Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KANDIDIASIS ORAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen pembimbing : Sodikin, M.Kep.,Ns.,Sp.KMB

Disusun Oleh :

1. Tya Nur Inara ()


2. Galuh Putri Astanti Aji (106116003)
3. Andrye Pelita Zam Zam M (106116012)
4. Deni Irawan (106116024)
5. Irma Amalia (106116025)
6. Melina Eka Saputri (106116028)
7. Dias Ulfa Oktavia (106116029)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penyakit fimosis pada anak
ini dapat memberikan manfaat maupun terhadap pembaca.

Cilacap, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi candidiasis ......................................................................... 3
B. Etiologi candidiasis ........................................................................ 3
C. Manifestasi Klinis candidiasis ....................................................... 4
D. Patofisiologi candidiasis ................................................................ 4
E. Pemeriksaan Diagnostik candidiasis .............................................. 5
F. Penatalaksanaan candidiasis ........................................................... 6
G. Pemeriksaan Penunjang candidiasis ............................................... 7
H. Cara Penulisan candidiasis ............................................................. 7
I. Cara Pencegahan candidiasis ......................................................... 7
J. Asuhan Keperawatan ..................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................. 15

Daftar Pustaka .......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang
sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam
rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia
sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan
peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang
adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat
dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut
berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida
sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada
tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan
disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili
Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C.
parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat
menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi
dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang
dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65%
pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut
yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu
pada moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush,
sehingga ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835)
menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat
dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840)

1
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang
tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini.
Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah
nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah menjadi monilia.
Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain Wilkinson
yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923)
menamakan jamur itu dalam genus candida.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi candidiasis ?
b. Apa saja etiologi candidiasis?
c. Apa saja manifestasi klinis candidiasis?
d. Bagaimana patofisiologi candidiasis ?
e. Apa saja komplikasi pada penyakit candidiasis?
f. Apa pemeriksaan candidiasis?
g. Bagaimana cara penularan dan cara pencegahan candidiasis?
h. Bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada penderita candidiasis
oral ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Sistem Integumen dan menambah wawasan Mahasiswa tentang
penyakit Candidiasis serta asuhan keperawatan secara teoritis pada penderita
candidiasis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme
ini mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan
imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa lesi putih atau
lesi eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat
menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit
biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau
serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi tersebut dapat di
tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau
sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang
menyertainya. (Silverman S, 2001).

B. ETIOLOGI
Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen
maupun eksogen, antara lain :
1. Faktor endogen :
a. Perubahan fisiologik
1) Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
2) Kegemukan, karena banyak keringat
3) Debilitas
4) Iatrogenik
5) Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
6) Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan
keadaanumum yang buruk.

3
b. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
c. Imunologik : penyakit genetik.
2. Faktor eksogen :
a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya jamur.
d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada bayi
a) Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
b) Menimbulkan nyeri
c) Infeksi mulut (peradangan).
2. Pada anak-anak dan dewasa
a) Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut
gusi danamandel (tonsil)
b) Lesi menyerupai keju
c) Nyeri
d) Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
e) Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
f) Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
g) Kehilangan selera makan

D. PATOFISIOLOGI
Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga
mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut
atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berpoliferasi dan
menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang
paling sering ditemukan.

4
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini
yang pertumbuhannyadipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri y
ang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunan
kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan
yang menekan sistem imun serta peyakit yang menyerang sistem imun seperti
Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).
Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam
mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak
terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah,
jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi
apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem
imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral
atau moniliasis.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa dari candidiasis biasanya berdasarkan dari gejala klinis yang
ditimbulkan. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan langsung dan
pemeriksaan biakan.
1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa
dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu. Pemeriksaan biakan: bahan yang akan
diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar
ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan
bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37ºC,
koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi
Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada
corn meal agar.
2. Pemeriksaan biakan dilakukan dengan menanam bahan ke dalam agar
dekstrosa glukosa Sabouroud, setelah itu dapat ditambahkan dengan
antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Kemudian disimpan dalam suhu kamar 37ºC. Setelah 24-24 jam, koloni
akan tumbuh.

5
3. Identifikasi untuk Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya
pada corn meal agar. Pada media ini, akan membentuk Chlamydoconidia
dan pada serumnya akan membentuk germ tube.
4. Germ tube test merupakan test yang dilakukan untuk membedakan
Candida albicans dengan candidia lainnya secara ekonomis dan efisien.
0,3 ml serum (bisa serum manusia, kelinci, domba) dicampur dengan sel
yeast. Lalu diinkubasi dengan suhu 35-37 oC selama 2-3 jam. Serum
diambil dengan usa dan diletakkan pada objek glass dan ditutup dengan
deck glass. Bila terbentuk germ tube maka kesimpulannya adalah Candida
albicans. Germ tube merupakan filament yang dibentuk oleh Blastoconidia
dengan ciri khas tidak ada konstriksi pada perbatasan antara Germ Tube
dan Blastoconida.

F. Penatalaksanaan
Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi,
tergantung pada daerah mana yang terkena dampak dari timbulnya
Kandidiasis tersebut, seperti:
1. Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien.
Selain itu, pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah
pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi
untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang menyarankan cara
pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2
tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara
merata. Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun
harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat bayi muntah.
2. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-
obatan antifungal seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus
yang lebih parah, ketoconazole atau flukonazol dapat diminum sekali
sehari.

6
3. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole,
itraconazole (Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat
diobati dengan dengan antifungal powders dan krim.
4. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan
infeksi dapat diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole,
clotrimazole, miconazole, Nistatin, tioconazole dan terconazole.

G. Komplikasi Pada Penyakit Candidiasis


Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus
halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan
otak.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab
mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab
ataukumur.

I. Cara Penularan
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina
dan tinja, dari penderita ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan lahir
pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.

J. Cara Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral
antara lain :
1. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan
botol/dot/pacifier yang digunakan dan menyimpan pada tempat yang
bersih dan kering.
2. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler

7
3. Rajin berkumur dan menggosok gigi
4. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi

8
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS PADA GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN ; CANDIDIASIS ORAL

A. PENGKAJIAN
1. SISTEM KARDIOVASKULER
Tidak ada nyeri dada
2. SISTEM PERNAFASAN
Respirasi normal, nadi normal
3. SISTEM INTEGUMEN
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral ada lesi, pecah-pecah
dan kemerahan pada sudut-sudut mulut
4. SISTEM MUSCULOSKELETAL
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi
5. SISTEM PERSYARAFAN
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi
dan kesadaran penuh
6. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : perubahan pola tidur
Tanda : tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis hitam di bawah mata
7. SIRKULASI
Tanda : timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi
8. INTEGRITAS EGO
Gejala : perasaan cemas dan takut, putus asa dan tidak berdaya
Tanda : ansietas, murung, menarik diri
9. MAKANAN / CAIRAN
Gejala : ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat,
anoreksia, kehilangan nafsu makan karena nyeri, diindikasikan infeksi
sudah menyebar sampai esophagus sehingga terjadi gangguan menelan
pula

9
Tanda :porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk
10. KEAMANAN
Gejala : riwayat defisiensi imun, kulit lecet/kemerahan, lesi kulit/ulkus
pada kulit, riwayat berulangnya infeksi jamur.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa yang muncul pada penderita candidiasis yaitu :
1. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah
dan eksudat berwarna putih
2. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
4. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi
5. Gangguan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan infeksi

10
No. Dx. Keperawatan NOC NIC
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Kaji nyeri secara komprehensif
proses infeksi yang keperawatan 1x24 jam baik skala, frekuensi, lokasi
menghasilkan diharapkan nyeri pada dan durasinya
bentukan warna mukosa klien hilang.
merah dan eksudat Dengan kriteria hasil klien
berwarna putih mampu : · Observasi respon non verbal
· Mampu mengontrol
nyeri
· Mampu mengetahui
factor penyebab nyeri · Jelaskan mekanisme nyeri
· Skala nyeri hilang yang terjadi
· Ekspresi wajah rileks

· Ajarkan tekhnik relaksasi


dan distraksi untuk mengurangi
rasa nyeri

· Kolaborasi dengan dokter


dalam pemberian obat
analgetik
· Kolaborasi dengan keluarga
dalam mengontrol factor
pemicu timbulnya nyeri seperti
pembatasan aktivitas

2. Hipertermi b.d suhu Setelah dilakukan tindakan


Kaji ttv klien terutama suhu tubuh
tubuh meningkat keperawatan 1x24 jam klien
diharapkan suhu tubuh
klien kembali normal. · Berikan kompres hangat di
Dengan kriteria hasil klien sekitar lipatan misalnya ketiak

11
mampu : dan lipatan paha
· Suhu tubuh kembali
normal
· Tidak ada perubahan
kulit
· Tidak ada pusing

· Beri minum air putih atau


susu < dari 1000 cc/hr

· Anjurkan keluarga untuk


tidak memakaikan selimut dan
pakaian tebal kepada klien

· Kolaborasi pemberian obat


anti mikroba dan antipiretik

3. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan


Kaji pola nutrisi klien
kurang dari keperawatan 1x24 jam
kebutuhan tubuh b.d diharapkan status nutrisi
nafsu makan klien membaik. · Beri nutrisi dalam keadaan
menurun Dengan kriteria hasil klien lunak, porsi sedikit tapi sering
mampu : · Hindari makanan dan obat-
· Mampu obatan yang dapat
mengidentifikasi menimbulkan reaksi alergi

12
kebutuhan nutrisi pada rongga mulut
· Adanya peningkatan
· Anjurkan keluarga untuk
berat badan sesuai dengan melaporkan tentang
tujuan perkembangan nutrisi klien
· Tidak ada tanda
malnutrisi
· Menunjukan
· Kolaborasi pemasangan
peningkatan fungsi NGT jika tidak dapat makan
pengecapan dari menelan dan minum peroral

4. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan


· kaji kerusakaan lesi mukosa
mukosa oral b.d keperawatan 1x24 jam oral
inflamasi diharapkan kerusakan
integritas mukosa oral
· berikan kebersihan pada alat-
teratasi alat yang digunakan klien
Dengan kriteria hasil klien
mampu : · ajarkan oral hygine yang
· Mukosa oral kembali baik
normal
· Tidak bengkak dan
hiperemi · kolaborasi pemberian anti
· Lesi berkurang dan jamur seperti nystatin
berangsur sembuh
· Membrane mukosa oral
lembab

5. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan


kaji rasa gatal klien
nyaman ( gatal-gatal keperawatan 1x24 jam
) berhubungan diharapkan klien tidak
dengan infeksi gatal-gatal lagi. · jelaskan kepada klien gejala
Dengan kriteria hasil klien gatal berhubungan dengan
mampu : penyebabnya

13
· klien menunjukan
berkurangnya rasa gatal-
gatal
· tidak ada lecet akibat
garukan
· klien tidur nyenyak
tanpa terganggu rasa gatal
· anjurkan kepada klien untuk
tidak menggaruk mukosa nya

· kolaborasi dengan keluarga


untu tetap menjaga kebersihan
mukos klien

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan
imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina
dan tinja, dari penderita ataupun “carrier”, atau tertulari melalui jalan lahir
pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esophagus, usus
halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan
otak.

B. SARAN
Dengan kita mengetahui apa itu candidiasis dan bagaimana asuhan
keperawatan secara teoritis pada pasien penderita candidiasis sehingga kita
bisa mengaplikasikannya, dan bisa menambah wawasan kita tentang
candidiasis.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://ojinasrul.blogspot.com/2015/12/makalah-kandidiasis.html?m=1

https://doktermaya.wordpress.com/2011/09/18/makalah-kandidiasis-oral/

https://www.scribd.com/document/115453176/oral-candidiasis-makalah-sek-1

http://serlisafitry.blogspot.com/2016/02/asuhan-keperawatan-
kandidiasi.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai