Anda di halaman 1dari 2

METODE DAN PELAKSANAAN BENDUNGAN

1. Tahapan dan Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan.


Untuk tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan dam, contoh yang akan diambil yaitu
dam atau bendungan urugan, sebuah type dam.
a. Pekerjaan Persiapan
Meliputi: Alat, Bahan, Tenaga Kerja. Direksi, Gudang, Acces Road, dll.
b. Clearing dan Grubbing
Menyiapkan lahan, pembersihan lahan
c. Pekerjaan Dewatering
Mempertimbangkan: Kondisi Hidrologi, Kondisi Topografi, Kondisi Geologi, Lama
waktu pengalihan air dengan waktu pelaksanaan bendungan.
Metode: - Pengalihan air seuruhnya melalui terowongan.
Kenapa: Biasanya digunakan apabila lebar sungai tidak terlalu lebar
- Penutupan separuh sungai.
Kenapa: Biasanya digunakan saat sungai sangat lebar
- Dewatering pompa.
Kenapa: Membuang air ke tempat yang lebih tinggi.
- Dewatering sistem bertingkat.
Kenapa: Tempat pembuangan elevasinya lebih tinggi dan jauh.
d. Drilling dan Grouting untuk maindam
Metode: Drilling
- Core Drilling: Pengeboran untuk mengetahui jenis batuan bertujuan
untuk menentukan campuran.
- Rotary Drilling untuk Curtain Grouting di bawah main dam.
- Rotary drilling holes untuk check holes.
- Curtain and consolidation grouting
- Grout injection dengan material semen pasir.
- Curtain grouting Ø 45 = 66 mm, l = 30 m
e. Pekerjaan galian.
Untuk kemiringan ditentukan: 1. Perubahan sudut maksimum  20%
2. Maksimum kemiringan  70%
f. Pekerjaan Timbunan pada Bendungan
 Pekerjaan Timbunan
Tanah lempung 10-15 cm (Lapisan Perekat)
Material timbunan dihampar dengan ketebalan + 20-30 cm lapis demi lapis dengan
menggunakan dozer
 Impervious core (zone 1)
Konstruksi imprevios core dengan spesial compact membutuhkan akurasi
yang tinggi karena material harus dipilih secara khusus sesuai spesifikasi berupa
material plastis dari borrow area. Material core dihampar dan dipadatkan secara
khusus dengan ketebalan 30 cm per layer pada permukaan pondasi dam, area yang
bersinggungan dengan spill way dan area sekitarnya.
Pada denah yang bersinggungan dengan struktur beton, material core harus
dipadatkan dengan hand held mekanikal tamper untuk menjaga kestabilan hasil
pemadatan.

 Fine Filter (zone 2), Material: Pasir dan gravel dari river deposi. pasir dan gravel
dengan maksimum size 10 mm dan lolos saringan No. 200 (0,074 mm) dengan
jumlah lebih kecil dari 5% dan tertahan / tidak lolos saringan No. 4 (4,76 mm)
dengan jumlah lebih kecil 50%.
 Coarse filter (zone 3), Material: pasir dan gravel dengan ukuran maksimum 50 mm
dan lolos saringan no. 200 (0,074 mm) dengan jumlah kurang dari 5% dan
tertahan / tidak lolos saringan no. 4 (4,76 m) diameter 40% dan 70%
 Rock fill (zone 4), Material: Well graded rock, boulders dan gravel dengan
maksimum size kurang dari 30 cm. Material tersebut tidak melebihi jumlah
sebanyak 30% lolos saringan no. 4 dan tidak melebihi jumlah sebanyak 5% lolos
saringan no. 200.
 Random fill (zone 5), Material:Wweathered rock material maximum size 10 cm,
lolos saringan no. 200 kurang dari 30%. Tiap lapis tidak boleh lebih dari 50 cm
ketebalan sebelum pemadatan.
 Rock rip rap (zone 6), Material: Well graded rock dengan ukuran lebih dari 30 cm
dan kurang dari 75 cm.
g. Pekerjaan Jalan
 Perkerasan Sirtu
 Subbase Course dan Base Course
Subbase course setebal + 35 cm dan base course setebal + 15 cm dengan gradasi
sesuai standar spesifikasi Bina Marga yaitu campuran batu pecah dan sirtu atau
semuanya batu pecah
 Perkerasan Aspal

Anda mungkin juga menyukai