Anda di halaman 1dari 52

SEMESTER GENAP TA 2017-2018

Oleh : Hepryandi L. Dj. Usup


NIP : 19810211 2006041001
CLASSROOM CODE

7oxeqfu
a. Latar Belakang
• Kuliah ini diharapkan akan memberikan suatu pendekatan
yang sistematis dan luas untuk memahami dan melaksanakan
teknik-teknik pemindahan tanah mekanis di lapangan.
• Untuk dapat melaksanakan semua ini agar sesuai dengan
rencana, maka perlu adanya suatu pendidikan dan pelatihan
agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

b. Tujuan Umum
Mengenal dan memahami teknik-teknik pemindahan tanah mekanis
dengan merencanakan dan menggunakan alat-alat berat yang tepat
guna menunjang aktivitas penambangan
c. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian umum pemindahan tanah mekanis.
b. Menganalisis tempat kerja (Job Analysis), kaitannya dengan
keadaan geologi, karak-teristik material, peta morfologi dan
peta topografi.
c. Mengidentifikasi persyaratan kerja, kaitannya dengan
masalah efisiensi kerja, syarat-syarat penimbunan dan
penyelesaian pekerjaan, waktu dan ongkos-ongkos produksi
guna menunjang pekerjaan pemindahan tanah mekanis.
d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
alat.
1. Pengertian PTM
• Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan
yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging,
breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan
(hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling),
perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting)
tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis
(alat-alat berat/besar).
• Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit
bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan
mineral pembentuk batuan tersebut.
Kerak Bumi
Tanah
• Yang dimaksud dengan
tanah disini adalah bagian
teratas dari kulit bumi yang
relatif lunak, tidak begitu
kompak dan terdiri dari
butiran-butiran lepas.

Batuan
• Yang dimaksud dengan
batuan adalah bagian
kulit bumi yang lebih
keras, lebih kompak dan
terdiri dari kumpulan
mineral pembentuk
batuan tersebut.
MINING
• Pertambangan atau penambangan yakni kegiatan
pengambilan bahan galian atau mineral bermanfaat dari kulit
bumi secara terbukamaupun dari kulit bumi (tambang dalam).
• Pertambangan termasuk proses pembuangan tanahuntuk
mengupas batubara,bahan galian dan atau bahan galian
berharga secara terbuka ataupun membuang tanah dalam
operasi penggalian lubang/terowongan menuju tempat bahan
galian.

1. Pertambangan : Survey Tinjau, Eksplorasi, Eksploitasi


(Operasi Produksi), Reklamasi, Pasca Tambang.
2. Penambangan : Gali, Angkut, Muat.
Mining Flow Chart
Tambang Terbuka (Surface Mining)
Tambang Dalam (Underground Mining)
Kegiatan Penanganan
Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
• 1. Penggalian
- digging (pembongkaran)
- breaking (Penghancuran)
- loosening (Pemberaian)
• 2. Pemuatan (loading),
• 3. Peng-angkutan (hauling, transporting),
• 4. Penimbunan (dumping, filling),
• 5. Perataan (spreading, leveling)
• 6. Pemadatan (compacting)
Penggolongan Material
Tanah Lunak Agak Keras Sukar Sangat Sukar
• Tanah Atas/Top • Tanah Digali/Keras Digali/Sangat
soil Liat/lempung • Batu sabak Keras
• Pasir/Sand • Batuan Lapuk • Material Kompak • Batuan Beku
• Lempung pasiran • Batuan Sedimen Segar
(sandy clay)
• Konglomerat • Batuan Malihan
• Pasir Lempungan Segar
• Breksi
(Clayey sand)
Faktor Pertimbangan PTM
1.
2.
3.
supaya membuat rencana kerja yang realistis, rapih dan teratur, maka perlu
adanya pengamatan/analisis yang cermat mengenai keadaan tempat/lapangan
kerja dimana aktivitas pemindahan tanah mekanis berlangsung

Komponen-Komponen :
1. Jalan dan Sarana Pengangkutan yang ada : cara pengangkutan yang
dapat dipakai untuk mengangkut alat-alat mekanis dan logistik lainnya ke tempat
kerja
2. Tumbuh-Tumbuhan (Vegetasi) : jumlah dan jenis tanaman untuk
penetapan jenis dan tipe alat-alat yang perlu akan dipakai, berapa jumlahnya,
bagaimana cara membersihkannya, berapa lama dan berapa besar biayanya
3. Macam Material dan Perubahan Volumenya : Pada dasarnya
pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan suatu daerah,
maka sebaiknya volume penggalian sama dengan volume penimbunan. BCM - LCM
4. Daya Dukung Material : kemampuan material untuk mendukung alat yang
terletak di atasnya. Ground Pressure vs Load Capacity.
5. Iklim : Hari Hujan, Curah Hujan.
6. Ketinggian dari Permukaan Kerja : kemampuan alat-alat yang dipakai,
karena kerapatan udaranya rendah pada ketinggian yang besar
7. Kemiringan, Jarak dan Keadaan Jalan : menentukan waktu yang
diperlukan untuk pengangkutan material tersebut (cycle time)  ongkos pengangkutan
a. Efisiensi Kerja (Operating Efficiency) :
perbandingan antara waktu produktif dengan
waktu kerja yang tersedia.
b. Syarat-Syarat Penyelesaian Pekerjaan (Finishing
Specification)
c. Syarat-syarat Penimbunan (Fill Specifications)
d. Waktu (Time Element)
e. Ongkos-Ongkos Produksi (Production Costs)
a. Efisiensi Kerja
Parameter Pengukuran Efisiensi Kerja
Efisiensi Kerja dengan waktu :
1) Efektifitas (effectiveness) artinya jam kerja efektif selama waktu yang
disediakan untuk operasi, persamaannya adalah:

E = (W / O) x 100 % (1.1)

2) Ketersediaan fisik (physical atau mechanical availability) adalah ukuran sehat


tidaknya alat untuk beroperasi, rumusnya adalah:

PA = (A / S) x 100 % (1.2)

3) Utilitas (utility) adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena
beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dan lain-
lain (lihat Tabel 1.1), persamaannya adalah:

U = (O / A) x 100 %
(1.3)

4) Efisiensi kerja optimum merupakan perkalian antara E, PA dan U, jadi:

(1.4)
Eff.Opt = E x PA x U
Pihak manajemen perusahaan dapat menilai
tiga hal dari persamaan di atas, yaitu:
1) Kinerja operator dengan hanya melihat harga
efektifitas kerjanya (E),
2) Kinerja alat dengan melihat harga ketersediaan fisik
alat (PA) dan
3) Peristiwa lain yang tidak dapat dihindarkan dan
mempengaruhi operasi (U).
Jam Tersedia (B-C) Efisiensi Kerja, %

Contoh Log
Kerja Rusak
Tgl. Ter- men- Operasi Keter-
jadwal dadak Ter- Efektifi-
Tertun- sediaan Utilitas Optimum
henti Kerja tas
Fisik

Kinerja Alat Berat


da
F = B-C- G= H= I = (E+F)/
A B C D E J = (GxHxI)
D-E F/(E+F) (D+E+F)/B (D+E+F)

1-Jul-00 16 0 4.00 3.00 9.00 75.00 100.00 75.00 56.25


2-Jul-00 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3-Jul-00 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4-Jul-00 16 0 1.00 4.00 11.00 73.33 100.00 93.75 68.75
5-Jul-00 16 0 2.00 1.00 13.00 92.86 100.00 87.50 81.25
6-Jul-00 16 0 5.00 4.00 7.00 63.64 100.00 68.75 43.75
7-Jul-00 15 0 2.00 3.00 10.00 76.92 100.00 86.67 66.67
8-Jul-00 16 4 0.00 5.00 7.00 58.33 75.00 100.00 43.75
9-Jul-00 16 0 1.50 4.00 10.50 72.41 100.00 90.63 65.63
10-Jul-00 16 0 0.00 5.00 11.00 68.75 100.00 100.00 68.75
11-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.25
12-Jul-00 16 2 0.00 2.00 12.00 85.71 87.50 100.00 75.00
13-Jul-00 16 0 2.00 2.00 12.00 85.71 100.00 87.50 75.00
14-Jul-00 15 0 4.00 2.00 9.00 81.82 100.00 73.33 60.00
15-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.26
16-Jul-00 16 0 0.00 4.00 12.00 75.00 100.00 100.00 75.00
17-Jul-00 16 0 0.00 2.25 13.75 85.94 100.00 100.00 85.94
18-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.25
19-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.25
20-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.25
21-Jul-00 15 0 0.00 4.00 11.00 73.33 100.00 100.00 73.33
22-Jul-00 16 0 0.00 2.00 14.00 87.50 100.00 100.00 87.50
23-Jul-00 16 1.5 0.00 2.00 12.50 86.21 90.63 100.00 80.72
24-Jul-00 16 0 2.00 3.00 11.00 78.57 100.00 87.50 68.75
25-Jul-00 16 0 0.00 4.00 12.00 75.00 100.00 100.00 75.00
26-Jul-00 16 0 0.00 3.00 13.00 81.25 100.00 100.00 81.25
27-Jul-00 16 0 3.00 4.00 9.00 69.23 100.00 81.25 56.25
28-Jul-00 15 0 2.00 3.00 10.00 76.92 100.00 86.67 66.67
29-Jul-00 16 1 2.00 3.00 10.00 76.92 93.75 86.67 62.50
30-Jul-00 16 0 0.00 4.00 12.00 75.00 100.00 100.00 75.00
31-Jul-00 16 4 2.00 5.00 5.00 50.00 75.00 83.33 31.25
TOTAL 460 12.5 32.50 93.25 321.75 77.53 97.28 92.74 69.95
b. Syarat-Syarat Penyelesaian Pekerjaan
(Finishing Specification)
• Sebelum pekerjaan dianggap selesai, biasanya
ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Misalnya, di tempat-tempat
tertentu harus ditanami pohon, bunga atau
rumput.
• Atau di tempat lain syarat yang diminta adalah
pemasangan pagar atau memberi kerikil pada
jalan-jalannya.
• Pekerjaan tambahan tersebut jelas menambah
waktu kerja, peralatan dan ongkos.
c. Syarat-syarat Penimbunan
(Fill Specifications)
• Timbunan mungkin perlu diratakan dan dipadatkan
dengan alat-alat khusus dan harus dilakukan pada
kelembaban tertentu agar tidak mudah terjadi amblasan
(surface subsidence) serta kemantapan lereng (slope
stability) nya terjamin.
• Mungkin juga timbunan itu diminta harus rapih dan
dapat segera ditanami serta diberi pagar di tempat-
tempat tertentu, atau harus memiliki kemiringan
tertentu.
• Hal ini akan menambah waktu kerja, peralatan dan
ongkos. Oleh karena itu harus pula diperhitung-kan
dengan teliti.
d. Waktu (Time Element)
• Pekerjaan pemindahan tanah pada umumnya harus
diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
• Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus
dipenuhi.
• Untuk itu perlu pengaturan dan data yang cukup lengkap
untuk memperkirakan kemampuan alat-alat yang akan
dipakai, sehingga jumlahnya cukup untuk memenuhi kapasitas
harian itu.
• Kalau pekerjaan pemindahan tanah itu dikontrakkan dan
selesai sebelum batas waktu yang telah disetujui, kontraktor
berhak menerima premi. Sebaliknya kalau terlambat, maka
kontraktor harus membayar ganti rugi (denda).
e. Ongkos-Ongkos Produksi
(Production Costs)
• Ongkos tetap; meliputi asuransi, depresiasi, pajak dan
bunga pinjaman.
• Ongkos produksi; misalnya upah pengemudi, ongkos
pemeliharaan dan pembetulan alat-alat, pembelian suku
cadang, bahan bakar dan minyak pelumas.
• Ongkos pengawasan; misalnya gaji mandor, teknisi,
direksi dan lain-lain.
• Ongkos-ongkos lain; antara lain meliputi overhead cost,
ongkos upacara-upacara, jamuan untuk tamu dan lain-
lain.
a. Tahanan Gali (Digging Resistance)
b. Tahanan Gulir atau Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
c. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
d. “Coefficient of Traction” atau “Tractive Coefficient”
e. “Rimpull” / “Tractive Pull” / “Tractive Effort” / “Draw Bar
Pull”
f. Percepatan (Acceleration)
g. Ketinggian dari Permukaan Air Laut atau Elevasi
(Altitude/Elevation)
h. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)
i. Faktor pengembangan atau faktor pemuaian (Swell Factor)
j. Berat Material (Weight of Material)
k. Waktu Edar (Cycle Time)
• Yaitu tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu
melakukan penggalian tanah.
Tahanan Disebabkan Oleh :
• Gesekan antara alat gali dan tanah. Pada umumnya semakin besar
kelembaban dan kekasaran butiran tanah, maka akan semakin besar
pula gesekan yang terjadi.
• Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat gali
ke dalam tanah.
• Kekasaran (roughness) dan ukuran butiran tanah.
• Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali dan kohesi antara butiran-
butiran tanah itu sendiri.
• Berat jenis tanah; hal ini terutama sangat berpengaruh terhadap alat
gali yang juga berfungsi sebagai alat muat (seperti power shovel,
clamshell dan dragline).
• Adalah jumlah semua gaya-gaya luar (external forces) yang berlawanan
dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan (jalan raya
atau kereta api) atau permukaan tanah.
• Dengan sendirinya yang mengalami tahanan gulir (rolling resistance = RR)
ini secara langsung adalah bagian luar ban-ban kendaraan tersebut.

Tahanan gulir ini tergantung dari banyak hal, diantaranya yang terpenting adalah :
a. Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaannya; semakin keras dan
mulus atau rata jalan tersebut maka akan semakin kecil tahanan gulirnya.
Macamnya tanah atau material yang dipergunakan untuk membuat jalan tidak
terlalu berpengaruh.
b. Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan permukaan jalur jalan :
 Kalau memakai ban karet, yang akan berpengaruh adalah ukuran ban,
tekanan dan keadaan permukaan bannya apakah masih baru atau sudah
gundul dan macam kembangan pada ban tersebut.
 Jika memakai rantai ban besi (crawler track), maka keadaan dan macam
track kurang berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan
jalannya.
Rolling Resistance
ANGKA RATA-RATA TAHANAN GULIR UNTUK BERBAGAI MACAM JALAN
RR
No. Macam Jalan (untuk Ban Karet,
lbs/ton)
1. Hard, smooth surface, well maintained 40
2. Firm but flexible surface, well maintained 65
3. Dirt road, average construc. road, little 100
maintenance
4. Dirt road, soft or rutted 150
5. Deep, muddly surface or loose sand 250 – 400

ANGKA-ANGKA TAHANAN GULIR UNTUK BERBAGAI MACAM JALAN


Crawler Tekanan Ban Karet (lbs/ton)
No. Macam Jalan Type
lbs/ton Tinggi Rendah Rata-rata

1. Smooth concrete 55 35 45 40

2. Good aspalt 60 – 70 40 - 65 50 – 60 45 - 60

3. Hard earth,smooth,well 60 – 80 40 - 70 50 – 70 45 - 70
maintained
4. Dirt road, average 70 – 100 90 - 100 80 - 100 85 - 100
constructionroad, little
maintenance
5. Dirt road, soft, rutted, poorly 80 – 110 100 - 140 70 - 100 85 - 120
maintained
6. Earth, muddy, rutted, no 140 – 180 180 - 220 150 - 220 165 - 210
mainte-nance
7. Loose sand and gravel 160 – 200 260 - 290 220 - 260 240 - 275

8. Earth, very muddy and soft 200 – 240 300 - 400 280 - 340 290 - 370
Rolling Resistance :
Maka besar tahanan gulirnya dalam satuan lbs/gross ton dapat dihitung
sebagai berikut :

P
RR = (1.5)
W

dimana : RR = Tahanan Gulir, lbs/gross ton.


P = Gaya Tarik pada kabel penarik, Lbs.
W = Berat Kendaraan, gross ton.

ANGKA-ANGKA TAHANAN GULIR DALAM PERSEN


RR
No. Macam Jalan (% berat kendaraan dlm, lbs)
Ban Karet Crawler Track

1. Concrete, rough and dry 2% -


2. Compacted dirt and gravel, well maintened, no 2% -
tire penetration
3. Dry dirt, fairly compacted, slight tire penetration 3% -
4. Firm, rutted dirt, tire penetration approx. 2 5% 2%
5. Soft dirt fills, tire penetration approx. 4 8% 4%
6. Loose sand and gravel 10 % 5%
7. Depply rutted dirt, spongly base tire penetration 16 % 7%
approx. 8
• Adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu
gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus
slope), maka tahanan kemiringan atau “grade resistance” (GR)
akan melawan gerak kendaraan, sehingga memperbesar
“tractive effort” atau “rimpull” yang diperlukan.
Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut kemiringan negatif
(minus slope), maka tahanan kemiringannya akan membantu
gerak kendaraan, berarti akan mengurangi “rimpull” yang
dibutuhkan.
PENGARUH KEMIRINGAN JALAN TERHADAP TAHANAN KEMIRINGAN

Kemiringan GR Kemiringan GR Kemiringan GR


(%) (lb/ton) (%) (lb/ton) (%) (lb/ton)

1 20,0 9 179,2 20 392,3


2 40,0 10 199,0 25 485,2
3 60,0 11 218,0 30 574,7
4 80,0 12 238,4 35 660,6
5 100,0 13 257,8 40 742,8
6 119,8 14 277,4 45 820,8
7 139,8 15 296,6 50 894,4
8 159,2

C EF BC P BC
D
= =
P DF AC W AC
1 m / 1 ft
α
A α B BC
100 m / 100 ft F atau P = W
E AC
W = 1 ton

Gambar 1.1
• Adalah suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari
seluruh berat kendaraan itu pada ban atau “track” yang dapat
dipakai untuk menarik atau mendorong.
Atau,
• “Coefficient of Traction” (CT) adalah suatu faktor dimana
jumlah berat kendaraan pada ban atau “track” penggerak itu
harus dikalikan untuk menunjukkan rimpull maksimum antara
ban atau “track” dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum
roda selip.
“COEFFICIENT OF TRACTION” UNTUK BERMACAM-MACAM
KEADAAN JALUR JALAN
Ban Karet Crawler Track
Macam Jalan
% %
Dry, rough concrete 0,80 – 1,00 80 - 100 0,45 45
Dry, clay loam 0,50 – 0,70 50 - 70 0,90 90
Wet, clay loam 0,40 – 0,50 40 - 50 0,70 70
Wet sand and gravel 0,30 – 0,40 30 - 40 0,35 35
Loose, dry sand 0,20 – 0,30 20 - 30 0,30 30
• Yaitu besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat
diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau
ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
• Bila “coefficient of traction” cukup tinggi untuk menghindari
terjadinya selip, maka “rimpull” (RP) maksimum adalah fungsi
dari tenaga mesin (HP) dan “gear ratios” (versnelling) antara
mesin dan roda-rodanya. Tetapi jika selip, maka rimpull
maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda
penggerak dikalikan “coefficient of traction”
HP x 375 x Effisiensi Mesin
RP = (1.7)
Kecepatan, mph

dimana: RP = Rimpull atau kekuatan tarik, lbs


HP = Tenaga mesin, HP
375 = Angka konversi
Istilah rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan-
kendaraan yang beroda ban karet. Untuk yang memakai roda
rantai (crawler track), maka istilah yang dipakai adalah “draw
bar pull” (DBP), juga lokomotif disebut memiliki DBP. Tetapi
harus diingat bahwa tractor itu mempunyai tahanan gulir dan
tahanan kemiringan yang harus diatasi, disamping harus
mengatasi tahanan gulir dan tahanan kemiringan alat yang
ditariknya.
Jadi disini ada dua macam tahanan gulir dan tahanan
kemiringan yang harus diatasi oleh DBP dari tractor tersebut.
KECEPATAN MAKSIMUM PADA TIAP-TIAP GIGI (GEAR)
Kendaraan Beroda Ban Karet Crawler Track / Tractor
140 HP berat 15 ton
Gigi
Kecepatan RP Kecepatan RP
(mph) (lbs) (mph) (lbs)

Pertama 3,25 13,730 1,72 28,019


Kedua 7,10 6,285 2,18 22,699
Ketiga 12,48 3,576 2,76 17,265
Keempat 21,54 2,072 3,50 13,769
Kelima 33,86 1,319 4,36 10,074
Keenam - - 7,00 5,579
Percepatan (Acceleration)
• Adalah waktu yang diperlukan mempercepat kendaraan
dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak dipergunakan
untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan jalur jalan
tertentu.
• Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat
kendaraan tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan, maka akan
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat
kendaraan.
b. Kelebihan Rimpull yang ada; semakin besar rimpull yang
berlebihan, semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
Jadi kalau kelebihan rimpull itu tidak ada, maka percepatan
tidak akan timbul, artinya kendaraan tersebut tidak dapat
dipercepat.
Untuk dapat menghitung percepatan suatu kendaraan secara
tepat memang sulit, tetapi dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus Newton sebagai berikut :

W F.g
F = a Atau a = (1.8)
g W

dimana : a = Percepatan, mph/sec


F = Kelebihan Rimpull, lbs
G = Percepatan karena gaya gravitasi, 32,2 ft/sec2
W = Berat alat yang harus dipercepat, lbs
Percepatan CONTOH PERHITUNGAN UNTUK MENCAPAI
KECEPATAN MAKSUMUM SEBUAH TRUK
RP untuk Waktu utk
Percepatan Percepatan
Kecepatan mencapai
Yang (lbs/ton) Percepatan
Gigi Maksimum kecepatan
Diperlukan (mph)
(mph) maks
(mph) Maks. Efektif (menit)

Pertama 3,0 3,0 357 390 190 0,015


Kedua 5,2 2,2 296 200 132 0,017
Ketiga 9,2 4,0 141 100 66 0,061
Keempat 16,8 7,6 50 40 26,4 0,288
Kelima 27,7 10,9 7 6 4,0 2,725

Jumlah waktu yang diperlukan untuk pindah gigi (gear) 3,106


Waktu untuk pindah gigi, @ = 4 detik 0,333
Jumlah waktu untuk mencapai kecepatan maksimum dari 0 mph 3,439

FAKTOR KECEPATAN

Jarak yang Ditempuh


Faktor Kecepatan
( ft )

500 - 1.000 0,46 - 0,78


1.000 - 1.500 0,59 - 0,82
1.500 - 2.000 0,65 - 0,82
2.000 - 2.500 0,69 - 0,83
2.500 - 3.000 0,73 - 0,83
3.000 - 3.500 0,75 - 0,84
3.500 - 4.000 0,77 - 0,85
3.g. Ketinggian dari Permukaan Air
Laut atau Elevasi (Altitude/Elevation)
• Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap
hasil kerja mesin-mesin, karena mesin-mesin tersebut
bekerjanya dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara
luar.
• Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin rendah
tekanan udaranya, sehingga jumlah oksigennyapun semakin
sedikit. Berarti mesin-mesin tersebut kurang sempurna
bekerjanya. Dari pengalaman ternyata bahwa untuk mesin-
mesin 4-tak (four cycle engines), maka kemerosotan tenaga
karena berkurangnya tekanan, rata-rata adalah  3 % dari HP
di atas permukaan air laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000
ft, kecuali 1.000 ft yang pertama
Ketinggian DPAL
Ps To
Hc = H0 (1.9)
Po Ts

dimana:
Hc = HP yg harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian, pada ketinggian 0 ft.
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu.
Ps = Tekanan barometer baku (standard), 29,92 in Hg (76 cm Hg).
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, in Hg.
Ts = Temperatur absolut pada keadaan baku (standard),
(460 0F + 60 0F) = 520 0F = 273 0C.
To = Temperatur absolut pd ketinggian tertentu, atau (460 - t. setempat) 0F.
TEKANAN BAROMETER PADA KETINGGIAN TERTENTU

Ketinggain dari PAL Tekanan Barometer


( ft ) ( in Hg )
0 29,92
1.000 28,86
2.000
3.000
27,82
26,80 Tekanan dan Faktor Koreksi
4.000 25,82
5.000 24,87
6.000 23,95
7.000 23,07
8.000 22,21
9.000 21,36
10.000 20,55

FAKTOR KOREKSI UNTUK BERMACAM KETINGGIAN DAN TEMPERATUR

Ketinggian, T e m p e r a t u r , ( 0F )
( ft ) 110 90 70 60 50 40 20 0 -20
0 0,954 0,971 0,991 1,000 1,008 1,018 1,039 1, 062 1,085
1.000 0,920 0,937 0,955 0,964 0,974 0,984 1,003 1,025 1,048
2.000 0,887 0,904 0,921 0,930 0,938 0,948 0,968 0,988 1,010
3.000 0,885 0,872 0,888 0,896 0,905 0,914 0,933 0,952 0,974
4.000 0,825 0,840 0,856 0,865 0,873 0,882 0,899 0,918 0,938
5.000 0,795 0,809 0,825 0,833 0,842 0,849 0,867 0,885 0,904
6.000 0,767 0,781 0,795 0,803 0,811 0,820 0,836 0,853 0,872
7.000 0,738 0,752 0,767 0,775 0,782 0,790 0,806 0,823 0,840
8.000 0,712 0,725 0,739 0,746 0,754 0,762 0,776 0,793 0,811
9.000 0,686 0,699 0,713 0,720 0,727 0,734 0,748 0,764 0,782
10.000 0,675 0,682 0,687 0,699 0,707 0,717 0,722 0,737 0,752
3.h. Efisiensi Operator
• Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar
untuk ditentukan efisiensinya secara tepat, karena selalu berubah-ubah
dari hari ke hari dan bahkan dari jam ke jam, tergantung dari keadaan
cuaca, keadaan alat yang dikemudikannya, suasana kerja dan lain-lain.
Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan
(incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator.
 Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan
pekerjaan itu, tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-
hambatan yang tak mungkin dihindari, seperti melumasi kendaraan,
mengganti alat yang aus, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah
sekian jam dipakai, memindahkan ke tempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat, menunggu
peledakan di suatu daerah yang akan dilalui, perbaikan jalan dan lain-lain.
 Karena hal-hal tersebut di atas, jarang-jarang selama satu jam itu operator
betul-betul dapat bekerja selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman, bila
operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti
efisiensinya adalah 83 % (lihat Tabel), maka hal itu dianggap baik sekali jika
alatnya berban karet.
• Jadi didalam menentukan n jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga
efisiensi pekerja-pekerjanya. Sehubungan dengan efisiensi
operator tersebut di atas perlu juga diingat keadaan alat
mekanisnya, karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi operatornya.

EFISIENSI OPERATOR (OPERATOR EFFICIENCY)

Tingkat Efisiensi Operator (min / jam)


Macam Alat Kurang baik
Baik sekali Sedang
(eff. malam hari)
Crawler Tractor 55 (92 %) 50 (83 %) 45 (75 %)
Ber-ban Karet 50 (83 %) 45 (75 %) 40 (67 %)
Beberapa pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan
efektivitas penggunaannya, antara lain :

1) “Availability Index” atau “Mechanical Availability”


Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya
dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaan untuk “availability index” (AI)
adalah sebagai berikut :

W
AI = x 100 % (1.10)
W + R

dimana : W = “Working Hours” atau jumlah jam kerja alat, jam.


R = “Repair Hours” atau jumlah jam untuk perbaikan, jam.

2) “Physical Availability” atau “Operational Availability”


Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang diper-
gunakan, persamaannya adalah :

W + S
(1.11)
PA = x 100 %
W + R + S

dimana : S = “Standby Hours” atau jumlah jam suatu alat yang tidak
dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak
dan dalam keadaan siap beroperasi, jam.
W+R+S = “Scheduled Hours” atau jumlah seluruh jam jalan dimana
alat dijadualkan untuk beroperasi, jam.

“Physical Availability” pada umumnya selalu lebih besar daripada “Availability


Index”. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka “Physical
Availability” mendekati angka “Availability Index”.

1) “Use of Availability”
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

W
UA = x 100 % (1.12)
W + S

Angka “use of availability” biasanya dapat memperlihatkan seberapa


efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat
menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan (management) peralatan yang
dipergunakan.

2) “Effective Utilization”
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. “Effective Utilization” sebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja. Adapun persamaannya adalah :

W
EU = x 100 % (1.13)
W + R + S

dimana : W + R + S = T = “Total Hours Available” atau “Scheduled Hours”


atau jumlah jam kerja yang tersedia.
3.i. Faktor pengembangan atau
faktor pemuaian (Swell Factor)
• Material di alam diketemukan dalam keadaan padat dan
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-
bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara
(voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu
halus sekali. Akan tetapi bila material tersebut digali dari
tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan atau
pemuaian volume (swell).
• Jadi 1,00 cu yd tanah liat di alam bila telah digali dapat
memiliki volume kira-kira 1,25 cu yd. Ini berarti terjadi
penambahan volume sebesar 25 % dan dikatakan material
tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor)
sebesar 0,80 atau 80 %.
• Faktor pengembangan tersebut perlu diketahui karena volume material
yang diperhitungkan pada waktu penggalian selalu apa yang disebut “pay
yard” atau “bank yard” atau volume aslinya di alam. Sedangkan yang harus
diangkut adalah material yang telah mengembang karena digali, dan alat
angkut itu sanggup membawa material tersebut sebesar kapasitas munjung
(heaped capacity)-nya. Jadi kalau kapasitas munjung dikalikan dengan faktor
pengembangan material yang diangkutnya akan diperoleh “pay yard
capacity” nya.
• Sebaliknya bila “bank yard” itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain
dengan alat-alat gilas (roller) mungkin volumenya berkurang, karena betul-
betul padat sehingga menjadi kurang dari 1,00 cu yd tanah sesudah
dipadatkan hanya memiliki volume 0,90 cu yd. Ini berarti susut sebesar 10
%, dan dikatakan “shrinkage factor” nya 10 %.

Vloose
Persen Swell = -1 x 100 % (1.14)
Vundisturbed

Vundisturbed
Swell Factor = x 100 % (1.15)
Vloose

Vcompacted
Shrinkage Factor = 1- x 100 % (1.16)
Vundisturbed
Swell Factor :
BOBOT ISI DAN FAKTOR PENGEMBANGAN (SWELL FACTOR)
DARI BERBAGAI MATERIAL
Swell Factor
Bobot Isi
(in-bank
Macam Material (Density)
correction
lb/cu yd, in-situ
factor)
Bauksit 2.700 - 4.325 0,75
Tanah liat, kering 2.300 0,85
Tanah liat, basah 2.800 - 3.000 0,82 - 0,80
Antrasit (anthracite) 2.200 0,74
Batubara Bituminous (Bituminous Coal) 1.900 0,74
Bijih Tembaga (Copper Ore) 3.800 0,74
Tanah biasa, kering 2.800 0,85
Tanah biasa, basah 3.370 0,85
Tanah biasa, bercampur pasir kerikil (gravel) 3.100 0,90
Kerikil, kering 3.250 0,89
Kerikil, basah 3.600 0,88
Granit, pecah-pecah 4.500 0,67 - 0,56
Hematit, pecah-pecah 6.500 - 8.700 0,45
Bijih Besi (Iron Ore), pecah-pecah 3.600 - 5.300 0,45
Batu Kapur, pecah-pecah 2.500 - 4.200 0,60 - 0,57
Lumpur 2.160 - 2.970 0,83
Lumpur, sudah ditekan (packed) 2.970 - 3.510 0,88
Pasir, kering 2.200 - 3.250 0,89
Pasir, basah 3.300 - 3.600 0,88
Serpih (Shale) 3.000 0,75
Batu Sabak (Slate) 4.590 - 4.860 0,77
Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya dengan
kemampuan penggalian, yaitu :
1) Faktor Bilah (Blade Factor), yaitu perbandingan antara volume material
yang mampu ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah
secara teoritis.
2) Faktor Mangkuk (Bucket Factor), yaitu perbandingan antara volume
material yang mampu ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan
tampung mangkuk secara teoritis.
3) Faktor Muatan (Payload Factor), yaitu perbandingan antara volume material
yang dapat ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat
angkut menurut spesialisasi tekniknya.
Berat material (lihat Tabel 1.14) yang akan diangkut
oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi :
1. Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang
dimilikinya.
2. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi
tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan
yang dilaluinya.
3. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Oleh karena itu berat jenis materialpun harus
diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat
maupun alat angkut.
• Waktu edar atau cycle time adalah waktu yang diperlukan alat
mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading),
pengangkutan (hauling) untuk truk dan sejenisnya atau swing
untuk backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping),
kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (manuver) untuk
diisi atau dimuat.
• Disamping aktifitas-aktifitas tersebut terdapat pula waktu
menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
dimuat.

Anda mungkin juga menyukai