Jbptunikompp GDL s1 2007 Hanaristih 6292 2. Bab 2
Jbptunikompp GDL s1 2007 Hanaristih 6292 2. Bab 2
Bab 2
Landasan Teori
2) W. Edwards Deming
Deming berpendapat bahwa mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai
penyempurnaan yang terus-menerus, seperti penerapan kaizen di Toyota dan
gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatan Deming merupakan bottom-up.
3) Joseph M. Juran
Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan, seperti
sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk
ke kantor atau ke pesta. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan
harapan pelanggan.
4) K. Ishikawa
Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan. Dengan
demikian, setiap bagian proses dalam organisasi memiliki pelanggan.
Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan
organisasi.
8
P e n in g k a ta n
P e n in g k a ta n h a rg a
k eu n tu n g a n
Sumber : Rudi Suardi, (2001), “Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerapannya Untuk
Mencapai TQM”, PT. PPM, Jakarta.
M e n in g k a tn y a
p ro d u k tiv ita s
B ia y a m a n u fa k tu r
y a n g re n d a h
P e n in g k a ta n B ia y a sc ra p d a n K e u n tu n g a n y a n g
k in e rja p e n g e rja a n m en in g k at
B ia y a se rv is y a n g
re n d a h
T u ru n n y a b ia y a
g a ra n si
Sumber : Rudi Suardi, (2001), “Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerapannya Untuk
Mencapai TQM”, PT. PPM, Jakarta.
2) Inspection Era. Pada zaman ini, mutu hanya melekat pada produk akhir.
Dengan kata lain, masalah mutu berkaitan dengan produk rusak atau cacat.
Zaman ini berlangsung di negara Barat, sekitar tahun 1800-an. Pada zaman
ini, produsen mulai mendapatkan pesaing dan produksi yang digunakan
adalah produksi massal. Pemilahan terhadap produk akhir dilakukan dengan
melakukan inspeksi. Perhatian produsen terhadap mutu sangat terbatas.
Manajemen puncak sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap kualitas
produk, dan tanggung jawab terhadap mutu produk di delegasikan ke
departemen inspeksi dengan titik berat penanganan terletak pada produk akhir
sebelum dilepas ke konsumen.
10
4) Quality Assurance Era. Dalam era ini, konsep mutu mengalami perluasan,
dari konsep yang sempit (hanya terbatas pada tahap produksi) ke tahap desain
dan koordinasi dengan departemen jasa. Keterlibatan manajemen dalam
penanganan mutu produk mulai disadari pentingnya karena perlibatan
pemasok dalam penentuan mutu produk memerlukan koordinasi dan
kebijakan manajemen. Pada zaman ini mulai diperkenalkan konsep tentang
biaya mutu. Berdasarkan konsep biaya mutu ini, pengeluaran akan dapat di
kurangi jika manajemen meningkatkan aktivitas pencegahan yang merupakan
suatu hal yang lebih penting dari pada upaya perbaikan mutu atas
penyimpangan yang sudah terjadi. Titik berat penanganan mutu pada zaman
ini bergeser kearah desain produk, yang mulai berkembang pada tahun 1950-
an. Contoh dari era ini adalah penggunaan ISO 9000:1994 pada organisasi.
11
Pada saat ini, ISO adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dan 130
negara yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Organisasi internasional ini terdiri
dan lembaga standar nasional, meliputi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa dan
Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa, Amerika Serika, Jepang, Cina, Singapura, dan
12
lain-lain. ISO adalah organisasi bukan pemerintahan, ISO didirikan pada tahun
1947.
Banyak yang beranggapan bahwa ISO adalah singkatan dari kata The
International Organization for Standardization. ISO bukanlah sebuah singkatan
seperti yang selalu disebutkan oleh banyak orang. ISO adalah sebuah kata yang
berasal dan bahasa Yunani yang berarti “sama”, seperti istilah “isoterm” yang
berarti ”suhu yang sama”, “isometric” yang berarti “dimensi yang sama”, dan
“isobar” yang berarti “tekanan yang sama”.
ISO TC 176 untuk manajemen mutu dan jaminan mutu sendiri dibentuk tahun
1979 untuk mengembangkan suatu standar sistem manajemen mutu, yang
kemudian dipublikasikan tahun 1987 sebagai standar seri ISO 9000. Pengalaman
dalam menerapkan “Standar ISO 9000 Series”, umpan balik, dan masukan baru
dari anggota badan menghasilkan tinjauan yang terus-menerus terhadap standar
ISO 9000 Series, dan publikasi dari pedoman baru dalam penerapan penggunaan
“Standar ISO 9000 Series”.
13
Terjaminnya mutu bahan peledak tidak dapat diketahui secara pasti karena
kecilnya kemungkinan pihak yang menggunakan bahan peledak tersebut
memberikan tanggapan secara langsung. Selain itu, organisasi militer yang
memesan bahan peledak tersebut seringkali tidak efektif dalam
mengkomunikasikan mutu yang diinginkan ke pihak yang berkaitan. Ditambah
dengan sedikitnya pabrik pembuat keperluan militer mengakibatkan barang-
barang militer dibuat di pabrik pembuat barang-barang non-militer dengan
sejumlah besar pekerja yang tidak memiliki keahlian, serta persepsi yang berbeda-
beda tentang apa yang dimaksud dengan sistem mutu yang efektif.
Pada akhir tahun 1960-an, dibuat standar sistem mutu AQAP (Allied Quality
Assurance Publicators) yang merupakan pengembangan dari standar-standar yang
sebelumnya sebagai sistem kendali, dimana tujuan utamanya adalah untuk
mengendalikan pemasok dalam pemenuhan persyaratan.
Pada awal 1970-an, Inggris mengembangkan lebih Ianjut seri AQAP dan disebut
sebagai “DEFSTAN 05 Series” oleh United Kingdom Ministry of Defence.
Walaupun pada awalnya dikembangkan untuk kalangan militer, DEFSTAN 05
Series digunakan oleh sejumlah besar organisasi pengadaan besar Iainnya. Tujuan
DEFSTAN 05 Series dan sejumlah standar yang dikembangkan sendiri dalam
perusahaan-perusahaan adalah untuk mengevaluasi pengendalian manajemen
14
Pada tahun 1979, anggota ISO untuk lnggris, yaitu British Standard Institute
(BSI), menyerahkan proposal resmi kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis
baru untuk menyiapkan standar internasional yang berkaitan dengan teknik-teknik
dan praktik penjaminan mutu. Oleh karena itu, dibentuklah sebuah komite teknis
baru dengan nomor ISO/ITC 176.
dan lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai
berikut:
1) Sistem manajemen kualitas (Bagian 4 dan ISO 9001:2000)
2) Tanggung jawab manajemen (Bagian 5 dan ISO 9001:2000)
3) Manajemen sumber daya (Bagian 6 dan ISO 9001:2000)
4) Realisasi produk (Bagian 7 dan ISO 9001:2000)
5) Analisis, pengukuran dan peningkatan (Bagian 8 dan ISO 9001:2000)
Gambar 2.3. Model Proses Sistem Manejemen Kualitas ISO 9001: 2000
Sumber : DR. Vincent Gaspersrz D.Sc., (2001), “ISO 9001:2000 and Continual Quality
Improvment”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
manajemen kualitas akan mengendalikan sekitar 85% dan aktivitas kerja dan
hanya menyisakan sekitar 15% pada pengendalian yang didasarkan pada
orang. Transformasi sistem manajemen kualitas akan ditentukan pada tahap
ini apakah berhasil atau gagal total.
14) Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen kualitas. Peninjauan
ulang sistem manajemen kualitas diperlukan untuk menjamin kesesuaian
terhadap persyaratan-persyaratan standar dan sistem manajemen kualitas itu.
Adalah penting bahwa setelah implementasi, organisasi harus melakukan
peninjauan ulang oleh manjemen senior dalam periode waktu yang teratur
guna menjamin status dan ketepatan dan sistem manajemen kualitas sesuai
persyaratan-persyaratan standar. Jaminan terhadap kelanjutan kesesuaian dan
efektivitas dan sistem manajemen kualitas sangat penting. Setelah program
implementasi sistem manajemen kualitas, langkah berikut adalah peningkatan
kualitas terus-menerus (continuous quality improvement). Perlu dicatat dan
dipahami bahwa implementasi bukan akhir dari program, tetapi merupakan
awal dan penerapan manajemen kualitas secara terorganisasi dan sistematik.
Pada dasarnya Total Quality Management (TQM) terdiri dari dua aspek
pokok, yaitu: (1) sistem manajemen kualitas (Quality Management System-
QMS), dan (2) peningkatan kualitas terus-menerus (Continuous Quality
Improvement-CQI). Untuk peningkatan kualitas terus-menerus perlu
mengikuti tahap-tahap berikut: (1) menetapkan proyek peningkatan spesifik,
(2) meninjau ulang praktek-praktek manajemen, (3) menetapkan sistem
tindakan korektif, dan (4) melakukan proses audit terhadap sistem manajemen
kualitas. Tahap-tahap ini akan menjamin peningkatan kualitas terus-menerus.
Dalam bentuk diagram alir, proses implementasi sistem manajemen kualitas ISO
9000 dalam organisasi dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini:
Gambar 2.4. Diagram alir proses implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000
Sumber : DR. Vincent Gaspersrz D.Sc., (2001), “ISO 9001:2000 and Continual Quality
Improvment”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
27
Bagaimanapun, terdapat pula beberapa persyaratan lain dan ISO 9001:2000 yang
menyatakan bahwa suatu organisasi dapat menambah nilai pada sistem
manajemen kualitas dan menunjukkan kesesuaian melalui penyiapan dokumen-
dokumen lain, meskipun Standar Internasional ISO 9001:2000 tidak menetapkan
secara spesifik. Beberapa contoh dokumen lain, yang dapat dipertimbangkan
untuk didokumentasikan adalah:
Peta proses, diagram-alir proses dan/atau deskripsi proses
Struktur organisasi
Spesifikasi-spesifikasi, yang merupakan dokumen yang menyatakan
persyaratan-persyaratan
Instruksi-instruksi kerja dan/atau pengujian
Dokumen-dokumen yang berisi komunikasi internal
Jadwal produksi
Daftar pemasok yang disetujui
Rencana-rencana inspeksi dan pengujian
Rencana-rencana kualitas
Prinsip 2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dari arah dan organisasi.
Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang
dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Penulis buku ini (DR. Vincent Gaspersrz D.Sc., (2001), “ISO 9001:2000 and
Continual Quality Improvment”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta) dalam
berbagai kesempatan selalu menggunakan pendekatan USE-PDSA sebagai metode
peningkatan kualitas terus-menerus. USE-PDSA merupakan akronim, yang terdiri
dan pengertian berikut:
Suatu pernyataan masalah harus dapat menjawab pertanyaan berikut: apa (what),
di mana terjadi (where), bilamana terjadi (when), siapa yang bertanggung jawab
(who), mengapa terjadi masalah itu (why), bagaimana saran perbaikan masalah itu
(how), berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan tindakan perbaikan
masalah itu (how much). Ingat konsep 5W-2H.
Penyebab
Tindakan Perbaikan Penanggung Jawab Waktu Anggaran Status
Utama
Catatan: penyebab utama diambil dari diagram sebab-akibat atau bertanya mengapa beberapa kali.
39
Sumber : DR. Vincent Gaspersrz D.Sc., (2001), “ISO 9001:2000 and Continual Quality
Improvment”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumber : DR. Vincent Gaspersrz D.Sc., (2001), “ISO 9001:2000 and Continual Quality
Improvment”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
generasi pertama (1950-an) yang terbatas untuk aplikasi akuntansi. Nama yang
diberikan untuk aplikasi akuntansi berbasis komputer adalah pengolahan data
elektronik (electronic data processing), atau lebih dikenal EDP.
Sementara itu banyak para ilmuwan dari MIT diantaranya Michael S., Scott
Morton, G. Anthony Gorry, dan Peter G.W. Keen, memformulasikan pendekatan
yang berbeda, konsep mereka disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan
(Decision Support System) atau dikenal dengan DSS. DSS adalah sistem
penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus
dipecahkan manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer. Pada awal era DSS
terdapat banyak argumen mengenai DSS dan SIM, tetapi kini argumen tersebut
tidak sekritis dulu, SIM bertujuan memberikan informasi umum untuk
sekelompok manajer, sedangkan DSS memberikan informasi khusus untuk
seorang manajer. Pada saat DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada
42
aplikasi komputer untuk perkantoran seperti Office Automation, atau OA, yang
bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas
manajer dan pekerja kantor melalui peralatan elektronik.
Saat ini sedang berlangsung suatu gerakan untuk menerapkan artificial intelegent
atau AI, yang merupakan kecerdasan buatan bagi masalah-masalah bisnis. Ide
dasar AI adalah bahwa komputer dapat di program untuk melaksanakan sebagian
penalaran logis yang sama dengan manusia. Bagian khusus dari AI, yaitu sistem
pakar (expert system) atau ES. ES adalah sistem yang bertugas sebagai seorang
manajer spesialis untuk suatu area fungsional misalnya sebagai seorang konsultan
manajemen. ES diharapkan menjadi karakteristik penggunaan komputer era 1990-
an seiring perusahaan untuk terus merintisnya.
3) Data Dictionary
Data dictionary (DD) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. DD Mendifinisikan data yang mengalir
dalam sistem secara lengkap. DD dapat dibuat pada tahap analisis dan digunakan
pada tahap analisis dan desain. DD digunakan untuk merancang input, output,
dan database. DD dibuat berdasarkan arus data dalam DFD.
5) Normalisasi
Normalisasi membantu untuk membuat database yang normal atau paling tidak
untuk memverifikasi rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Database
dianggap normal jika tidak ada pengulangan informasi atau keanehan dalam
mengupdate dan penghapusan. Pada dasarnya aturan normalisasi terdiri dari tiga
45
aturan, tetapi mungkin saja ada konsep lain dengan jumlah aturan yang lebih
banyak. Aturan normalisasi antara lain:
First Normal Form (1NF) Hilangkan field kosong atau kolom yang
berulang.
Second Normal Form (2NF) Setiap desciptor yang tidak tergantung pada
identifier harus dipindahkan (dibuat file baru)
Third Normal Form (3NF) Tidak boleh ada desciptor yang tergantung
pada descriptor lainnya.
Component
Palette
Object
Inspector
Unit/Source
Code
Form
Keterangan :
1. File Database : File database dari sistem database lain seperti
Database (*.dbf), Paradox (*.db), Microsoft Access (*.mdb), dan lain-lain.
Namun pada perancangan alat ini digunakan Microsoft Access sebagai
aplikasi penyimpan datanya dan untuk mengaksesnya menggunakan bahasa
SQL.
2. Komponen Table : Komponen yang mewakili file database. Setiap
melakukan proses dalam komponen tabel tersebut, maka isi file database
yang terkoneksi ke komponen tersebut berubah juga.
3. Komponen Datasource : Komponen penghubung antara komponen
tabel dengan komponen data control. Dalam data source harus diisi tabel
yang berelasi ke data source tersebut.
4. Komponen-Komponen Data Control : Komponen yang digunakan
untuk menampilkan data – data yang berasal dari data source (tabel). Data
47
control ada yang berbentuk table, lable, editbox, gambar, combobox, listbox
dan lain-lain.