BLOK RESPIRASI
Oleh :
KELOMPOK A-12
Ketua : Arin Cahyaningtyas 1102017038
Sekretaris : Annisa Ulfa 1102017035
Anggota : Adelia Evita Lestari 1102017003
Dhyva Lathyva Yasnur 1102017069
Dova Millenia Aisyah N. 1102017074
Dwiky Ananda Ramadhan 1102017076
Husnullabib 1102017105
Iffaty Farraz Salsabila M. 1102017106
Febri Irwansyah 1102016070
Volume paru normal sangat dipengaruhi oleh ukuran sistem pernapasan dan usia.
Volume paru pria juga lebih besar daripada wanita. Pada saat gerak badan, ambilan
oksigen dapat mencapai 4-6 liter per menit dan volume udara inspirasi per menit dapat
meningkat sampai dua puluh kali lipat. Keadaan ini dicapai dengan peningkatan volume
tidal dan frekwensi pernapasan (Horisson, 1997).
Compliance atau daya kembang paru adalah perubahan volume per liter yang
disebabkan oleh tiap perubahan satu unit cmHg (Astrand, 1970). Daya kembang paru
juga tergantung pada ukuran paru. Jadi daya kembang bayi lebih kecil daripada orang
dewasa, dan daya kembang orang yang berbadan kecil juga berbeda dengan daya
kembang orang yang berbadan besar (Guyton & Hall, 1996).
Uji fungsi paru terbagi atas dua kategori, yaitu uji yang berhubungan dengan ventilasi
paru dan dinding dada, serta uji yang berhubungan dengan pertukaran gas. Uji fungsi
ventilasi termasuk pengukuran volume paru-paru dalam keadaan statis atau dinamis. Uji
fungsi paru ini dapat memberikan informasi yang berharga mengenai keadaan paru,
walaupun tidak ada uji fungsi paru yang dapat mengukur semua kemungkinan yang ada.
Metode sederhana untuk meneliti ventilasi paru adalah merekam volume pergerakan
udara yang masuk dan keluar dari paru, dengan proses yang dinamakan spirometri,
dengan menggunakan spirometer. Dari spirometri didapatkan dua istilah yaitu volume
dan kapasitas paru (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).
Volume Paru
Berdasarkan gambar di atas, volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali
pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah
volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ±
1100 ml.
4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.
(Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970)
Kapasitas Paru
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagi menjadi
empat bagian, yaitu:
1. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Besarnya
± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada
tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume
residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru
pada akhir eskpirasi normal.
3. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume
cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan
kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
4. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya ± 5800
ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan
inspirasi paksa.
(Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970)
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20-25% lebih kecil daripada pria,
dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh
kecil dan astenis (Guyton & Hall, 1996).
TUJUAN :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:
1. Menetapkan tercapainya breaking point seseotang pada waktu menahan nafas pada
berbagai kondisi pernapasan.
2. Menerangkan perbedaan lamanya menahan nafas pada kondisi pernafasan yang
berbeda-beda.
3. Mengukur tekanan pernapasan dengan manometer air raksa dan manometer air.
Tetapkanlah lamanya o.p dapat menahan napas (dalam detik) dengan cara menghentikan
pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point
pada berbagai kondisi pernapasan sperti tercantum dalam daftar di bawah ini (berilah
istirahat 5 menit antara 2 percobaan).
1. Pada akhir inspirasi biasa
P.IV 1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point ?
Jawaban: kemampuan seseorang untuk menahan nafasnya sampai dia tidak dapat
lagi menahan nafasnya.
P.IV 1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya breaking point ?
Jawaban: berkurangnya oksigen (PO2) dan meningkatnya karbondioksida (PCO2)
2. Tekanan Pernafasan
DASAR TEORI
Inspirasi
Udara masuk ke paru karena PBar > PParu
Pada saat inspirasi biasa PAlveol lebih negatif dari tekanan barometer atau
PA = - 1 mmHg (dibanding dengan Pbar )
Jika PBar = 760 mmHg → PA = 759 mmHg
Pada saat inspirasi maksimal PA = - 80 mmHg
Ekspirasi
Udara keluar dari paru karena PBar < PParu
Pada saat ekspirasi biasa PA = + 1 mmHg
Jika PBar = 760 mmHg → PA = 761 mmHg
Pada saat ekspirasi maksimal PA = + 100 mmHg
DASAR TEORI
Orang sehat dapat menghembuskan 75-80% atau lebih FVC-nya dalam satu detik > rasio
FEV1/FVC = 75-80%
Obstructive
Jalan nafas yang menyempit akan mengurangi voulume udara yang dapat dihembuskan pada satu
detik pertama ekspirasi. Amati bahwa FVC hanya dapat dicapai setelah ekshalasi yang
panjang. Rasio FEV1/FVC berkurang secara nyata. Ekspirasi diperlama dengan peningkatan
perlahan pada kurva, dan plateau tidak tercapai sampai waktu 15 detik.
Restrictive
FEV1 dan FVC menurun. Karena jalan nafas tetap terbuka, ekspirasi bisa cepat dan selesai dlm
waktu 2-3 detik. Rasio FEV1/FVC tetap normal atau malah meningkat, tetapi volume
udara yang terhirup dan terhembus lebih kecil dibandingkan normal.
Mixed
Ekspirasi diperlama dengan peningkatan kurva perlahan mencapai plateau. Kapasitas vital
berkurang signifikan dibandingkan gangguan obstruktif. Pola campuran ini, jika tidak terlalu
parah, sulit dibedakan dengan pola obstruktif
TUJUAN
Dalam latihan ini akan dipelajari:
1. Kapasitas vital fungsional.
2. Kapasitas vital
3. Kapasitas residu fungsional.
4. Kurva “Flow Volume”.
HASIL PERCOBAAN
Praktikum 1
GAMBAR ILUSTRASI
Pembahasan
Terlihat pada hasil percobaan, waktu tahan nafas akan lebih lama jika
dilakukan setelah inspirasi dan akan waktu tahan nafas akan lebih cepat jika
dilakukan setelah ekspirasi. Dan waktu tahan nafas akan semakin bertambah ketika o.p
melakukan inspirasi yang kuat, dan akan semakin berkurang jika o.p melakukan ekspirasi
maksimal. Hal ini berkaitan dengan volume oksigen yang terdapat pada paru-paru.
Semakin banyak volume oksigen dalam paru-paru, semakin lama o.p dapat
menahan nafas. Ketika o.p mencapai breaking point (kemampuannya untuk menahan
nafas) maka o.p akan melakukan ventilasi kembali untuk memasok tubuh dengan oksigen
lagi. Ketika o.p melakukan tahan nafas setelah berlari, waktu tahan nafas nya akan
semakin cepat. Karena pada saat beraktivitas, ventilasi meningkat pula sesuai dengan
beratnya aktivitas tersebut. Lalu, setelah o.p beristirahat dan volume oksigen tubuh sudah
mencukupi maka ventilasi akan kembali seperti semula.
Praktikum 2
Probundus : Husnullabib
Umur : 19 th
Jenis kelamin : laki-laki
Pembahasan
Pada saat inspirasi tekanan dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif, dan udara
mengalir kedalam paru. Inspirasi merupakan proses aktif karena memerlukan kontraksi
otot diafragma dan otot inspirasi (m.interkostalis externus) yang akan meningkatkan
volume intratoraks.
Pada saat ekspirasi tekanan dalam saluran udara menjadi sedikit positif, dan udara
mengalir meninggalkan paru. Saat pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif
yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratoraks.
Pada inspirasi kuat, pengembangan jaringan paru menjadi lebih besar, karena tekanannya
pun turun lebih negatif dibanding inspirasi biasa. Bila ventilasi meningkat, derajat
pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan oleh kontraksi aktif otot ekspirasi yang
menurunkan volume intratoraks.
Praktikum 3
Probundus : Dwiky Ananda
Umur : 19 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Hasil:
FVC = 2,06 (40%)
FEV 1.0 = 1,26 (61%)
FEV 1.0 / FVC = 1,26 / 2,06 = 0,61 ( 61%)
VC = 4,62 (86%)
Pembahasan
Nilai FEV1 op adalah 61%, yang dikategorikan sebagai Obstructive Lung Disease pada derajat
mild.
Daftar Pustaka
Ganong WF. Review Of Medical Physiology. 23rd ed. San Fransisco : McGraw-Hill ; 2005
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11 th ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.p.499-502.
Sherwood L. Human Physiology : From Cell to System. 7 th ed. Canada : Brooks/Cole Cengage
Learning ; 2007.p.480-1.