Anda di halaman 1dari 11

MODUL INTI-2

INFORMASI HASIL TES HIV

I. DESKRIPSI SINGKAT
Kemampuan petugas kesehatan dalam melaksanakan tes HIV, sebaiknya disertai dengan
kemampuan dalam menyampaikan hasil tes kepada pasien yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaannya tidak selalu mudah. Pasien yang telah bersedia melakukan tes HIV tidak selalu
siap untuk menerima dan mengetahui hasil tesnya, terutama apabila hasil tes adalah reaktif.
Diperlukan keterampilan petugas dalam mengkomunikasikan secara baik dan tepat hasil tes
kepada pasien, dengan selalu memegang teguh prinsip tanpa stigma dan diskriminasi, serta
kerahasiaan.

Petugas kesehatan perlu memiliki ketrampilan menyampaikan informasi hasil tes kepada pasien
dengan hasil negatit, reaktif dan inkonklusif secara tepat, sesuai dengan pesan-pesan yang harus
disampaikan pada setiap kondisi tersebut.

Modul ini akan membahas tentang: Pembacaan hasil tes , Informasi yang diperlukan pada setiap
hasil tes dan Cara-cara penyampaian informasi hasil tes

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi peserta mampu memberikan informasi hasil tes HIV

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari materi peserta mampu:
1. Membaca hasil tes
2. Menjelaskan informasi yang diperlukan pada setiap hasil tes
3. Melakukan penyampaian informasi hasil tes

III. POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN


1. Pembacaan hasil tes
2. Informasi yang diperlukan pada setiap hasil tes:
1. Hasil positif
2. Hasil negatif
3. Hasil inkonklusif
3. Penyampaian informasi hasil tes

1
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN. Waktu: 4 Jpl=180 menit
Langkah 1. Pengkondisian (5 menit)
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila ini merupakan pertemuan
pertama di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait dengan materi yang
akan disampaikan.
2. Menyampaikan keterkaitan materi ini dengan modul/materi sebelumnya
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan dibahas,
sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang, lakukan penegasan dan jangan hanya
membacakan saja.

Langkah 2. Pembahasan pokok bahasan 1 ( 45 menit)


1. Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta tentang
pembacaan hasil tes? Apakah mempunyai pengalaman melakukan di fasyankes masing-
masing? Apakah ada kendalayang dihadapi? Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta
pada kertas flipchart
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Pembacaan hail tes, menggunakan bahan
tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin
penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi kesempatan
peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab pertanyaan peserta lain
terlebih dahulu sebelum fasilitator menjawabnya.
4. Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan mengerjakan penugasan 1. Latihan kasus.
Jelaskan sesuai dengan petunjuk penugasan yang ada pada fasilitator.
5. Selama peserta mengerjakan latihan, fasilitator melakukan pengamatan, dan memberikan
bantuan yang diperlukan.
6. Setelah selesai mengerjakan Latihan, fasilitator memandu presentasi hasil latihan. Mintalah
pendapat dan amsukan dari peserta lainnya, agar bisa saling melengkapi.
7. Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 1.

Langkah 3. Pembahasan Pokok bahasan 2 ( 45 menit)


1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang informasi yang
diperlukan pada setiap hasil tes . Lakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman
peserta tentang informasi yang diperlukan pada setiap hasil tes? Adakah yang memiliki
pengalaman? Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Informasi yang diperlukan pada setiap hasil
tes, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta.
Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi kesempatan
peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk menjawab pertanyaan peserta lain
terlebih dahulu sebelum fasilitator menjawabnya.
4. Untuk lebih mengaktifkan peserta fasilitator dapat menggunakan metode “padanan kartu”.
5. Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 2.

2
Langkah 4. Pembahasan pokok bahasan 3 (75 menit).
1. Fasilitator menggali pendapat/pemahaman dan atau pengalaman peserta terkait dengan
penyampaian informasi hasil tes. Mintalah peserta berbagi pengalaman. Bagaimana mereka
melakukan penyampaian informasi hasil tes. Kendala apa saja yang dihadapi? Tuliskan poin-
poin penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan materi Penyampaian informasi hasil tes, menggunakan bahan
tayang, secara interaktif, dan kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta, agar merasa
dihargai pendapatnya. Pada proses ini fasilitator juga mengklarifikasi persepsi atau
pemahaman yang masih belum tepat, agar tidak terulang lagi.
3. Selama presentasi atau setelah selesai presentasi, fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta untuk tanya jawab.
4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan bermain peran tentang Penyampaian
informasi hasil tes, sesuai dengan petunjuk dan skenario bermain peran yang ada pada
fasilitator. Kepada pengamat diminta untuk menggunakan daftar tilik/cek lis pelaksanaan
penyampaian informasi hasil tes yang ada pada modul. Peran pasien, petugas dan pengamat
dapat bergantian.
5. Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil pengamatan. Kemudian
minta juga pemeran peserta dan pasien untuk menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi
fasilitator menyampaikan ulasan mengenai bermain peran.
6. Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat pokok bahasan 3.

Langkah 5. Rangkuman dan Penutup (10 menit)


1. Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam sesi ini.
2. Sampaikan bahwa dengan mempelajari materi ini, diharapkan memberikan bekal pengalaman
belajar kepada peserta dalam memahami pentingnya keterampilan melakukan pembacaan
hasil tes secara benar serta penyampaian informasi hasil tes. Peserta diharapkan dapat
menerapkannya di fasyankes/ tempat tugas masing-masing.
3. Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

3
V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1. PEMBACAAN HASIL TES

Diagnosis HIV dapat ditegakkan dengan menggunakan 2 metode pemeriksaan, yaitu pemeriksaan
antigen atau pemeriksaan antibodi.

Pemeriksaan antigen atau virus secara langsung biasanya digunakan untuk mendiagnosis HIV pada :

1. Bayi
2. Infeksi HIV primer
3. Pasien pada kasus terminal, dimana pada beberapa kasus didapatkan hasil pemeriksaan antibodi
yang negatif (false negatif) walaupun gejala klinis sangat mendukung

Metoda pemeriksaan antibodi yang tersedia adalah :

 Rapid test
 ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)
 Western blot

Hasil pemeriksaan dikatakan positif atau reaktif bila:


1. Tiga hasil rapid tes diagnostik dengan antigen berbeda menunjukan hasil reaktif
2. Tiga tes ELISA atau rapid tes dengan antigen yang berbeda dengan hasil reaktif
3. HIV DNA atau RNA (viral load /jumlah virus) terdeteksi

Melihat dari sudut pandang kesehatan masyarakat (public health perspective) dan mempertimbangkan
infrastruktur layanan kesehatan yang belum merata di seluruh Indonesia, maka Kebijakan Nasional
untuk pemeriksaan diagnostik untuk pasien dewasa dan remaja adalah dengan menggunakan strategi 3
(tiga) yaitu menggunakan 3 jenis rapid test.

Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis HIV adalah adanya periode jendela. Periode jendela adalah
suatu keadaan yang terjadi pada awal infeksi HIV, dimana replikasi virus cukup tinggi tetapi hasil tes
anti-HIV adalah negatif. Hal ini terjadi karena antibodi terhadap HIV belum cukup tinggi untuk terdeteksi
dengan alat diagnostik (ELISA dan atau rapid tes) yang ada. Hasil tes seperti ini disebut sebagai False
Negatif (negatif palsu).

Pemerintah saat ini menggunakan HIV generasi ke-3 dengan periode jendela 4-6 minggu

Kondisi tersebut dapat pula terjadi pada kasus terminal pada fase AIDS (end stage), dimana seseorang
terdapat gejala infeksi oportunistik pada stadium 4 dan test serologi menunjukkan hasil negatif. Kondisi
ini bukan merupakan periode jendela akan tetapi kondisi negatif palsu (false negatif) karena jumlah
antibodi terlalu sedikit untuk dapat ditangkap oleh rapid test atau elisa. Pada keadaan ini konfirmasi

4
diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan antigen atau pasien diobati sesuai dengan infeksi oportunistik
yg ditemui dan diulang pemeriksaan antibodi 1 – 2 minggu kemudian.

Algoritma tes HIV

Pemeriksaan tes A1

A1 reaktif
A1 non reaktif, Laporkan
sebagai negatif

L
Tes A2

A1+ A2 – atau A1- A2+


laporkanLaporkan sebagai negatif Jika A1
merupakan RDT generasi ke 3.
sebagai negatif
A1 + A2 + A1 +A2 -
Laporkan sebagai inkonklusif jika
A1 merupakan RDT generasi ke 4
Ulang Tes A1 dan A2

A1- A2-
A1+ A2+ Laporkan sebagai negatif

Tes A3

A1+ A2+ A3+ A1+ A2 + A3 –


Laporkan Laporkan sebagai
sebagai positif inkonklusif

Bagan 2. Algoritma tes HIV dengan pemeriksaan serologi

5
Keterangan : saat ini pemerintah menyediakan rapid tes generasi ke 3, sehingga hasil A1+ A2 – dilapor
kan negatif

TES ULANG

Pengulangan tes HIV dengan pemeriksaan antibodi terjadi pada beberapa keadaan yaitu

1. Pada pasien dengan hasil inkonklusif


2. Pada pasien dengan hasil negatif dengan pasangan sero diskordan

Pengulangan tes HIV pada pasien dengan hasil tes inkonklusif dilakukan 14 hari (2 minggu) setelah tes
pertama, Jika hasil tes tetap inkonklusif pada tes kedua maka hasil tes dianggap negatif, kecuali pada
pasien yang menunjukkan gejala dan tanda-tanda AIDS perlu dikonfirmasi ulang dengan pemeriksaan
lanjutan, yaitu: pemeriksaan HIV DNA, RNA atau NAT.

Pengulangan tes HIV pada pasien dengan hasil tes negatif tidak perlu dilakukan kecuali pada pasien
dengan risiko tinggi terpajan HIV seperti populasi kunci, pasien dengan IMS, pasien TB, ibu hamil di
Tanah Papua. Pada populasi kunci, anjuran tes HIV diberikan setidaknya sekali dalam setahun.

Sampai disini peserta dapat


mengerjakan Penugasan 1.
Pembacaan hasil tes, sesuai dengan
petunjuk penugasan yang ada pada
fasilitator

6
POKOK BAHASAN 2. INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK SETIAP HASIL TES

Informasi yang diperlukan pasca tes terdiri dari beberapa aspek. Ada informasi yang bersifat general dan
diberikan kepada seluruh kelompok pasien, ada beberapa informasi yang diberikan spesifik untuk
kelompok pasien.

Informasi wajib yang disampaikan ke pasien adalah bahwa mereka akan di dukung dan pasti
mendapatkan layanan ke perawatan dan pengobatan ARV jika hasil tes positif

Informasi yang perlu diberikan pada semua kelompok pada hasil tes negatif adalah

 Makna hasil tes negatif


 Rencana testing ulang jika ada indikasi
 Penggunaan kondom dan program pencegahan lainnya

Pada kelompok populasi kunci setidaknya diingatkan untuk rutin pemeriksaan IMS dan testing
setidaknya sekali dalam satu tahun.

Informasi yang perlu diberikan pada semua kelompok pada hasil tes positif adalah

 Makna hasil tes positif


 Paket layanan yang akan didapat oleh pasien yaitu skrining TB, skrining IMS, pemberian INH
profilaksis, pemberian kotrimoksasol jika terindikasi, pemberian ARV, edukasi gizi
 Edukasi kepatuhan minum obat
 Rencana monitoring hasil pengobatan
 Informasi tentang pencegahan seperti penggunaan kondom, manfaat sirkumsisi, vaksinasi
 Notifikasi pasangan
 Tempat rujukan ARV yang ada di daerah tersebut

Pada kelompok ibu hamil informasi tambahan yang diberikan adalah sbb

 Perencanaan persalinan
 ARV profilaksis pada bayi selama 6-8 minggu dengan AZT
 Pemeriksaan EID dan pemberian kotrimoksasol profilaksis pada bayi pada usia 6 minggu
 Rencana imunisasi, cara pemberian makanan baik itu ASI, PASI maupun makanan tambahan
sesuai dengan kondisi pasien
 Rencana keluarga berencana
 Skrining Sifilis, malaria dan lainnya sesuai dengan program ANC pemerintah

Informasi tersebut disampaikan secara bertahap, informasi pertama adalah tentang pengobatan ARV.

Pada pasien TB diberikan informasi tambahan tentang pengaturan minum OAT dan ARV, meminta
keluarga untuk skrining TB dan program pencegahan infeksi TB.

Pada kelompok penasun diberikan informasi tentang Harm reduction

Semua informasi diberikan secara bertahap dan disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan pasien,dan
dapat diberikan di layanan PDP

7
POKOK BAHASAN 3. PENYAMPAIAN HASIL TES

Petugas yang menyampaikan hasil tes HIV perlu memikirkan kemungkinan reaksi emosional pasien pada
saat menerima hasil tes HIV. Kepekaan kita terhadap emosi pasien, informasi medis yang sederhana dan
jelas serta rujukan ke layanan PDP merupakan dasar bagi penyampaian hasil tes HIV yang efektif.

Langkah penyampaian hasil tes HIV

 Periksa identitas pasien


Pastikan bahwa Anda memberi hasil tes HIV kepada orang yang benar. Periksa lagi nama,
umur dan alamat atau kode pasien.

 Sampaikan dan jelaskan hasil tes HIV:


Sampaikan hasil tes dan jelaskan arti hasil tes tersebut. Penyampaian hasil sebaiknya
dilakukan di tempat yang tidak banyak gangguan dan pada waktu yang tepat. Sampaikan
dengan intonasi nada yang datar dan perlahan.

Salah satu strategi komunikasi yang efektif adalah:


“Hasil tes Anda negatif (diam sejenak), artinya tidak ada virus HIV dalam darah Anda” atau
“Hasil tes Anda positif (diam sejenak), artinya ada virus HIV dalam darah Anda”. Melalui cara
ini pasien akan lebih mengerti karena menggunakan bahasa yang sederhana, dan tidak
hanya menggunakan kata reaktif atau non-reaktif, atau bahkan positif atau negatif yang
mungkin saja malah membingungkan kalau tidak diberi penjelasan tambahan.

 Biarkan reaksi emosional muncul ke permukaan:

Ada kalanya pasien terdiam atau menangis setelah mendapatkan hasil positif. Beri
kesempatan pada pasien untuk mengolah dan mengeluarkan gejolak perasaannya. Petugas
dapat menggunakan pertanyaan terbuka untuk mengetahui apa yang dialami pasien
(misalnya, Apa yang Ibu rasakan sekarang” atau memberi tanggapan yang simpatik
(misalnya:”Ini merupakan berita yang sulit diterima”) atau tanggapan reflektif (misalnya:
“Kelihatannya Anda sangat kecewa mendengar hasil tes HIV Anda”). Jadilah pendengar
yang baik dan bila diperlukan, pasien dapat dikirim ke konselor.

 Berikan rencana tindak lanjut atau informasi medis yang diperlukan.


Pasien dengan hasil tes positif harus dirujuk ke layanan ARV untuk rencana pengobatan,
kelompok dukungan sebaya dan perlunya membuka status pada pasangan dan anjuran agar
pasangan juga di tes.
Pertimbangkan apakah pasien perlu tes ulang seperti indikasi di atas.

 Tawarkan rujukan dan rencana tindak lanjut:


Mengetahui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat membantu memenuhi
kebutuhan pasien dengan HIV positif, adalah penting bagi fasyankes yang menawarkan
HIV. Ingatkan pasien tentang layanan pencegahan yang terdapat di fasyankes Anda misalnya
pemberian kondom, layanan alat suntik steril (LASS), pencegahan penularan dari ibu ke anak
(PPIA) atau rujuk ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih tinggi.

8
 Langkah:
- Rujukan mutlak perlu dilakukan jika fasyankes Anda tidak dapat memberikan layanan
ARV atau layanan lain yang diperlukan.
- Berikan informasi tentang manfaat rujukan.

Rujuk pasien ke layanan ARV terdekat dengan tempat tinggal pasien atau berikan daftar layanan rujukan
ARV dan meminta pasien untuk memilih

Contoh Komunikasi penyampaian hasil tes HIV

Contoh komunikasi hasil tes HIV: Negatif

“Hasil tes HIV Ibu/bapak negatif. Artinya: dalam darah tidak terdapat virus HIV”

Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV: Inkonklusif

“Hasil tes Ibu/bapak indeterminate, artinya hasil tes belum dapat dipastikan dan perlu tes ulang
dua minggu lagi.”

Contoh komunikasi untuk hasil tes reagen HIV 1: Positif

“Hasil tes HIV Ibu/bapak reaktif, artinya kemungkinan ada virus HIV di dalam tubuh. Kami perlu
merujuk ibu/bapak ke layanan tes HIV yang lain, untuk memastikan apakah ibu/bapak memang
HIV positif atau bukan.
Bawalah surat rujukan ini, berikan kepada petugas di klinik tersebut dan dalam surat ini saya
menginformasikan bahwa Anda telah menjalani tes HIV dan memerlukan tes HIV lebih lanjut.
Bagaimana, apakah ada yang bisa dibantu/apakah ada pertanyaan sejauh ini? ”

9
Contoh komunikasi untuk hasil tes HIV: Positif

“Hasil tes HIV Ibu/bapak positif, artinya ada virus HIV di dalam tubuh.
(diam sejenak, perhatikan suasana perasaan pasein. Jika menangis, berikan tisu, beri waktu, dan
lanjutkan jika sudah tenang).
Saya perlu merujuk ibu/bapak ke puskesmas/klinik/RS...untuk mendapatkan pengobatan
antiretroviral atau disingkat ARV. ARV sangat penting agar ibu/bapak dapat tetap sehat, . Jika
ibu merencanakan kehamilan makai perlu juga direncanakan mengenai persalinan Ibu, serta
rencana pemberian ASI/susu formula untuk bayi, tujuannya untuk mengurangi risiko bayi
tertular.

Sampai disini peserta dapat


mengerjakan penugasan 2. Bermain
peran Penyampaian informasi hasil
tes, sesuai dengan petunjuk
penugasan dan skenario yang ada
pada fasilitator

DAFTAR KEPUSTAKAAN

10
1. Consolidated guidelines on HIV diagnosis, prevention and treatment among key populations.
Geneva:World Health Organization; 2014 (http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/128048/1/
9789241507431_eng.pdf?ua=1&ua=1, accessed 14 March 2015)
2. http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb-02-02-02-02
3. Wagman JA, Gray RH, Campbell JC, Thoma M, Ndyanabo A, Ssekasanvu J et al. Effectiveness of
anintegrated intimate partner violence and HIV prevention intervention in Rakai, Uganda:
analysis of anintervention in an existing cluster randomised cohort. Lancet Global Health. 2015;
3(1):23-33.

11

Anda mungkin juga menyukai