhu ruangan, wastafel,
dll)
• Pemantauan dan pengawasan (dipantau agar efektif dan diawasi untuk meyakinkan
bahwa pengendalian risiko diterapkan dengan benar)
• Peninjauan (untuk pencatatan, dan evaluasi penerapan pengendalian risiko depannya)
Pengendalian Risiko Kesehatan
• Jenis-jenis risiko kesehatan
1. Kontak dengan kulit : zat yang menyebabkan iritasi, menyebabkan dermatitis,dll
2. Peka terhadap saluran pernapasan : memicu respon imun seperti asma
3. Desain stasiun kerja yang buruk : membuat pekerja melakukan postur kerja yang
tidak alami dan gerakan yang berulang-ulang
4. Tingkat kebisingan
5. Terlalu banyak getaran
6. Terkena ion radiasi/non-radiasi , cth : terlalu lama terkena cahaya matahari
menyebabkan kanker kulit
7. Stress menyebabkan gangguan mental dan fisik.
• Tingkatan pengendalian untuk paparan bahan yang berbahaya bagi kesehatan
1. Mengganti proses atau tugas sehingga tidak memerlukan zat yang berbahaya lagi
2. Mengganti zat/bahan berbahaya ke bahan yang kurang atau tidak berbahaya
3. Menggunakan bahan dalam bentuk yang aman
4. Menutup proses secara keseluruhan
5. Menutup proses secara khusus dan menggunakan ventilasi pembuangan lokal
untuk menyaring zat berbahaya
6. Menyediakan ventilasi umum dengan kualitas tinggi
7. Menggunakan prosedur dan sistem kerja yang aman
8. Mengurangi jumlah orang yang terkena atau durasi dari dampak pemaparan
Menilai Pengawasan Paparan dan Kesehatan
• Memperhitungkan beban kerja pada desain stasiun kerja
• Bicara kepada pembuat dan pemasok bahan dan peralatan kerja tentang meminimasi
pemaparan
• Menutup mesin untuk mengurangi debu, uap, dan bising
• Meneliti pengurangan dari penggunaan bahan yang berbahaya
• Memastikan bahwa karyawan diberikan informasi yang tepat dan dilatih dalam
penanganan bahan dan zat berbahaya yang mungkin bisa mengenai mereka.
Sistem Kerja Aman
• Sistem pekerjaan yang aman
Integrasi personil, pasal, dan zat dalam metode kerja yang ditata dan dipertimbangkan
yang memperhitungkan risiko dengan benar terhadap karyawan dan orang lain yang mungkin
akan terpengaruh, dan menyediakan kerangka kerja formal untuk memastikan bahwa semua
langkah yang diperlukan untuk kerja yang aman telah diantisipasi dan dilaksanakan.
• Penilaian dari apa sistem kerja aman yang dibutuhkan
 Kebutuhan : merupakan tanggung jawab manajemen tiap organisasi untuk
meyakinkan bahwa operasinya dinilai untuk menentukan dimana system kerja
aman yang perlu dikembangkan
• Faktor yang dipertimbangkan
 Setiap organisasi harus memiliki kebebasan untuk merancang sistem yang sesuai
dengan potensi risiko operasi mereka dan yang dapat dipraktikan dalam situasi
mereka.
Mengembangkan Sistem yang Aman
• Peran orang yang berkompeten
 Manajemen utama bertanggung jawab menyediakan system kerja yang aman.
• Analisis
 Sistem kerja yang aman harus berdasarkan analisis mendalam tentang pekerjaan
atau operasi yang akan dibahas oleh sistem
• Konsultasi
 Pentingnya membahas sistem yang diusulkan dengan mereka yang akan bekerja di
bagian tersebut, dan orang-orang yang harus mengawasi operasinya.
Setelah itu langkah selanjutnya merupakan mempersiapkan sistem yang aman.
Dokumentasi (Sistem Kerja yang Aman)
• Sistem kerja yang aman harus didokumentasikan, sehingga:
a. Kesehatan dan keselamatan dipandang sebagai bagian terpadu dan bukan
tambahan/pelengkap dari prosedur produksi normal
b. Kebutuhan operator dan supervisor untuk mengacu pada pemisahan buku pedoman
dapat diminimalisir
Komunikasi dan Pelatihan
• Orang yang melakukan pekerjaan atau mengawasi pekerjaan harus dibuat sepenuhnya
menyadari sistem aman yang berlaku. Penyusunan sistem yang aman akan sering
melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan yang harus dipenuhi sebelum sistem dapat
diimplementasikan secara efektif.
Memantau Keamanan Sistem
• Sistem kerja yang aman harus dipantau untuk memastikan bahwa mereka efektif dalam
praktiknya, yang melibatkan:
1. Peninjauan dan revisi sistem itu sendiri, untuk memastikan mereka tetap up-to-date
2. Pemeriksaan untuk mengidentifikasi seberapa jauh system tersebut
diimplementasikan.
Pekerja Mandiri
• Kesehatan dan kesesuaian orang-orang yang bekerja sendiri harus diperhitungkan,
termasuk juga karyawan muda dan ibu hamil, meliputi :
1. Kunjungan secara berkala dari supervisor untuk mengamati apa yang terjadi
2. Kontak suara/berbincang-bincang antara pekerja mandiri dan supervisor
3. Alat peringatan otomatis untuk mengingatkan orang lain jika sinyal spesifik tidak
diterima dari pekerja mandiri
4. Alat lain untuk membunyikan alarm yang diaktifkan jika ada suatu aktivitas
spesifik yang hilang
5. Memeriksa bahwa pekerja mandiri telah kembali dengan selamat ke rumah atau ke
ruangan mereka
Izin Kerja
Izin prosedur bekerja adalah jenis khusus dari sistem kerja yang aman untuk memastikan
bahwa pekerjaan berpotensi sangat berbahaya dilakukan dengan aman. Dokumen izin
biasanya akan menentukan:
 Pekerjaan apa yang harus dilakukan
 Pabrik / peralatan yang terlibat, dan bagaimana mereka diidentifikasi
 Yang berwenang untuk melakukan pekerjaan
 Langkah-langkah yang telah diambil untuk keamanan pabrik
 Potensi bahaya yang tetap, atau yang mungkin timbul akibat kerja
 Tindakan pencegahan yang harus diambil terhadap bahaya ini
 Berapa lama izin tersebut berlaku
 Bahwa peralatan diserahkan kepada mereka yang melakukan pekerjaan.

Prosedur Darurat adalah pengendalian prosedur dan peralatan sampai batas kerusakan pada
orang dan property yang disebabkan oleh kecelakaan.
Pertolongan Pertama di Tempat Kerja
• Pertolongan pertama di tempat kerja meliputi peraturan yang atasan harus buat untuk
memastikan pertolongan pertama ini terjadi, karena pertolongan pertama di tempat kerja
dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah luka ringan menjadi luka parah.

Anda mungkin juga menyukai