PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan kepulauan terbesar di dunia yang
terdiri dari 17.504 pulau. Dengan luasan daratana sebesar 1.922.570 km2 dan
luasan perairan 3.257.483 km2 serta dihuni oleh 261,1 jiwa (BIG dan World Bank,
2016), maka tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia itu sendiri memiliki potensi
sumber daya alam yang sangat besar. Namun yang menjadi tolok ukur kemajuan
suatu negara bukan hanya ditinjau dari seberapa besar sumber daya alamnya
melainkan juga keterlibatan dari factor sumber daya manusianya.Dimana potensi
sumber daya manusia yang besar ini merupakan aset yang harus dikembangkan
kemampuan dan kompetensinya dalam menjalankan roda perekonomian suatu
bangsa.
Hal ini berkaitan dengan peluang Indonesia itu sendiri melalui Badan Pusat
Statistik ( BPS) yang memprediksi Indonesia akan mengalami bonus demografi.
Dimana bonus demografi merupakan peningkatan jumlah penduduk usia
produktifpada 2020–2030 di indonesia akan mencapai 52 persen dari total jumlah
penduduk Indonesia. Hal ini menjadi modal bagi Indonesia dalam menyongsong
Indonesia emas pada tahun 2045 nanti atau 100 tahun Indonesia merdeka.
Selain itu perkembangan zaman yang selalu dinamis pun selalu menuntut
adanya penyesuaian terhadap potensi suatu negara. Dalam hal ini yang sedang
dihadapi dunia pada masa ini adalah revolusi industry 4.0.Revolusi industri
generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar,
kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi
yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.Hal inilah
yang disampaikan oleh Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the
World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution.
1
Perubahan-perubahan tak terduga menjadi fenomena yang akan sering muncul
pada era revolusi indutsri 4.0. Revolusi industri 4.0 tidak hanya menyediakan
peluang, tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai pemicu revolusi industri juga diikuti dengan implikasi lain
seperti pengangguran, kompetisi manusia dengan mesin, dan tuntutan kompetensi-
kompetensi lain yang semakin tinggi.
Dalam hal ini peran pendidikan menjadi modal utama dalam upaya
membentuk kompetensi-kompetensi manusia sebagai fundamental terhadap
penyusuaian dalam dinamika zaman yang selalu berkembang.Selain itu secara
khusus, keterlibatan pendidikan terutama dalam jenjang pendidikan tinggi dimana
memberikan pengaruh yang cukup besar dalam hal mengawal perubahan
Indonesia dalam revolusi industry 4.0. Menurut Menteri Ketenagakerjaan
(Menaker) M. Hanif Dhakiri pun berpendapat bahwa pengingatan pengelolaan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi menjadi factor penting untuk mampu
mengelola pesatnya kemajuan dunia digital yang berubah cepat.Sehingga dalam
hal ini perlua adanya peninjauan potensi pendidikan tinggi dalam menjawab
peluang dan tantangan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah awal sejarah revolusi industri ?
2. Apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia pada era industri 4.0?
4. Mengapa pada era industri 4.0 pendidikan mempunyai peran penting ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui awal sejarah revolusi industri
2. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan industri 4.0
3. Mengetahui perkembangan pendidikan pada era industri 4.0
4. Mengetahi apa peran penting pendidikan di era industri 4.0
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci
keberhasilan meraih prestasi dengan cepat.Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang
mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau
Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata.Ini
3
membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang
besar memangsa yang kecil.
Oleh sebab itu, perusahaan harus peka dan melakukan instrospeksi diri
sehingga mampu mendeteksi posisinya di tengah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai panduan untuk melakukan introspeksi diri,
McKinsey&Company memaparkannya dalam laporan berjudul An Incumbent’s
Guide to Digital Disruption yang memformulasikan empat tahapan posisi
perusahaan di tengah era disruptif teknologi.
4
bekerja sama secara real time termasuk dengan manusia. IoS adalah semua
aplikasi layanan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pemangku kepentingan baik
secara internal maupun antar organisasi. Terdapat enam prinsip desain Industri 4.0
yaitu interoperability, virtualisasi, desentralisasi, kemampuan real time,
berorientasi layanan dan bersifat modular. Berdasar beberapa penjelasan di atas,
Industri 4.0 dapat diartikan sebagai era industri di mana seluruh entitas yang ada
di dalamnya dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan
berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan
tercapainya kreasi nilai baru ataupun optimasi nilai yang sudah ada dari setiap
proses di industri.
5
Di masa lalu banyak siswa melebihi umur sesuai tingkat pendidikannya
karena keterlambatan mulai SD dan kebutuhan mengulang, dan banyak anak usia
sekolah meninggalkan sistem pendidikan (DO).
Sangat penting bagi para mahasiswa dan masyarakat umumnya untuk dapat
memahami dan mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan fungsi pengamanan,
penggunaan dan penyaringan informasi dunia maya (cyber security) agar segera
dilakukan pencegahan dini dalam segala aspek permasalahan kriminalitas pada
dunia maya (cyber crime). Selain itu, hal ini pun akan membantu para alumnus
untuk mengembangkan ide kreatifnya serta memanfaatkan era digital sebagai
peluang guna menghasilkan jenis pekerjaan baru yang bersifat dinamis.
7
E. Peran Pendidikan Tinggi dalam Menyambut Revolusi Industri 4.0
“Di satu sisi, revolusi ini telah mengubah ciri dan cara lama dalam banyak
aspek kehidupan. Di sisi lain, revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab
oleh pendidikan tinggi,” ungkap Solihin, usai menjadi inspektur upacara pada
peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dirangkaikan dengan Hari Otonomi
Daerah di Plaza Balai Kota Bandung, Rabu (2/5/2018).
Menurut dia, kekuatan pendidikan tinggi terdapat pada riset. Tuntutan riset
yang dikeluarkan oleh pendidikan tinggi, terutama untuk jenjang S3, harus
mendapat pengakuan internasional. Hal tersebut guna menjaga muruah pendidikan
tinggi di Indonesia agar senantiasa terjaga kualitas dan integritasnya.
“Pendidikan itu tidak semata-mata meraih gelar, tetapi ada yang harus
dicari yaitu ilmunya. Ilmu ini harus ilmu yang aplikatif dan bisa
dipertanggungjawabkan,” katanya.
Saat ini yang menjadi tugas besar pemerintah pun adalah menyediakan
pintu yang selebar-lebarnya agar lebih banyak masyarakat yang bisa meraih
pendidikan tinggi. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia dapat semakin
kompetitif untuk menjawab kebutuhan zaman.
8
“Semakin banyak orang yang bisa mengakses pendidikan tinggi, tentu
semakin baik,” imbuhnya.
Seperti yang diketahui, saat ini ada banyak gagasan yang dikemukakan oleh
Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengoptimalkan pendidikan, salah
satunya adalah program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Program ini berupa
pembangunan universitas siber yang dipersiapkan untuk pembelajaran dalam
jaringan (daring). Melalui metode ini, masyarakat diharapkan bisa memperoleh
peluang lebih besar dalam mengakses pendidikan tinggi.
Saat ini Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia baru
31,5%. Jika pembelajaran hanya diterapkan secara konvensional, peningkatan
APK hanya berkisar di 0,5% per tahun. Namun dengan terobosan PJJ tersebut,
APK pendidikan tinggi diharapkan mampu melesat mencapai 40% di tahun 2022–
2023, asalkan PJJ dapat diakses oleh lebih banyak orang secara efektif.
2) Meningkatkan kegiatan riset dan publikasi yang relevan dengan tema Industri
4.0;
9
Adapun sisi lain yang perlu disiapkan secara teknis yaitu kompetensi inti
yang dimiliki oleh setiap dosen sebagai ujung tombak dalam melahirkan dan
mencetak generasi masa depan bangsa yakni para alumnus perguruan tinggi yang
bermental kuat serta siap bekerja secara profesional, mandiri dan kreatif.
Optimalisasi Kompetensi Dosen 4.0 (SDID, 2018), yakni :
1) Kompetensi Pendidikan,
Berikut ini merupakan solusi alternatif terbaru yang perlu kita kembangkan
dalam mengantisipasi era disrupsi lainnya sebagai wujud pengembangan literasi
kekinian sebagai berikut :
10
berkompetitif pada sistem perekonomian kontemporer dengan berdasarkan pada
teknologi kekinian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Oleh karenanya, pendidikan tinggi yang berbasis riset harus mendorong semakin
terbukanya pengetahuan yang meningkatkan kesejahteraan manusia.
“Di satu sisi, revolusi ini telah mengubah ciri dan cara lama dalam banyak
aspek kehidupan. Di sisi lain, revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab
oleh pendidikan tinggi,” ungkap Solihin, usai menjadi inspektur upacara pada
peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dirangkaikan dengan Hari Otonomi
Daerah di Plaza Balai Kota Bandung, Rabu (2/5/2018).
Menurut dia, kekuatan pendidikan tinggi terdapat pada riset. Tuntutan riset
yang dikeluarkan oleh pendidikan tinggi, terutama untuk jenjang S3, harus
mendapat pengakuan internasional. Hal tersebut guna menjaga muruah pendidikan
tinggi di Indonesia agar senantiasa terjaga kualitas dan integritasnya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://id.beritasatu.com/home/revolusi-industri-40/145390
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/18369/12865
12
http://sdgcenter.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Mayling-Oey-Gardiner-
Tantangan-Pendidikan-Tinggi-Indonesia-di-Era-Disrupsi-dan-Globalisasi.pdf
http://komunita.widyatama.ac.id/tantangan-pendidikan-tinggi-dalam-era-revolusi-
industri-4-0/
http://ayobandung.com/read/2018/05/02/32275/peran-pendidikan-tinggi-di-era-
revolusi-industri-40
13