Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia sudah mengenal hitungan uang dan
menggunakan catatan. Orang-orang Mesir, yang selama beberapa masa menunjukkan
kejayaannya dimana perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut
dan sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus melakukan suatu
bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang umum,
dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah. Bisnis perdagangan, yang untuk
setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula
memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan
berpasangan yang kini dikenal dengan sebutan pembukuan Italia.
Dimulai pada petengahan abad ke XIV, pembukuan Italia berkembang seiring dengan
perkembangan perdagangan dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan
pencatatan berpasangan. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah
pembukuan Massari dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340. Para pedagang dari
Genoa biasanya melakukan pencatatan sederhana dengan hanya menghitung harta yang ada
pada akhir suatu pelayaran dan yang nantinya akan dibandingkan dengan jumlah harta yang
dibawa pada awal pelayaran.
Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih dahulu berkembang sekitar dua ratus
tahun lalu dari Pacioli. Dengan terbitnya buku Summa de Arithmatica, Geometrica, Pro
Portioni et Proportionality yang merupakan buku tentang ilmu pasti yang diterbitakan oleh
Lucas Pacioli (Lukas dari Burgos) pada tahun 1494. Pembukuan mulai dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan sistem berpasangan dan berkembang di Belanda dengan
sistem continental. Pada salah satu bab tersebut yang berjudul “Tractatus de Computis et
Scriptorio” yang didalamnya menjelaskan pembukuan pencatatn berpasangan. Risalahnya
mencerminkan praktik-praktik yang berlaku di Venesia pda masa itu, yang kemudian dikenal
sebagai “Metode Venesia” atau “Metode Italia”. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukuan
adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai
keadaan aktiva dan utang-utangnya. Cara-cara pembukuan itulah yang menjadi tonggak
sejarah awal mula akuntansi.
Pada akhir abad ke XV, dengan surutnya peran Romawi sebagai wadah percaturan
politik dunia dan dengan diketemukannya belahan dunia lain serta adanya jalur perdagangan
1
baru, menyebabkan pusat perdagangan berpindah ke Spanyol dan Portugis dan kemudian
berpindah kembali ke Belanda.
Pada abad XIX revolusi industri berkembang pesat di daratan Eropa. Dampak
langsung yang dirasakan dengan adanya perubahan teknologi industri tersebut adalah
berkembangnya bidang akuntansi biaya dan munculnya konsep penyusutan. Pada tahun 1930
diadakan pembahasan dimana untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang ahrus diikuti
oleh perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.
Di Indonesia sendiri akuntansi mulai diterapkan sejak tahun 1642, tetapi jejak yang
jelas baru ditemui pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Penerapan akuntansi di Indonesia berkembang setelah Undang-undang Tanam Paksa
dihapuskan, yaitu tahun 1870. Dengan dihapuskannya Undang-undang Tanam Paksa, kaum
pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya.
Sistem pembukuan yang dianut oleh para pengusaha Belanda ini seperti yang diajarkan oleh
Lucas Pacioli.
2
Pada sumber buku yang saya temukan, disana juga terdapat pernyataan bahwa sebuah
kerangka dasar dari akuntansi pencatatan bepasangan juga ditemukan pada kebudayaan Inca
kuno pada tahun 1577.
”Metode Italia” ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17, yang
selanjutnya menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan baru, menjadi apa yang
kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Menurut catatan Cushing
serangkaian perkembangan yang meliputi hal-hal berikut ini seperti :
Hal ini meliputi penggunaan buku-buku tambahan khusus misalnya, untuk mencatat
transaksi kas, transaksi penagihan atau jenis-jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah
untuk menjaa agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan maksud untuk tidak
membuatnya cepat penuh.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Dan pada
abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai
suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan yang digunakan
pada akun-akun yang abstrak atau memiliki hubungan pencatatan yang tidak pasti.
3. Penerapan dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jeni-jenis organisasi yang
lain. Menurut Peragallo:
Dalam siklus kedua, sepanjang tahun 1559 hingga 1795, telah muncul suatu unsur
baru. Saat ini juga merupakan periode dimana pencatatan berpasangan memperluas
pengaplikasiannya ke jenis-jenis organisasi yang lain, seperti biara dan negara bagian.
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah
untuk jenis barang yang berbeda. Menurut Yamey:
Berbagai akun barang digabungkan dengan akun-akun barang lain dalam konsinyasi,
barang didalam kemitraan (perusahaan), dan akun dalam perjalanan mungkin dapat menjadi
satu bagian yang besar di dalam buku besar.
3
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan
status yang lebih dikenal dengan baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan
akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai
kelangsungan perusahaan dan periodisitas suatu usaha.
6. Metode – metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
Menurut Yamey :
Pertama, aktiva tersebut dicatat sesuai dengan biaya perolehan, perbedaan antara
pembayaran dan penerimaannya. Kedua, akun aktiva yang berisi pencatatan-pencatatan
mengenai pembiayaan awal dan segala bentuk pengeluaran serta penerimaan lain ditutup
pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total debit dan kredit dibawa sebagai saldo
akun. Ketiga, aktiva tersebut direvaluasi perkembangan saldo akun tersebut, nilai yang
direvisi dicatat di dalam akun dan perbedaannya dicatat ke dalam akun laba rugi untuk
menyeimbangkannya.
7. Sampai dengan awal abad ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada
barang dagangan yang tidak terjual. Meskipun tidak terlalu banyak diprgunakan,terdapat
bukti yang ditunjukkan oleh Saliero pada tahun 1915, akan adanya metide-metode depresiasi
berikut ini ; garis lurus, metode saldo menurun, metode dana pelunasan dan anuitas, dan
metode unit biaya. Awal tahun 1930-an bbeban depresiasi baru menjadi lebih umum
dipergunakan.
8. Akuntasi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri yang
diawali oleh pabrik-pabrik tekstil abad ke-15. Pencatatan tersebut dilakukan oleh D.R Scott
dimana beliau mencatat tentang bagaimana perkembangan pabrik di dalam bukunya The
Cultural Significance of Accounts.
9. Perkembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya terjadi pada paruh terakhir abad ke-19,
yang dipergunakan sebagai cara untuk memungkinkan dilakunannya perhitungan dari laba
periodik.
10. Di akhir abad ke-19 hingga pada awal abad ke-20 disana telah terjadi perkembangan pada
laporan dana secara signifikan.
11. Dan pada abad ke-20 mulai terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi.
4
Dalam perkembangannnya yang diawali pada abad ke-20, akuntansi memiliki cabang-
cabang antara lain :
Bidang ini mencakup segi akuntansi untuk satu unit ekonomi secara keseluruhan serta
berhubungan dengan penyusupan laporan, yang biasanya ditujukan kepada pihak-pihak diluar
perusahaan.
b. Akuntansi manajemen
c. Akuntansi biaya
d. Pemeriksaan akuntansi
e. Akuntansi perpajakan
f. Peranggaran
g. Akuntansi pemerintahan