P27834118105
2018
IMPLEMENTASI 5Q FRAMEWORK PADA PEMERIKSAAN
mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar dapat
dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Salah satu pendekatan yang digunakan
mengetahui kesalahan yang terjadi pada proses pra analitik, analitik dan pasca
analitik. Selain itu dapat pula mengetahui cara penyelesaikan masalah dengan
golongan darah. Sistem golongan darah ABO yang ditemukan oleh Karl
Landsteiner pada tahun 1901, dan saat itu baru ditemukan golongan darah A, B,
beberapa orang temannya dengan memisahkan darah tersebut atas serum dan sel
darah, kemudian mencampur setiap sel darah merah dengan serum-serum tersebut
dan atas dasar reaksi aglutinasi, maka ditetapkan tiga golongan tersebut.
Kemudian golongan darah AB ditemukan pada tahun 1902 oleh Karl Landsteiner,
pemeriksaan antara sel (forward grouping = sel grouping) dan plasmanya (reverse
antara resipien dengan donor agar antibody dan antigen yang sama tidak bertemu
dan tube test. Perbedaan keduanya terdapat pada sampel, Pada metode slide
test, darah yang digunakan bisa darah tanpa antigkoagulan yang diambil dari
darah kapiler atau darah dengan antikoagulan. Sementara pada metode tube test,
digunakan darah yang sel dan serum / plasmanya telah dipisahkan. Metode tube
test digunakan untuk menguatkan hasil yang didapat dari pemeriksaan slide test.
Jika ada reaksi semu dalam metode slide test, maka metode tube test dapat
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel
darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Tranfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian. Maka dari itu diperlukan pemeriksaan golongan darah dengan baik
ANALISA KESALAHAN
pasien)
Analitik:
1. Teteskan darah yang keluar pada objek glass / kertas pemeriksaan dengan
2. Meneteskan anti-A, anti-B, anti-AB dan anti - D pada objek glass / kertas
pemeriksaan.
pencampuran
Post Analitik:
1. Pencatatan hasil
QC (Quality Control)
kualitas reagen
Uji akurasi dan presisi dalam penentuan dan pembacaan intrepetasi hasil,
QA (Quality Assesment)
telah terstandarisasi
Laboratorium A Laboratorium B
1. AB(+) AB(+)
2. O(+)
QI (Quality Improvement)
Tusukan yang kurang dalam, sehingga darah harus diperas -peras keluar,
Kulit yang ditusuk masih basah dengan alkohol (darah terencerkan &
Tetesan darah pertama dipakai untuk pameriksaan & lacet yang tidak steril
QP (Quality Planning)
- Memperbaiki SOP :
1. Bagian kulit yang akan ditusuk harus didesinfeksi terlebih dahulu dengan
yang steril
steril. Tusukan dilakukan dengan arah tegak lurus pada garis sidik jari
pemeriksaan
KESIMPULAN
kesalahan yang terjadi baik pada tahap pra analitik, analitik maupun pasca
analitik
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Maria Tuntun dkk. 2018. Bahan Ajar Teknik Laboratorium Medik (TLM)