Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH JENIS RAGI PADA BIOETANOL

TEPUNG GANDUM

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

Febrina Eva Susanto

Michelle Florencia

Tania Angelia

SMA SEDES SAPIENTIAE


SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk ujian praktikum Biologi di SMA Sedes
Sapientiae Semarang tahun 2016

PENGARUH JENIS RAGI PADA BIOETANOL TEPUNG GANDUM

Febrina Eva Susanto

Michelle Florencia

Tania Angelia

Semarang, 5 Februari 2016

Menyetujui,

Guru Pendamping Perwakilan Kelompok

Bp. Agung Prasetyo Wibowo, S.Si Febrina Eva Susanto

1
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3

i. Latar Belakang ............................................................................................. 3


ii. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
iii. Tujuan ......................................................................................................... 4
iv. Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................. 10

i. Variabel Penelitian .................................................................................................... 10


ii. Alat dan Bahan .......................................................................................................... 10
iii. Cara kerja .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

v. Latar Belakang

Pemanasan global (global warming) merupakan salah satu masalah dunia yang
sampai saat ini belum dapat diselesaikan. Penyebabnya adalah jumlah gas
karbondioksida yang semakin banyak di atmosfer bumi. Kenaikan gas karbondioksida
di atmosfer disebabkan beberapa hal, diantaranya penebangan hutan secara besar-
besaran, kesadaran manusia yang rendah untuk menanam pohon, pembakaran
sampah, dan pemakaian bahan bakar fosil yang semakin besar.
Pemakaian bahan bakar fosil saat ini masih menjadi prioritas untuk segala kebutuhan
manusia, diantaranya untuk kegiatan industri, pembangkit listrik dan bahan bakar
kendaraan bermotor. Tingkat ekonomi yang lebih baik menyebabkan jumlah
kendaraan bermotor meningkat dengan tajam, sehingga asap pembakaran yang
dihasilkan menjadi salah satu penyumbang gas karbon dioksida yang besar. Keadaan
yang demikian perlu dicarikan solusi untuk menemukan bahan bakar ramah
lingkungan yang dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dalam
pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu sumber energi yang dapat digunakan
untuk menggantikan bahan bakar fosil adalah etanol. Penggunaan etanol sebagai
bahan bakar bukan hal yang baru karena beberapa industri telah menggunakannya.
Etanol pada umumnya dibuat secara kimiawi, namun metode ini kurang ramah
lingkungan. Oleh karena itu, etanol perlu diproduksi menggunakan bantuan
mikroorganisme melalui proses fermentasi. Etanol hasil fermentasi menggunakan
mikroorganisme dikenal sebagai bioetanol. Bioetanol dapat dibuat dengan cara
peragian (fermentasi) terhadap bahan-bahan yang mengandung pati atau gula. Sumber
pati dapat berupa jagung, ubi kayu, kentang, ganyong, gembili, bit dan lainlain (Rama
Prihandana dkk., 2007: 26).
Pemanfaatan pati dari ubi kayu, gembili, garut, gandum, dan jagung menjadi etanol
telah banyak dilakukan. Salah satu bahan berpati yang kurang dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan etanol adalah tepung gandum. Tepung Terigu mengandung energi
sebesar 365 kilokalori, protein 8,9 gram, karbohidrat 77,3 gram, lemak 1,3 gram,
kalsium 16 miligram, fosfor 106 miligram, dan zat besi 1 miligram.
Proses fermentasi menggunakan mikroorganisme yang mampu menghasilkan alkohol.
Mikroorganisme yang sering digunakan adalah Sacharomyces cereviceae. Salah satu
inokulum atau starter yang mengandung mikroorganisme S. Cereviceae dikenal
sebagai tablet ragi. Tablet ragi digunakan untuk membuat berbagai macam makanan
fermentasi seperti tape ketan atau singkong, tempe, oncom, serta brem cair atau padat.
Pada umumnya ragi yang digunakan untuk membuat makanan fermentasi seperti tape
dan tempe mengandung lebih dari satu jenis mikroorganisme, yaitu khamir, kapang

3
dan bakteri. Campuran beberapa jenis mikroorganisme pada ragi tape memberi
keuntungan dalam memfermentasi bonggol pisang menjadi bioetanol. Hal ini
disebabkan adanya enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme lain yang dapat
membantu menghidrolisis pati menjadi glukosa.
Proses fermentasi dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah konsentrasi ragi dan
lama fermentasi. Menurut Penelitian dari Eko Prasetyo waktu permentasi dan
konsentrasi oftimum dalam permentasi bonggol pisang adalah 4 hari fermentasi dan
kadar ragi 0.6 % Pada penelitian ini akan dilakukan oftimasi pada berbagai jenis
bonggol pisang yang menghasilkan konsentrasi bioetanol oftimum. Kandungan
nutrisi pada berbagai jenis pisang berbeda sehingga akan menghasilkan jumlah
bioetanol yang berbeda pula, oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan jenis bonggol
pisang apa yang menghasilkan bioetanol oftimum. Bila jenis bonggol yang
menghasilkan bioetanol oftimum ditemukan maka akan memudahkan dan member
efisiensi yang terbaik dalam memproduksi bioethanol.

vi. Rumusan Masalah


1. Adakah pengeruh jenis ragi terhadap kadar bioetanol yang diperolih?
2. Ragi jenis apa yang menghasilkan bioetanol yang oftimum?

vii. Tujuan
1. Menentukan ada tidaknya pengaruh yepung terigu terhadap kadar bioetanol?
2. Menentukan masa ragi yang menghasilkan kadar bioethanol

viii. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat berguna :

1. Bagi peneliti

a. Mengetahui manfaat tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan

bioetanol.

b. Mengetahui jenis ragi yang menghasilkan kadar bioetanol optimum.

2. Bagi masyarakat

a. Memberikan referensi pembuatan bioetanol dari bahan yang mengandung

pati.

b. Memberikan informasi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bioetanol

Bioetanol adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati
yang memiliki sifat menyerupai minyak premium (Khairani, 2007). Secara umum, proses
pengolahan bahan berpati/karbohidrat seperti ubi kayu, jagung dan gandum untuk menghasilkan
etanol dilakukan dengan proses hidrolisis, yakni proses konversi pati menjadi glukosa. Prinsip
dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai polimer pati menjadi unit-unit
dekstrosa (C6H12O6). Pemutusan rantai polimer tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
metode, misalnya secara enzimatis, kimiawi ataupun kombinasi keduanya. Proses berikutnya
adalah proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2.

Bahan Baku

Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat dalam berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan yang disimpan dalam akar, batang buah, kulit, dan biji sebagai cadangan makanan.
Pati adalah polimer D-glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat simpanan dalam tumbuh-
tumbuhan, misalnya gandum, pisang, jagung,dan lain-lain (Poedjiadi A, 1994). gandum
digunakan karena mengandung karbohidrat. karbohidrat tersebut diurai terlebih dahulu melalui
proses hidrolisis kemudian di fermentasi dengan menggunakan ragi tape (Saccharomyces
cereviseae) atau ragi roti (fermipan) menjadi alkohol. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan dari
fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme (Anonim,
2007).

Komposisi gandum ditunjukan pada tabel 1.

Tabel 1 Kandungan Gandum


Unsur Komposisi
Mineral 1,5%-2%
Karbohidrat 60%-80%
Lemak 1,5%-2%
Protein 6%-17%

Berdasarkan tabel 1, komposisi terbanyak pada gandum adalah karbohidrat. Mengingat akan hal
tersebut dan prospek yang baik di masa yang akan datang, maka penyusun mencoba mencari
peluang untuk memanfaatkan gandum sebagai bahan baku dalam pembuatan bioethanol (Prescott
and Dunn, 1959).

5
Mikroorganisme pada Fermentasi

Alkohol dapat diproduksi dari beberapa bahan secara fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme, sebagai penghasil enzim zimase, Zimase adalah enzim yang terdapat
dalam ragi yang memiliki fungi jenis khamir yang sanggup mengubah berbagai
jenis gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Enzim mengkatalisis reaksi fermentasi
alkoholik.
Enzim zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida
(glutosa dan fruktosa) yang mengkatalis reaksi biokimia pada perubahan substrat organik.
Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk fermentasi terdiri dari yeast (ragi), khamir,jamur,
dan bakteri. Mikroorganisme tersebut tidak mempunyai klorofil, tidak mampu memproduksi
makanannya dengan cara fermentasi, dan menggunakan substrat organic untuk sebagai makanan.
Saccharomyces cereviseae lebih banyak digunakan untuk memproduksi alkohol secara komersial
dibandingkan dengan bakteri dan jamur. Hal ini disebabkan karena Saccharomyces cereviseae
dapat memproduksi alkohol dalam jumlah besar dan mempunyai toleransi pada kadar alkohol
yang tinggi. Kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 8-20% pada kondisi optimum.
Saccharomyces cereviseae yang bersifat stabil, tidak berbahaya atau menimbulkan racun, mudah
di dapat dan malah mudah dalam pemeliharaan. Bakteri tidak banyak digunakan untuk
memproduksi alkohol secara komersial, karena kebanyakan bakteri tidak dapat tahan pada kadar
alkohol yang tinggi (Sudarmadji K., 1989).

Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru
atau lebih dan juga dekomposisi suatu larutan dengan menggunakan air. Proses ini melibatkan
pengionan molekul air ataupun peruraian senyawa yang lain (Pudjaatmaka dan Qodratillah,
2002). Hidrolisis diterapkan pada reaksi kimia yang berupa organic atau anorganik dimana air
mempengaruhi dekomposisi ganda dengan campuran yang lain, hydrogen akan membentuk satu
komponen dan hidroksil ke komponen yang lain.

XY + H2O HY + XOH (1)


KCN + H2O HCN + KOH (2)
C5H11Cl + H2O HCl + C5H11OH (3)
(Groggins, 1958)
Reaksi hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi sebagai berikut :

C6H10O5)n+ nH2O n(C6H12O6) (4)


Pati air glukosa

6
Karena reaksi antara pati dengan air berlangsung sangat lambat, maka untuk memperbesar
kecepatan reaksinya diperlukan penambahan katalisator. Penambahan katalisator ini berfungsi
untuk memperbesar keaktifan air, sehingga reaksi hidrolisis tersebut berjalan lebih cepat.
Katalisator yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam nitrat, dan asam klorida. Dalam
reaksi ini menggunakan katalis asam klorida sehingga persamaan reaksi yang terbentuk sebagai
berikut :

(C6H10O5)n+ nH2O n(C6H12O6) (5)


Pati air glukosa

(Agra dkk, 1973)

Fermentasi

Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob jenih atau anaerob sebagian. Dalam
suatu proses fermentasi bahan pangan seperti natrium klorida bermanfaat untuk membatasi
pertumbuhan organisme pembusuk dan mencegah pertumbuhan sebagian besar organisme yang
lain. Suatu fermentasi yang busuk biasanya adalah fermentasi yang mengalami kontaminasi,
sedangkan fermentasi yang normal adalah perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Mikroba yang
digunakan untuk fermentasi dapat berasal dari makanan tersebut dan dibuat pemupukan
terhadapnya. Tetapi cara tersebut biasanya berlangsung agak lambat dan banyak menanggung
resiko pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki lebuh cepat. Maka untuk mempercepat
perkembangbiakan biasanya ditambahkan mikroba dari luar dalam bentuk kultur murni ataupun
starter (bahan yang telah mengalami fermentasi serupa). Manusia memanfaatkan Saccharomyces
cereviseae untuk melangsungkan fermentasi, baik dalam makanan maupun dalam minuman yang
mengandung alcohol. Jenis mikroba ini mampu mengubah cairan yang mengandung gula
menjadi alcohol dan gas CO2 secara cepat dan efisien (Sudarmadji K., 1989).

Peoses metabolisme pada Saccharomyces cereviseae merupakan rangkaian reaksi yang terarah
yang berlangsung pada sel. Pada proses ini terjadi serangkaian reaksi yang bersifat merombak
suatu bahan tertentu dan menghasilkan energy serta serangkaian reaksi lain yang bersifat
mensintesis senyawa-senyawa tertentu dengan membutuhkan energi. Saccharomyces cereviseae
sebenarnya tidak mampu langsung melakukan fermentasi terhadap makromolekul seperti
karbohidrat, tetapi karena mikroba tersebut memiliki enzim yang disekresikan mampu
memutuskan ikatan glikosida sehingga dapat difermentasi menjadi alcohol atau asam.
Fermentasi bioethanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi bioethanol
dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan
yang terjadi selama proses fermentasi adalah: Perubahan glukosa menjadi bioethanol oleh sel-sel
Saccharomyces cereviseae.
Saccharomyces cereviseae
C6H12O6 2C2H5OH+ 2CO2 (6)
Glukosaenzim zimosa etanol

7
(Sudarmadji K., 1989)

Fermentasi bioethanol dipengaruhi oleh faktor faktor antara lain:

a. Media
Pada umumnya bahan dasar yang mengandung senyawa organik terutama glukosa dan
pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi bioethanol (Prescott and
Dunn, 1959)
b. Suhu
Suhu optimum bagi pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dan ragi roti aktivitasinya
adalah 25-35oC. suhu memegang peranan penting, karena secara langsung dapat
mempengaruhi aktivitas ragi dan secra tidak langsung akan mempengaruhi kadar
bioethanol yang dihasilkan (Prescott and Dunn, 1959) Pada penelitian ini pertumbuhan
ragi dijaga pada suhu 27oC (Rhonny.A dan Danang J.W, 2003).
c. Nutrisi
Selain sumber karbon, ragi juga memerlukan sumber nitrogen, vitamin dan mineral
dalam pertumbuhannya. Pada umumnya sebagian besar ragi memerlukan vitamin seperti
biotin dan thiamin yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Beberapa mineral juga harus
ada untuk pertumbuhan ragi seperti phospat, kalium, sulfur, dan sejumlah kecil senyawa
besi dan tembaga (Prescott and Dunn,1959). Pada penelitian ini menggunakan 6 gr Za
dan 6 gr urea sebagai nutrisinya dan selanjutnya dipasteurisasa pada suhu 121 oC
(Rhonny.A dan Danang J.W., 2003)
d. pH
pH substrat atau media fermentasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
kehidupan ragi Salah satu sifat ragi adalah bahwa pertumbuhan dapat berlangsung
dengan baik pada kondisi pH 4 – 6 (Prescott and Dunn, 1959). Pada penelitian ini pH
media fermentasi ( filtrat ) dijaga pada kondisi pH 5 (Rhonny.A dan Danang J.W., 2003).
e. Volume
starter Volume starter yang ditambahkan 3-7% dari volume media fermentasi. Jumlah
volume starter tersebut sangat baik dan efektif untuk fermentasi serta dapat menghasilkan
kadar alcohol yang relative tinggi (Monick, J. A., 1968). Penambahan volume starter
yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari volume fermentasi (Prescott and
Dunn, 1959). Volume starter yang terlalu sedikit akan mengakibatkan produktivitas
menurun karena menjadi lelah dan keadaan ini memperbesar terjadinya kontaminasi.
Peningkatan volume starter akan mempercepat terjadinya fermentasi terutama bila
digunakan substrat berkadar tinggi. Tetapi jika volume starter berlebihan akan
mengakibatkan hilangnya kemampuan bakteri untuk hidup sehingga tingkat kematian
bakteri sangat tinggi (Desrosier, 1988).
f. Waktu fermentasi

8
Waktu fermentasi yang biasa dilakukan 3-14 hari. Jika waktunya terlalu cepat ragi masi
dalam masa pertumbuhan sehingga alkohol yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan jika
terlalu lama ragi akan mati maka alkohol yang dihasilkan tidak maksimal (Prescott and
Dunn, 1959).
g. Konsentrasi gula
Konsentrasi gula akan berpengaruh terhadap aktifitas ragi. Konsentrasi gula yang sesuai
kira-kira 10-18%. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi akan menghambat aktivitas ragi,
sebaliknya jika konsentrasinya rendah akan menyebabkan fermentasi tidak optimal
(Prescott and Dunn, 1959).

Alkohol

Alkohol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung pati dengan menggunakan
bantuan dari aktivitas mikroba. Bioethanol merupakan senyawa organik yang mengandung
gugus hidroksida dan mempunyai rumus umum CnHn+1OH. Istilah bioethanol dalam industri
digunakan untuk senyawa etanol atau etil bioethanol dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol
termasuk bioethanol primer yaitu bioethanol yanh gugus hidroksinya terikat pada atom karbon
primer. Sifat-sifat bioethanol yang mudah menguap, udah terbakar, berbau spesifik, cairannya
tidak berwarna, dan mudah larut dalam : air, eter, khloroform, dan aseton (Rhonny. A dan
Danang J.W., 2003).

9
BAB III

METODE PENELITIAN

iv. Variabel Penelitian


Variable dalam penelitian adalah :
- Variable bebas (independen)
Variable bebas adalah variable yang dapat mempengaruhi secara relative variable
dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebasnya adalah jenis ragi. Jenis
ragi yang kami gunakan ada 2 macam yakni ragi roti dan ragi tape.

- Variable terikat (dependen)


Variable terikat adalah variable yang tergantung atau yang dipengaruhi oleh variable
lainnya dari sebuah penelitian. Variable ini dapat disebut juga variable terikat, variable
tidak bebas ,atau variable yang dipengaruhi. Dalam penilitian ini yang menjadi variable
terikat adalah kadar etanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi.

- Variable terkontrol
Variable Kontrol adalah variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga variabel
Independen/ variabel bebas terhadap variable ldependen / variable tergantung tidak dapat
dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Jika akan melakukan penelitian yang
sifatnya perbandingan/ komparatif biasanya peneliti menggunakan variable kontrol.
Dalam penelitian ini yang menjadi variable terkontrol adalah massa ragi, volume air,
massa tepung.

v. Alat dan Bahan


 wadah masak (panci),
 wadah fermentasi,
 alat destilasi,
 alat penyaring,
 termokopel LH,
 tepung gandum,
 ragi roti,
 ragi tape,
 gelas ukur 1 liter,
 labu ukur,
 alkohol meter.

vi. Cara kerja:

10
 Tahap Fermentasi
(a) memasukan tepung gandum kedalam panci dan menambahkan air
sebanyak 4 liter per 1 kg tepung gandum
(b) memanaskan campuran tepung dengan air hingga suhu 100oC selama
±30 menit dan mengaduk hingga mengental menjadi bubur
(c) mendinginkan campuran tepung dengan air sebelum dilanjutkan ke
proses fermentasi
(d) setelahdingin bubur pati dipindahkan ke wadah fermentasi
(e) menambahkan ragi roti sebanyak 10% dari total bubur pati yang
terdapat pada wadah fermentasi sedikit demi sedikit sambil mengaduk
sampai tercampur rata.
(f) menutup wadah fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan bakteri
dalam ragi tepung dapat bekerja dengan optimal.
(g) menunggu 2-3 hari, maka akan terbentuk tiga lapisan, yaitu endapan
bawah protein dan diatasnya adalah air dan etanol
(h) memisahkan etanol dengan endapan protein melalui proses
penyaringan

 Proses Destilasi
(a) memisahkan larutan hasil fermentasi dengan cara memanaskan larutan
dengan menjaga titik didih etanol 78oC sehingga etanol akan menguap
terlebih dahulu dan dialirkan menuju pipa, terkondensasi dan kembali
lagi menjadi etanol cair.
(b) melakukan pengukuran parameter kadar etanol

 Pengukuran
(a) mengukur kadar etanol dengan menggunakan alcoholmeter. Prinsip
kerja dari alkohol meter berdasarkan berat jenis campuran antara
alkohol dengan air.
(b) memasukan alkoholmeter kedalam gelas ukur yang telah berisi cairan
etanol yang akan diukur. Alkoholmeter akan tenggelam dan batas
cairannya akan menunjukan berapa kandungan etanol dalam larutan
tersebut.

 Untuk mengetahui berapa banyak bioethanol yang akan dihasilkan dari per
kilogram bahan utama tepung gandum yakni dengan menggunakan rumus:

Je = 1/jb (Bd)

dimana: je = jumlah etanol per kilogram gandum


jb = jumlah bahan baku
bd = bioethanol yang dihasilkan

11
 Setelah menempuh semua langkah diatas, kemudian mengulangi kembali percobaan
tetapi ragi roti digantikan dengan ragi tape
 Membandingkan kadar etanol yang dihasilkan melalui percobaan antara penggunaan
ragi tape dengan ragi roti

12
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-fahmipurno-888-2-babii.pdf

Tanggal 5 Februari 2016

http://repository.upnyk.ac.id/352/1/Pembuatan_Bioetanol_dari_Kulit_Pisang.pdf

Tanggal 5 Februari 2016

13

Anda mungkin juga menyukai