Anda di halaman 1dari 14

Kisi-kisi Materi Bahasa Indonesia CPNS

Ebook ini HANYA BOLEH didownload oleh Member Situs


www.ebooksoalcpns.com

1
www.ebooksoalcpns.com
Kisi-kisi Bahasa Indonesia

Makna Kata

Beragam makna pengulangan kata adalah sebagai berikut :


• Banyak tak tentu : buku-buku, kuda-kuda
• Bermacam-macam : pohon-pohon
• Menyerupai : mobil-mobilan
• Agak : Kebiru-biruan
• Saling berbalas : tendang-menendang, pukul-memukul
• Intensitas : Masak-memasak, jahit-menjahit
• Intensitas kualitatif : Segiat-giatnya
• Intensitas kuantitatif : Buah-buahan
• Intensitas frekuentatif : Menggeleng-gelengkan

Ameliorasi adalah memuliakan kata, membuat suatu kata menjadi menarik,


terhormat, atau enak didengar
Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Yakni merendahkan kata,
menurunkan rasa sebuah kata.

Beragam makna kata adalah sebagai berikut :


• Kausatif : menyebabkan, membuat jadi
• Resiprokal : berbalasan, saling
• Reflektif : obyek perbuatannya adalah diri sendiri
• Repetitif : perulangan

Makna leksikal adalah makna yang meskipun berdiri sendiri, mengacu pada
benda, sifat, atau peristiwa. Contohnya : ayah, anak, saudara, suara, sejuk,
kuat, lemah, dsb.

Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat peristiwa morfologis atau
sintaksis, seperti imbuhan, kata tugas, dsb. Jadi makna gramatikal itu sesuai
konteks kalimatnya. Contohnya : malah, namun, belum, bukan, sudah, dsb.

Fungsi & Makna Imbuhan

Sufiks (akhiran) nya memiliki fungsi sebagai berikut :


• Penunjuk kepemilikan : rumahnya, kakinya
• Pembentuk kata benda : duduknya, bicaranya, salahnya
• Sebagai obyek penderita enklitik : Saya mencubitnya
• Sebagai obyek pelaku : ditendangnya tong sampah itu berkali-
kali
• Pembentuk kata keterangan : akhirnya datang juga, keesokan
harinya
• Pembentuk kata sandang : bagaimanapun pentingnya, mana
orangnya
2
www.ebooksoalcpns.com
Makna awalan ber adalah
• Melakukan : berbicara, berkata
• Berada dalam keadaan : berbahaya, beramai-ramai
• Memiliki : beristri, berkaki
• Menggunakan : berkacamata, bersepeda
• Menghasilkan : beruntung, bertelur
• Menunjukkan himpunan : berdua, bertahun-tahun
• Reflektif : berhias, berdiam
• Resiprokal (berbalasan) : Bersalam-salaman

Fungsi gabungan ke- an adalah sebagai berikut :


• Membentuk kata benda (nomina) abstrak : kemanusiaan,
kegiatan
• Membentuk kata sifat (adjektif) : kesakitan, kehausan
• Membentuk kata kerja (verba) : kelupaan, ketiduran

Awalan (Prefiks)

• Prefiks di-

Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh:


diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola

• Prefiks me-

Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti
struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:

1. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar'. Contoh:


menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat
2. 'membuat jadi atau menjadi'. Contoh: menggulai, menyatai, menjelas,
meninggi, menurun, menghijau, menua
3. 'mengerjakan dengan alat'. Contoh: mengetik, membajak, mengail,
mengunci, mengetam
4. 'berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai'. Contoh: membujang,
menjanda, membabi buta
5. 'mencari atau mengumpulkan'. Contoh: mendamar, merotan

• Prefiks ber-

Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan
kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :

1. 'mempunyai'. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut


2. 'memakai'. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana.
3. 'melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)'. Contoh: berhias,
bercukur, bersolek
3
www.ebooksoalcpns.com
4. 'berada dalam keadaan'. Contoh: bersenang-senang, bermalas-malas,
berpesta-ria, berleha-leha
5. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok). Contoh: bergelut, bertinju,
bersalaman, berbalasan

• Prefiks pe-

Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda
sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:

1. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar'. Contoh: penguji,


pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar,
penyuruh, penambang.
2. 'alat untuk me...'. Contoh: perekat, pengukur, penghadang, penggaris
3. 'orang yang gemar'. Contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri,
pecandu, pemadat.
4. 'orang yang di ...'. Contoh: petatar, pesuruh
5. 'alat untuk ...'. Contoh: perasa, penglihat, penggali

• Prefiks per-

Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti:

1. 'membuat jadi' (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan


2. 'membuat lebih'. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
3. 'menbagi jadi'. Ccontoh: pertiga, persembilan

• Prefiks ter-

Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki
antara lain ialah :

1. 'dalam keadaan di'. Contoh: terkunci, terikat, tertutup, terpendam,


tertumpuk, terlambat
2. 'dikenai tindakan secara tak sengaja'. Contoh: tertinju, terbawa,
terpukul
3. 'dapat di-'. Contoh: terangkat, termakan, tertampung
4. 'paling (superlatif)'. Contoh: terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.

• Prefiks ke-

Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata
benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna
gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan
ketua.

4
www.ebooksoalcpns.com
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata.
Sisipan -el-

Jajah -> jelajah Geber ->


geleber Gembung ->
gelembung Getar ->
geletar
Gigi -> geligi
Gogok -> gelogok
Gosok -> gelosok
Luhur -> leluhur
Maju -> melaju
Patuk -> pelatuk
Sidik -> selidik
Tapak -> telapak
Tunjuk -> telunjuk
Tangkup/tungkup -> telangkup/telungkup

Sisipan -er-

Sabut -> serabut Suling


-> seruling Gendang ->
gerendang Gigi ->
gerigi
Kudung -> kerudung
Runtuh -> reruntuh(an)
Panjat -> peranjat
Cerita -> ceritera

Sisipan -em-

Cerlang -> cemerlang


Jari -> jemari
Kuning -> kemuning
Kelut -> kemelut
Kilau -> kemilau
Serbak -> semerbak
Tali -> temali
Turun -> temurun
Kata berawalan huruf "g"
Gembung -> gelembung
Gebyar -> gemebyar
Geletuk -> gemeletuk/gemeretuk/gemertuk/gemeretup
Gelugut -> gemelugut
Geretak -> gemeretak/gemeletak
Gerencang -> gemerencang
Gerincing -> gemerincing
Gerisik -> gemerisik
Gerlap -> gemerlap
Gertak -> gemertak
5
www.ebooksoalcpns.com
Getar/gentar -> gemetar/gementar
Gilang -> gemilang
Gilap -> gemilap
Girang -> gemirang
Gulung -> gemulung
Guntur -> gemuntur
Guruh -> gemuruh

Bedakan dengan kata berawalan "p" yang dilekati awalan "pe-" yang
keduanya luluh menjadi "pem-", misalnya "pemimpin" bukan "pimpin" yang
diberi infiks "-em-" melainkan "pimpin" yang diberi awalan "pe-"

Sisipan -in-

Kerja -> kinerja


Sambung -> sinambung
Tambah -> tinambah

Sisipan -ha-

Bagian -> bahagian


Baru -> baharu
Basa -> bahasa
Cari -> cahari (dalam "mata pencaharian")
Dulu -> dahulu
Rayu -> rahayu
Saja -> sahaja
Saya -> sahaya (dalam "hamba sahaya")
Tadi -> tahadi
Asmaradana -> asmaradahana

Majas (Gaya Bahasa)

1) Majas Metafora adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat
membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam

2) Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu


perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru
mudi

3) Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan


memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati
seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja
berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk

4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua


hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau
pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
6
www.ebooksoalcpns.com
5) Majas Antilesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang
berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba

6) Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih –


lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya
kecelakaan

7) Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus.
Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca

8 ) Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan


dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya (
Padahal rumahnya besar dan mewah )

9) Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung.


Contoh : Perilakumu membuatku kesal

10) Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan


sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga
membuatnya menangis

11) Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang.
Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang

12) Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata
yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada
proklamasi kemerdekaan tahun 1945

13) Majas Eufemisme adalah Majas yang menggunakan kata – kata /


ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan

14) Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat.
Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

15) Majas Inversi adalah Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu
kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia

16) Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara
berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari
naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

17) Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut –
turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan
para kepala desa

18) Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut –
turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak,
remaja, dewasa, orang tua dan kakek

7
www.ebooksoalcpns.com
19) Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya
sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

20) Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi
awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

21) Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang
sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan,
yaitu buah apel merah

22) Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan.
Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

23) Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya


repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu
Hati ini debu

24) Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus
mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang
miskin merasa kaya

25) Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu


dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi
lintah darat

26) Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap
seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh :
Si pincang, Si jangkung, Si kribo

27) Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan


mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk
mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya

28) Pars pro toto : mengungkapkan sebagian untuk menjelaskan


keseluruhan. Contoh : Dik Nala belum kelihatan batang hidungnya

29) Totem pro parte : mengungkapkan keseluruhan, padahal yang dimaksud


hanya sebagian. Contoh : Indonesia berhasil merebut 56 medali emas
(padahal yang merebutnya adalah atletnya saja, bukan seluruh bangsa
Indonesia)

Penghubung
Macam-macam kata penghubung diantaranya adalah
• jika, andaikan, manakala = menunjukkan hubungan kondisional
(syarat)
• untuk, buat, bagi = menunjukkan hubungan tujuan
• namun, tetapi = menunjukkan hubungan pertentangan

8
www.ebooksoalcpns.com
• semenjak, sejak, ketika = menunjukkan hubungan waktu
• seakan-akan, seolah-olah = menunjukkan hubungan
perbandingan

Pedoman umum untuk penulisan Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf
atau lebih.

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti


dengan tanda titik.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan,
badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik. Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf
diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan
mata uang asing tidak diikuti tanda titik.

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata,
ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kecil.

Pedoman umum penulisan tanggal dan angka

1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis


dengan angka Arab atau Romawi.
2. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi;
satuan waktu; nilai uang; dan kuantitas.
3. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar pada alamat.
4. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
10
www.ebooksoalcpns.com
5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan
antar tiap bagian dan awalan "per-" (untuk pecahan) digunakan
menyatu dengan bagian yang langsung mengikutinya.
6. Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi,
tanda hubung antara "ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka
dinyatakan dengan kata.
7. Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda
hubung antara angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan
dengan kata.
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah.
9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja agar mudah
dibaca.
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika dituliskan
sekaligus, penulisan harus tepat.
11. Awalan "ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan
pada bilangan ordinal. Misalnya: Keempat anak tersebut sedang
bersenang-senang. Ia adalah anak kesatu.

• Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis diawali dengan ke-.
Jika ditulis dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.
o Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI
o Salah: abad ke sebelas, abad ke-sebelas, abad 11, abad ke 11,
abad ke-XI, abad ke XI
• Penulisan tahun
o Benar: 1960-an
o Salah: 1960an

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa
engkau tahu.
2. Kata turunan
1. Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) ditulis serangkai dengan
kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda
hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh:
menggarisbawahi, dilipatgandakan.
11
www.ebooksoalcpns.com
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati,
mancanegara.
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan
tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak
(anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan
(sayur-mayur, ramah-tamah).
4. Gabungan kata atau kata majemuk
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda
hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-
dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis
serangkai.
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki,
kauambil, bukumu, miliknya.
6. Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang
sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di
dalam, ke tengah, dari Surabaya.
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah
kepada si kancil.
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah,
siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu
seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali
pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis
terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.

Sastra

Periodisasi Sastra

Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

• Angkatan Pujangga Lama


• Angkatan Sastra Melayu Lama
• Angkatan Balai Pustaka
• Angkatan Pujangga Baru
• Angkatan 1945
12
www.ebooksoalcpns.com
• Angkatan 1950 - 1960-an
• Angkatan 1966 - 1970-an
• Angkatan 1980 - 1990-an
• Angkatan Reformasi
• Angkatan 2000-an

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia


yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi
oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik
dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai
Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul
karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan.
Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama
angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII
muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-
karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang
berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli,
Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan
masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870
masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit


sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa
(roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan
kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di
Indonesia pada masa ini.

Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari
bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang
banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi
politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa
Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas
dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.

Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka"
oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah
asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel
Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan
Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]

Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang
cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan
tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman
inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.

13
www.ebooksoalcpns.com
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan
oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut,
terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan
kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,
nasionalistik dan elitis.

Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan
Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di
Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh
Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu
novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar
Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan
Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.

Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :

Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku
Amir Hamzah
Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh
Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya


sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding
karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra
pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut
kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan
'45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang".
Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas
berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak
Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan
Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B.
Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita
pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956
dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.

Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang


bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep
sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang
berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun
1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk
kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S
di Indonesia.

14
www.ebooksoalcpns.com
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan
Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini.
Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran
sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran,
arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam
menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan
1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye,
Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan
Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan
termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.

Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara,
Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan
Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing
Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.

------- END -------

15
www.ebooksoalcpns.com

Anda mungkin juga menyukai