Kuliah 1-Ptm-Genap 2017-2018
Kuliah 1-Ptm-Genap 2017-2018
7oxeqfu
a. Latar Belakang
• Kuliah ini diharapkan akan memberikan suatu pendekatan
yang sistematis dan luas untuk memahami dan melaksanakan
teknik-teknik pemindahan tanah mekanis di lapangan.
• Untuk dapat melaksanakan semua ini agar sesuai dengan
rencana, maka perlu adanya suatu pendidikan dan pelatihan
agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
b. Tujuan Umum
Mengenal dan memahami teknik-teknik pemindahan tanah mekanis
dengan merencanakan dan menggunakan alat-alat berat yang tepat
guna menunjang aktivitas penambangan
c. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian umum pemindahan tanah mekanis.
b. Menganalisis tempat kerja (Job Analysis), kaitannya dengan
keadaan geologi, karak-teristik material, peta morfologi dan
peta topografi.
c. Mengidentifikasi persyaratan kerja, kaitannya dengan
masalah efisiensi kerja, syarat-syarat penimbunan dan
penyelesaian pekerjaan, waktu dan ongkos-ongkos produksi
guna menunjang pekerjaan pemindahan tanah mekanis.
d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
alat.
1. Pengertian PTM
• Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan
yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging,
breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan
(hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling),
perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting)
tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis
(alat-alat berat/besar).
• Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit
bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan
mineral pembentuk batuan tersebut.
Kerak Bumi
Tanah
• Yang dimaksud dengan
tanah disini adalah bagian
teratas dari kulit bumi yang
relatif lunak, tidak begitu
kompak dan terdiri dari
butiran-butiran lepas.
Batuan
• Yang dimaksud dengan
batuan adalah bagian
kulit bumi yang lebih
keras, lebih kompak dan
terdiri dari kumpulan
mineral pembentuk
batuan tersebut.
MINING
• Pertambangan atau penambangan yakni kegiatan
pengambilan bahan galian atau mineral bermanfaat dari kulit
bumi secara terbukamaupun dari kulit bumi (tambang dalam).
• Pertambangan termasuk proses pembuangan tanahuntuk
mengupas batubara,bahan galian dan atau bahan galian
berharga secara terbuka ataupun membuang tanah dalam
operasi penggalian lubang/terowongan menuju tempat bahan
galian.
Komponen-Komponen :
1. Jalan dan Sarana Pengangkutan yang ada : cara pengangkutan yang
dapat dipakai untuk mengangkut alat-alat mekanis dan logistik lainnya ke tempat
kerja
2. Tumbuh-Tumbuhan (Vegetasi) : jumlah dan jenis tanaman untuk
penetapan jenis dan tipe alat-alat yang perlu akan dipakai, berapa jumlahnya,
bagaimana cara membersihkannya, berapa lama dan berapa besar biayanya
3. Macam Material dan Perubahan Volumenya : Pada dasarnya
pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan suatu daerah,
maka sebaiknya volume penggalian sama dengan volume penimbunan. BCM - LCM
4. Daya Dukung Material : kemampuan material untuk mendukung alat yang
terletak di atasnya. Ground Pressure vs Load Capacity.
5. Iklim : Hari Hujan, Curah Hujan.
6. Ketinggian dari Permukaan Kerja : kemampuan alat-alat yang dipakai,
karena kerapatan udaranya rendah pada ketinggian yang besar
7. Kemiringan, Jarak dan Keadaan Jalan : menentukan waktu yang
diperlukan untuk pengangkutan material tersebut (cycle time) ongkos pengangkutan
a. Efisiensi Kerja (Operating Efficiency) :
perbandingan antara waktu produktif dengan
waktu kerja yang tersedia.
b. Syarat-Syarat Penyelesaian Pekerjaan (Finishing
Specification)
c. Syarat-syarat Penimbunan (Fill Specifications)
d. Waktu (Time Element)
e. Ongkos-Ongkos Produksi (Production Costs)
a. Efisiensi Kerja
Parameter Pengukuran Efisiensi Kerja
Efisiensi Kerja dengan waktu :
1) Efektifitas (effectiveness) artinya jam kerja efektif selama waktu yang
disediakan untuk operasi, persamaannya adalah:
E = (W / O) x 100 % (1.1)
PA = (A / S) x 100 % (1.2)
3) Utilitas (utility) adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena
beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dan lain-
lain (lihat Tabel 1.1), persamaannya adalah:
U = (O / A) x 100 %
(1.3)
(1.4)
Eff.Opt = E x PA x U
Pihak manajemen perusahaan dapat menilai
tiga hal dari persamaan di atas, yaitu:
1) Kinerja operator dengan hanya melihat harga
efektifitas kerjanya (E),
2) Kinerja alat dengan melihat harga ketersediaan fisik
alat (PA) dan
3) Peristiwa lain yang tidak dapat dihindarkan dan
mempengaruhi operasi (U).
Jam Tersedia (B-C) Efisiensi Kerja, %
Contoh Log
Kerja Rusak
Tgl. Ter- men- Operasi Keter-
jadwal dadak Ter- Efektifi-
Tertun- sediaan Utilitas Optimum
henti Kerja tas
Fisik
Tahanan gulir ini tergantung dari banyak hal, diantaranya yang terpenting adalah :
a. Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaannya; semakin keras dan
mulus atau rata jalan tersebut maka akan semakin kecil tahanan gulirnya.
Macamnya tanah atau material yang dipergunakan untuk membuat jalan tidak
terlalu berpengaruh.
b. Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan permukaan jalur jalan :
Kalau memakai ban karet, yang akan berpengaruh adalah ukuran ban,
tekanan dan keadaan permukaan bannya apakah masih baru atau sudah
gundul dan macam kembangan pada ban tersebut.
Jika memakai rantai ban besi (crawler track), maka keadaan dan macam
track kurang berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan
jalannya.
Rolling Resistance
ANGKA RATA-RATA TAHANAN GULIR UNTUK BERBAGAI MACAM JALAN
RR
No. Macam Jalan (untuk Ban Karet,
lbs/ton)
1. Hard, smooth surface, well maintained 40
2. Firm but flexible surface, well maintained 65
3. Dirt road, average construc. road, little 100
maintenance
4. Dirt road, soft or rutted 150
5. Deep, muddly surface or loose sand 250 – 400
1. Smooth concrete 55 35 45 40
2. Good aspalt 60 – 70 40 - 65 50 – 60 45 - 60
3. Hard earth,smooth,well 60 – 80 40 - 70 50 – 70 45 - 70
maintained
4. Dirt road, average 70 – 100 90 - 100 80 - 100 85 - 100
constructionroad, little
maintenance
5. Dirt road, soft, rutted, poorly 80 – 110 100 - 140 70 - 100 85 - 120
maintained
6. Earth, muddy, rutted, no 140 – 180 180 - 220 150 - 220 165 - 210
mainte-nance
7. Loose sand and gravel 160 – 200 260 - 290 220 - 260 240 - 275
8. Earth, very muddy and soft 200 – 240 300 - 400 280 - 340 290 - 370
Rolling Resistance :
Maka besar tahanan gulirnya dalam satuan lbs/gross ton dapat dihitung
sebagai berikut :
P
RR = (1.5)
W
C EF BC P BC
D
= =
P DF AC W AC
1 m / 1 ft
α
A α B BC
100 m / 100 ft F atau P = W
E AC
W = 1 ton
Gambar 1.1
• Adalah suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari
seluruh berat kendaraan itu pada ban atau “track” yang dapat
dipakai untuk menarik atau mendorong.
Atau,
• “Coefficient of Traction” (CT) adalah suatu faktor dimana
jumlah berat kendaraan pada ban atau “track” penggerak itu
harus dikalikan untuk menunjukkan rimpull maksimum antara
ban atau “track” dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum
roda selip.
“COEFFICIENT OF TRACTION” UNTUK BERMACAM-MACAM
KEADAAN JALUR JALAN
Ban Karet Crawler Track
Macam Jalan
% %
Dry, rough concrete 0,80 – 1,00 80 - 100 0,45 45
Dry, clay loam 0,50 – 0,70 50 - 70 0,90 90
Wet, clay loam 0,40 – 0,50 40 - 50 0,70 70
Wet sand and gravel 0,30 – 0,40 30 - 40 0,35 35
Loose, dry sand 0,20 – 0,30 20 - 30 0,30 30
• Yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat
diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau
ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
• Bila “coefficient of traction” cukup tinggi untuk menghindari
terjadinya selip, maka “rimpull” (RP) maksimum adalah fungsi
dari tenaga mesin (HP) dan “gear ratios” (versnelling) antara
mesin dan roda-rodanya. Tetapi jika selip, maka rimpull
maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda
penggerak dikalikan “coefficient of traction”
HP x 375 x Effisiensi Mesin
RP = (1.7)
Kecepatan, mph
W F.g
F = a Atau a = (1.8)
g W
FAKTOR KECEPATAN
dimana:
Hc = HP yg harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian, pada ketinggian 0 ft.
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu.
Ps = Tekanan barometer baku (standard), 29,92 in Hg (76 cm Hg).
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, in Hg.
Ts = Temperatur absolut pada keadaan baku (standard),
(460 0F + 60 0F) = 520 0F = 273 0C.
To = Temperatur absolut pd ketinggian tertentu, atau (460 - t. setempat) 0F.
TEKANAN BAROMETER PADA KETINGGIAN TERTENTU
Ketinggian, T e m p e r a t u r , ( 0F )
( ft ) 110 90 70 60 50 40 20 0 -20
0 0,954 0,971 0,991 1,000 1,008 1,018 1,039 1, 062 1,085
1.000 0,920 0,937 0,955 0,964 0,974 0,984 1,003 1,025 1,048
2.000 0,887 0,904 0,921 0,930 0,938 0,948 0,968 0,988 1,010
3.000 0,885 0,872 0,888 0,896 0,905 0,914 0,933 0,952 0,974
4.000 0,825 0,840 0,856 0,865 0,873 0,882 0,899 0,918 0,938
5.000 0,795 0,809 0,825 0,833 0,842 0,849 0,867 0,885 0,904
6.000 0,767 0,781 0,795 0,803 0,811 0,820 0,836 0,853 0,872
7.000 0,738 0,752 0,767 0,775 0,782 0,790 0,806 0,823 0,840
8.000 0,712 0,725 0,739 0,746 0,754 0,762 0,776 0,793 0,811
9.000 0,686 0,699 0,713 0,720 0,727 0,734 0,748 0,764 0,782
10.000 0,675 0,682 0,687 0,699 0,707 0,717 0,722 0,737 0,752
3.h. Efisiensi Operator
• Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar
untuk ditentukan efisiensinya secara tepat, karena selalu berubah-ubah
dari hari ke hari dan bahkan dari jam ke jam, tergantung dari keadaan
cuaca, keadaan alat yang dikemudikannya, suasana kerja dan lain-lain.
Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan
(incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator.
Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan
pekerjaan itu, tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-
hambatan yang tak mungkin dihindari, seperti melumasi kendaraan,
mengganti alat yang aus, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah
sekian jam dipakai, memindahkan ke tempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat, menunggu
peledakan di suatu daerah yang akan dilalui, perbaikan jalan dan lain-lain.
Karena hal-hal tersebut di atas, jarang-jarang selama satu jam itu operator
betul-betul dapat bekerja selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman, bila
operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti
efisiensinya adalah 83 % (lihat Tabel), maka hal itu dianggap baik sekali jika
alatnya berban karet.
• Jadi didalam menentukan n jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga
efisiensi pekerja-pekerjanya. Sehubungan dengan efisiensi
operator tersebut di atas perlu juga diingat keadaan alat
mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi operatornya.
W
AI = x 100 % (1.10)
W + R
W + S
(1.11)
PA = x 100 %
W + R + S
dimana : S = “Standby Hours” atau jumlah jam suatu alat yang tidak
dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak
dan dalam keadaan siap beroperasi, jam.
W+R+S = “Scheduled Hours” atau jumlah seluruh jam jalan dimana
alat dijadualkan untuk beroperasi, jam.
1) “Use of Availability”
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
W
UA = x 100 % (1.12)
W + S
2) “Effective Utilization”
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. “Effective Utilization” sebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja. Adapun persamaannya adalah :
W
EU = x 100 % (1.13)
W + R + S
Vloose
Persen Swell = -1 x 100 % (1.14)
Vundisturbed
Vundisturbed
Swell Factor = x 100 % (1.15)
Vloose
Vcompacted
Shrinkage Factor = 1- x 100 % (1.16)
Vundisturbed
Swell Factor :
BOBOT ISI DAN FAKTOR PENGEMBANGAN (SWELL FACTOR)
DARI BERBAGAI MATERIAL
Swell Factor
Bobot Isi
(in-bank
Macam Material (Density)
correction
lb/cu yd, in-situ
factor)
Bauksit 2.700 - 4.325 0,75
Tanah liat, kering 2.300 0,85
Tanah liat, basah 2.800 - 3.000 0,82 - 0,80
Antrasit (anthracite) 2.200 0,74
Batubara Bituminous (Bituminous Coal) 1.900 0,74
Bijih Tembaga (Copper Ore) 3.800 0,74
Tanah biasa, kering 2.800 0,85
Tanah biasa, basah 3.370 0,85
Tanah biasa, bercampur pasir kerikil (gravel) 3.100 0,90
Kerikil, kering 3.250 0,89
Kerikil, basah 3.600 0,88
Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 - 0,56
Hematit, pecah-pecah 6.500 - 8.700 0,45
Bijih Besi (Iron Ore), pecah-pecah 3.600 - 5.300 0,45
Batu Kapur, pecah-pecah 2.500 - 4.200 0,60 - 0,57
Lumpur 2.160 - 2.970 0,83
Lumpur, sudah ditekan (packed) 2.970 - 3.510 0,88
Pasir, kering 2.200 - 3.250 0,89
Pasir, basah 3.300 - 3.600 0,88
Serpih (Shale) 3.000 0,75
Batu Sabak (Slate) 4.590 - 4.860 0,77
Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya dengan
kemampuan penggalian, yaitu :
1) Faktor Bilah (Blade Factor), yaitu perbandingan antara volume material
yang mampu ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah
secara teoritis.
2) Faktor Mangkuk (Bucket Factor), yaitu perbandingan antara volume
material yang mampu ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan
tampung mangkuk secara teoritis.
3) Faktor Muatan (Payload Factor), yaitu perbandingan antara volume material
yang dapat ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat
angkut menurut spesialisasi tekniknya.
Berat material (lihat Tabel 1.14) yang akan diangkut
oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi :
1. Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang
dimilikinya.
2. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi
tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan
yang dilaluinya.
3. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Oleh karena itu berat jenis materialpun harus
diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat
maupun alat angkut.
• Waktu edar atau cycle time adalah waktu yang diperlukan alat
mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading),
pengangkutan (hauling) untuk truk dan sejenisnya atau swing
untuk backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping),
kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (manuver) untuk
diisi atau dimuat.
• Disamping aktifitas-aktifitas tersebut terdapat pula waktu
menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
dimuat.