Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN KINERJA

TAHUN ANGGARAN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS KETAHANAN PANGAN (DKP)
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan ridho-Nya Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Tahun Anggaran
(TA) 2018 dapat tersusun sesuai harapan.

Laporan Kinerja dimaksud disusun berpedoman pada Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN dan RB) Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan akhir dari serangkaian
penetapan indikator sasaran, perencanaan program dan kegiatan, analisa dan pengukuran
pencapaian serta evaluasi kinerja, yang ditujukan untuk mengkomunikasikan seluruh capaian
kinerja DKP Kabupaten Bogor selama TA 2018.

Semoga melalui pelaporan dimaksud dapat memberikan informasi yang cukup


signifikan bagi seluruh stakeholders, dengan umpan balik berupa saran konstruktif demi
penyempurnaan dan peningkatan kinerja pada TA berikutnya.

Bogor, Februari 2019

Kepala Dinas
Ketahanan Pangan,

drh. H. Soetrisno, MM
NIP. 195912191983031011

i
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
IKHTISAR EKSEKUTIF

Dinas Ketahanan Pangan dengan Peraturan Bupati (Perbup) Bogor Nomor 61 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Ketahanan Pangan sebagai dasar hukumnya, merupakan salah satu Perangkat Daerah (PD)
Pemerintah Kabupaten Bogor yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pangan dan tugas pembantuan. Berkenaan
dengan implementasi dari kewenangan yang diamanatkan, telah disusun perubahan
perencanaan strategis (konsekuensi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 dan pemberlakuan nomenklatur PD baru yang diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah) sebagai keputusan mendasar berupa proses berorientasi hasil yang dinyatakan
secara umum sebagai acuan operasional kegiatan organisasi terutama dalam pencapaian
tujuan akhir.
Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
Tahun 2013-2018 yang selaras dengan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, sebagaimana telah ditetapkan dengan
Perda Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,
meliputi :
Tujuan : Meningkatnya Ketahanan Pangan Berbasis Optimalisasi Sumberdaya,
Kelembagaan dan Budaya Lokal
Indikator Tujuan : Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Sasaran : 1. Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
2. Meningkatnya Distribusi dan Akses Pangan Serta Penanganan
Cadangan Pangan
3. Meningkatnya Keragaman Konsumsi terhadap Pangan Lokal
Indikator : 1. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)
Sasaran/Kinerja - Energi (98,20% atau 2.357 kkal/kap/hr)
(Target Tahun - Protein (115,96% atau 73,05 gr/kap/hr)
2018) 2. Ketersediaan Pangan Utama (63,00%)
3. Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%)
- Rawan Ketersediaan Pangan (52,50% atau 21 kecamatan)

ii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
- Rawan Rumah Tangga Miskin (35,00% atau 14 kecamatan)
- Rawan Akses Jalan (37,50% atau 15 kecamatan)
- Rawan Akses Listrik (7,50% atau 3 kecamatan)
- Rawan Gizi Kurang (42,50% atau 17 kecamatan)
- Rawan Akses Air Bersih (72,50% atau 29 kecamatan)
- Rawan Akses Fasilitas Kesehatan (12,50% atau 5 kecamatan
4. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (91,00%)
5. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (197,98% atau
197,98 ton)
6. - Skor Angka Kecukupan Energi (102,30% atau 2.046 kkal/kap/hr)
- Skor Angka Kecukupan Gizi (110,90% atau 2.218 kkal/kap/hr)
Strategi : 1. Meningkatkan aplikasi, evaluasi serta kaji tindak sistem agribisnis
dan minabisnis;
2. Meningkatkan akurasi dan koneksivitas data/informasi serta
pemantauan distribusi dan akses pangan;
3. Meningkatkan pola pengawasan keamanan pangan dan
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam penyediaan
pangan secara mandiri;
4. Meningkatkan peran dan fungsi pemangku kepentingan beserta
kelembagaannya dalam penanganan daerah rawan pangan dan
transien pada berbagai tingkatan wilayah; dan
5. Meningkatkan kualitas regulasi ketahanan pangan sebagai
landasan hukum pencapaian rencana aksi dan evaluasi penguatan
ketahanan pangan yang aplikatif.
Kebijakan : 1. Pemberian pola insentif dalam rangka pengembangan agribisnis
dan minabisnis;
2. Optimalisasi koordinasi lintas sektor dan jenjang kewenangan guna
menjamin kemudahan aksesibilitas kebutuhan pangan;
3. Fasilitasi sarana prasarana pemanfaatan lahan pekarangan dan
pengolahan pangan berbasis teknologi bernilai ekonomis dan layak
konsumsi;
4. Optimalisasi keberlanjutan sinergitas penyebarluasan informasi
serta kontribusi kinerja cepat tanggap rawan pangan dengan
prinsip tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah; dan
5. Fasilitasi kompilasi, pengolahan dan analisis data dalam perumusan

iii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
regulasi, agar dapat bersifat pro-aktif dalam ber-sinergis menyikapi
dinamika ketahanan pangan terkini.
Program Utama : 1. Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan;
2. Pengembangan Kemandirian Pangan;
3. Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan;
4. Koordinasi Ketahanan Pangan;
5. Pendukung Ketahanan Pangan;
6. Pengembangan Penganekaragaman Pangan;
7. Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan Pangan; dan
8. Pengembangan Keamanan Pangan.

Berdasarkan hasil analisis pencapaian seluruh indikator kinerja dalam bentuk Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU),
pada TA 2018 diperoleh rata-rata tingkat efektivitas sebesar 94,22% yang mengalami
peningkatan sebesar 0,20% jika dibandingkan dengan pencapaian pada TA 2017 sebesar
94,02%. Pencapaian indikator kinerja yang dilakukan selama TA 2018 dilaksanakan melalui
langkah operasional 12 program dan 50 kegiatan sedangkan pada TA 2017 dilaksanakan
melalui langkah operasional 14 program dan 70 kegiatan, dengan demikian terdapat
penurunan jumlah kegiatan sebesar 28,57% atau 20 kegiatan, yang penjabarannya
dilakukan melalui penyusunan rencana kinerja, penetapan indikator kinerja, pengukuran
kinerja, analisis akuntabilitas dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan.
Capaian indikator sasaran strategis TA 2018 dari 7 indikator menunjukkan capaian
kinerja rata-rata sebesar 94,22% yang mengalami peningkatan sebesar 0,20% jika
dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja TA 2017 sebesar 94,02%.
Adapun penjelasan secara rinci, tentang kondisi tingkat capaian pada ketujuh

indikator sasaran dimaksud, sebagai berikut :

1. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%), dengan rata-rata capaian sebesar
114,02% yang mengalami peningkatan sebesar 11,66% jika dibandingkan dengan TA
2017 sebesar 102,36%. Capaian ini merupakan muara dari sinergitas 2
kegiatan pada program Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan, dengan
rata-rata capaian realisasi output sebesar 100,00%.
- Energi
Dari rencana sebesar 98,20% atau 2.357 kkal/kap/hr terealisasi sebesar 102,26% atau
2.454 kkal/kap/hr, atau realisasi mencapai 104,13%, yang mengalami penurunan

iv
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
sebesar 14,13% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 118,26% dan telah
memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap
pencapaian target SPM nasional sebesar 104,13% dari target pada akhir periode
Renstra sebesar 98,20% atau 2.357 kkal/kap/hr. Hal ini disebabkan karena Tingginya
tingkat konsumsi energi seiring dengan tingginya pasokan sumber pangan energi yang
tersedia bagi masyarakat.
- Protein
Dari rencana sebesar 115,96% atau 73,05 gr/kap/hr terealisasi sebesar 143,68% atau
90,52 gr/kap/hr, atau realisasi mencapai 123,90%, yang mengalami peningkatan
sebesar 37,43% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 86,47% dan telah
memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap
pencapaian target SPM nasional sebesar 123,90% dari target pada akhir periode
Renstra sebesar 115,96% atau 73,05 gr/kap/hr. Hal ini disebabkan karena tingginya
tingkat konsumsi protein seiring dengan tingginya pasokan sumber pangan energi
yang tersedia bagi masyarakat.
2. Ketersediaan Pangan Utama (%)
Dari rencana sebesar 63,00% terealisasi sebesar 63,00%, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami penurunan sebesar 1,23% jika dibandingkan dengan TA 2017
sebesar 101,23% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam
kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 100,00% dari target pada
akhir periode Renstra sebesar 63,00%. Capaian ini merupakan muara dari sinergitas 3
kegiatan pada program Pengembangan Kemandirian Pangan, dengan rata-rata capaian
realisasi output sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena Terlampauinya target produksi
dan produksi padi / beras di hampir seluruh kecamatan.
3. Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%), dengan rata-rata capaian
sebesar 88,32% yang mengalami peningkatan sebesar 6,65% jika dibandingkan dengan
TA 2017 sebesar 81,67%. Capaian merupakan muara dari sinergitas 3 kegiatan pada
program Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan, dengan rata-rata capaian realisasi
output sebesar 100%.
- Untuk Rawan Ketersediaan Pangan dari rencana sebesar 52,50% atau 21 kecamatan
terealisasi sebesar 37,50% atau 15 kecamatan, atau realisasi mencapai 71,43%, yang
mengalami penurunan sebesar 9,82% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar
81,25% dan baru memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam
kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 71,43% dari target
pada akhir periode Renstra sebesar 52,50% atau 21 kecamatan.

v
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
- Untuk Rawan Rumah Tangga Miskin dari rencana sebesar 35,00% atau 14 kecamatan
terealisasi sebesar 30,00% atau 12 kecamatan, atau realisasi mencapai 85,71%, yang
mengalami peningkatan sebesar 1,09% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar
84,62% dan baru memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam
kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 85,71% dari target
pada akhir periode Renstra sebesar 35,00% atau 14 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Jalan dari rencana sebesar 37,50% atau 15 kecamatan terealisasi
sebesar 32,50% atau 13 kecamatan, atau realisasi mencapai 86,67%, yang mengalami
penurunan sebesar 13,33% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 100,00% dan
baru memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya
terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 86,67% dari target pada akhir
periode Renstra sebesar 37,50% atau 15 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Listrik dari rencana sebesar 7,50% atau 3 kecamatan terealisasi
sebesar 7,50% atau 3 kecamatan, atau realisasi mencapai 100,00%, yang mengalami
peningkatan sebesar 33,33% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 66,67% dan
telah memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya
terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 100,00% dari target pada akhir
periode Renstra sebesar 7,50% atau 3 kecamatan.
- Untuk Rawan Gizi Kurang dari rencana sebesar 42,50% atau 17 kecamatan terealisasi
sebesar 37,50% atau 15 kecamatan, atau realisasi mencapai 88,24%, yang mengalami
peningkatan sebesar 8,24% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 80,00% dan
baru memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya
terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 88,24% dari target pada akhir
periode Renstra sebesar 42,50% atau 17 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Air Bersih dari rencana sebesar 72,50% atau 29 kecamatan
terealisasi sebesar 62,50% atau 25 kecamatan, atau realisasi mencapai 86,21%, yang
mengalami peningkatan sebesar 7,04% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar
79,17% dan baru memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam
kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 86,21% dari target
pada akhir periode Renstra sebesar 72,50% atau 29 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Fasilitas Kesehatan dari rencana sebesar 12,50% atau
5 kecamatan terealisasi sebesar 12,50% atau 5 kecamatan, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami peningkatan sebesar 20,00% jika dibandingkan dengan TA
2017 sebesar 80,00% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten

vi
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 100,00% dari
target pada akhir periode Renstra sebesar 12,50% atau 5 kecamatan.
Hal ini disebabkan karena PD terkait selaku penanggungjawab & pelaksana kegiatan di
masing-masing sektor, belum dapat memenuhi target per kategori rawan secara optimal.
4. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)
Dari rencana sebesar 91,00% terealisasi sebesar 91,00%, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami peningkatan sebesar 9,38% jika dibandingkan dengan TA
2017 sebesar 90,62% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten
dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 100,00% dari
target pada akhir periode Renstra sebesar 91,00%. Capaian ini merupakan muara dari 13
kegiatan pada program Koordinasi Ketahanan Pangan (3 kegiatan) dan program
Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan Pangan (2 kegiatan), dengan rata-rata
capaian realisasi output sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena Fluktuasi harga &
pasokan pangan berada pada rentang normal, sebagai dampak keseimbangan supply &
demand dimana masih dapat dikendalikan sesuai dengan target.
5. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)
Dari rencana sebesar 197,98% atau 197,98 ton terealisasi sebesar 95,02% atau 95,02
ton, atau realisasi mencapai 47,99%, yang mengalami penurunan sebesar 25,60% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 73,59% dan baru memenuhi target akhir SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 47,99%
dari target pada akhir periode Renstra sebesar 197,98% atau 197,98 ton. Capaian ini
merupakan muara dari sinergitas 2 kegiatan pada program Pendukung Ketahanan
Pangan, dengan rata-rata capaian realisasi output sebesar 93,67%. Hal ini disebabkan
karena Terdapat akumulasi stok beras pengadaan TA 2015, 2016 & 2017, yang belum
sepenuhnya termanfaatkan oleh masyarakat Transien & korban pasca bencana alam.
6. - Skor Angka Kecukupan Energi/AKE (%)
- Skor Angka Kecukupan Gizi/AKG (%)
Dari rencana AKE sebesar 102,30% terealisasi sebesar 105,80%, atau realisasi
mencapai 103,42%, yang mengalami penurunan sebesar 2,7% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 106,12% dan telah memenuhi target jangka menengah
SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 103,42% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 102,30%.
Dari rencana AKG sebesar 110,90% terealisasi sebesar 110,90%, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami penurunan sebesar 2,53% jika dibandingkan dengan TA 2017
sebesar 102,53% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM kabupaten dalam

vii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar 100,00% dari target pada
akhir periode Renstra sebesar 110,90%. Capaian ini merupakan muara dari sinergitas 8
kegiatan pada program Pengembangan Penganekaragaman Pangan (5 kegiatan) dan
program Pengembangan Keamanan Pangan (3 kegiatan), dengan rata-rata capaian
realisasi output sebesar 100,00.

Pada TA 2018, pencapaian target realisasi keuangan sesuai Dokumen Pelaksanaan


Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor mencapai 98,92%
(Rp.19.692.072.232,- dari target Rp.19.908.057.000,-), yang terdiri dari Belanja Tidak
Langsung / BTL (Belanja Pegawai Personalia) mencapai 99,53% (Rp.8.744.925.202,- dari
target Rp.8.786.293.000,-) dan Belanja Langsung / BL (Belanja Pegawai, Belanja Barang dan
Jasa, Belanja Modal) mencapai 98,43% (Rp.10.947.147.030,- dari target
Rp.11.121.764.000,-), dimana realisasi BL sampai dengan tahun 2018 baru memenuhi target
jangka menengah sebesar 85,84% dari target pada akhir periode Renstra sebesar
Rp.29.067.325.496,-.
Dilihat dari prosentase pencapaian, untuk realisasi total anggaran sebesar 98,92%
terdapat peningkatan sebesar 2,91% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 96,01%,
untuk realisasi anggaran BTL sebesar 99,53% terdapat peningkatan sebesar 0,76% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 98,77%, dan untuk realisasi anggaran BL sebesar
98,43% terdapat peningkatan sebesar 3,58% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar
95,23%. Hal ini menandakan tingkat korelasi antara perencanaan anggaran dengan aplikasi
rencana anggaran yang tepat dan terarah dengan tingkat pencapaian baik pada sisi BTL
maupun BL yang optimal.
Perlu disampaikan pula bahwa pada TA 2018 berdasarkan perhitungan seksama
tentang realisasi 12 program dan 50 kegiatan, diperoleh hasil rata-rata realisasi output
sebesar 99,60% yang mengalami peningkatan sebesar 0,38% dari capaian pada TA 2017
sebesar 99,22% melalui pelaksanaan 14 program dan 70 kegiatan. Dengan demikian dapat
disimpulkan, pada TA 2017 secara umum tetap terjadi Efektifitas pada pencapaian target
sasaran kinerja serta Efisiensi pada pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan
oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor.
Adapun strategi dan kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka peningkatan
kinerja pada TA 2019, diutamakan pada langkah pro-aktif sekaligus re-aktif yang mengarah
pada upaya mengintensifkan pelaksanaan program dan kegiatan berorientasi pada
pencapaian sasaran kinerja, dengan menjadikan pencapaian tujuan dan sasaran Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor sebagai tujuan utama dalam upayanya guna

viii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
memberikan kontribusi terhadap pencapaian Visi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2018-
2023 yaitu “Terwujudnya Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju, Nyaman dan
Berkeadaban” dengan 5 Program Unggulan (Panca Karsa), khususnya yang berkenaan
dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Ketahanan Pangan yaitu mendukung Karsa
Bogor Sehat : Peningkatan Gizi Masyarakat dan Penanganan Stunting.

ix
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar ....................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ..................................................................................................... xiii
Bab I. Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi, serta Susunan Organisasi ............ 2
1.3. Aspek Strategis yang Berpengaruh ..................................................... 16
1.4. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah .................................... 20
1.4.1. Permasalahan ........................................................................ 20
1.4.2. Upaya Pemecahan Masalah ..................................................... 20
1.5. Dasar Hukum ................................................................................... 21
Bab II. Perencanaan Kinerja .................................................................................. 23
2.1. Pernyataan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) 2013-2018 ............ 23
1.2.1. Tujuan dan Indikator Tujuan ................................................... 23
1.2.2. Sasaran dan Indikator Sasaran ................................................ 24
1.2.3. Strategi ................................................................................. 31
1.2.4. Kebijakan .............................................................................. 32
2.2. Perjanjian Kinerja .............................................................................. 33
2.3. Struktur Anggaran ............................................................................. 34
Bab III. Akuntabilitas Kinerja .................................................................................. 36
3.1. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja ......................................... 36
3.2. Capaian Kinerja ................................................................................. 37
3.3. Realisasi Anggaran............................................................................. 43
Bab IV. Penutup ................................................................................................... 45
Lampiran – Lampiran ............................................................................................... 46

x
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I.1. Jumlah Pegawai .................................................................................. 13
Tabel I.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Formasi ................................................... 13
Tabel I.3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan ................................................. 14
Tabel I.4. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ............................................... 14
Tabel I.5. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 15
Tabel II.1. Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan ............................................ 33
Tabel II.2. Rincian Anggaran Belanja...................................................................... 35
Tabel III.1. Pencapaian Sasaran Kinerja Strategis ..................................................... 38
Tabel III.2. Realisasi Anggaran ............................................................................... 43

xi
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar I.1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor ............ 12

xii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengukuran Kinerja (PK) Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Anggaran 2018
2. Realisasi Fisik dan Keuangan (RFK) Tahun Anggaran 2018
3. Pencapaian Target Jangka Menengah Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2013 - 2018 Sampai Dengan Tahun 2018
4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2018
5. Perjanjian Kinerja (Jankin) Tahun 2018, termasuk Jankin di Tingkat Esselon III dan IV
6. Rencana Aksi Tahun 2018

xiii
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dinas Ketahanan Pangan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati
(Perbup) Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan, merupakan salah satu
Perangkat Daerah (PD) Pemerintah Kabupaten Bogor yang mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pangan dan
tugas pembantuan.
Sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah, Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor pada setiap akhir Tahun Anggaran (TA),
khususnya pada TA 2018, dituntut untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) serta kewenangan
pengelolaan sumberdaya manusia / aparatur penyelenggara beserta pembiayaannya
dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang telah ditetapkan, dalam
bentuk Laporan Kinerja sebagai implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP).
Penyusunan Laporan Kinerja ini menggunakan pendekatan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PermenPAN dan RB) RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, yang diukur berdasarkan indikator sasaran dengan membandingkan
rencana tingkat capaian (target) dengan realisasi, kemudian ditetapkan strategi untuk
mengatasi hambatan yang diuraikan dalam rangka menyempurnakan kinerja pada TA
berikutnya.
Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor disusun guna
memenuhi 2 kebutuhan, sebagai berikut :
1. Sebagai media pertanggungjawaban kinerja PD kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders); dan
2. Sebagai media untuk mengevaluasi capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor secara berkelanjutan dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan kinerja PD.

1
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi, serta Susunan Organisasi
Sebelum membahas tentang kedudukan, tupoksi, serta susunan organisasi
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, guna lebih memperjelas sudut pandang
sekaligus mensinergikan kesamaan tujuan, sasaran dan gerak langkah segenap
stakeholders pembina ketahanan pangan, sekaligus dengan persepsi proses evaluasi
kinerjanya, maka perlu disampaikan agar dapat dipahami bersama beberapa istilah,
sebagai berikut :
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan
baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman;
2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan
yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang
sesuai dengan potensi sumber daya lokal;
3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat
menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat;
4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan;
5. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi;
6. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau
mengubah bentuk Pangan;

2
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
7. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi
dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber
utama tidak dapat memenuhi kebutuhan;
8. Cadangan Pangan Pemerintah adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh Pemerintah;
9. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan Pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota;
10. Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan
konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi
sumber daya lokal;
11. Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan
konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi
sumber daya lokal;
12. Pangan Lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat
sesuai dengan potensi dan kearifan lokal;
13. Pangan Segar adalah Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat
dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan
Pangan;
14. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau
metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan;
15. Masalah Pangan adalah keadaan kekurangan, kelebihan, dan/atau
ketidakmampuan perseorangan atau rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan
Pangan dan Keamanan Pangan;
16. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar
masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan
distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan
konflik sosial, termasuk akibat perang;
17. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia;
18. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum;
19. Pelaku Usaha Pangan adalah Setiap Orang yang bergerak pada satu atau lebih
subsistem agribisnis Pangan, yaitu penyedia masukan produksi, proses produksi,
pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan penunjang; dan

3
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
20. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

A. Kedudukan
Dinas Ketahanan Pangan merupakan unsur pelaksana urusan
pemerintahan di bidang pangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.

B. Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016,
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pangan dan tugas
pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan
cadangan pangan, konsumsi dan penganekaragaman pangan serta keamanan
pangan;
2. Pelaksanaan kebijakan ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan
cadangan pangan, konsumsi dan penganekaragaman pangan serta keamanan
pangan;
3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan ketersediaan dan kerawanan
pangan, distribusi dan cadangan pangan, konsumsi dan penganekaragaman
pangan serta keamanan pangan;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.

C. Susunan Organisasi
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor merupakan unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun susunan organisasinya
terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;

4
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c. Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahkan :
a. Seksi Ketersediaan Pangan; dan
b. Seksi Kerawanan Pangan.
4. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan :
a. Seksi Distribusi dan Harga Pangan; dan
b. Seksi Cadangan Pangan.
5. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, membawahkan :
a. Seksi Konsumsi Pangan; dan
b. Seksi Penganekaragaman dan Promosi Pangan.
6. Bidang Keamanan Pangan, membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Keamanan Pangan; dan
b. Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan.
7. UPT; dan
8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun uraian tupoksi dari masing-masing unit kerja berikut dengan


gambar struktur organisasi, sebagai berikut :
1. Sekretariat
Secara umum Sekretariat mempunyai tugas membantu dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
kesekretariatan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dinas;
b. Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian dinas;
c. Pengelolaan keuangan dinas;
d. Pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum;
e. Penyusunan kebijakan penataan organisasi Dinas;
f. Pengelolaan situs web dinas; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya..
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program dan

5
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
pelaporan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian
Program dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan dinas;
b. Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat;
c. Pengelolaan penyusunan anggaran dinas;
d. Pengelolaan situs web dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan
kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha dinas;
b. Pengelolaan barang / jasa dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi dinas;
d. Penyiapan bahan penyusunan rancangan produk hukum;
e. Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian dinas; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penatausahaan keuangan dinas;
b. Penyusunan laporan keuangan dinas; dan
c. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.
2. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
ketersediaan dan kerawanan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis ketersediaan dan
penanganan kerawanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan;

6
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pematauan dan evaluasi peningkatan ketersediaan pangan dan penyediaan
infrastruktur dan sumberdaya pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis ketersediaan pangan
dan penyediaan infrastruktur dan sumberdaya pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi dan penyediaan
infrastruktur serta sumberdaya pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Ketersediaan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pemantauan, dan evaluasi penanganan kerawanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kerawanan Pangan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis penanganan
kerawanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi penanganan kerawanan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Kerawanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
3. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi kegiatan distribusi

7
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
dan cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis distribusi, harga dan
cadangan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi distribusi, harga dan cadangan pangan;
c. Penyelenggaraan pelayanan distribusi dan cadangan pangan;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan distribusi
dan cadangan pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian,
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan serta pemberian
pendampingan, pemantauan dan evaluasi distribusi dan harga pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Distribusi dan Harga Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis distribusi dan harga
pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi distribusi dan harga harga
pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Distribusi dan Harga Pangan ; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajiaan, penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberiaan pendampingan,
pemantauan, dan evaluasi cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Cadangan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis cadangan pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi cadangan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Cadangan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.

8
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
4. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
konsumsi dan penganekaragaman pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan perencanaan program peningkatan konsumsi pangan,
promosi penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan lokal;
b. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis peningkatan
konsumsi pangan, promosi penganekaragaman pangan dan
pengembangan pangan lokal;
c. Penyelenggaran fasilitasi peningkatan konsumsi pangan, promosi
penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan lokal ;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan konsumsi
dan penganekaragaman pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pemantauan, dan evaluasi konsumsi pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Konsumsi Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis peningkatan konsumsi
pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi peningkatan konsumsi pangan ;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Konsumsi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Penganekaragaman Pangan dan Promosi Pangan mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta
pemberian pendampingan, pemantauan, dan evaluasi promosi
penganekaragaman konsumsi pangan serta penganekaragaman pangan lokal.

9
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Penganekaragaman Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis peningkatan
penganekaragaman pangan dan promosi pangan serta pengembangan
pangan lokal;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi peningkatan
penganekaragaman dan promosi pangan serta pengembangan pangan
lokal;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Penganekaragaman dan Promosi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
5. Bidang Keamanan Pangan
Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
pendampingan serta pemantauan dan evaluasi keamanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Keamanan Pangan mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis keamanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi keamanan pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan keamanan
pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian,
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian
pendampingan, pemantauan dan evaluasi pengawasan keamanan pangan dan
kelembagaan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi
Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program pengawasan keamanan pangan serta kelembagaan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi pengawasan keamanan
pangan serta kelembagaan pangan;

10
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi
Pengawasan Keamanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta
pemberian pendampingan, pemantauan dan evaluasi kerja sama dan
informasi keamanan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi
Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan
program kerjasama dan informasi keamanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi kerjasama dan informasi
keamanan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Seksi Kerja
Sama dan Informasi Keamanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidang
tugasnya.
6. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengujian
Mutu Pangan Segar Kelas A Pada Dinas Ketahanan Pangan, UPT mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional pengujian mutu pangan
segar. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, UPT
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengujian pangan segar;
c. Penyusunan petunjuk teknis pengujian pangan segar;
d. Pelaksanaan pengambilan sampel, pengujian, analisa dan penyusunan
laporan hasil pengujian pangan segar;
e. Pelaksanaan kerjasama dan/atau koordinasi pengujian pangan segar;
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT;
g. Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium;

11
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
h. Pengoordinasian pelaksanaan tugas pokok dengan Perangkat Daerah
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
bidang tugasnya.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang
keahlian;
b. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh seorang yang
ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan dinas; dan
c. Nama dan jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud, ditentukan
berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja yang diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati tersendiri.
Untuk lebih jelasnya, tentang struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor dapat dicermati pada gambar di bawah ini.

Gambar I.1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor

Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan outsourcing yang bertugas
di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor sebanyak 97 orang yang terdiri dari
PNS dan outsourcing (tenaga rekrutmen administrasi, kebersihan dan
keamanan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

12
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Tabel I.1. Jumlah Pegawai
No Status Pegawai Jumlah (Orang) %
1 PNS 45 46,39
2 Outsourcing
- Tenaga Rekrutmen Administrasi 35 36,08
- Tenaga Rekrutmen Kebersihan 8 8,25
- Tenaga Rekrutmen Keamanan 9 9,28
Jumlah 97 100,00

Tabel diatas menunjukkan bahwa belum seluruh pegawai berstatus PNS,


sehingga uraian selanjutnya tentang kondisi pegawai difokuskan pada PNS
sebanyak 45 orang.
Pengisian formasi struktural terdiri dari eselon II, III, IV dan non eselon
sebanyak 41 orang sedangkan formasi fungsional terdiri dari penyuluh pertanian
analis ketahanan pangan berjumlah 4 orang . Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel I.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Formasi


No Formasi Jumlah (Orang) %
1 Eselon II 1 2,22
2 Eselon III 4 8,89
3 Eselon IV 13 28,89
4 Non Eselon 23 51,11
5 Penyuluh Pertanian 3 6,67
6 Analis Ketahanan Pangan 1 2,22
Jumlah 45 100,00

Dari 45 orang pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor masih


didominasi oleh pegawai berstatus golongan III sebanyak 71,11% yang
menandakan bahwa rata-rata latar belakang pendidikan dan atau pengalaman
kerja, umumnya sudah mencukupi syarat yang dibutuhkan dalam upaya
optimalisasi kinerja. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

13
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Tabel I.3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
No Golongan Jumlah (Orang) %
1 IV 9 20,00
2 III 32 71,11
3 II 4 8,89
Jumlah 45 100,00

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan pegawai Dinas Ketahanan Pangan


Kabupaten Bogor, maka status pendidikan dengan Strata 1 (S1) lebih
mendominasi yaitu sebesar 48,89%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel I.4. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) %
1 Strata 2 (S2) 17 37,78
2 Strata 1 (S1) 22 48,89
3 D III 2 4,45
4 SMU 4 8,89
Jumlah 45 100,00

Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas Ketahanan Pangan


Kabupaten Bogor sebanyak 86,67% dengan klasifikasi pendidikan sarjana dan
magister. Hal ini sudah merupakan kondisi yang baik dengan kondisi sumberdaya
manusia umumnya berada pada tingkat perguruan tinggi, sehingga proses dan
hasil penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pangan seyogyanya
menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Sampai akhir tahun 2018 Dinas
Ketahanan Pangan berdasarkan dalam susunan organisasinya sudah dilengkapi 1
(satu) UPT yaitu UPT Pengujian Mutu Pangan Segar (Berdasarkan Peraturan
Bupati Bogor Nomor 35 Tahun 2018).
Sedangkan kondisi sarana dan prasarana penunjang kinerja
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, dapat dilihat secara rinci pada tabel
di bawah ini.

14
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Tabel I.5. Sarana dan Prasarana
Kondisi
No Uraian Volume Satuan
Lengkap Cukup Kurang
A Tanah
1 Tanah Bangunan Kantor 225 M2 √
Pemerintah
2 Tanah Bangunan Kantor 2.309 M2 √
Pemerintah
B Peralatan dan Mesin
1 Mesin Proses Lain-lain 1 Unit √
2 Pompa Lain-lain 1 Unit √
3 Kendaraan Roda 4 11 Unit √
4 Kendaraan Roda 2 48 Unit √
5 Kendaraan Roda 2 2 Unit √
6 Gerobak Lainnya 1 Unit √
7 Alat Laboratorium Pertanian Lain- 1 Unit √
lain
8 Mesin Ketik Manual Standar (14- 7 Unit √
16)
9 Mesin Ketik Elektronik 2 Unit √
10 Filling Kabinet Besi/Metal 3 Unit √
11 Brankas 3 Unit √
12 Alat Penghancur Kertas 1 Unit √
13 Mesin Absensi 1 Unit √
14 Overhead Projektor 5 Unit √
15 Meja Kayu/Rotan 1 Unit √
16 Bangku Tunggu 10 Unit √
17 Tenda 11 Unit √
18 Mesin Penghisap Debu 4 Unit √
19 Mesin Potong Rumput 2 Unit √
20 Lemari Es 1 Unit √
21 Kipas Angin 5 Unit √

22 Televisi 6 Unit

23 Sound System 1 Unit

24 Wireless 5 Unit

25 Unit Power Supply (UPS) 20 Unit

26 Camera Video 1 Unit

27 Tustel/Camera Digital 4 Unit

28 Dispenser 8 Unit

29 Handy Cam 1 Unit √
30 Personal Komputer (P.C. Unit) 50 Unit √
31 Laptop 8 Unit √
32 Note Book 23 Unit √
33 Printer 30 Unit √
34 Monitor 1 Unit √
35 Lemari Arsip untuk arsip Dinamis 2 Unit √
36 Proyektor +Attachment 8 Unit √
37 Camera Electonic 4 Unit √
38 Handy Talky (HT) 7 Unit √
39 Facsimile 3 Unit √
40 Wireless Amplifier 1 Unit √
41 Stabilizer 12 Unit √
42 Ketel Pemasakan 1 Unit √
43 Alat Pemadam Kebakaran 1 Unit √
44 Mesin Pencuci Sayuran 1 Unit √
45 Pulper 1 Unit √
46 Unit Penggilingan 1 Unit √
47 Alat Ukur 1 Unit √
48 Meja Kerja 2 Unit
C Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung Kantor 1.030 M2 √
Permanen + Teralis + Canopy, Jl.
Segar III Komplek Perkantoran

15
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Kondisi
No Uraian Volume Satuan
Lengkap Cukup Kurang
Pemerintah Kab. Bogor Kel/Desa.
Tengah Kec. Cibinong Kabupaten
Bogor
D Jalan, Irigasi dan Jaringan
1 Sumur dengan Pompa 1 Unit √
E Aset Tetap Lainnya
1 Buku Umum Lain-lain 567 Buku √
2 Buku Umum Lain-lain 1 Buku √
3 Buku Umum Ilmu Bahasa 8 Buku √
4 Buku Peta (Atlas) 1 Buku √
5 Peta Wilayah 2 Unit √
F Konstruksi dalam Pengerjaan
1 Konstruksi dalam pengerjaan 1 Unit √

1.3. Aspek Strategis yang Berpengaruh


Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor dalam menjalankan tupoksi nya di
bidang ketahanan pangan tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan dimaksud harus
dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan kinerja.
Tantangan yang paling nyata dihadapi ke depan terkait dengan ketahanan
pangan adalah makin merambahnya sektor non pertanian secara umum yang telah
mengalihfungsikan lahan produktif pertanian, perikanan dan lahan konservasi
kehutanan, baik sektor perumahan rakyat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan
atas perluasan pemukiman bagi masyarakat, maupun sektor industri barang serta
jasa perdagangan dan wisata untuk mengembangkan skala usaha dalam pemenuhan
target produksi dan jasanya, yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global di
berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari.
Sedangkan di sisi lain, sustainibilitas ketersediaan pangan bersumber
pertanian, peternakan dan perikanan serta kelestarian daya dukung lahan konservasi
dan hutan lindung melalui pemberdayaan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha masih harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan
kesinambungannya.
Seiring dengan perkembangan global tersebut telah diantisipasi dengan
berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah baik pusat maupun provinsi,
hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh
Pemerintah Kabupaten Bogor agar teraplikasi sinergitas dan kesesuaian dalam
menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan yang mengedepankan prinsip

16
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
keselarasan segenap potensi stakeholders yang terlibat dan berkepentingan
didalamnya.
Berdasarkan analisis terhadap tantangan dan peluang baik internal maupun
eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analysis, lingkungan
internal meliputi Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan), sedangkan
lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman).
Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal, sebagai berikut :
A. Lingkungan Internal
Kekuatan (S) :
1) Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
2) Peraturan Bupati Bogor Nomor 62 Tahun 2010 tentang Peningkatan Daya
Saing Produk Kabupaten Bogor;
3) Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang Revitalisasi
Pertanian dan Pembangunan Perdesaan;
4) Peraturan Bupati Bogor Nomor 23 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah;
5) Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan;
6) Keputusan Bupati Bogor Nomor 501/679/Kpts/Per-uu/2013 tentang
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan; dan
7) Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun 2018 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengujian Mutu Pangan
Segar Kelas A Pada Dinas Ketahanan Pangan
Kelemahan (W) :
1) Pada tahun 2018, aparatur penyelenggaraan ketahanan pangan hanya
berjumlah 45 orang (9 orang atau 20% berusia diatas 50 tahun dan 36
orang atau 80% berusia 50 tahun ke bawah) yang terdiri dari : 1 orang
Esselon II a, 1 orang Esselon III a, 3 orang Esselon III b, 12 orang Esselon
IV a, 1 orang Esselon IV b dan 23 orang fungsional umum, 1 orang
fungsional khusus analis ketahanan pangan dan 3 orang fungsional khusus
penyuluh pertanian dan peternakan yang diperbantukan, didukung oleh 35
orang outsourcing tenaga administrasi, 8 orang outsourcing tenaga
kebersihan dan 9 orang outsourcing tenaga keamanan;

17
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
2) Baru memiliki 1 orang aparatur fungsional khusus Analis Ketahanan Pangan,
serta belum memliki aparatur fungsional khusus Pengawas Mutu Hasil
Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian, yang berperan sebagai inisiator
serangkaian proses dan implementasi hasil analisis ketersediaan, distribusi,
konsumsi dan keamanan pangan, sebagai bentuk aplikasi dari Pasal 24 Bab
VI Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan
Pangan; dan
3) Belum terpenuhinya kelengkapan perlengkapan dan peralatan kantor
penunjang kinerja aparatur, serta alat uji laboratorium portable sebagai
upaya penjaminan keamanan pangan atas produk yang dihasilkan di tingkat
produsen dan beredar di tingkat konsumen.

B. Lingkungan Eksternal
Peluang (O) :
1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
2) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi;
4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
5) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
6) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Kemandirian Pangan Daerah;
7) Sejak tahun 2014, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
telah menetapkan secara nasional upaya penekanan tingkat alih fungsi
lahan produktif sekaligus penciptaan lahan sawah baru yang merupakan
substitusi alih fungsi lahan dimaksud sebagai tolok ukur keberhasilan tata
ruang wilayah, serta optimalisasi daya dukung Daerah Irigasi (DI), Jaringan
Irigasi (JI) dan aksesibilitas jalan produksi perdesaan bagi pengembangan
sektor pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai tolok ukur keberhasilan
kebinamargaan dan pengairan; dan

18
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
8) Setiap tahun terbit berbagai dokumen Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk
Teknis program / kegiatan ketahanan pangan dari lembaga koordinatif
vertikal baik di tingkat pusat maupun provinsi, yang kemudian
diterjemahkan dalam dokumen Petunjuk Teknis berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing kabupaten / kota.
Ancaman (T) :
1) Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bogor,
menjelaskan bahwa kondisi di Kabupaten Bogor hingga Desember 2017
masih terdapat jumlah rumah tangga miskin sebanyak 171.483 KPM
(Keluarga Penerima Manfaat);
2) Sejak tahun 2015, telah berlangsung ASEAN Free Trade Area (AFTA) / area
bebas bea masuk impor diantara negara ASEAN, yang mengancam
persaingan pasar produk pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten
Bogor yang umumnya masih belum memenuhi standar Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) dalam penerapan teknologi budidaya,
pengolahan dan pengemasan, sekaligus berdampak pula terhadap
keamanan & kehalalan produk yang di impor dari negara ASEAN lainnya;
3) Sejak tahun 2014, hasil analisa dan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa seluruh kepulauan di Indonesia
akan dilalui oleh fenomena anomali alam El Nino (meningkatnya suhu
permukaan air laut di Samudera Pasifik, terutama bagian timur dan tengah)
dan La Nina (menurunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik),
yang berdampak terhadap ketidak-menentuan waktu dan volume musim
penghujan dan kemarau serta intensitas badai angin dan hujan pada tiap
kawasan, yang turut berpengaruh terhadap stabilitas dan kontinuitas
ketersediaan produk pangan;
4) Pada skala nasional Kementerian Pertanian RI melansir bahwa sejak tahun
2013 sekitar 80.000 Ha/tahun lahan pertanian produktif beralih fungsi
menjadi sektor lain, sedangkan hasil penelitian Institut Pertanian Bogor
(IPB) menyimpulkan bahwa di Provinsi Jawa Barat setidaknya terdapat
50.000 – 100.000 Ha/tahun lahan sawah yang beralih fungsi maupun yang
tidak lagi tergarap oleh petani (dari 826.000 rumah tangga petani, sebanyak
66,00% memutasi lahan sawahnya karena alasan ekonomi dan sebanyak
34,00% karena tergusur proyek pemerintah dan tidak mampu mengelola
lahannya lagi). Sekalipun Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2010 –

19
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
2014 telah berhasil mencetak lahan pertanian baru seluas 347.984 Ha,
namun tingkat kualitas lahan dan produktivitasnya masih jauh di bawah
lahan yang telah dialihfungsikan; dan
5) Menurunnya minat, orientasi dan motivasi usaha pada angkatan kerja usia
muda terhadap usaha tani dan usaha mina, khususnya yang berdomisili
pada wilayah hinterland pengembangan sektor non pertanian, perikanan
dan kehutanan.

1.4. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah


1.4.1. Permasalahan
1. Belum memadainya sarana dan prasarana dalam mendukung kinerja
ketahanan pangan;
2. Belum optimalnya jejaring kerja sinergis diantara PD terkait dalam
mendukung ketahanan pangan;
3. Belum optimalnya sinergitas program / kegiatan dalam mendukung
pembangunan di setiap zona; dan
4. Belum optimalnya jalinan kerjasama dalam transfer inovasi teknologi
dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi, serta koordinasi
pembinaan kelembagaan bersama dengan pemerintahan tingkat
kecamatan dan desa.

1.4.2. Upaya Pemecahan Masalah


1. Penyediaan sarana dan prasarana dalam bentuk pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendukung kinerja;
2. Optimalisasi jejaring kerja sinergis lintas PD terkait dalam mendukung
ketahanan pangan;
3. Koordinasi lintas sektor melalui UPT Dinas Ketahanan Pangan sebagai
kebijakan strategis dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah
kecamatan, sebagai langkah pro aktif sinergitas pelaksanaan program /
kegiatan dalam mendukung pembangunan di setiap zona; dan
4. Optimalisasi jalinan kerjasama dalam transfer informasi dan inovasi
teknologi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi,
ditindaklanjuti koordinasi pembinaan kelembagaan bersama dengan
pemerintahan tingkat kecamatan dan desa.

20
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
1.5. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
mengacu pada beberapa landasan, sebagai berikut :
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR) Republik Indonesia
Nomor XI/MPR/1998 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelengaraan Negara Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 80);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2016 Nomor 95);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
10. Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan;

21
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, ditetapkan
tanggal 30 Oktober 2018; dan
12. Peraturan Bupati Bogor Nomor 80 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, ditetapkan
tanggal 30 Oktober 2018.

22
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. Pernyataan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018


Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan tahun 2013-
2018 mencakup tujuan, indikator tujuan, sasaran, indikator sasaran, strategi dan
kebijakan serta cara pencapaiannya melalui program dan kegiatan, yang selaras
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,
merupakan langkah pro aktif dari terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1312).

2.1.1. Tujuan dan Indikator Tujuan


Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 5 (lima) Tahunan.
Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu pada isu-isu dan
analisis lingkungan strategis, sehingga dapat mengarahkan perumusan
sasaran, program dan kegiatan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor akan dapat mengetahui hal-hal
yang harus dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun ke depan dengan

23
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.
Sedangkan Indikator Tujuan adalah tanda yang berfungsi sebagai
alat ukur pencapaian tujuan. Adapun tujuan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor yaitu “Meningkatnya Ketahanan Pangan Berbasis
Optimalisasi Sumberdaya, Kelembagaan dan Budaya Lokal”. Indikator
Tujuan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor yaitu “Pencapaian Skor
Pola Pangan Harapan (PPH)”.

2.1.2. Sasaran dan Indikator Sasaran


Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Sasaran
adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa
hasil pembangunan Daerah/ Perangkat Daerah yang diperoleh dari
pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah. Sasaran adalah
salah satu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga
merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus
dicapai. Sedangkan Indikator Sasaran/Kinerja adalah tanda yang berfungsi
sebagai alat ukur pencapaian sasaran.
Adapun sasaran tahun 2013-2018 berikut indikator sasaran/kinerja
pelayanan dengan penjelasan tentang definisi, program pendukung dan
rumus perhitungannya, yang telah dirumuskan dalam Perubahan RPJMD
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, disajikan sebagai berikut :
 Sasaran :
1. Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
2. Meningkatnya Distribusi dan Akses Pangan Serta Penanganan
Cadangan Pangan; dan
3. Meningkatnya Keragaman Konsumsi terhadap Pangan Lokal.

24
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
 Indikator Sasaran/Kinerja :
1. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian tingkat
ketersediaan energi dan protein per kapita, serta ketersediaan
cadangan pangan Kabupaten Bogor yang berhasil dicapai
 Program utama :
1) Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
 Rumus perhitungan :
 Tingkat Ketersediaan Energi (%) =
Ketersediaan Energi x 100
Tingkat Ketersediaan Energi
Ketersediaan Energi (Kkal/Kapita/Hari) =
Ketersediaan Pangan/Kapita/Hari x Kandungan Kalori x BDD
100
 Tingkat Ketersediaan Protein (%) =
Ketersediaan Protein x 100
Tingkat Ketersediaan Protein
Ketersediaan Protein =
Ketersediaan Pangan (Gram/Kapita/Hr) x Kandungan (Gram/Kapita/Hr) Protein x BDD
100

 Keterangan :
1) BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (Buku Daftar Komposisi
Bahan Makanan/DKBM);
2) Tingkat Ketersediaan Energi rekomendasi Forum Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) ke X tahun 2012
menetapkan tingkat ketersediaan energi sebesar
2.400 Kkal/Kapita/Hari dan protein 63 Gram/Kapita/Hari; dan
3) Ketersediaan Energi dan Protein didapat dari Software Neraca
Bahan Makanan (NBM).
2. Ketersediaan Pangan Utama (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian tingkat
ketersediaan pangan utama (padi / beras) yang berhasil dicapai.
 Program utama :
1) Pengembangan Kemandirian Pangan
 Rumus perhitungan :

25
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Capaian Ketersediaan Pangan Utama =
Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun (Kg) x 100
Jumlah Penduduk
Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun (Kg) =
63,20% x (Produksi Padi Sawah + Padi Gogo) x 100
(97,67 x Jumlah Penduduk) / 1.000
 Keterangan :
1) 63,20% = prosentase net production / beras yang diperoleh
(36,80% = rendemen); 97,67= tingkat konsumsi beras per
kapita per tahun; dan 1.000 = konversi antara satuan Ton
dan Kg
3. Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan penanganan suatu kondisi rawan
pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga
pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan
fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat, yang
terdiri dari 7 Kategori Rawan yaitu : Ketersediaan Pangan,
Rumah Tangga Miskin, Akses Jalan, Akses Listrik, Gizi Kurang,
Akses Air Bersih dan Akses Fasilitas Kesehatan.
 Program utama :
1) Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan
 Rumus perhitungan :
Capaian Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan =
Realisasi Penanganan Daerah Rawan Pangan x 100
Target Penanganan Daerah Rawan Pangan
 Keterangan :
1) Rumus perhitungan diterapkan per kategori rawan
4. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan pemantauan dan intervensi secara
cepat jika harga dan pasokan pangan di suatu wilayah tidak
berlangsung stabil.
 Program utama :
1) Pengembangan Distribusi dan Akses Pangan
2) Koordinasi Ketahanan Pangan

26
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
3) Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan Pangan
 Rumus perhitungan :
 Stabilitas Harga (SH) dan Stabilitas Pasokan Pangan (SP) =
n
SK = ∑ SKi
i=1
n
Stabilitas Harga dan Pasokan komoditas ke i (SKi) =
2 – CVKRi x 100
CVKTi
CVKRi = SDKRi x 100 ; CVKTi = SDKTi x 100
KRi KTi
n n
SDKRi = √ ∑ (KRi – KRi)2 ; KRi = ∑ KRi
i=1 i=1
n–1 n
n n
SDKTi = √ ∑ (KTi – KTi)2 ; KTi = ∑ KTi
i=1 i=1
n–1 n
 Keterangan :
1) Harga dinyatakan stabil jika gejolak harga pangan di suatu
wilayah kurang dari 25% dari kondisi normal;
2) Pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan pasokan
pangan di suatu wilayah berkisar antara 5% - 40%;
H untuk Harga
3) K=
P untuk Pasokan
4) SHi = Stabilitas harga komoditas ke i; SPi = Stabilitas
Pasokan komoditas ke i; i = 1,2,3,…….n; n = Jumlah
komoditas;
5) SHi dan SPi digambarkan dengan koefisien
keragaman (CV);
6) CVKRi = Koefisien keragaman realisasi untuk harga dan
pasokan komoditas ke-i; CVKTi = Koefisien keragaman
target untuk harga dan pasokan komoditas ke-i;
7) SDKRi = Standar deviasi realisasi untuk harga dan pasokan
komoditas ke i; KRi = Rata-rata realisasi untuk harga dan
pasokan komoditas ke i;

27
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
8) SDKTi = Standar deviasi target untuk harga dan pasokan
komoditas ke i; KTi = Rata-rata target untuk harga dan
pasokan komoditas ke i;
Realisasi harga komoditas ke i (HRi)
9) KRi =
Realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)
Rata-rata realisasi harga komoditas ke i (HRi)
10) KRi =
Rata-rata realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)

5. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan cadangan pangan pemerintah
kabupaten dan desa yang perwujudannya memerlukan
inventarisasi cadangan pangan dengan memperkirakan
kekurangan pangan dan keadaan darurat, sehingga
penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan
dapat berhasil dengan baik.
 Program utama :
1) Pendukung Ketahanan Pangan
 Rumus perhitungan :
Nilai Capaian Cadangan Pangan Pemerintah Daerah =
Jumlah Cadangan Pangan Beras x 100
100 ton
6. a. Skor Angka Kecukupan Energi (%)
b. Skor Angka Kecukupan Gizi (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat yang berhasil dicapai :
a. banyaknya asupan makanan yang seimbang dengan
pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran
tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan
mampu menjalankan tugas kehidupan secara ekonomis
dalam jangka waktu lama

28
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
b. kecukupan rata-rata zat gizi dalam sehari berdasarkan
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas
fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal, dengan rata-rata per
kapita per hari untuk energi sebesar
2.000 Kkal/Kapita/Hari dan protein sebesar
52 Gram/Kapita/Hari.
 Program utama :
1) Pengembangan Penganekaragaman Pangan
2) Pengembangan Keamanan Pangan
 Rumus perhitungan :
a. Prosentase (%) AKE =
 Kecukupan Energi masing-masing (kkal) x 100
2.000 kkal
 Kecukupan Energi Bayi (0 – 12 bulan)
AKEIi = (129 – 9,4 Ui + 0,62 Ui2) (Bi)
 Kecukupan Energi Anak-anak (1 – 9 tahun)
AKEIi = (AKEi) (Bi)
 Kecukupan Energi Remaja (10 – 19 tahun)
- Pria
AKEI = (17,5 Bi + 651) (FKi)
- Wanita
AKEI = (12,2 Bi + 746) (FKi)
 Kecukupan Energi Dewasa (20 – 60 tahun)
Pria (Tahun) Wanita (Tahun)
20 – 29 30 – 59 60 20 – 29 30 – 59 60
15,3 B 11,6 B 13,5 B 14,7 B 8,7 B + 10,5 B+
+ 679 + 879 + 487 + 496 829(FKi) 596
(FKi) (FKi) (FKi) (FKi) (FKi)

 Kecukupan Energi Wanita Hamil dan Menyusui


- Umur < 19 tahun
AKEI = (12,2 B + 746) FK + EH
- Umur 20 – 29 tahun
AKEI = (14,7 B + 496 ) FK + EH

29
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
- Umur 30 tahun
AKEI = ( 8,7 B + 829) FK + EH
b. Prosentase (%) AKG =
Kecukupan Gizi masing-masing komoditas (kkal) x 100
2.000 kkal
AKG = Energi Per Komoditas (Kkal) Per Individu (Kap) Per
Hari (hr)
 Keterangan :
1) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi
pada umur Ui (kal/org/hari);
2) Ui = Umur bayi (bulan);
3) Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg);
4) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi anak
umur – I (Kal/org/hari);
5) AKEi = Angka Kecukupan Energi bagi anak umur – i
(Kal/kg B/hr);
6) Bi = Berat badan sehat anak umur – i;
7) Bi = Berat badan sehat (kg);
8) EMB = Energi Metabolisme Basal;
9) Fki = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi pada umur – i menurut jenis kelamin;
10) B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg);
11) EH = Tambahan energi wanita hamil (Kal/org/hari),
yaitu :
- 285 Kal untuk kerja berat
- 245 untuk kerja sedang
- 200 Kal untuk kerja ringan
12) FK = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi wanita;
13) Kkal = Kilo Kalori;
14) AKG = Angka Kecukupan Gizi; dan
15) Skor Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Skor Angka
Kecukupan Gizi (AKG) didapat dari Aplikasi Justifikasi
Analisis Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Pangan
Data Susenas.

30
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Upaya pencapaian kinerja pelayanan Dinas Ketahanan Pangan dalam
bentuk pembinaan ketahanan pangan tidak hanya ditempuh melalui
program utama sebagaimana yang telah terurai sebelumnya, akan tetapi
didukung pula melalui beberapa program penunjang, sebagai berikut :
1) Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2) Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur;
3) Peningkatan Disiplin Aparatur;
4) Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur; dan
5) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.

2.1.3. Strategi
Penetapan strategi merujuk pada hasil SWOT Analysis atas
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan kinerja, yaitu :
 Strategi S – O (Pemantapan) :
1. Meningkatkan kualitas manajemen produk pangan;
2. Meningkatkan kualitas regulasi sebagai landasan hukum pencapaian
rencana aksi dan evaluasi pemantapan ketahanan pangan; dan
3. Meningkatkan kecukupan dan akurasi updated data / informasi
dalam proses perumusan, penyelenggaraan dan evaluasi kebijakan
strategis.
 Strategi W – O (Pengembangan) :
1. Mengembangkan koneksivitas informasi serta pemantauan distribusi
dan akses pangan; dan
2. Mengembangkan kemandirian lembaga produktif masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan pangan; dan
3. Mengembangkan mekanisme pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan mandiri.
 Strategi S – T (Perluasan) :
1. Memperluas pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam
penyediaan dan penganekaragaman pangan; dan
2. Memperluas peran lembaga pemerintah dan dunia usaha dalam
upaya penjaminan stabilitas harga dan pasokan pangan.

31
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
 Strategi W – T (Perombakan) :
1. Menciptakan keterpaduan peran dan fungsi pemangku kepentingan
dalam upaya pencegahan dan penanganan rawan pangan.

2.1.4. Kebijakan
Ditinjau dari sisi tugas pembinaan ketahanan pangan, secara umum
tugas Dinas Ketahanan Pangan terkait dengan pencapaian visi Kabupaten
Bogor yaitu “Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”
dan seluruh misi Bupati dan Wakil Bupati Bogor, yaitu :
1. Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat,
2. Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan
usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata,
3. Meningkatkan integrasi, koneksitas dan kualitas infrastruktur wilayah dan
pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan,
4. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pelayanan kesehatan, dan
5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama
antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik).
Namun secara khusus tugas dan fungsi yang menyertainya
berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke – 2 Kabupaten
Bogor yaitu “Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan
Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata”.
Sedangkan dari 25 Penciri Termaju Kabupaten Bogor, Dinas Ketahanan
Pangan berkontribusi secara langsung dalam mendukung upaya pencapaian
penciri ke 2. Penduduk Miskin Turun Menjadi 8,9%-7%.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Bogor dimaksud, Dinas Ketahanan Pangan sesuai Tupoksinya yaitu
membantu Bupati dalam menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan berdasarkan asas
otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, memposisikan kontribusinya
dengan fungsi yang menyertainya, sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang
ketahanan pangan;
2. Penyelenggaraan pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan meliputi

32
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan dan
kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan, serta distribusi
dan harga pangan; dan
3. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan Unit Pelaksana Teknis
(UPT).

2.2. Perjanjian Kinerja


Perjanjian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor sesuai dengan
Perubahan Renstra Tahun 2013-2018 yang dilaksanakan pada TA 2018 beserta
perbandingannya dengan TA 2017, secara umum diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel II.1. Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan

Target
Sasaran Indikator Sasaran Satuan
2017 2018
1. Meningkatnya 1. Ketersediaan Energi dan
Penanganan Protein Per Kapita (%)
Ketersediaan dan - Energi % 97,30 98,20
Kerawanan Kkal/kap/hr 2.335 2.357
Pangan - Protein % 114,90 115,96
Gr/kap/hr 72,39 73,05
2. Ketersediaan Pangan % 61,00 63,00
Utama (%)
3. Pengkoordinasian
Penanganan Daerah
Rawan Pangan (%)
- Rawan Ketersediaan % 40,00 52,50
Pangan Kecamatan 16 21
- Rawan Rumah Tangga % 32,50 35,00
Miskin Kecamatan 13 14
- Rawan Akses Jalan % 35,00 37,50
Kecamatan 14 15
- Rawan Akses Listrik % 7,50 7,50
Kecamatan 3 3
- Rawan Gizi Kurang % 37,50 42,50
Kecamatan 15 17
- Rawan Akses Air % 60,00 72,50
Bersih Kecamatan 24 29

33
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Target
Sasaran Indikator Sasaran Satuan
2017 2018
- Rawan Akses Fasilitas % 12,50 12,50
Kesehatan Kecamatan 5 5
2. Meningkatnya 4. Stabilitas Harga dan % 90,00 91,00
Distribusi dan Pasokan Pangan (%)
Akses Serta 5. Penguatan Cadangan % 172,98 197,98
Penanganan Pangan Pemerintah Ton 172,98 197,98
Cadangan Daerah (%)
Pangan
3. Meningkatnya 6. - Skor Angka Kecukupan % 102,90 102,30
Keragaman Energi (%)
Konsumsi % 110,70 110,90
- Skor Angka Kecukupan
terhadap Pangan
Gizi (%)
Lokal

2.3. Struktur Anggaran


Berdasarkan Permendagri RI Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Permendagri RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pangan pada TA
2018 dirumuskan dalam 12 program dan 50 kegiatan sedangkan pada TA 2017
dirumuskan dalam 14 program dan 70 kegiatan, yang pada hakekatnya bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor, salah satunya pelaku
utama dan pelaku usaha, guna memfasilitasi partisipasi masyarakat dengan
mendayagunakan keterpaduan kegiatan yang didanai oleh APBD Kabupaten Bogor.
Struktur Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor pada TA 2018 sebesar Rp.19.908.057.000,- yang terdiri
dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp.8.786.293.000,- atau 44,13% dan
Belanja Langsung (BL) sebesar Rp.11.121.764.000,- atau 55,87%. Adapun struktur
DPPA Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor pada TA 2017 sebesar Rp.
18.892.784.000,- yang terdiri dari BTL sebesar Rp. 4.187.472.000,- atau 22,16% dan
BL sebesar Rp. 14.705.312.000,- atau 77,86%. Secara jelas dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

34
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Tabel II.2. Rincian Anggaran Belanja
Jumlah Anggaran (Rp)
Uraian
TA 2017 TA 2018
Total Anggaran Belanja 18.892.784.000 19.908.057.000
A. Belanja Tidak Langsung 4.187.472.000 8.786.293.000
1. Gaji dan Tunjangan 2.699.472.000 2.972.453.000
2. Tambahan Penghasilan PNS 1.488.000.000 5.813.840.000
B. Belanja Langsung 14.705.312.000 11.121.764.000
1. Belanja Pegawai 3.105.750.000 991.000.000
2. Belanja Barang dan Jasa 11.346.500.000 9.693.814.000
3. Belanja Modal 253.062.000 436.950.000

35
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja


Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan tujuan dan
sasaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor. Pengukuran dimaksud
merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis dan didasarkan pada kelompok
indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator masukan (input), keluaran (output)
dan hasil (outcome). Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan
kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses
penyusunan program dan kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran.
Kerangka pengukuran kinerja dilaksanakan melalui tahapan penetapan,
pengumpulan data kinerja dan cara pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang berawal dari
pengolahan data kinerja yang bersumber pada :
1. Data Internal : berasal dari sistem informasi yang ditetapkan, seperti Laporan
Kegiatan Bulanan, Triwulanan, Semesteran, Tahunan dan Laporan Kegiatan
dalam bentuk lainnya; dan
2. Data Eksternal : berasal dari luar instansi baik data primer maupun data sekunder
yang relevan dengan kerangka pengukuran kinerja.
Indikator masukan (input) ini diprioritaskan pada penggunaan dana kegiatan
yang dilakukan pengukuran kinerjanya dengan satuan rupiah dan sumberdaya
lainnya. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik, dengan variasi
mulai dari output terselenggaranya kegiatan seperti jumlah kegiatan, jumlah orang,
jumlah laporan dan jumlah barang atau jasa lainnya dari hasil pelayanan ataupun
pelaksanaan tugas lainnya, dengan satuan kegiatan, orang, paket, buah, unit, rupiah
dan sebagainya. Sedangkan indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah (efek tidak
langsung), dengan menggunakan angka mutlak dan relatif (%).
Pengukuran kinerja mencakup : (1) kinerja kegiatan yang merupakan tingkat
pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator

36
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
kinerja kegiatan; dan (2) tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang
merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing
indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen
Rencana Kerja (Renja) dan Perjanjian Kinerja.
Adapun pengukuran tingkat pencapaian indikator sasaran dilakukan dengan
menggunakan formulir Pengukuran Kinerja. Perhitungan prosentase pencapaian
target memperhatikan karakteristik komponen realisasi dalam kondisi :
a. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik,
maka digunakan rumus :
Realisasi
% Capaian = X 100 %
Target

b. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka


digunakan rumus :
Target – (Realisasi – Target)
% Capaian = X 100%
Target

3.2. Capaian Kinerja


Sesuai dengan pengukuran indikator kinerja dalam formulir Perjanjian Kinerja
dan Pengukuran Kinerja, dilakukan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator
kinerja untuk memberikan penjelasan keberhasilan atau kegagalan pencapaian
sasaran, baik yang bersifat jangka pendek atau capaian per tahun maupun yang
bersifat jangka menengah atau capaian sampai dengan tahun evaluasi selama
periode Perubahan Renstra. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi,
kemajuan pencapaian tujuan dan sasaran, serta agar dapat dinilai dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa mendatang.
Berdasarkan hasil analisis pencapaian seluruh indikator kinerja dalam bentuk
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator Kinerja
Utama (IKU), pada TA 2018 diperoleh rata-rata tingkat efektivitas sebesar 94,22%
yang mengalami peningkatan sebesar 0,20% jika dibandingkan dengan pencapaian
pada TA 2017 sebesar 94,02%. Pencapaian indikator kinerja yang dilakukan selama
TA 2018 dilaksanakan melalui langkah operasional 12 program dan 50 kegiatan
sedangkan pada TA 2017 dilaksanakan melalui langkah operasional 14 program dan
70 kegiatan, dengan demikian terdapat penurunan jumlah kegiatan sebesar 28,57%
atau 20 kegiatan, yang penjabarannya dilakukan melalui penyusunan rencana

37
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
kinerja, penetapan indikator kinerja, pengukuran kinerja, analisis akuntabilitas dan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan.
Pencapaian sasaran strategis ”Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan” sebagai
berikut:
Tabel III.1. Pencapaian Sasaran Strategis

Target Realisasi % Capaian Kinerja


Indikator Kinerja Satuan
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1. Ketersediaan Energi dan % 102,36 114,02
Protein Per Kapita
- Energi % 97,30 98,20 115,07 102,26 118,26 104,13
Kkal/kap/hr 2.335 2.357 2.687 2.454
- Protein % 114,90 115,96 99,35 143,68 86,47 123,90
Gr/kap/hr 72,39 73,05 71,92 90,52
2. Ketersediaan Pangan % 61,00 63,00 61,75 63,00 101,23 100,00
Utama
3. Pengkoordinasian % 81,67 88,32
Penanganan Daerah
Rawan Pangan
- Rawan Ketersediaan % 40,00 52,50 32,50 37,50 81,25 71,43
Pangan Kecamatan 16 21 13 15
- Rawan Rumah Tangga % 32,50 35,00 27,50 30,00 84,62 85,71
Miskin Kecamatan 13 14 11 12
- Rawan Akses Jalan % 35,00 37,50 35,00 32,50 100,00 86,67
Kecamatan 14 15 14 13
- Rawan Akses Listrik % 7,50 7,50 5,00 7,50 66,67 100,00
Kecamatan 3 3 2 3
- Rawan Gizi Kurang % 37,50 42,50 30,00 37,50 80,00 88,24
Kecamatan 15 17 12 15
- Rawan Akses Air Bersih % 60,00 72,50 47,50 62,50 79,17 86,21
Kecamatan 24 29 19 25
- Rawan Akses Fasilitas % 12,50 12,50 10,00 12,50 80,00 100,00
Kesehatan Kecamatan 5 5 4 5
4. Stabilitas Harga dan % 90,00 91,00 81,56 91,00 90,62 100,00
Pasokan Pangan
5. Penguatan Cadangan % 172,98 197,98 127,30 95,02 73,59 47,99
Pangan Pemerintah Ton 172,98 197,98 127,30 95,02
Daerah
6. - Skor Angka Kecukupan
Energi % 102,90 102,30 109,20 105,80 106,12 103,42
- Skor Angka Kecukupan
Gizi % 110,70 110,90 113.50 110,90 102,53 100,00

Rata-rata Capaian 94,02 94,22

Capaian indikator sasaran strategis TA 2018 dari 7 indikator menunjukkan


capaian kinerja rata-rata sebesar 94,22% yang mengalami peningkatan sebesar
0,20% jika dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja TA 2017 sebesar 94,02%.
Adapun penjelasan secara rinci, tentang kondisi tingkat capaian pada ketujuh
indikator sasaran dimaksud, sebagai berikut :

38
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
7. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%), dengan rata-rata capaian sebesar
114,02% yang mengalami peningkatan sebesar 11,66% jika dibandingkan dengan
TA 2017 sebesar 102,36%. Capaian ini merupakan muara dari sinergitas
2 kegiatan pada program Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan,
dengan rata-rata capaian realisasi output sebesar 100,00%.
- Energi
Dari rencana sebesar 98,20% atau 2.357 kkal/kap/hr terealisasi sebesar
102,26% atau 2.454 kkal/kap/hr, atau realisasi mencapai 104,13%, yang
mengalami penurunan sebesar 14,13% jika dibandingkan dengan TA 2017
sebesar 118,26% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 104,13% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 98,20% atau
2.357 kkal/kap/hr. Hal ini disebabkan karena Tingginya tingkat konsumsi
energi seiring dengan tingginya pasokan sumber pangan energi yang tersedia
bagi masyarakat.
- Protein
Dari rencana sebesar 115,96% atau 73,05 gr/kap/hr terealisasi sebesar
143,68% atau 90,52 gr/kap/hr, atau realisasi mencapai 123,90%, yang
mengalami peningkatan sebesar 37,43% jika dibandingkan dengan TA 2017
sebesar 86,47% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 123,90% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 115,96%
atau 73,05 gr/kap/hr. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat konsumsi
protein seiring dengan tingginya pasokan sumber pangan energi yang tersedia
bagi masyarakat.
8. Ketersediaan Pangan Utama (%)
Dari rencana sebesar 63,00% terealisasi sebesar 63,00%, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami penurunan sebesar 1,23% jika dibandingkan dengan
TA 2017 sebesar 101,23% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar
100,00% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 63,00%. Capaian ini
merupakan muara dari sinergitas 3 kegiatan pada program Pengembangan
Kemandirian Pangan, dengan rata-rata capaian realisasi output sebesar 100%. Hal
ini disebabkan karena Terlampauinya target produksi dan produksi padi / beras di
hampir seluruh kecamatan.

39
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
9. Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%), dengan rata-rata
capaian sebesar 88,32% yang mengalami peningkatan sebesar 6,65% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 81,67%. Capaian merupakan muara dari
sinergitas 3 kegiatan pada program Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan,
dengan rata-rata capaian realisasi output sebesar 100%.
- Untuk Rawan Ketersediaan Pangan dari rencana sebesar 52,50% atau 21
kecamatan terealisasi sebesar 37,50% atau 15 kecamatan, atau realisasi
mencapai 71,43%, yang mengalami penurunan sebesar 9,82% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 81,25% dan baru memenuhi target
jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian
target SPM nasional sebesar 71,43% dari target pada akhir periode Renstra
sebesar 52,50% atau 21 kecamatan.
- Untuk Rawan Rumah Tangga Miskin dari rencana sebesar 35,00% atau
14 kecamatan terealisasi sebesar 30,00% atau 12 kecamatan, atau realisasi
mencapai 85,71%, yang mengalami peningkatan sebesar 1,09% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 84,62% dan baru memenuhi target
jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian
target SPM nasional sebesar 85,71% dari target pada akhir periode Renstra
sebesar 35,00% atau 14 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Jalan dari rencana sebesar 37,50% atau 15 kecamatan
terealisasi sebesar 32,50% atau 13 kecamatan, atau realisasi mencapai
86,67%, yang mengalami penurunan sebesar 13,33% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 100,00% dan baru memenuhi target jangka
menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target
SPM nasional sebesar 86,67% dari target pada akhir periode Renstra sebesar
37,50% atau 15 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Listrik dari rencana sebesar 7,50% atau 3 kecamatan
terealisasi sebesar 7,50% atau 3 kecamatan, atau realisasi mencapai 100,00%,
yang mengalami peningkatan sebesar 33,33% jika dibandingkan dengan TA
2017 sebesar 66,67% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 100,00% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 7,50% atau 3
kecamatan.

40
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
- Untuk Rawan Gizi Kurang dari rencana sebesar 42,50% atau 17 kecamatan
terealisasi sebesar 37,50% atau 15 kecamatan, atau realisasi mencapai
88,24%, yang mengalami peningkatan sebesar 8,24% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 80,00% dan baru memenuhi target jangka menengah
SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 88,24% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 42,50% atau
17 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Air Bersih dari rencana sebesar 72,50% atau 29 kecamatan
terealisasi sebesar 62,50% atau 25 kecamatan, atau realisasi mencapai
86,21%, yang mengalami peningkatan sebesar 7,04% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 79,17% dan baru memenuhi target jangka menengah
SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 86,21% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 72,50% atau
29 kecamatan.
- Untuk Rawan Akses Fasilitas Kesehatan dari rencana sebesar 12,50% atau
5 kecamatan terealisasi sebesar 12,50% atau 5 kecamatan, atau realisasi
mencapai 100,00%, yang mengalami peningkatan sebesar 20,00% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 80,00% dan telah memenuhi target
jangka menengah SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian
target SPM nasional sebesar 100,00% dari target pada akhir periode Renstra
sebesar 12,50% atau 5 kecamatan.
Hal ini disebabkan karena PD terkait selaku penanggungjawab & pelaksana
kegiatan di masing-masing sektor, belum dapat memenuhi target per kategori
rawan secara optimal.
10. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)
Dari rencana sebesar 91,00% terealisasi sebesar 91,00%, atau realisasi mencapai
100,00%, yang mengalami peningkatan sebesar 9,38% jika dibandingkan dengan
TA 2017 sebesar 90,62% dan telah memenuhi target jangka menengah SPM
kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional sebesar
100,00% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 91,00%. Capaian ini
merupakan muara dari 13 kegiatan pada program Koordinasi Ketahanan Pangan
(3 kegiatan) dan program Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan Pangan (2
kegiatan), dengan rata-rata capaian realisasi output sebesar 100%. Hal ini
disebabkan karena Fluktuasi harga & pasokan pangan berada pada rentang

41
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
normal, sebagai dampak keseimbangan supply & demand dimana masih dapat
dikendalikan sesuai dengan target.
11. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)
Dari rencana sebesar 197,98% atau 197,98 ton terealisasi sebesar 95,02% atau
95,02 ton, atau realisasi mencapai 47,99%, yang mengalami penurunan sebesar
25,60% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 73,59% dan baru memenuhi
target akhir SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM
nasional sebesar 47,99% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 197,98%
atau 197,98 ton. Capaian ini merupakan muara dari sinergitas 2 kegiatan pada
program Pendukung Ketahanan Pangan, dengan rata-rata capaian realisasi output
sebesar 93,67%. Hal ini disebabkan karena Terdapat akumulasi stok beras
pengadaan TA 2015, 2016 & 2017, yang belum sepenuhnya termanfaatkan oleh
masyarakat Transien & korban pasca bencana alam.
12. - Skor Angka Kecukupan Energi/AKE (%)
- Skor Angka Kecukupan Gizi/AKG (%)
Dari rencana AKE sebesar 102,30% terealisasi sebesar 105,80%, atau realisasi
mencapai 103,42%, yang mengalami penurunan sebesar 2,7% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 106,12% dan telah memenuhi target jangka menengah
SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 103,42% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 102,30%.
Dari rencana AKG sebesar 110,90% terealisasi sebesar 110,90%, atau realisasi
mencapai 100,00%, yang mengalami penurunan sebesar 2,53% jika dibandingkan
dengan TA 2017 sebesar 102,53% dan telah memenuhi target jangka menengah
SPM kabupaten dalam kontribusinya terhadap pencapaian target SPM nasional
sebesar 100,00% dari target pada akhir periode Renstra sebesar 110,90%.
Capaian ini merupakan muara dari sinergitas 8 kegiatan pada program
Pengembangan Penganekaragaman Pangan (5 kegiatan) dan program
Pengembangan Keamanan Pangan (3 kegiatan), dengan rata-rata capaian realisasi
output sebesar 100,00.
Untuk lebih jelasnya, pengukuran realisasi capaian seluruh indikator sasaran
strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, disajikan pada lampiran.

42
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
3.3. Realisasi Anggaran
Pada TA 2018, pencapaian target realisasi keuangan sesuai Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
mencapai 98,92% (Rp.19.692.072.232,- dari target Rp.19.908.057.000,-), yang
terdiri dari Belanja Tidak Langsung / BTL (Belanja Pegawai Personalia) mencapai
99,53% (Rp.8.744.925.202,- dari target Rp.8.786.293.000,-) dan Belanja Langsung /
BL (Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal) mencapai 98,43%
(Rp.10.947.147.030,- dari target Rp.11.121.764.000,-), dimana realisasi BL sampai
dengan tahun 2018 baru memenuhi target jangka menengah sebesar 85,84% dari
target pada akhir periode Renstra sebesar Rp.29.067.325.496,-.
Dilihat dari prosentase pencapaian, untuk realisasi total anggaran sebesar
98,92% terdapat peningkatan sebesar 2,91% jika dibandingkan dengan TA 2017
sebesar 96,01%, untuk realisasi anggaran BTL sebesar 99,53% terdapat peningkatan
sebesar 0,76% jika dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 98,77%, dan untuk
realisasi anggaran BL sebesar 98,43% terdapat peningkatan sebesar 3,58% jika
dibandingkan dengan TA 2017 sebesar 95,23%. Hal ini menandakan tingkat korelasi
antara perencanaan anggaran dengan aplikasi rencana anggaran yang tepat dan
terarah dengan tingkat pencapaian baik pada sisi BTL maupun BL yang optimal.
Untuk lebih jelasnya tentang target dan realisasi anggaran sesuai DPPA
TA 2018 dan 2017 sebagaimana dimaksud, disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel III.2. Realisasi Anggaran


Pencapaian
Target (Rp) Realisasi (Rp)
No Uraian Realisasi (%)
2017 2018 2017 2018 2017 2018
Total Anggaran 18.892.784.000 19.908.057.000 18.139.244.885 19.692.072.232 96,01 98,92
Belanja
1 Belanja Tidak 4.187.472.000 8.786.293.000 4.136.056.857 8.744.925.202 98,77 99,53
Langsung
Gaji dan 2.699.472.000 2.972.453.000 2.649.181.857 2.951.163.852 98,14 99,28
Tunjangan
Pegawai
Tambahan 1.488.000.000 5.813.840.000 1.486.875.000 5.793.781.350 99,92 99,65
Penghasilan
PNS
2 Belanja 14.705.312.000 11.121.764.000 14.003.388.028 10.947.147.030 95,23 98,43
Langsung
Belanja 3.105.750.000 991.000.000 3.001.395.000 984.100.000 96,64 99,30
Pegawai
Belanja Barang 11.346.500.000 9.693.814.000 10.762.426.028 9.532.536.830 94,85 98,34
dan Jasa
Belanja Modal 253.062.000 436.950.000 239.367.000 430.510.200 94,59 98,53

43
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
Perlu disampaikan pula bahwa pada TA 2018 berdasarkan perhitungan
seksama tentang realisasi 12 program dan 50 kegiatan, diperoleh hasil rata-rata
realisasi output sebesar 99,60% yang mengalami peningkatan sebesar 0,38% dari
capaian pada TA 2017 sebesar 99,22% melalui pelaksanaan 14 program dan 70
kegiatan. Dengan demikian dapat disimpulkan, pada TA 2017 secara umum tetap
terjadi Efektifitas pada pencapaian target sasaran kinerja serta Efisiensi pada
pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor.
Adapun uraian tentang pencapaian target jangka menengah Perubahan
Renstra Tahun 2013-2018 sampai dengan TA 2018 disajikan sebagaimana terlampir.

44
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
BAB IV
PENUTUP

Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor TA 2018 merupakan


bentuk representatif atas pertanggungjawaban pencapaian indikator kinerja dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran yang dilaksanakan selama TA 2018, yang merupakan
implementasi dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Semoga seluruh informasi yang disajikan pada Laporan Kinerja Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor TA 2018 ini dapat bermanfaat bagi stakeholders yang
berkepentingan didalamnya, sebagai upaya penyempurnaan kinerja pada masa mendatang.

45
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
LAMPIRAN – LAMPIRAN

46
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
1
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
2
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
3
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
4
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
5
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
6
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
7
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
8
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
9
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
10
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
11
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
12
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
13
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
14
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
15
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
16
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
17
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
18
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
19
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
20
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
21
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
1
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
1
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
2
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
3
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
4
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
5
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
6
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
7
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018
8
Laporan Kinerja
DKP Kab.Bogor TA 2018

Anda mungkin juga menyukai