Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kebijakan Moneter dan Fiskal

Kebijakan Moneter dan Fiskal


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang bencana angin putting beliung, sebab-sebab serta
cara penanggulangannya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa
lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau
dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap
individu disebut dengan negara.
Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan sosial
lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam
organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah
negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan,
termasuk kebijakan ekonomi.
Pentingnya perekonomian dibagi menjadi tiga bagian yang pertama, pentingnya ilmu
ekonomi untuk perseorangan (individu), kedua pentingnya ilmu ekonomi untuk dunia usaha,
dan ketiga, pentingnya ilmu ekonomi untuk bangsa dan Negara.1[1]
Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat
menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang mengakibatkan
suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu Negara yang
mengalaminya. Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global Negara Indonesia
melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih
kembali.
Kebijakan yang akan dibahas yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan di dalam bidang
perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-
langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang yang berada di
tangan masyarakat. Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif
pemerintah dibidang ekonomi.
Moneter, fiskal dan perdagangan internasional adalah merupakan instrument
kebijakan makro ekonomi. Indonesia telah mengalami berbagai macam kebijakan moneter
dan fiscal sejak kemerdekaan. Pada awal tahun 1950-an kebijakan moneter cenderung
bersifat konservatif (jumlah uang yang beredar bertambah dengan mantap, tetapi terkendali
dengan laju 22% pertahun) pada tahun 1951-1956. Kemudian pada tahun 1956-1960
pertumbuha uang beredar lebih cepat rata-rat 37% pertahun.
Kebijakan moneter selanjutnya terkesan sebagai hasil sampingan kegiatan dunia
politik dan kebutuhan untuk membiayai defisit anggaran (APBN) yang makin membesar.
Pada awal tahun 1960-an ada usaha untuk melakukan pengendaliaan moneter, tetapi sejak
tahun 1963 tidak dilakukan lagi dan jumlah uang yang beredar tumbuh tidak terkendalikan.
Hal ini menyebabkan inflasi yang parah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966 (indeks
harga untuk DKI Jakarta meningkat 150%). Setelah itu terjadi perubahan gaya pengelolaan
ekonomi moneter dalam waktu yang pendek sektor moneter dapat dikendalikan dan harga-
harga menuju stabilitas antara tahun 1969-1971 Indonesia mengalami laju inflasi dibawah
10% pertahun. Stabilitas ini berlangsung sampai triwulan terakhir tahun 1971, setelah itu
ditandai adanya inflasi yang cukup tinggi, meskipun kebijakan moneter yang dianut tidak
berbeda dengan yang sebelumnya. Menjelang akhir tahun 1976 stabilitas harga dapat
dipulihkan kembali dan inflasi mencapai laju sedikit lebih tinggi dari 10% pertahun. Keadaan
seperti ini dapat dipertahankan sampai tahun 1978, tetapi devaluasi yang dilakukan pada
bulan November tahun 1978 menghidupkan kembali inflasi pada tahun 1979. Sampai saat ini
Indonesia menganut kebijakan moneter mengambang (Floating Rate).2[2]
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa Pengertian dari Kebijakan Moneter?
1.2.2 Apa Pengertian dari Kebijakan Fiskal?
1.2.3 Apa Tujuan dari Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
1.2.4 Apa saja Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
1.2.5 Bagaimana Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
1.2.6 Bagaimana Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir
atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank
Sentral) untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau suku
bunga, atau kombinasi keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan harga, dan
inflasi, serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.3[3]
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat
diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama
kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan fiskal
mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya terletak pada
instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah
uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluarannya.4[10]
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar,
namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi.
Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan
2.3 Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
2.3.1 Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya adalah
keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External Balance).
Kebijakan intern biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi dan
dipertahankannya laju inflasi yang rendah. Sedangkan keseimbangan ekstern dipertahankan
agar neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) seimbang dalam arti bahwa
neraca pembayaran internasional tidak deficit dan surplus.5[15]
Di bawah ini adalah tujuan dari dilakukannya Kebijakan Moneter:
1) Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung
secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang
berjalan seimbang.
2) Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi
biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun
keselamatan kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup
karyawan dan pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.
3) Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga
yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga
sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke
waktu adalah sama.
4) Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai barang
yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan neraca
pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter. Contohnya
adalah dengan cara melakukan devaluasi.
2.3.2 Tujuan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mempunyai beberapa tujuan, antara lain meningkatkan investasi,
meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal (dalam negeri) dan
eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi. Untuk mewujudkan tujuan
kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alat kebijakan fiskal antara lain pajak,
pinjaman publik, dan subsidi.

Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal


Macam-macam Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
1) Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang
yang beredar.
2.4.2 Macam-macam Kebijakan Fiskal
Berikut ini adalah macam-macam kebijakan fiskal yang meliputi:
1) Functional finance : Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional
2) The managed budget approach : Pendekatan pengelolaan Anggaran
3) The stabilizing budget : Stabilisasi anggaran yang otomatis, apabila model ini gagal, maka
pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya seperti dengan menaikkan gaji PNS atau
subsidi
4) Balance budget approach : Pendekatan Anggaran Belanja berimbang, namun bila terlambat
penyesuaian (Perubahan Anggaran Keuangan), maka kepercayaan masyarakat akan hilang.
Dalam konteks perencanaan pembangunan ekonomi, rancangan kebijakan fiskal tidak
hanya diarahkan untuk pengembangan aspek ekonomi seperti pendapatan per kapita,
pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan stabilisasi ekonomi, tetapi juga
pening katan aspek sosial seperti pemerataan pendapatan, pendidikan, dan kesehatan.
Macam-macam Anggaran / Politik Anggaran:
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik
digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakanketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating)untuk
menurunkan tekanan permintaan.
c) Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastiananggaran serta
meningkatkan disiplin.

2.5 Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal


2.5.1 Peranan Kebijakan Moneter
Dengan adanya kelemahan-kelemahan ini bukanlah berarti bahwa kebijakan moneter
tidak dapat digunakan sama sekali di negara berkembang. Kebijakan moneter masih tetap
besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Tapi, bentuk kebijakan yang harus
dilaksanakan haruslah disesuaikan dengan masalah-masalah yang sebenarnya dihadapi.
Karena uang tunai (uang kertas dan uang logam) merupakan bagian terbesar dari penawaran
uang, maka kebijakan moneter bukan saja harus ditunjukkan untuk mempengaruhi penawaran
yang diciptakan oleh sistem bank, tetapi harus pula meliputi usaha untuk mempengaruhi
penawaran uang tunai dalam masyarakat. Pertambahan penduduk dan pendapatan masyarakat
sebagai akibat dari usaha dan kegiatan pembangunan menyebabkan dari tahun ke tahun
penawaran uang harus ditambah.
Berarti salah satu tugas dari kebijakan moneter adalah untuk menyediakan pertambahan
penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat berjalan dengan
lancar. Dan di negara berkembang kebijakan ini harus mencakup juga kebijakan untuk
mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan berusaha menarik
uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat pengeluarannya.
Salah satu caranya adalah dengan menarik uang tersebut kedalam sistem bank, misalnya
dengan cara memberikan bunga yang tinggi kepada penyimpan deposito berjangka. Langkah
ini bukan saja dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, tetapi juga dapat membantu
menyediakan tabungan untuk digunakan dalam penanaman modal yang lebih produktif.
2.5.2 Peranan Kebijakan Fiskal
Walaupun alat-alat kebijakan fiskal yang tradisional tidak menciptakan hasil yang sama
efektifasnya dengan di negara maju, bila kebijakan yang dijalankan dengan memperhatikan
keadaan di negara berkembang, maka kebijakan itu dapat menjalankan peranan penting di
dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan. Pertama-tama dengan menjalankan
kebijakan fiskal yang lebih behati-hati (konservatif) daripada negara maju, yautu dengan
sealu menjaga agar pengeluaran pemerintah tetap dalam keadaan seimbang dan menghindari
melakukan pengeluran yang berlebihan, kebijakan tersebut dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya inflasi. Kedua, kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mempengaruhi corak
penggunanaan sumber daya. Perbelanjaan pemerintah di suatu sektor akan dapat
menggalakkan penanaman modal yang lebih besar disektor tersebut, sedangkan pajak yang
tinggi di suatu sektor akan membatasi gairah para pengusaha untuk menjalankan kegiatan
sektor tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu
perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.
 Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola
atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
 Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya adalah
keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External Balance). Dan
tujuan kebijakan fiskal, antara lain meningkatkan investasi, meningkatkan kesempatan kerja,
memelihara stabilitas ekonomi internal (dalam negeri) dan eksternal (luar negeri), serta
mengendalikan tingkat inflasi. Untuk mewujudkan tujuan kebijakan fiskal, pemerintah
menggunakan alat-alat kebijakan fiskal antara lain pajak, pinjaman publik, dan subsidi.
 Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) Kebijakan Moneter Ekspansif/Monetary Expansive
Policy, (2) Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy. Sedangkan
Kebijakan fiscal dapat dogolongkan menjadi empat, yaitu: (1) Functional finance :
Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional, (2) The managed budget approach :
Pendekatan pengelolaan Anggaran, (3) The stabilizing budget : Stabilisasi anggaran yang
otomatis, dan (4) Balance budget approach : Pendekatan Anggaran Belanja berimbang.
 Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter masih tetap besar
peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Salah satu tugas dari kebijakan moneter
adalah untuk menyediakan pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Kebijakan fiskal lainnya yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber daya dalam perekonomian adalah dengan
memberikan perangsangan fiskal (fiscal incentives) kepada perusahaan-perusahaan
3.2 Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ini diharapkan akan lebih
dimengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan itu dapat
mempengaruhi perekonomian di suatu wilayah atau Negara. Dan hubungan antara kebijakan

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Sahid. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneter dan Fiskal. 2008. Sinar
Press: Bandung
Boediono. Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. 2003. Jakarta: Kompas
Farida, Ai Siti. Sistem Ekonomi Indonesia. 2011. Bandung: Pustaka Setia,
Hartono, Tono. Mekanisme Ekonomi. 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya
Marsuki. Analisis perekonomian Nasional & Internasional. 2010. Mitra Wacana Media:
Jakarta
Pratama Rahardja, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) 2008
Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi. 2011. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Subandi. Sistem Ekonomi Indonesia. 2014. Bandung: AlfaBeta,
Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia. 2011. Bogor: Galia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai