Anda di halaman 1dari 6

 Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan.

Manajemen Persediaan atau Inventory Management merupakan salah satu bagian dalam
manajemen operasional dan manajemen produksi. Dalam businessdictionary.com
disebutkan bahwa manajemen persediaan adalah kegiatan untuk menjaga jumlah optimum
dari barang yang dimiliki.
Secara keseluruhan proses produksi merupakan proses yang dinamais terutama pada
pergerakan barangnya. Karena itu diperlukan pengelolaan yang baik terhadap barang
tersebut agar tidak mengganggu proses produksi. Nah pengelolaan inilah yang dimaksud
dengan manajemen persediaan.

 Jelaskan persediaan itu apa?


Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang
jadi ataupun suku cadang.
Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan – karena biasanya mempunyai nilai
yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi –
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
 Jelaskan unsur biaya persediaan
1.Biaya Pemesanan
biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari
penempatan pemesanan sampai tersedianya barang di gudang. meliputi semua biaya
administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan vendor/pemasok, biaya
pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan barang

2.Biaya Penyimpanan
biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang
termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji
pelaksana pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya
asuransi ataupun biaya kerusakan, kehilangan atau penyusutan barang selama
penyimpanan.

3.Biaya Kekurangan Persediaan


Biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya
kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan berupa
biaya kehilangan kesempatan.
Biaya kekurangan persediaan sulit untuk diukur dan sering hanya diperkirakan besarnya
secara subyektif. Namun, tidak berarti biaya kekurangan persediaan itu tidak bias
dihitung. Tabel 3 berikut ini merupakan suatu contoh bagaimana menghitung biaya
kekurangan persediaan. Pendekatan yang dilakukan dengan mencari rata-rata kerugian
yang timbul akibat tidak tersedianya persediaan dan probabilitas terjadinya untuk setiap
kasus

4. Jelaskan alas an mengapa perusahaan masih menyimpan persediaan

5. Jelaskan apa yg dimaksud jit


JIT, atau tepat pada waktunya, persediaan adalah manajemen persediaan strategi yang
ditujukan untuk memantau proses inventarisasi sedemikian rupa untuk meminimalkan
biaya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan dan pemeliharaan. Untuk gelar
besar, proses persediaan just-in-time bergantung pada monitoring yang efisien dari
penggunaan bahan dalam produksi barang dan barang pengganti pemesanan yang tiba tak
lama sebelum mereka dibutuhkan. Strategi sederhana membantu mencegah menimbulkan
biaya yang berkaitan dengan membawa persediaan besar bahan baku pada setiap titik
waktu tertentu
Ide dasarJIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system)
atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar
kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian
diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan
cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui
produk.

ü Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu
 :
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.

 Bagaimana pengolahan persediaan dengan konsep EOQ, reorder point & safety stock
Analisis Economic Order Quantity (EOQ) bertujuan untuk menentukan jumlah pesanan
yang optimal atau yang paling ekonomis sesuai dengan jumlah pesanan yang optimal atau
yang paling ekonomis sesuai denganjumlah kebutuhan dengan biaya yang paling
minimal. Untuk jelasnya berikutbeberapa pendapat tentang pengertian Economic Order
Quantity (EOQ), menurut Rianto (1995) mengemukakan bahwa“Economic Order
Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimal, atau seringdikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal”. Selanjutnya
Rangkuti (1996)menyatakan bahwa “Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pembelianbahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah”.
Biaya-biaya yang digunakan sebagai dasar perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)
yaitu :
1. Ordering Cost (biaya pemesanan)
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan tiap kali pesan. Biaya-biayayang
termasuk dalam kategori ini adalah : (a) biaya telepon, (b) biaya ekspedisi, (c)
pengeluaran surat menyurat, dan (d) biaya penerimaan bahan yang di pesanmeliputi :
biaya pembongkaran kegudang dan biaya pemeriksaan bahan yangditerima, baik mutu
maupun jumlahnya, sesuai dengan pesanan atau tidak.

2. Carrying Cost (biaya penyimpanan)


Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsungdengan
kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biayapenyimpanan adalah : (a)
biaya pemeliharaan bahan, (b) biaya sewa gudang, (c)biaya asuransi, (d) biaya
absolescence (kerusakan bahan karena disimpandigudang), (e) bunga modal, dan (f)
biaya pajak persediaan bahan yang ada dalam gudang

 Apa itu kanban system dan theory of constraint

6. Perbedaan sistem JIT dengan sistem Tradisional


1) Sistem tarikan dibanding sistem dorongan
Sistem tarikan (pull through) atau sistem tarikan permintaan adalah system penentuan aktivitas-
aktivitas berdasar atas permintaan konsumen. Sebagai contoh, dalam perusahaan, permintaan
konsumen eksternal melalui aktivitas penjualan menarik (menentukan) aktivitas produksi, dan
aktivitas produksi menarik aktivitas pembelian. Sedangkan sistem dorongan (push through)
adalah sistem penentuan aktivitas-aktivitas berdasarkan dorongan aktvitas-aktivitas sebelumnya.
Misalnya, pembelian bahan melalui aktivitas pembelian mendorong aktivitas produksi, dan
aktivitas produksi mendorong aktivitas penjualan.
2) Sediaan tidak signifikan dibanding sediaan signifikan
Just in time karena menggunakan sistem tarikan, dapat mengurangi sediaan menjadi tidak
signifikan atau sangat sedikit bahkan bisa menjadi nol. Sebaliknya dalam sistem tradisional,
karena menggunakan sistem dorongan, sediaan jumlahnya signifikan karena (1) jumlah bahan
yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, (2) jumlah produk yang diproduksi melebihi
permintaan konsumen, (3) perlunya sediaan penyangga.
3) Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyak
Just in time hanya menggunakan pemasok dalam jumlah yang sedikit untuk mengurangi
aktivitas-aktivitas tidak bernilai tamabah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi, mencapai
pengiriman tepat waktu dan berharga murah. Sistem tradisional menggunakan banyak pemasok
untuk emmperoleh harga yang murah dan bermutu baik, namun akibatnya banyak aktivitas-
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
4) Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendek
Just in time menggunakan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna
membangun hubungan baik yang saling menguntungkan. Sedangkan sistem tradisional,
menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untuk
memperoleh harga yang murah harus dibeli dalam jumlah banyak.
5) Struktur seluler dibanding struktur departemen
Just in time biasanya menggunakan struktur seluler yaitu pengelompokkan mesin-mesin dalam
satu keluarga secara berurutan, biasanya kedalam struktur kemiringan. Sedangkan sistem
tradisional menggunakan struktur departemen yaitu struktur pengolahan produk melalui
beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-tahapannya dan memerlukan beberapa
departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi.
6) Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasi
Sistem tradisional mengelompokkan karyawan ke dalam departemen-departemen sehingga
mereka terspesialisasi pada departemen-departemen tempat mereka bekerja. Sistem Just In Time
(JIT) mengelompokkan karyawan berdasar sel-sel pemanufakturan, sehingga karyawan dilatih
untuk berkeahlian ganda.
7) Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasi
Sistem tradisional mendasar spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada masing-masing
departemen jasa. Sistem Just In Time (JIT), jasa terdesentralisasi pada masing-masing sel
pemanufakturan.
8) Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendah
Dalam sistem tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan keryawan relatif rendah karena
karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasannya. Dalam sistem Just In Time (JIT),
manajemen harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau
memberi peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam manajemen organisasi. Keterlibatan
ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh.
9) Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintah
Sistem tradisional pada umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai supervisor karena
fungsi utamanya adalah memerintah para karyawan untuk melaksanakan kegiatan. Sistem Just In
Time (JIT) memerlukan keterlibatan karyawan sehingga mereka dapat diberdayakan, maka gaya
manajemen yang cocok adalah sebagai fasilitator bukan sekedar supervisor.
10) Total Quality Control (TQC) dibanding Accepted Quality Level (AQL)
Sistem JIT membutuhkan penekanan yang lebih kuat pada pengendalian mutu sehingga
memerlukan TQC. Total Quality Control (TQC) adalah pendekatan pengendalian mutu yang
mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutu
agar tercapai kerusakan nol atau terbebas dari kerusakan. Sistem tradisional menggunakan
pendekatan AQL. Accepted Quality Level (AQL) adalah pendekatan pengendalian mutu yang
memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat
kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan dari perbedaan sistem tradisional dan just in time maka kelompok kami
menyimpulkan bahwa penggunaan jit lebih efektif dan efisien dikarnakan penggunaan biaya
yang lebih sedikit dan mampu enekan biaya produksi.
Contoh perusahaan yang menggunakan sistem jit adalah pt. Astra Honda Motor (AHM)

1. Persediaan
Produksi yang dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari bagian pemasaran yang
menggunakan Enterprise Resource Plannning (ERP) sehingga didapatkan data yang tepat
mengenai berapa banyak produk yang akan diproduksi untuk periode selanjutnya dimana
setiap hasil produksi langsung disalurkan ke pemasok sehingga meminimalisasi bahkan
meniadakan jumlah hasil produksi yang tertahan di gudang persediaan barang jadi dan
tentunya akan mengatasi pemborosan.
Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online sedangkan pemesanan sepeda
motor dilakukan melalui faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT AHM akan memasok bahan
baku dari vendor yang dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai maka akan
langsung diproses dan setelah jadi maka akan langsung dikirimkan ke main dealer. Hal ini
terbukti sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over produksi.

2. Waktu Siklus
Pada PT AHM produksi dilaksanakan dengan seefisien mungkin dan waktu menunggu bahkan
tidak ada. Untuk memproduksi satu unit produk hanya membutuhkan waktu 13 menit. Hal ini
bisa terjadi karena kemampuan teknologi yang dipakai PT AHM dalam proses produksi.
Kemudian dapat disalurkan langsung ke main dealer sesuai dengan pesanan.
Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan
menimbulkan waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan perhitungan
yang tepat. Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka semakin kecil pula
waktu menunggu untuk suatu produk mengalami proses selanjutnya, begitupun sebaliknya.

Menurut kelompok kami yang bagus menggunakan sistem JIT contohnya dapat dilihat PT
ASTRA
Daftar pustaka
http://richardandreas-richard.blogspot.co.id/2012/05/manajemen-persediaan-just-in-time-jit.html
https://www.academia.edu/12301645/Manajemen_persediaan_bahan_baku_mie_PT_Indofood
https://lavenderbluestiemdp.blogspot.co.id/
EOQ,ROP,SS https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-
perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-dengan-metode-economic-order-
quantity-eoq-pada-pt-fastfood-indonesia-cabang-medan
https://ervinkurnia88.wordpress.com/2013/09/25/ruang-lingkup-manajemen-produksi-pt-
indofood-sukses-makmur-tbk/
https://id.scribd.com/doc/188104310/Persediaan-Bahan-Baku-Mie-Instan

Anda mungkin juga menyukai