Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura segetum (Lour) Merr.

) sebagai
ANTIHIPERTENSI pada TIKUS PUTIH JANTAN (Sprague-Dawley)
Sri Lestari , Moerfiah dan Ike YuliaWiendarlina
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun
dewa sebagai antihipertensi dan untuk menentukan dosis efektif ekstrak daun dewa
sebagai penurun tekanan darah tinggi. Maserasi dengan etanol 70% dilakukan untuk
mendapatkan ekstrak daun dewa. 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 5
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan yang di uji peroral.
Kelompok I diberi air sebagai kontrol negatif,kelompok II sebagai kontrol positif diberi
kaptopril dengan dosis 0,45mg/200g BB, sebagai kontrol positif. Kelompok III diberi
ekstrak daun dewa 9mg/200g BB, kelompok ke IV diberi ekstrak daun dewa 18mg/200g
BB. Kelompok ke V diberi ekstrak daun dewa 36mg/200g BB. Hasil penelitian
menunjukkan, pemberian ekstrak etanol 70% daun dewa tidak dapat menurunkan tekanan
darah secara signifikan. Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan dosis ekstrak tidak
signifikan berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah, namun lamanya perlakuan
ekstrak nyata berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.

Kata Kunci : Ekstrak Daun Dewa, Antihipertensi, Maserasi

ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of (Gynura segetum (Lour)
Merr.) leaf extract as antihypertensive and to determine the effective dose of extract of
leaves of (Gynura segetum (Lour) Merr.) as lowering high blood pressure. Maceration
with 70% ethanol is done to get a (Gynura segetum (Lour) Merr.) extract of the leaves.
Twenty-five male rats were divided into 5 groups. Each group consisted of five male rats
were tested orally. The first group was given water as a negative control. Group II as
positive controls were given captropil with 0,45mg/200g BW, as a positive control.
Group III were given extracts of leaves og (Gynura segetum (Lour) Merr.) 9mg/200g
BW, group IV was given (Gynura segetum (Lour) Merr.) leaf extract 18mg/200g BW.
Group to V given (Gynura segetum (Lour) Merr.) leaf extract 36mg/200g BW. The result
showed that administration of 70% ethanol extract of leaves of the (Gynura segetum
(Lour) Merr.) can not lower blood pressure significantly. Duncan test showed that the
extract dose treatment did not significantly affect the decrease in blood pressure, but the
length of the extract treatment significantly influenced the decrease in blood pressure.

Keywords: Dewa leaf Extract, Antihypertensive, Maceration


PENDAHULUAN Secara empiris, dosis yang
Hipertensi merupakan penyakit digunakan untuk menurunkan
kardiovaskular yang paling umum, tekanan darah tinggi sebanyak 7
sebanyak 43 juta penduduk dewasa lembar daun, namun belum ada
Amerika Serikat mempunyai tekanan penelitian ilmiah lebih lanjut tentang
darah sistolik dan/atau diastolik di penggunaan daun dewa (Gynura
atas 140/90 (Goodman & Gilman, segetum (Lour) Merr.) sebagai
2007). Hipertensi adalah peningkatan antihipertensi. Pada penelitian ini
tekanan darah sistolik dan diastolik. akan dilakukan uji efektivitas ekstrak
Tekanan sistolik (bagian atas) adalah daun dewa (Gynura segetum (Lour)
tekanan puncak yang tercapai pada Merr. ) sebagai antihipertensi pada
waktu jantung berkontraksi dan tikus putih jantan.
memompakan darah melalui arteri,
sedangkan tekanan diastolik (angka METODE PENELITIAN
bawah) tekanan pada waktu jatuh ke Pembuatan Simplisia Daun Dewa
titik terendah saat jantung mengisi Daun Dewa yang telah
darah kembali atau disebut juga dikumpulkan dicuci bersih dengan
tekanan arteri diantara denyut air mengalir, ditiriskan kemudian
jantung (Soetardjo, 2000). ditimbang untuk mendapatkan bobot
Kandungan kimia yang terdapat awal, lalu dikeringkan dengan cara
pada daun dewa antara lain saponin, dioven sampai kering, kemudian
minyak atsiri, flavonoid, tanin, digrinder dan diayak dengan mesh 40
polifenol, asam klorogenat, asam lalu ditimbang untuk mendapatkan
kalfeat, asam vanilat, asam p- bobot akhir simplisia.
kumarat dan asam p-hidroksi
benzoat, alkaloid, triterpenoid dan Pembuatan Ekstrak Daun Dewa
sterol (Winarto, 2007). Ekstrak daun Dewa diperoleh
Daun dewa dapat digunakan dengan cara mengekstraksi simplisia
sebagai antikoagulan, antitoksik, daun Dewa dengan metode maserasi
antiradang, antipiretik, analgesik dan menggunakan etanol 70% sebagai
pembersih darah (Mangan, 2003). pelarutnya, dilakukan selama 3 hari.
Beberapa hasil penelitian terdahulu Sebanyak 500 g serbuk yang telah
diketahui bahwa tanaman ini diayak, dimaserasi dengan 5 L etanol
memiliki efek sebagai antikanker, 70% didiamkan dalam tabung selama
analgesik, dan penurun kadar 2 hari dan dilakukan pengadukan
kolesterol. Manfaat daun dewa yang setiap 6 jam, kemudian disaring dan
digunakan oleh masyarakat antara ampasnya dimaserasi kembali
lain untuk bengkak akibat terbentur, sebanyak 2 kali dengan perlakuan
tuberkulosis (TB) paru, bronkitis, yang sama. Maserat yang terkumpul
pertusis, batu ginjal, radang mata, divakum untuk memperoleh ekstrak
sakit gigi, radang tenggorok, radang kental (Winarno, 2009).
sendi, perdarahan kandungan,
payudara bengkak, kencing manis, Uji Fitokimia
hipertensi, kista, tumor dan gigitan a. Senyawa Alkaloid
binatang berbisa (Dalimarta, 2005). Sebanyak 0,5 g sampel dilarutkan
secara terpisah dengan 10 ml
alkohol, dididihkan, dan disaring. 2. Ditambahkan beberapa tetes
Dalam 5 ml filtrat ditambahkan 2 ml timbal asetat kedalam sampel,
ammonia encer dan 5 ml kloroform hasil positif flavonoid ditandai
lalu digoyangkan perlahan untuk dengan terbentuknya endapan
mengekstraksi basa alkaloid. kuning.
Diambil lapisan kloroform, 3. Beberapa bagian ekstrak
diekstraksi dengan 10 ml asam dilarutkan dalam metanol,
asetat. Kemudian dibagi menjadi 3 kemudian tambahkan sepotong
bagian: kecil pita magnesium, lalu
1. Tes Dragendroff (Protasium tambahkan 1 ml HCl pekat
Bismuth Nitrat): Beberapa tetes melalui dinding tabung. Warna
larutan dragendroff ditambahkan magenta mengindikasikan
ke dalam larutan kloroform. adanya flavonoid.
Endapan merah bata/coklat
kemerahan mengindikasikan Pengelompokan Hewan Uji
adanya alkaloid. Hewan uji sebanyak 25
2. Tes Mayer (Protasium Merkuri ekor tikus dibagi menjadi 5
Iod): beberapa tetes reagen mayer kelompok secara acak. Masing-
ditambahkan ke dalam larutan masing kelompok terdiri dari 5
kloroform. Endapan putih krem ekor tikus dengan pembagian
menandakan adanya alkaloid. kelompok pada Tabel 1:
3. Tes Wagner (Iodine dalam
Potasium Iodide): beberapa tetes Tabel 1. Uji Perlakuan
larutan wagner ditambahkan ke Kelompok Perlakuan
dalam larutan kloroform. Endapan Dosis I (5 ekor 9 mg /200 g BB
berwarna coklat menandakan tikus)
adanya alkaloid (Rajendra et al., Dosis II (5 ekor 18 mg /200 g
2011). tikus) BB
b. Senyawa Saponin Dosis III (5 ekor 36 mg /200 g
tikus) BB
Uji busa: Sebanyak 0,5 g sampel
Kontrol positif (5 Captopril
dimasukan kedalam tabung reaksi
ekor tikus)
dan ditambahkan 5 ml air suling. Kontrol negatif (5 Aquadest
Kemudian tabung dikocok dengan ekor tikus)
kuat, lalu diamati buih yang
dihasilkan. Buih yang dihasilkan Tahap Induksi NaCl 4,5%
ditambahkan 3 tetes minyak zaitun Tikus diinduksi dengan NaCl
dan dikocok dengan kuat setelah itu 4,5% b/v setiap hari secara oral
amati pembentukan emulsi (Rajendra selama 10 hari sampai pada kondisi
et al., 2011) tikus menjadi hipertensi. Tekanan
c. Senyawa Flavonoid darah tikus diukur pada hari ke-11
Metode untuk menguji flavonoid dengan alat pengukur tekanan darah
(Rajendra et al., 2011): non invasif CODA, diharapkan
1. Ditambahkan beberapa tetes tekanan darah sistol tikus setelah
FeCl3 netral 1% kedalam sampel, induksi 10 hari ≥ 140- 159 mmHg
hasil positif flavonoid ditandai atau diastol 90-99 mmHg (Hipertensi
dengan warna hijau kehitaman. tingkat 1).
dipasang pada ekor tikus uji. Alat
Tahap Perlakuan pengukur tekanan darah non invasif
a. Hewan coba yang digunakan CODA menggunakan prinsip
adalah tikus putih jantan galur pengukuran tipe volume pressure
Sprague-Dawley dengan berat recording. Parameter tekanan darah
200-300 g yang berumur 3-5 yang nantinya dianalisis yakni
bulan kemudian dilakukan tekanan darah sistol dan tekanan
aklimatisasi di tempat penelitian darah diastol. Hal yang harus
untuk penyesuaian lingkungan. diperhatikan dalam pengukuran
b. Sebanyak 25 tikus tekanan darah menggunakan alat ini
dikelompokkan secara acak adalah panjang manset yang sesuai
seperti pada Tabel 3 yang dapat mempengaruhi
c. Ditimbang bobot badan tikus keakuratan pengukuran, hal lain yang
dan mengkonversikannya perlu diperhatikan adalah suhu tubuh
dengan dosis ekstrak daun dewa, tikus uji yang sangat menentukan
larutan NaCl 4,5 % b/v dan obat konsistensi dan akurasi pengukuran
dengan merk tertentu. tekanan darah, tikus uji harus tenang
d. Dilakukan induksi hipertensi selama pengukuran tekanan darah,
buatan pada tikus putih jantan serta pengaturan suhu ruangan yang
galur Sprague-Dawley dengan tidak kurang dari 26oC (Wijayanti,
memberikan NaCl 4,5 % secara 2012).
oral sampai tekanan darah
sistolik dan diastolik tikus putih Rancangan Penelitian
jantan naik dari tekanan Analisis data dilakukan untuk
fisiologis 129/80 mm/Hg mendapatkan suatu kesimpulan hasil
menjadi ≥ 140/90mm/Hg. penelitian. Data penelitian yang
e. Setelah tekanan darah tikus naik, diperoleh dianalisa dengan
kemudian diberikan masing- Rancangan Acak Lengkap dengan
masing dosis ektrak daun Dewa, menggunakan program SPSS, untuk
aquadest dan captopril berturut- mengetahui efek hipotensif sebelum
turut per oral sehari 1 kali dan sesudah induksi Natrium
f. Setiap 3 hari dilakukan Klorida, kemudian analisis
pengukuran tekanan darah tikus dilanjutkan dengan uji Duncan untuk
pada masing-masing kelompok membandingkan efek hipotensif
sampai tekanan darah normal diantara masing-masing perlakuan
selama 13 hari. dan kelompok ulangan.

Pengukuran Tekanan Darah


dengan Menggunakan non invasif HASIL DAN PEMBAHASAN
CODA Hasil Pembuatan Simplisia dan
Ekstrak Daun Dewa
Pengukuran tekanan darah
Serbuk simplisia kering yang
dilakukan menggunakan alat
diperoleh sebanyak 0,5 kg dari 7 kg
pengukur tekanan darah non invasif
simplisia basah dan susut
CODA. Metode pengukuran tekanan
pengeringan yang didapat adalah
darah non invasif dilakukan dengan
92,8%. Penentuan susut pengeringan
menggunakan manset ekor yang
untuk mengetahui batas maksimal
tentang besarnya senyawa yang terkandung pada ekstrak. Menurut
hilang selama proses pengeringan. (Winarto, 2007) kandungan kimia
Hasil pembuatan ekstrak etanol yang terdapat pada daun dewa antara
Daun Dewa (Gynura segetum (Lour) lain saponin, flavonoid, tanin dan
Merr. ) dari 0,5 kg serbuk daun dewa alkaloid. Berdasarkan hasil uji
yang diekstraksi dengan fitokimia diketahui bahwa daun
menggunakan metode maserasi dewa mengandung flavonoid,
menggunakan pelarut etanol 70% saponin, tanin dan alkaloid.
dengan perbandingan 1:10
menghasilkan 5 L ekstrak encer. Hasil Induksi Tekanan Darah
Rendemen daun dewa yang didapat Menggunakan NaCl 4,5%
adalah 12,6%, rendemen merupakan Data rata-rata hasil pengukuran
parameter standar mutu ekstrak serta Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan
penentuan efesiensi ekstraksi. Darah Diastol tikus sebelum induksi
dan setelah diinduksi dengan larutan
Hasil Uji Fitokimia
Pengujian fitokimia dilakukan untuk NaCl 4,5% dapat dilihat pada Tabel
mengetahui senyawa-senyawa yang 2.

Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran TDS dan TDD tikus sebelum dan
setelah induksi dengan larutan NaCl 4,5%
Sebelum Induksi (mmHg) Setelah Induksi (mmHg)
Kelompok Perlakuan Sistol Diastol Sistol Diastol
Kontrol Negatif 121 86 145,6 108,2
Kontrol Positif 120,4 89,4 140,4 101,4
Dosis I 120,2 87,8 141 104
Dosis II 116,8 81,6 141 100,8
Dosis III 121,6 90,4 144,8 110,2
Rata-rata 120±6,63 87,07±6,42 142,56±10,4 104,9±9,7

Pada tabel di atas dapat dilihat hari mengakibatkan peningkatan


bahwa terjadi peningkatan tekanan tekanan darah, dikarenakan asupan
darah setelah induksi, Tekanan garam yang berlebihan dapat
Darah Sistol (TDS) dan Tekanan menjadi salah satu faktor penyebab
Darah Diastol (TDD) rata-rata tikus terjadinya hipertensi. Konsumsi
sebelum diinduksi adalah 120±6,63 NaCl berlebih menyebabkan
mmHg dan 87,07±6,42 mmHg. konsentrasi natrium di dalam cairan
Setelah induksi, Tekanan Darah ekstrakseluler meningkat, sehingga
Sistol (TDS) dan Tekanan Darah volume cairan ekstraseluler
Diastol (TDD) rata-rata menjadi meningkat yang mengakibatkan
142,56±10,4 mmHg dan 104,9±9,7 peningkatan volume darah.
mmHg. Tingginya asupan garam (khususnya
Pemberian NaCl 4,5% secara oral natrium) juga diperkirakan
sebanyak 2 ml pada tikus selama 10 berhubungan dengan peningkatan
sirkulasi hormon natriuretik yang darahnya ≥140 mmHg setelah
menghambat transport natrium induksi NaCl 4,5%. Pemberian
intraseluler sehingga dapat ekstrak Daun Dewa dilakukan setiap
menyebabkan peningkatan rektivitas hari dan tekanan darahnya diukur
vaskular dan peningkatan tekanan pada hari ke-1, 4, 7, 10 dan 13.
darah (Porth dan Matfin, 2009; Selama perlakuan tikus tetap
Guyton, 1997; Saseen dan Carter, diinduksi NaCl 4,5% untuk
2005). memastikan bahwa penurunan
tekanan darah disebabkan oleh
Hasil Perlakuan Penggunaan perlakuan bukan karena kondisi
Ekstrak Etanol 70% Daun Dewa fisiologi tikus yang masih normal.
(Gynura segetum (Lour) Merr. ) Data rata-rata hasil pengukuran
Terhadap Penurunan Tekanan TDS selama perlakuan pemberian
Darah Tikus ekstrak daun dewa dapat dilihat pada
Perlakuan dilakukan terhadap Tabel 3.
tikus hipertensi yang tekanan

Tabel 3. Rataan TD Sistolik tikus setelah perlakuan


Perlakuan Hari 1 Hari 4 Hari 7 Hari 10 Hari 13 Rata-rata
Kontrol negatif 137,2±12,1 141,6±5,35 136,8±18,37 135,8±4,65 131,4±9,04 136,5a±9,9
Kontrol positif 140,4±8,4 128,4±7,36 126,6 ±4,72 124,2±3,03 121,2±7,79 128,1 a±6,2
Dosis 1 141±12,4 141,6±27,8 130,8±28,19 132,8±2,83 132,6±3,36 135,7 a±14,7
Dosis 2 141,4±18,2 142,4±24,2 133±3,89 131,8±11,3 129,6±4,82 135,6 a±12,4
Dosis 3 130±8,15 128,6±10,1 128,0 ±2,64 126,4±5,12 124±3,93 127,4 a±5,9
Rata-rata 138cd±11,8 135,7bc±14 131,0bc±11,5 130,2bc±5,3 127,7ab±5,6
Keterangan : angka yang ditandai oleh huruf superskrip yang berbeda ke arah baris dan kolom
yang sama menunjukkan ada pengaruh berbeda nyata.

Tabel 4. Rataan TD Sistolik tikus pada pengukuran hari ke-20


Perlakuan Hari 20
Kontrol negatif 129,8±3,96
Kontrol positif 120,8±1,48
Hanya diberi makan dan Dosis 1 122,2±2,16
minum Dosis 2 121,6±1,140
Dosis 3 119,4±1,81

Berdasarkan data pada tabel di sampai pengukuran hari ke 13, tetapi


atas dapat dilihat bahwa waktu belum mencapai batas tekanan darah
pemberian berpengaruh terhadap normal dan membutuhkan waktu
penurunan tekanan darah sistolik yang lama hingga menjadi normal.
pada tikus. Menurut Tista (2011) Pada kontrol positif dan dosis III
tekanan darah normal tikus yaitu ≤ tekanan darah sistolik mengalami
129 (sistolik) / 91 (diastolik) mmHg. penurunan pada pengukuran hari ke
Pada kontrol negatif, dosis I dan 4 mencapai tekanan darah normal
dosis II terlihat mengalami dan tetap stabil sampai hari ke 13.
penurunan tekanan darah sistolik Pada pengamatan tekanan darah
terlihat bahwa penurunan tekanan darah yang paling baik yaitu dosis III
(36mg/200g BB). Pada hari ke 14 kandungan larutan NaCl pada tikus
tidak dilakukan pemberian obat dan ikut terekskresi melalui urin dan
induksi larutan NaCl, tetapi hanya di kondisi fisiologi tikus sudah normal.
beri pakan dan minum. Pada hari ke (Tabel 4)
20 dilakukan pengukuran tekanan Data rata-rata hasil pengukuran
darah sistolik, hasil pengukuran tekanan darah diastolik selama
tekanan darah sistolik menunjukkan perlakuan pemberian ekstrak etanol
bahwa semua perlakuan mengalami 70% daun dewa dapat dilihat pada
penurunan, hal ini dikarenakan Tabel 5.

Tabel 5. Rataan TD Diastolik tikus setelah perlakuan


Perlakuan Hari 1 Hari 4 Hari 7 Hari 10 Hari 13 Rata-rata
Kontrol negatif 94,8±12,1 100,8±7,19 104,8±18,8 109±9,97 98,8±8,78 101,6a±12,4
Kontrol positif 104,4±9,50 99,8±5,26 958±9,20 91±7,24 87,8±7,25 95,76 a±7,69
Dosis 1 101,6±12,7 100,2±5,26 104,2±16,5 93±2,54 92,6±3,20 98,32 a±12,9
Dosis 2 102,2±12,7 99,8±4,26 94±4,06 99±14,96 93,8±3,63 97,76 a±12,2
Dosis 3 99,2±7,15 96,4±8,29 95,4±2,79 90,4±1,14 89,4±2,10 94,16 a±4,29
Rata-rata 100,4cd±10,8 99,4bc±16,3 98,5bc±10,2 96,4bc±7,1 92,48ab±4,9
Keterangan : angka yang ditandai oleh huruf superskrip yang berbeda ke arah baris dan kolom
yang sama menunjukkan ada pengaruh berbeda nyata.

Tabel 6. Rataan TD Diastolik tikus pada pengukuran hari ke-20


Perlakuan Hari 20
Kontrol negatif 93,8±5,06
Kontrol positif 88,2±1,48
Hanya diberi makan dan Dosis 1 87±1,58
minum Dosis 2 86,6±3,20
Dosis 3 87,4±2,40

Berdasarkan pada tabel di atas Pada pengamatan tekanan darah


dapat dilihat bahwa lamanya waktu terlihat bahwa penurunan tekanan
pemberian berpengaruh terhadap darah yang paling baik yaitu dosis III
penurunan tekanan darah diastolik (36mg/200g BB). Pada hari ke 14
pada tikus. Pada kontrol negatif, tidak dilakukan pemberian obat dan
dosis I dan dosis II terlihat induksi larutan NaCl, tetapi hanya di
mengalami penurunan tekanan darah beri pakan dan minum. Pada hari ke
diastolik sampai pengukuran hari ke 20 dilakukan pengukuran tekanan
13 tetapi belum mencapai tekanan darah sistolik, hasil pengukuran
darah normal dan membutuhkan tekanan darah sistolik menunjukkan
waktu yang lama hingga menjadi bahwa semua perlakuan mengalami
normal. Pada kontrol positif dan penurunan, hal ini dikarenakan
dosis III mengalami penurunan pada kandungan larutan NaCl pada tikus
hari ke 10 mencapai tekanan darah terekskresi melalui urin dan kondisi
normal dan tetap sampai hari ke 13.
fisiologi tikus sudah normal. (Tabel hari ke-1 dan hari ke-10. Data dapat
6) dilihat pada Tabel 7, sedangkan
penurunan persentase tekanan darah
Peningkatan dan Penurunan
setelah perlakuan dilihat dari hari ke-
Tekanan Darah Sebelum dan
1 sampai hari ke-13 dapat dilihat
Setelah Perlakuan (%)
pada Tabel 8.
Peningkatan persentase tekanan
darah sebelum perlakuan dilihat dari

Tabel 7. Persentase Rata- rata Peningkatan Tekanan Darah Setelah Induksi


NaCl (%).

TD Awal TD ind (%) peningkatan


Kelompok
S D S D S D
Kontrol Negatif 121 90,2 145,6 108,2 20,82 19,95
Kontrol Positif 120,4 89,6 140,4 101,4 16,61 13,16
Dosis I 120,2 87,8 141 104 17,30 18,45
Dosis II 116,8 81,6 141 100,8 20,71 23,52
Dosis III 121,6 90,4 144,8 110,2 19,07 21,90

Tabel 8. Persentase Rata- rata Tekanan Darah Setelah perlakuan (%)


Kelompok Rata-rata Tekanan Darah (%)/Hari
1 4 7 10 13
S D S D S D S D S D
Kontrol negatif -5,76 +12,3 +3,20 -3,79 -3,38 +5,95 -0,73 +2,05 -3,24 -9,35
Kontrol positif -2,27 -8,90 -5,12 -1,57 -4,95 -1,20 -0,94 -11,9 -2,72 -4,56
Dosis 1 -3,02 -15,2 +0,63 -8,26 +13,9 -4,32 +1,99 -12,4 -0,15 -0,43
Dosis 2 +0,28 +1,38 +0,70 -5,47 -0,60 -4,36 -0,90 +7,60 -1,66 -5,25
Dosis 3 -7,39 -9,98 -2,21 -2,81 -3,17 -1,03 -1,25 -5,24 -1,89 -1,10
Ket : - : penurunan
+ : peningkatan
Pada Tabel 7 dapat dilihat hari ke 1 sampai 13, sedangkan pada
bahwa tekanan darah awal kontrol negatif, dosis I dan dosis II
mengalami peningkatan setelah mengalami peningkatan dan
diinduksi larutan NaCl 4,5%. Rata- penurunan yang tidak stabil.
rata persentase peningkatan tekanan Data yang didapat menunjukkan
darah sistolik maupun diastolik pada aktifitas penurunan tekanan darah
setiap kelompok yaitu 19,15%, hal tikus yang diberi ekstrak etanol 70%
tersebut menunjukkan bahwa larutan daun Dewa secara oral pada dosis III
NaCl 4,5% dapat meningkatkan (36 mg/200 g BB) lebih baik
tekanan darah. dibandingkan dengan dosis I (9
Pada persentase rata-rata tekanan mg/200 g BB) dan dosis II (18
darah setelah perlakuan mg/200 g BB). Menurut hasil uji
menunjukkan bahwa pada kontrol Duncan pengaruh perlakuan dosis
positif dan dosis III mengalami terhadap tekanan darah
penurunan dari mulai pengukuran memperlihatkan tidak ada pengaruh
yang nyata, namun pengaruh DAFTAR PUSTAKA
perlakuan lama pemberian terhadap Dalimarta S. 2005. Atlas Tumbuhan
tekananan darah memperlihatkan ada Obat Indonesia, Jilid ke-1.
pengaruh yang nyata. Penurunan Trubus Agriwidya. Jakarta
tekanan darah oleh ekstrak etanol
70% Daun Dewa dikarenakan Goodman and Gilman, 2007, Dasar
adanya zat antikoagulan yang Farmakologi Terapi, Edisi
dikandung dalam daun dewa yang 10. Penerbit Buku
berfungsi mencegah terjadinya Kedokteran EGC, Jakarta.
penggumpalan pada dinding
pembuluh darah, dapat mencairkan Guyton, A. C., dan J. Hall . (1997).
darah beku sehingga dapat Buku Ajar Fisiologi
menghambat proses penyempitan Kedokteran (Setiawan I.,
pembuluh darah. Tengadi K. A., dan Santoso
A., Penerjemah). Jakarta:
KESIMPULAN DAN SARAN Penerbit Buku Kedokteran
Kesimpulan EGC, 277-296
1. Pemberian ekstrak etanol Mangan, Y. 2003. Cara Bijak
70% daun Dewa secara oral Menaklukan Kanker. Jakarta:
pada tikus putih jantan yang Agromedia
diinduksi NaCl dapat
menurunkan tekanan darah. Porth, C. M dan Matfin. G. (2008)
2. Secara kuantitatif dosis yang Pathophysiology : Consepts
paling efektif untuk of Altered Healt States, eigth
menurunkan tekanan darah
edition. China: Lippincott
adalah dosis III (36mg/200g
BB) yang dapat menurunkan Williams & Wilkins, 505-
tekanan darah dari 529, 761-783
144,8/110,2 mmHg menjadi
124/89,4 mmHg. Rajendra CE., G.S., Magadum,
3. Hasil uji statistic pada M.A., Nadaf, S.V.,
kelompok perlakuan Yashoda, M., Manjula.
pemberian dosis 2011. Phytochemical
mempengaruhi penurunan Screening of The Rhizoma
tekanan darah dan lamanya of Kaempferia Galanga.
waktu pemberian dosis International Journal of
memperngaruhi penurunan Pharmacognosy and
tekanan darah sistolik Phytochemical Research
maupun diastolic. 2011:3(3):61-63.

Saran Saseen, Joseph J. Dan Carter, L.


Perlu dilakukan pengujian in vitro Barry. (2005).
dengan inhibitor ACE untuk Hypertension. Dalam
mengetahui mekanisme kerja dan Pharmacotherapy: A
senyawa aktif dari ekstrak etanol Pathophysiologic Approach,
70% daun dewa yang berperan dalam Sixth Edition. United States:
penurunan tekanan darah tinggi. McGraw-Hill, 185-217.
Soetardjo, S dan T. Soenardi ., 2000. Winarno, M.Wien., S. Yesi dan H.
Hidangan Sehat Untuk Soedarso., 2009. Efek Daun
Penderita Hipertensi.PT. Dewa terhadap Peningkatan
Gramedia Pustaka Utama. Trombosit Tikus Putih yang
Jakarta Diinduksi Hidroksi Urea. Jur.
Kefarmasian Indo. Vol.1.2.
Wijayanti, A. R. 2012. Uji Efek 2009: 59 – 63.
Antihiperteni Ekstrak Etanol
70% Buah Oyong (Luffa Winarto, W.P dan Sidik.2007.
acutangula (L.) Roxb.) Tanaman Obat Indonesia
terhadap Tikus Putih Jantan Untuk Pengobatan Herbal.
yang Diinduksi Natrium Jilid 1.Karyasari Herba
Klorida. Skripsi. Program Studi Media. Jakarta.
Farmasi. Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai