Anda di halaman 1dari 12

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

Nama Kelompok :

1. Ianatul Khafidlah (17030234038)


2. Exel Aida F. (17030234057)
3. Fatimatuz Zahroh (17030234061)

Kelas : KB 2017

Pertemuan 3

Reaksi Inti seperti Reaksi Peluruhan atau Transmutasi Inti Baik Alami
maupun artifisial termasuk Reaksi Fisi dan Fusi

Pendahuluan

Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom.


Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti
merupakan reaksi inti.
Radiokimia mempelajari penggunaan teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat
radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif tersebut.

Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi


elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan. Semua unsur yang
memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah radioaktif. Peluruhan radioaktif
terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan. Contoh: polonium-210
meluruh spontan menjadi timbal-206 dengan memancarkan sebuah partikel α.
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi karbon-14 dan hydrogen. Nukleon
: partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron. Nuklida : suatu spesies
nuklir tertentu, dengan lambang:

Z = nomor atom.
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N = A-Z
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

Menurut (Parning, 2003), Susunan nukleon dan nuklida dibagi menjadi 4 yaitu:
 Isotop adalah kelompok nuklida dengan Z (nomor atom) sama tetapi memiliki
N (jumlah neutron) yang berbeda. Contoh : 11𝐻 dengan 21𝐻 . Suatu isotope yang
bersifat radioaktif disebut radioisotope.
 Isobar adalah kelompok nuklida denga A (nomor massa) sama tetapi memiliki
12 12
nomor atom yang berbeda. Contoh : 6𝐶 dengan 7𝐶 .

 Isoton adalah kelompok nuklida dengan N (jumlah netron) sama, tetapi memiliki
jumlah proton bebeda. Contoh : 31 32
15𝑃 dan 16𝑆

 Isomer inti atau nuklir adalah kelompok nuklida dengan Z (nomor atom), A
(nomor massa), dan N (jumlah netron), tetapi berbeda dalam tingkat energinya.

Radiokatif merupakan sifat dari unsur yang mengalami pemancaran radiasi


secara spontan. Radiokatif dibagi menjadi 2 yaitu radiokatif alam dan radioaktif
buatan. Menurut (Simamora, Maruli, & dkk, 2004), berdasarkan peta kestabilan
dalam proses pembentukannya di alam, nuklida dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Nuklida stabil adalah nuklida yang secara alamiah tidak mengalami
perubahan A (nomor massa) maupun Z (nomor atom) atau tidak mengalami
peluruhan.
2. Radionuklida alam primer adalah nuklida yang terbentuk secara alamiah
dan bersifat radioaktif.
3. Radionuklida alam sekunder adalah nuklida radioaktif yang secar alamiah
merupakan hasil peluruhan radionuklida alam primer.
4. Radionuklida alam terinduksi adalah nuklida radioaktif yang terbentuk
secar kontinu dari hasil interaksi sinar kosmik dengan 14N di atmosfer.
5. Radionuklida buatan adalah nuklida yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi
transmutasi inti yang dilakukan di laboratorium.
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

KERADIOAKTIFAN
Nuklida radioaktif memiliki sifat dapat meluruhkan sebagian dari massa
nuklidanya menjadi bentuk energi radiasi dan bentuk energi lain. Energy radiasi
hasil peluruhan nuklida radioaktif antara lain berupa radiasi alfa, radiasi beta, dan
radiasi gamma. Tedapat dua nuklida radioaktif, yaitu nuklida radioaktif alami dan
nuklida radioaktif buatan. Nuklida radioaktif alami ada yang dapat digolongkan ke
dalam nuklida-nuklida radioaktif berat yang mempunyai nomor nuklida (Z) > 83,
dan nuklida radioaktif ringan yang mempunyai nomor nuklida < 83. Nuklida-
nuklida radioaktif berat berdasarkan kemampuannya meluruh secara berkelanjutan
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga deret radioaktif, yaitu deret isotop nuklida U-
238, deret isotop nuklida U-235, dan deret isotop nuklida Th-232 (Retug, Nyoman
, & Ngadiran, 2005).

PELURUHAN RADIOAKTIF
Suatu nuklida yang bersifat radioaktif akan mengalami peluruhan yaitu
perubahan nuklida tidak stabil menjadi nuklida lainyang lebih astabil dan disertai
pemancaran radiasi. Jenis-jenis partikel radiasi yang dipancarkan:
Alpha (α)
 Bermuatan (+2) ( 42𝐻𝑒)
 Daya tembus rendah (dapat ditahan lembaran kertas)
 Mampu mengionisasi molekul
Beta (β)
 Bermuatan (-1); (( −10𝑒 atau −10β)
 Daya tembuh lebih besar daripada α (mampu menembus lembaran logam
tipis tetapi dapat ditahan lembaran karton)
 Mampu mengionisasi molekul
Gamma (γ), sinar IR, UV-VIS
 Tidak bermassa dan tidak bermuatan
 Mampu mengionisasi molekul
 Berupa gelombang elektromagnetik
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

KECEPATAN PELURUHAN RADIOAKTIF


Kecepatan peluruhan radioaktif sehingga didapatkan nuklida yang stabil,
mengikuti reaksi orde 1, yang dijabarkan menurut persamaan reaksi:

WAKTU PARUH merupakan waktu yang dugunakan nuklida radioaktif untuk


meluruh menjadi separuhnya

DERET KERADIOAKTIFAN
Deret Keradioaktifan unsur merupakan unsur-unsur hasil peluruhan suatu
unsur radioaktif membentuk unsur yang stabil.Reaksi-reaksi peluruhan zat
radioaktif yang terjadi di alam termasuk pada bagian deret peluruhan.
Kelompok unsur yang terbentuk dari 1 inti radioaktif yang berturut-turut
memancarkan partikel α dan atau β (Bunbun, 2002).
Deret keradioaktifan alam:
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

1. Deret Uranium : dimulai dari dan berakhir dengan unsur yang terbentuk
pada peluruhan deret uranium memiliki nomor massa dengan kelipatan A =
4n+2 2.
2. Deret Thorium : dimulai dari dan berakhir denganUnsur yang terbentuk
pada peluruhan deret thorium memiliki nomor massadengan kelipatan A =
4n
3. Deret Actinium : dimulai dari unsur 238
92𝑈 dan
207
82𝑃𝑏 berakhir denganUnsur
yang terbentuk pada peluruhan deret aktinium memiliki nomor
massadengan kelipatan A = 4n+3
Deret keradioaktifan buatan
Deret Neptunium Unsur yang terbentuk pada peluruhan deret neptunium memiliki
nomor massadengan kelipatan A = 4n+1.

RADIOAKTIVITAS ALAMI
Disintegrasi inti radioaktif sering merupakan awal dari deret peluruhan
radioaktif, yaitu rangkaian reaksi inti yang akhirnya menghasilkan pembentukan
isotop stabil. Misalnya adalah deret peluruhan uranium-238 hingga menghasilkan
timbal-206 yang stabil.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif meliputi; peluruhan(pemancaran) alfa,
peluruhan negatron, peluruhan positron, penangkapan elektron, peluruhan gamma,
pemancaran neutron, pemancaran neutron terlambat dan pembelahan spontan.
Pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida-nuklida yang sangat besar
dan membelah secara spontan menjadi dua nuklida yang massanya berbeda, misal
Cf-254 membelah spontan menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan memancarkan 4
neutron (Retug, Nyoman , & Ngadiran, 2005).
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

KINETIKA PELURUHAN NUKLIDA RADIOAKTIF


Kinetika peluruhan nuklida radioaktif adalah kinetika reaksi order satu.
Oleh karena itu digunakan persamaan dan hukum laju reaksi order satu. Salah satu
cara untuk mengetahui bahwa suatu isotop nuklida itu bersifat radioaktif adalah
dengan menetukan laju peluruhannya.
Pada tahun 1905, E. Von Schweidler mengemukakan pendapatnya bahwa
peluruhan radioaktif dapat dinyatakan dengan teori kemungkinan, misal
kemungkinan meluruhnya sebuah nuklida radioaktif hanya tergantung pada selang
waktu tertentu. Jika kemungkinan terjadinya peluruhan dinyatakan dengan p,
maka:
P = L.dt
Dimana L= tetapan peluruhan atau tetapan perbandingan, dan dt =
selang waktu. Berdasarkan kemungkinan terjadinya peluruhan maka dapat
dinyatakan pula kemungkinan tidak terjadi peluruhan dengan suatu persamaan:
1 – p = 1– L.dt
Kemungkinan suatu nuklida radioaktif meluruh selama 2x selang waktu
maka persamaannya dinyatakan sebagai (1 – L.dt)2. Untuk nx
selang waktu maka persamaannya dinyatakan sebagai: ( 1 – L.dt )n.
[ 1 – (L.ndt)/n ]n = [1 – (L.t)/n ]n = e-Lt
Oleh karena n.dt = jumlah selang waktu = jumlah keseluruhan waktu = t,
maka persamaannya menjadi: Bila jumlah nuklida radioaktif semula adalah No,
dan nuklida radioaktif yang belum mengalami peluruhan setelaah waktu t adalah N,
maka dari persamaan laju reaksi orde satu dapat diturunkan rumus:
N/No = e-Lt
dan persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk logaritme alam yaitu:
ln (N/No) = -L.t = 2,303 log (N/No)
atau
L.t = 2,303 log (No/N)
dan waktu peluruhan t dapat dihitung dengan persamaan:
t = (2,303/L) log (No/N)
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

dan hubungan waktu paruh (t1/2) dengan konstanta laju peluruhan (L) dapat
dinyatakan dengan persamaan t1/2 = (2,303/L) log (2/1) atau t1/2 = (2,303/L) log 2
= (0,693)/L (Bunbun, 2002).

TRANSMUTASI INTI
Pada tahun 1919, Rutherford berhasil menembak gas nitrogen dengan
partikel alfa dan menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini merupakan
transmutasi buatan pertama, yaitu perubahan satu unsur menjadi unsur lain.
Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie, berhasil membuat atom fosfor yang
bersifat radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar alfa yang berasal
dari polonium.
Beberapa contoh reaksi inti:
1. Penembakan atom litium-7 dengan proton menghasilkan 2 atom helium-4
2. Penembakan nitrogen-14 dengan neutron menghasilkan karbon-14 dan
hidrogen
3. Penembakan aluminium-27 dengan proton menghasilkan magnesium-24
dan helium-4.

KEAKTIFAN (A)
Keaktifan suatu cuplikan radioaktif dinyatakan sebagai jumlah
disintegrasi(peluruhan) per satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju peluruhan
dan berbanding lurus dengan jumlah atom yang ada.
A=λ.N
Satuan keaktifan adalah Curie (Ci) yang didefinisikan sebagai keaktifan dari
3,7x1010 disintegrasi per detik.
Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel dengan lambang Bq
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
Keaktifan jenis adalah jumlah disintegrasi per satuan waktu per gram bahan
radioaktif.
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

DOSIS RADIASI
Untuk menyatakan jumlah atau dosis radiasi yang diserap oleh zat-zat
ditetapkan satuan untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang umum adalah rad
dengan lambang rd. Satu rad setara dengan penyerapan 10-5 J per gram jaringan.
Satuan SI untuk dosis adalah gray dengan lambang Gy. Satu gray setara dengan
energi sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.
Radiasi neutron lebih berbahaya dari radiasi beta dengan energi dan
intensitas yang sama. Untuk membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan rem
(radiation equivalen of man).
Satu rad sinar alfa lebih merusak daripada satu rad sinar beta. Oleh karena
itu rad biasanya dikalikan dengan faktor yang mengukur kerusakan biologi relatif
yang disebabkan oleh radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative Biologycal
Effetiveness of Radiation). Hasil kali rad dan RBE menghasilkan dosis efektif yang
disebut rem (Rontgen Equivalent for Man). Satu rem suatu macam radiasi akan
menghasilkan pengaruh biologi yang sama.
Contoh:
Dosis 0 –20 rem pengaruh kliniknya tidak terdeteksi , dosis 20-50 sedikit
pengaruh pengurangan sementara butir darah putih, dosis 100-200 terdapat
pengaruh banyak pengurangan butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500 rem
dapat menyebabkan kematian
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

REAKSI FISI DAN REAKSI FUSI


Perbedaan Utama: Reaksi Fisi dan Fusi adalah dua macam reaksi nuklir
yang menghasilkan energi, tetapi mereka berlawanan satu sama lain. Ketika sebuah
atom terbagi menjadi dua bagian, baik melalui peluruhan alami atau bila dimulai
dalam laboratorium, ia melepaskan energi, proses ini dikenal sebagai Fisi. Di sisi
lain, ketika dua atom ringan menghubungkan bersama-sama untuk membuat satu
yang lebih berat, proses ini dikenal sebagai Fusi.

Kedua jenis reaksi nuklir digunakan untuk menghasilkan energi fisi dan
fusi. Menurut Merriam Webster, Fisi adalah “proses di mana inti atom berat
terpecah”. Dalam istilah sederhana, fisi terjadi ketika atom membelah. Itu baik
terjadi melalui peluruhan radioaktif atau karena telah dibombardir oleh partikel
subatomik lainnya yang dikenal sebagai ‘neutrino’.

Dalam keadaan biasa (tercapainya massa “kritis”) neutron yang dihasilkan


dapat membagi atom lebih lanjut, yang pada gilirannya membawa lebih banyak
pembagian, menciptakan reaksi berantai yang sangat cepat. Pembangkit listrik
tenaga nuklir memanfaatkan proses fisi untuk menciptakan energi (Beisher, 1981).

FISI INTI
Fisi inti (nuclear fission) /reaksi fisi adalah proses di mana suatu inti berat
(nomor massa >200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan
massa menengah dan satu atau lebih neutron. Karena inti berat kurang stabil
dibandingkan produknya, proses ini melepaskan banyak energi. Reaksi fisi
uranium-235:
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram
uranium-235 adalah ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500
ton batubara. Selain besarnya jumlah energi yang besar, ciri penting dari fisi
uranium-235 adalah adanya kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan
dibandingkan dengan yang semula ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini
memungkinkan berlangsungnya reaksi rantai inti, yaitu serangkaian reaksi fisi yang
dapat berlangsung sendiri tanpa bantuan. Neutron yang dihasilkan selama tahap
awal dari fisi dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti uranium-235 lain, yang
selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak dan seterusnya. Dalam waktu
kurang dari satu detik, reaksi dapat menjadi tak terkendali, membebaskan banyak
sekali kalor ke lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada cukup uranium-235
dalam sampel untuk menangkap neutron, sehingga dikenal istilah massa kritis, yaitu
massa minimum material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi
rantai inti yang dapat berlangsung sendiri (Chandra, 2011).

FUSI INTI
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi penggabungan inti inti atom ringan menjadi
inti yang lebih berat dengan memancarkan energi. Reaksi fusi adalah kebalikan dari
reaksi fisi. Jika pada reaksi fisi terjadi pembelahan maka pada reaksi fusi terjadi
penggabungan. Kedua reaksi ini sama-sama menghasilkan energi yang besar. Pada
reaksi fusi juga menghasilkan neutron baru yang kemudian dapat membuat reaksi
fusi menjadi continu.
Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah proses penggabungan inti
kecil menjadi inti yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari masalah
pembuangan limbah.
Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk produksi energi adalah
perilaku yang diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau berfusi membentuk
inti yang lebih besar dan lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas selama
prosesnya. Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari yang terutama tersusun
atas hidrogen dan helium. Reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi
sehingga reaksi ini sering dinamakan reaksi termonuklir. Suhu di bagian dalam
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

matahari mencapai 15 juta oC. Aplikasi Fusi Inti yang telah dikembangkan adalah
bom hidrogen (Chandra, 2011).
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Beisher, A. (1981). Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.


Bunbun, B. (2002). Kimia Inti. Bandung: Penerbit ITB.
Chandra, K. P. (2011). Kimia Inti. Bandung: Penerbit ITB.
Parning. (2003). Kimia 1A. Jakarta: Penerbit Yudistira.
Retug, Nyoman , & Ngadiran, K. (2005). Radiokimia. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA IKIP Negeri Singaraja.
Simamora, Maruli, & dkk. (2004). Kimia Dasar II. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai