Anda di halaman 1dari 33

PERATURAN PERUSAHAAN

MUSTIKA GRUP
2019-2020

Kantor Pusat :
Ruko Royal Square Blok A No.42
Kel Tawangsari Kec. Semarang Barat
Semarang
Tlp. (024) 766 711 71 / 766 711 72
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya sehingga Peraturan Perusahaan MUSTIKA GRUP dapat tersusun dengan baik.

Peraturan Perusahaan menjelaskan tentang hak dan kewajiban Karyawan dan Perusahaan
guna menciptakan hubungan kerja yang baik sehingga tercipta ketenangan dan produktifitas kerja
maksimal yang bermanfaat bagi kedua belah pihak sebagai perwujudan dari Hubungan Industrial
yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.

Peraturan Perusahaan ini disusun berdasarkan orientasi pada Visi dan Misi Perusahaan,
pengembangan organisasi di masa mendatang serta bersumber pada Peraturan serta Perundang-
undangan yang berlaku.

Sejalan dengan perkembangan peraturan Ketenagakerjaan yang dinamis serta terbatasnya


kebijakan-kebijakan yang dicakup dengan rinci dalam Peraturan Perusahaan ini, maka untuk hal-hal
yang khusus akan diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.

Akhirnya, diharapkan semoga Peraturan Perusahaan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya para karyawan dan Perusahaan MUSTIKA GRUP. Dan kita semua diberikan kemudahan
oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menjalankan dengan sebaik-baiknya.

Semarang, 1 Januari 2019


MUSTIKA GRUP

1
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi perusahaan perunggasan yang besar secara Nasional

MISI
Mengembangkan kapasitas perusahaan dalam rangka meningkatkan konsumsi produk perunggasan
Membentuk sumber daya manusia yang unggul
Meningkatkan kesejahteraan stakeholder

NILAI PERUSAHAAN
1. INTEGRITAS
Definisi :
Mengutamakan kejujuran, selaras antara perkataan dengan perbuatan
Perilaku :
 Mematuhi aturan dan ketentuan sesuai peraturan perusahaan dan norma yang berlaku
 Melaksanakan komitmen dan dapat dipercaya
2. UNGGUL
Definisi :
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi dan perusahaan
Perilaku :
 Aktif meningkatkan kompetensi (keterampilan dan pengetahuan) melalui pembelajaran dan
berbagi pengetahuan
 Memiliki kreatifitas untuk memberikan ide dan gagasan di luar kebiasaan
 Memiliki inisiatif untuk mencapai hasil yang lebih baik
3. TEAM WORK
Definisi :
Kerjasama yang dilandasi semangat saling menghargai dan menghormati untuk mencapai hasil
terbaik
Perilaku :
 Saling peduli terhadap rekan kerja dan lingkungan
 Menghargai setiap pendapat dan saran yang membangun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1

VISI DAN MISI ...................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB KETENTUAN UMUM ....................................................................................................... 5


Pasal 1 Pengertian
Pasal 2 Maksud dan Tujuan
Pasal 3 Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan
Pasal 4 Kewajiban dan Hak Karyawan
Pasal 5 Kewajiban dan Hak Perusahaan

BAB II HUBUNGAN KERJA ...................................................................................................... 9


Pasal 6 Penerimaan Karyawan
Pasal 7 Perjanjian Kerja
Pasal 8 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Pasal 9 Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
Pasal 10 Status Karyawan

BAB III PENGHASILAN DAN GOLONGAN ................................................................................. 10


Pasal 11 Penghasilan dan Penggolongan
Pasal 12 Penghasilan Selama Sakit
Pasal 13 Tunjangan Hari Raya
Pasal 14 Pajak Penghasilan

BAB IV JABATAN ................................................................................................................... 12


Pasal 15 Penetapan Jabatan
Pasal 16 Perubahan Jabatan
Pasal 17 Ketentuan Perubahan Jabatan

BAB V PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KARYAWAN .............................................................. 13


Pasal 18 Penilaian Prestasi Kerja
Pasal 19 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

BAB VI PERJALANAN DINAS ................................................................................................... 14


Pasal 20 Perjalanan Dinas

BAB VII CUTI DAN HARI LIBUR ............................................................................................... 14


Pasal 21 Cuti Tahunan
Pasal 22 Istirahat Melahirkan dan Keguguran
Pasal 23 Tidak Masuk Kerja Mendapatkan Gaji

BAB VIII KESEJAHTERAAN ...................................................................................................... 16


Pasal 24 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Pasal 25 Dana Pensiun
Pasal 26 Sumbangan Kedukaan

3
BAB IX TATA TERTIB DAN ATURAN KEDISIPLINAN .................................................................. 17
Pasal 27 Kewajiban Umum Dan Larangan Bagi Karyawan
Pasal 28 Kehadiran
Pasal 29 Pemberitahuan Kehadiran
Pasal 30 Mangkir

BAB X SANKSI ....................................................................................................................... 19


Pasal 33 Sanksi Pelanggaran Tata Tertib dan Aturan Kedisiplinan
Pasal 32 Surat Teguran
Pasal 33 Surat Peringatan Pertama (SP1)
Pasal 34 Surat Peringatan Kedua (SP2)
Pasal 35 Surat Peringatan Ketiga (SP3)
Pasal 36 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

BAB XI PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA ................................................................................... 23


Pasal 37 Umum
Pasal 38 Tidak Lulus Periode Penilaian
Pasal 39 Mengundurkan Diri
Pasal 40 Beakhirnya Hubungan Kerja Waktu Tertentu
Pasal 41 Sakit Berkepanjangan
Pasal 42 Tidak Mampu Bekerja (Medically Unfit)
Pasal 43 Meninggal Dunia
Pasal 44 Pensiun
Pasal 45 Pelanggaran Tata Tertib dan Aturan Kedisiplinan
Pasal 46 Karyawan Ditahan oleh Pihak Berwajib
Pasal 47 Rasionalisasi
Pasal 48 Tidak Cakap Bekerja
Pasal 49 Uang Pesangon
Pasal 50 Tali Asih
Pasal 51 Penyelesaian Kewajiban Karyawan

BAB XII PENYELESAIAN KELUH KESAH .................................................................................... 30


Pasal 52 Keluh Kesah
Pasal 53 Tata Cara Penyelesaian Keluh Kesah

BAB XIII PERATURAN PELAKSANAAN ..................................................................................... 31


Pasal 54 Masa Berlaku
Pasal 55 Peraturan-Peraturan yang Bersifat Prosedural
Pasal 56 Penafsiran
Pasal 57 Penutup

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................... 32

4
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
Dalam Peraturan Perusahaan ini yang dimaksud dengan :
1. Perusahaan
Adalah MUSTIKA GRUP, suatu Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang perdagangan
barang dan jasa (jual beli sarana produksi peternakan)
2. Lingkungan Perusahaan
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan Perusahaan dan
digunakan untuk menunjang kegiatan Perusahaan.
3. Peraturan Perusahaan
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Direksi yang memuat syarat-syarat dan
tata tertib kerja berikut lampiran-lampirannya dan seluruh perubahannya dari waktu ke
waktu yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari peraturan perusahaan ini.
4. Direksi
Adalah Orang yang diberi kuasa untuk mengelola jalannya Perusahaan dan melakukan
tindakan untuk dan atas nama Perusahaan.

5. Pimpinan
Adalah karyawan yang karena jabatannya mempunyai tugas memimpin Perusahaan atau
bagian dari Perusahaan atau yang dapat disamakan dengan itu dan mempunyai wewenang
mewakili Perusahaan baik ke dalam dan atau ke luar.
6. Atasan Langsung
Adalah karyawan yang karena jabatannya mempunyai tanggung jawab penguasaan,
pembinaan dan pengawan secara langsung terhadap karyawan di bagiannya.
7. Head Office (HO)
Adalah kantor pusat perusahaan yang menjadi induk dari kantor unit yang memiliki tugas
penuh dalam mengelola seluruh aktivitas bisnis.
8. Karyawan
Adalah semua orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan
Perusahaan dan oleh karenanya menerima balas jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Perusahaan ini.

5
9. Keluarga Karyawan
Adalah istri/suami dan atau anak-anak karyawan yang sah yang disertai surat nikah dan atau
surat kelahiran/catatan sipil dan atau surat keterangan yang sah dari pihak yang berwenang,
yang menjadai tanggungan Karyawan sebagaimana terdaftar pada Perusahaan.
10. Anak Karyawan
Adalah anak yang sah dari karyawan yang masih menjadi tanggungan karyawan serta
memenuhi seluruh ketentuan di bawah ini, yaitu :
a. Berusia sampai batas umur 21 (dua puluh satu) tahun
b. Tidak atau belum pernah menikah
c. Belum mempunyai penghasilan sendiri
11. Kerja Normal
Adalah waktu masuk kerja dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu atas dasar 7 (tujuh) jam
sehari dan 39 (tiga puluh sembilan) jam seminggu. Dengan pengaturan jam kerja hari Senin
sampai hari Jumat jam 08.00-16.00 dan hari Sabtu jam 08.00-12.00
12. Perjanjian Kerja
Adalah suatu perjanjian antara Perusahaan dan Karyawan secara tertulis, baik untuk waktu
tertentu maupun tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua
belah pihak yang pelaksanaannya berpedoman pada peraturan undang-undang yang
berlaku.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Perusahaan ini adalah untuk :
1. Menjelaskan hak dan kewajiban antara Perusahaan dan Karyawan
2. Menciptakan sekaligus mengembangkan hubungan kerja yang baik sehingga tercipta
ketenangan kerja dan produktifitas kerja maksimal yang bermanfaat bagi kedua belah pihak
sebagai perwujudan dari Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan
3. Menetapkan syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan

Pasal 3
RUANG LINGKUP PERATURAN PERUSAHAAN
1. Peraturan Perusahaan ini terbatas mengenai hal-hal yang bersifat umum. Yang bersifat
khusus dan hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur
dengan Surat Edaran Keputusan Manajemen.

6
2. Sepanjang suatu hal tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini atau dalam peraturan lain
yang dikeluarkan oleh Perusahaan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-
undang dan peraturan pemerintah yang berlaku

Pasal 4
KEWAJIBAN DAN HAK KARYAWAN
1. Kewajiban Karyawan
a. Karyawan berkewajiban untuk mematuhi dan mentaati semua ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ini
b. Karyawan wajib memberikan keterangan yang benar mengenai dirinya dan melaporkan
kepada HR setiap perubahan tersebut di bawah ini:
1) Perubahan nama
2) Perubahan alamat atau tempat tinggal
3) Kelahiran anak, perkawinan, perceraian dan kematian
4) Perubahan-perubahan lain yang berkaitan dengan data karyawan
c. Karyawan wajib menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan oleh
atasan yang berwenang dengan penuh tanggung jawab atas ketepatan waktu kerja,
disiplin kerja, etos kerja, produktifitas kerja, kerjasama dan loyalitas terhadap
perusahaan
d. Karyawan wajib berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai suatu
prestasi/target/sasaran kinerja sesuai dengan fungsi dan jabatannya
e. Karyawan wajib menghormati Atasan yang berwenang, Direksi atau Pimpinan dan
karyawan lainnya
f. Karyawan wajib menciptakan dan memelihara suasana kerja, hubungan kerja, dan
kerjasama yang baik serta harmonis sesama karyawan, bawahan, atasan sehingga
pelaksanaan dapat berjalan lancar
g. Karyawan wajib menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan dengan Perusahaan sesuai prosedur yang ditetapkan Perusahaan
serta berlaku profesional, sopan, dan wajar
h. Karyawan wajib menjaga kesopanan serta norma-norma yang berlaku di perusahaan
2. Hak Karyawan
a. Karyawan berhak mendapat gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya yang ditetapkan oleh
perusahaan
b. Karyawan berhak atas cuti sesuai dengan Peraturan Perusahaan yang ditetapkan

7
c. Karyawan berhak mendapatkan penilaian prestasi kerja
d. Karyawan berhak mengundurkan diri sesuai dengan peraturan yang berlaku
e. Karyawan berhak mengemukakan pendapat, usul, dan saran kepada atasannya sesuai
dengan prosedur yang berlaku

Pasal 5
KEWAJIBAN DAN HAK PERUSAHAAN
1. Kewajiban Perusahaan
a. Perusahaan berkewajiban untuk mematuhi dan mentaati semua ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ini
b. Perusahaan wajib memberikan gaji sesuai dengan prestasi yang diberikan oleh karyawan
secara tepat waktu
c. Peraturan wajib memajukan, mengembangkan perusahaan serta memperhatikan
kesejahteraan karyawan sesuai dengan Peraturan dan kemampuan Perusahaan
d. Perusahaan wajib memimpin, membimbing dan mendukung pengembangan prestasi
karyawan sesuai dengan kemampuan Perusahaan
e. Perusahaan wajib memberikan hak-hak karyawan sesuai dengan ketetapan yang
dicantumkan dalam Peraturan Perusahaan
2. Hak Perusahaan
a. Perusahaan berhak menuntut hasil prestasi kerja yang baik sesuai dengan standar atau
target yang ditetapkan oleh Perusahaan
b. Perusahaan berhak menetapkan dan merubah Peraturan Perusahaan ataupun kebijakan
Perusahaan dengan berdasarkan Perundang-undangan yang berlaku
c. Perusahaan berhak memutuskan hubungan kerja dengan memperhatikan Perjanjian
Kerja, Peraturan Perusahaan, dan Perundang-undangan yang berlaku
d. Perusahaan berhak menugaskan atau memindahkan karyawan di tempat yang sesusai
dengan kebutuhan Perusahaan
e. Perusahaan berhak mengatur cuti karyawan
f. Perusahaan berhak menetapkan dan merubah hari kerja, waktu kerja dan jam kerja
sesuai dengan kebutuhan Perusahaan
g. Perusahaan berhak menilai prestasi kerja dan atau melakukan evaluasi penilaian kinerja
karyawan

8
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 6
PENERIMAAN KARYAWAN
1. Perusahaan mempunyai hak prerogatif dan wewenang penuh dalam penentuan persyaratan
penerimaan karyawan
2. Penerimaan karyawan disesuaikan dengan rencana kebutuhan Perusahaan
3. Penerimaan karyawan dilakukan melalui tahap tahap seleksi dan prosedurnya ditentukan
oleh Perusahaan
4. Calon karyawan yang memenuhi syarat akan diangkat sebagai karyawan dan
menandatangani Perjanjian Kerja terhitung sejak tanggal masuk kerja dan diterima sebagai
karyawan kontrak

Pasal 7
PERJANJIAN KERJA
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara perusahaan dan karyawan
2. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis
3. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4. Ada 2 jenis perjanjian kerja, yaitu :
a. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu
b. Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak tertentu

Pasal 8
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu;atau selesainya suatu
pekerjaan tertentu
2. Periode perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat dalam masa maksimal 2 (dua) tahun
dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
3. Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu diadakan setelah melebihi masa tenggang 30
(tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama. Pembaruan
perjanjian waktu tertentu dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun

9
Pasal 9
PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU
1. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu diberikan setelah karyawan melewati periode
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu atau dapat dipercepat diangkat menjadi karyawan tetap
melalui tahap seleksi yaitu penilaian dan interview

Pasal 10
STATUS KARYAWAN
Pembagian status karyawan yaitu sebagai berikut :
1. Karyawan Tidak Tetap (Kontrak)
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan Perusahaan atas
kontrak/perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan Peraturan Perundangan
yang berlaku
2. Karyawan Tetap
Adalah karyawan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diterima,
dipekerjakan serta terikat pada hubungan kerja dengan Perusahaan yang tidak terbatas
waktunya dan diangkat sebagai Karyawan tetap
3. Karyawan dengan status khusus
Adalah karyawan yang telah memasuki usia pensiun dan masih dibutuhkan untuk bekerja di
perusahaan dengan syarat-syarat khusus, pelaksanaannya diatur dengan Surat Keputusan
Direksi

BAB III
PENGHASILAN DAN GOLONGAN
Pasal 11
PENGHASILAN DAN PENGGOLONGAN
1. Sistem Penggajian Karyawan dinyatakan dalam golongan yang ditetapkan
2. Komponen penghasilan karyawan terdiri atas :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tetap
c. Tunjangan Tidak Tetap
3. Kenaikan gaji berkala adalah minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan akan
diperhitungkan dari penilaian atasan dan dalam Keputusan Managemen

10
4. Tata cara pelaksanaan Penggajian, Penggolongan dan Kenaikan Golongan sesuai dengan
Keputusan Direksi atau Pimpinan

Pasal 12
PENGHASILAN SELAMA SAKIT

Gaji selama sakit diberikan Perusahaan kepada Karyawan yang menderita sakit yang cukup lama dan
terus-menerus dan tidak mampu bekerja dan berdasarkan keterangan dokter yang sah.

Dengan berpedoman pada Ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku, besarnya gaji selama
sakit diatur sebagai berikut:

1. Tabel Gaji Selama Sakit;


MASA KERJA LAMA SAKIT GAJI YANG DIBAYARKAN

< 1 tahun 1 bulan pertama 100% Gaji Pokok

1 bulan kedua 75% Gaji Pokok

> 2 bulan Tidak diberikan gaji

1 – 3 tahun 2 bulan pertama 100% Gaji Pokok

2 bulan kedua 75% Gaji Pokok

2 bulan ketiga 50% Gaji Pokok

> 6 bulan Tidak diberikan gaji

> 3 tahun 6 bulan pertama 100% Gaji Pokok

6 bulan berikutnya Akan dirundingkan

a. Untuk bulan selanjutnya, sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan, Gaji diberikan
sebesar 25% sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
b. Ketentuan pembayaran Gaji dengan bertahap berlaku bagi Karyawan yang sakit terus
menerus.
c. Termasuk sakit terus menerus adalah sakit berkepanjangan yang telah sakit terus menerus
atau terputus-putus mampu bekerja kembali, tetapi dalam tenggang waktu kurang dari 4
(empat) minggu sakit kembali.

11
2. Ketentuan ini berlaku bagi karyawan tetap dan karyawan kontrak yang dipertimbangkan
terlebih dahulu oleh Pimpinan Unit dan Direksi

Pasal 13
TUNJANGAN HARI RAYA

1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan wajib diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan
menjelang Hari Raya

2. Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan kepada Karyawan yang telah mempunyai masa
kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus

3. Ketentuan Tunjangan Hari Raya adalah:

a. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus
atau lebih, sebesar 1 (satu) bulan Gaji Pokok dan Tunjangan Tetap

b. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan tetapi kurang dari 12 (dua
belas) bulan diberikan secara proporsional dengan masa kerja yakni dengan
perhitungan:

Masa kerja x 1 (satu) bulan Gaji Pokok+Tunjangan Tetap


12
c. Tunjangan ini diberikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Idul Fitri

Pasal 14
PAJAK PENGHASILAN
1. Perhitungan pajak penghasilan akan dibayarkan oleh pihak kedua sesuai dengan Peraturan
Perpajakan
BAB IV
JABATAN
Pasal 15
PENETAPAN JABATAN
2. Direksi menetapkan jabatan-jabatan yang perlu ada, sesuai dengan kebutuhan dan
pengembangan Perusahaan yang dituangkan ke dalam struktur organisasi
3. Direksi menempatkan karyawan dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan kualifikasinya
agar karyawan dapat bekerja sesuai dengan bidang dan kemampuannya

12
Pasal 16
PERUBAHAN JABATAN
1. Direksi dapat mengalih-tugaskan karyawan setelah berkonsultasi dengan atasan yang
bersangkutan dan HR ke jabatan lain, sesuai dengan prestasi kerjanya dan tersedianya posisi
dalam perusahaan
2. Ada 3 jenis perubahan jabatan, yaitu :
a. Promosi

Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi, berdasarkan pertimbangan prestasi yang
baik dan posisi yang ada

b. Rotasi

Perubahan jabatan pada jenjang yang setara, berdasarkan pertimbangan kebutuhan


perusahaan dan kelancaran pekerjaan

c. Demosi
Perubahan jabatan ke jenjang yang lebih rendah, berdasarkan pertimbangan turunnya
prestasi dan kondisi kerja karyawan yang bersangkutan

Pasal 17
KETENTUAN PERUBAHAN JABATAN
1. Promosi, rotasi dan demosi diusulkan oleh Perusahaan atau Atasan karyawan yang
bersangkutan dan disetujui Direksi
2. Promosi karyawan melalui proses masa percobaan
3. Mutasi ditentukan sepihak berdasarkan kebutuhan perusahaan
4. Jika karyawan mengajukan mutasi, perusahaan dapat mempertimbangkan alasan yang
diberikan karyawan dengan persetujuan Pimpinan Unit dan HR
5. Apabila usulan disetujui Direksi maka HR akan menuangkan keputusan tersebut dalam Surat
Keputusan
BAB V
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KARYAWAN
Pasal 18
PENILAIAN PRESTASI KERJA
1. Untuk membantu karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja, atasan langsung secara
berkala menilai prestasi kerja karyawan menurut ketentuan Perusahaan

13
2. Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi kenaikan gaji,
golongan atau promosi jabatan karyawan yang bersangkutan

Pasal 19
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan, Perusahaan memberikan
kesempatan pada karyawan yang dianggap perlu oleh Direksi untuk mendapatkan tambahan
pengetahuan teori/praktek melalui training/pelatihan di dalam maupun di luar Perusahaan
2. Biaya training/pelatihan ditanggung oleh perusahaan

BAB VI
PERJALANAN DINAS
Pasal 20
PERJALANAN DINAS
1. Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar kota atau daerah yang dilakukan dalam rangka
tugas dan atas perintah atau persetujuan terlebih dahulu dari atasan yang berwenang
2. Besarnya biaya perjalanan dinas tersebut dan petunjuk pelaksanaannya ditetapkan
tersendiri dengan keputusan Direksi.

BAB VII
CUTI DAN HARI LIBUR
Pasal 21
CUTI TAHUNAN

1. Karyawan yang mendapatkan hak cuti adalah jika masa kerja diatas 3 bulan, masa kerja
dibawah 3 bulan (1-3 bulan) belum mendapatkan Hak Cuti
2. Perhitungan hak cuti untuk karyawan dengan masa kerja 3 – 6 bulan adalah, sebagai berikut:

3. Perhitungan hak cuti untuk karyawan dengan masa kerja 7 – 12 bulan adalah, sebagai
berikut :

4. Karyawan yang masa kerja diatas 12 bulan, yang sebelumnya mendapatkan hak cuti
sebanyak sebanyak 18 hari.
5. Dalam 1 bulan hanya diperbolehkan mengajukan cuti sebanyak satu kali dan masing-masing
pengajuan cuti maksimal 3 hari.

14
6. Cuti disetujui oleh Atasan langsung masing-masing dengan pertimbangan kegiatan kantor
berjalan dengan normal dan diberitahukan ke HR dengan surat resmi.
7. Hari libur resmi sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah yang kebetulan jatuh pada saat
cuti tahunan tidak dianggap menjadi bagian dari cuti tahunan sesuai Peraturan Perundangan
yang berlaku
8. Hari cuti ini tidak dapat diuangkan
9. Hak cuti tahunan berlaku selama 15 (lima belas) bulan sejak timbulnya selebihnya
dinyatakan gugur
10. Jika cuti habis sebelum tahun berganti maka dapat menggunakan cuti tahun berikutnya
maksimal 50% dari jumlah cuti reguler dan jika masih belum cukup maka akan dikenakan
pemotongan gaji sesuai jabatan
11. Kegiatan yang berhubungan dengan “refreshing” karyawan maka akan memotong cuti
reguler
12. Jika karyawan ijin atau sakit tanpa surat dokter maka akan memotong cuti dan dilaporkan ke
HR sehari sesudahnya
13. Untuk cuti istimewa (pasal 23) bisa ditambahkan dengan cuti reguler maks 3 hari

Pasal 22
ISTIRAHAT MELAHIRKAN DAN KEGUGURAN
1. Istirahat melahirkan hanya diperuntukkan bagi karyawan wanita yang sedang hamil dengan
masa istirahat adalah 3 (tiga) bulan dengan ketentuan diambil maksimal 1 bulan sebelum
melahirkan menurut surat / perhitungan dokter / bidan dan karyawan wanita yang mengalami
gugur kandungan adalah yang diperhitungkan / disarankan dari surat keterangan dokter /
bidan
2. Istirahat karena gugur kandungan hanya dapat diambil berdasarkan surat keterangan dokter
kandungan / bidan yang merawatnya dengan lama waktu 1,5 bulan dari kejadian
3. Istirahat melahirkan ini dapat diperpanjang apabila dokter / bidan yang merawatnya
memandang perlu bahwa karyawan yang bersangkutan masih harus menjalani perawatan dan
berlaku ketentuan tentang gaji selama sakit (pasal 12)
4. Mengingat pentingnya pekerjaan yang di ampu dan terbatasnya SDM, istirahat melahirkan
dapat dipercepat oleh Perusahaan dengan adanya kompensasi yang akan diatur kemudian.

15
Pasal 23
TIDAK MASUK KERJA MENDAPATKAN GAJI
Karyawan berhak mendapat ijin tidak masuk kerja (cuti istimewa) tanpa mengurangi hak cuti
tahunan dengan mendapat gaji untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Karyawan sendiri melangsungkan pernikahan sebanyak 3 (tiga) hari


2. Menjalankan ibadah haji untuk yang pertama kali diberikan sesuai jadwal sebagaimana
ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
3. Menikahkan anak sebanyak 2 (dua) hari
4. Suami/istri, orang tua/mertua, anak atau menantu meninggal dunia sebanyak 2 (dua) hari
5. Mengkhitankan anaknya, sebanyak 2 (dua) hari
6. Membaptiskan anaknya, sebanyak 2 (dua) hari
7. Istri melahirkan/mengalami keguguran kandungan, sebanyak 2 (dua) hari

BAB VIII
KESEJAHTERAAN
Pasal 24
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
1. Untuk lebih meningkatkan perlindungan bagi karyawan, maka perusahaan melaksanakan
program jaminan sosial terhadap karyawan beserta keluarganya
2. Pelaksanaan program jaminan sosial sebagaimana dimaksud meliputi :
a. Jaminan Kesehatan Nasional pada Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
b. Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenakerjaan
3. Besarnya iuran pada Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yakni 4%
ditanggung oleh Perusahaan dan 1% ditanggung oleh Karyawan
4. Besarnya iuran pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yakni 6,24
ditanggung oleh perusahaan dan 3% ditanggung oleh karyawan
5. Program yang diikuti oleh Perusahaan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari
Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP)
6. Pelaksanaan ketentuan pada ayat 1 diatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

16
Pasal 25
DANA PENSIUN
1. Perusahaan mengikutkan karyawan tetap pada program dana pensiun yang iurannya dibayar
penuh oleh Perusahaan

Pasal 26
SUMBANGAN
1. Sumbangan Kedukaan
a. Apabila istri / suami atau anak sah dari karyawan yang terdaftar pada Perusahaan
meninggal dunia, Perusahaan memberikan sumbangan kedukaan setelah menyerahkan
bukti-bukti yang sah.
b. Besarnya sumbangan diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.
2. Sumbangan Kelahiran
a. Perusahaan akan memberikan sumbangan kelahiran kepada Karyawan tetap dan
kontrak yang sudah menikah sesuai Ketentuan Perundangan yang berlaku atau istri
Karyawan (yang terdaftar pada Perusahaan) yang melahirkan yang berdasarkan
keterangan tertulis dari tenaga medis dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan perusahaan.
b. Sumbangan kelahiran diberikan maksimum hingga 2 (dua) kelahiran
c. Besarnya sumbangan kelahiran diatur dalam Surat Keputusan tersendiri
3. Sumbangan Pernikahan
a. Perusahaan akan memberikan sumbangan pernikahan kepada Karyawan Kontrak dan
Tetap
b. Besarnya sumbangan pernikahan diatur dalam Surat Keputusan tersendiri

BAB IX
KETENTUAN TATA TERTIB DAN ATURAN KEDISPLINAN
Pasal 27
KEWAJIBAN UMUM DAN LARANGAN BAGI KARYAWAN
1. Menjaga nama baik, tidak melakukan perbuatan asusila atau perbuatan lain yang merugikan
Perusahaan.
2. Karyawan bertanggung jawab memelihara peralatan kerja yang disediakan oleh Perusahaan
dan harta lain milik Perusahaan dengan sebaik-baiknya dan selalu berusaha mencegah

17
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan yang dapat menimpa diri sendiri atau rekan
kerja, serta menjaga setiap barang milik Perusahaan.
3. Karyawan wajib segera melaporkan kepada atasannya atas kehilangan atau kerusakan
perlengkapan/peralatan kerja dan harta milik Perusahaan.
4. Karyawan wajib menjaga kerahasiaan Perusahaan. Rahasia perusahaan adalah dokumen atau
informasi yang bersifat strategis yang tidak boleh diketahui oleh pihak yang tidak berwenang
5. Karyawan dilarang menyalahgunakan dan memindahkan perlengkapan/peralatan kerja dan
harta milik Perusahaan, dari tempat/lokasi yang telah ditentukan, kecuali dalam pemakaian
yang dipergunakan berkenaan dengan tugas dan kewajibannya di dalam lingkungan
perusahaan.
6. Karyawan dilarang merangkap bekerja pada Perusahaan lain
7. Karyawan dilarang mempunyai bisnis pribadi yang bidangnya berhubungan dengan bisnis
pada Perusahaan (mempunyai kandang sendiri atau bekerjasama dengan orang lain,
penjualan peralatan dan obat-obatan peternakan, penjualan ayam, dan sebagainya)
8. Karyawan dilarang mempunyai kegiatan pribadi yang bisa menimbulkan konflik kepentingan
dengan kepentingan Perusahaan, seperti
a. Menerima fee/imbalan dari Vendor (pakan, DOC, OVK, angkutan) Bakul Ayam/Peternak
dalam bentuk uang/barang/fasilitas secara langsung atau dititipkan melalui pihak lain.
9. Pemberian fee/imbalan dari pihak selain disebutkan diatas wajib ditanyakan ke HR dan di
setujui oleh Direksi

Pasal 28
KEHADIRAN
1. Karyawan wajib mentaati waktu kerja/jam kerja yang telah ditetapkan Perusahaan
2. Karyawan yang terlambat datang, wajib menjelaskan alasannya kepada Atasan Langsung untuk
diketahui dan mendapatkan persetujuan
3. Meninggalkan tempat kerja sebelum waktu kerja berakhir atau ketidakhadiran sehari penuh
dianggap sebagai pelanggaran tata tertib kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan telah
mendapat ijin atasannya

Pasal 29
PEMBERITAHUAN KEHADIRAN
1. Ketidakhadiran tanpa ijin terlebih dahulu wajib memenuhi ketentuan berikut:

18
a. Pada hari mulai tidak masuk kerja, wajib memberitahu Perusahaan / atasan langsung
tentang alasan tidak masuk (melalui surat, telepon, kurir, dsb) dan di tembuskan ke
Pimpinan Unit
b. Pada hari mulai masuk kerja karyawan wajib mempertanggungjawabkan alasan
ketidakhadiran:
c. Bila sakit, menyerahkan Surat Keterangan Istirahat Kerja dari Dokter jika tidak dapat
memberikan surat tersebut maka akan memotong hak cuti tahunan bagi yang sudah
memiliki hak cuti
d. Bila ijin keperluan mendadak bagi yang sudah mendapatkan hak cuti maka akan
memotong hak cuti tahunannya
e. Pemberitahuan kepada HR adalah pada saat karyawan masuk kerja
2. Karyawan yang belum mandapat hak cuti tidak boleh ijin tidak masuk kerja kecuali sakit
dengan dibuktikan adanya surat keterangan dari dokter atau dengan alasan-alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan dan mendapat persetujuan Pimpinan Unitnya
3. Karyawan yang belum mendapat hak cuti karena tidak sakit diperbolehkan ijin dengan alasan
yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan dengan mendapat persetujuan dari Pimpinan
Unitnya dan apabila sudah mendapatkan hak cuti maka akan mengurangi hak cutinya
tersebut.
Pasal 30
MANGKIR
Disebut mangkir karena karyawan tidak masuk kerja tanpa memberikan keterangan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB X
SANKSI
Pasal 31
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DAN ATURAN KEDISPLINAN

1. Perusahaan dan Karyawan menyadari bahwa disiplin kerja perlu ditegakkan, maka
pelanggaran terhadap Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan dapat dikenakan sanksi.
Dalam menentukan sanksi akan dipertimbangkan berat ringannya kesalahan/pelanggaran yang
dilakukan serta hal-hal yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/pelanggaran tersebut.
2. Sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan dimaksudkan sebagai tindakan
korektif dan pengarahan terhadap sikap dan tingkah laku karyawan. Sanksi didasarkan pada:
a. Macam pelanggaran
b. Frekuensi (seringnya/pengulangan) pelanggaran

19
c. Berat ringannya pelanggaran
d. Tata tertib Peraturan Perusahaan
e. Unsur kesengajaan
3. Jenis sanksi pelanggaran Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan adalah sebagai berikut :
a. Surat Teguran
b. Surat Peringatan I
c. Surat Peringatan II
d. Surat Peringatan III
e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
4. Segala bentuk penemuan pelanggaran wajib dilaporkan ke HR dalam bentuk rekomendasi,
untuk mendiskusikan tingkatan sanksi sesuai dengan Peraturan yang berlaku. Sanksi
dikeluarkan oleh HR. Pemberian sanksi dilakukan oleh Pimpinan Langsung ke karyawan dan
dicatat dalam personal data yang bersangkutan oleh HR.
5. Sanksi pelanggaran tidak perlu diberikan menurut urut-urutannya, tapi dinilai dari besar
kecilnya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan
6. Apabila karyawan melakukan pelanggaran sebelum berakhirnya masa berlaku surat peringatan
yang dikeluarkan pertama, maka perusahaan dapat menerbitkan surat peringatan berikutnya,
yang juga mempunya jangka waktu berlaku 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan
7. Apabila jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah terlampaui,
dan apabila karyawan yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka surat peringatan yang
diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagai peringatan awal sesuai dengan besar
kecilnya pelanggaran yang dilakukan karyawan

Pasal 32
SURAT TEGURAN

1. Masa berlakunya 6 (enam) bulan


2. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Teguran :
a. Meninggalkan tempat kerjanya ke tempat lain dalam lingkungan Perusahaan untuk
keperluan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaannya, tanpa seijin Pimpinan Unit
kerjanya.
b. Melalaikan kewajibannya untuk memberitahukan dan menyerahkan surat keterangan
ijin tidak masuk atau surat keterangan sakit dari dokter yang sah pada saat kesempatan
pertama masuk kerja.
c. Menggangu ketenangan dan ketertiban dalam lingkungan kerja.

20
d. Menerima tamu pribadi bukan di tempat yang telah ditentukan.
e. Tidak mematuhi pengarahan atasannya tanpa alasan yang dapat diterima.
f. Kurang memperhatikan pencapaian target kerja yang sudah di tentukan atasan atau
perusahaan
g. Tidak mematuhi aturan tentang kebersihan dan kerapihan tempat kerja dan peralatan
kerjanya serta lingkungan Perusahaan.

Pasal 33
SURAT PERINGATAN PERTAMA (SP1)
1. Masa berlakunya 6 (enam) bulan
2. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Pertama :
a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Teguran yang jenis dan atau berat
pelanggarannya sama dan atau lebih tinggi.
b. Mangkir 1 (satu) hari kerja dalam sebulan tanpa alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
c. Bekerja tidak sesuai dengan tugas dan standart operasi prosedur yang ditentukan
d. Melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya kecuali atas perintah Pimpinan Unit
bersangkutan.
e. Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat digolongkan sebagai perbuatan tidak patut.
f. Mempergunakan barang-barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin
Pimpinan Unit.
g. Melalaikan Tugas yang sudah di tentukan oleh atasan atau perusahaan.
h. Tidak menjalankan standart pelayanan terhadap rekan kerja dan relasi Perusahaan.
i. Hak mendapatkan insentif dipotong 50% selama 1 (satu) bulan
j. Penundaan kenaikan jabatan selama 9 bulan, berlaku sejak sanksi diterbitkan

Pasal 34
SURAT PERINGATAN KEDUA (SP2)

1. Masa berlakunya 6 (enam) bulan


2. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Kedua
a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan pertama (SP-I) yang jenis atau
berat pelanggarannya sama, dimana SP-I masih berlaku dan atau lebih tinggi.
b. Mangkir 2 (dua) hari kerja berturut-turut atau 5 (lima) hari kerja tidak berturutturut
dalam sebulan.

21
c. Bekerja tidak sesuai dengan tugas dan standart operasi prosedur yang ditentukan
sehingga menimbulkan kerugian material secara internal Perusahaan
d. Menggunakan peralatan, bahan lainnya milik Perusahaan secara tidak cermat dan atau
kurang hati-hati sehingga dapat menimbulkan kerusakan/pemborosan dan bahaya bagi
dirinya / orang lain.
e. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan nama baik Perusahaan.
f. Tidak mentaati perintah yang layak dari atasan.
g. Hasil kinerja di bawah standard yang sudah di tentukan oleh atasan atau perusahaan
h. Hak mendapatkan insentif dipotong 50% selama 3 (tiga) bulan
i. Penundaan kenaikan jabatan selama 12 bulan, berlaku sejak sanksi diterbitkan

Pasal 35
SURAT PERINGATAN KETIGA (SP3)
1. Masa berlakunya 12 (dua belas) bulan
2. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Ketiga :
a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan Kedua (SP-II) yang jenis dan atau
berat pelanggarannya sama dan atau lebih tinggi.
b. Mangkir 3 (tiga) hari kerja berturut-turut dalam sebulan.
c. Bekerja tidak sesuai dengan tugas dan standart operasi prosedur yang ditentukan
sehingga menimbulkan kerugian material internal secara berulang dan atau eksternal
Perusahaan
d. Karyawan / keluarga karyawan mempunyai bisnis pribadi yang bidangnya berhubungan
dengan bisnis pada Perusahaan dan menimbulkan konflik kepentingan (mempunyai
kandang sendiri atau bekerjasama dengan orang lain, penjualan peralatan dan obat-
obatan peternakan, penjualan ayam dan sebagainya)
e. Menerima fee/imbalan dari Vendor (pakan, DOC, OVK, angkutan)/Bakul Ayam/Peternak
dalam bentuk uang/barang/fasilitas secara langsung atau dititipkan melalui pihak lain
yang menimbulkan konflik kepentingan
f. Menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak dari atasan.
g. Melakukan perbuatan yang dapat menggangu ketertiban / ketentraman kerja dan
menimbulkan keonaran yang dapat merugikan perusahaan.
h. Di dalam lingkungan Perusahaan menyelenggarakan/menghadiri rapat / pertemuan atau
mengedarkan/ menempelkan poster, plakat, surat edaran, selebaran, brosur atau

22
sejenisnya yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan Perusahaan tanpa ijin
Pimpinan Unit.
i. Melalaikan kewajibannya secara sengaja.
j. Memindahkan barang milik Perusahaan dari tempatnya dengan niat untuk dimiliki.
k. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang ada.
l. Tidak mencapai target kerja minimal dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh
atasan atau perusahaan.
m. Penyalahgunaan uang perusahaan secara tidak sah.
n. Hak mendapatkan insentif dipotong 50% selama 6 (enam) bulan
o. Dikenakan demosi dan bisa sebagai dasar PHK dari Perusahaan. Jika karyawan akan
promosi, maka harus menduduki jabatan demosinya selama minimal 2 (dua) tahun.
3. Semua karyawan punya Hak untuk pembelaan atau keberatan atas sanksi – sanksi yang
tersebut di atas dengan secara tertulis melalui Prosedur sebagai berikut :
a. Pembelaan atau keberatan di buat dan di tujukan kepada atasan yang mengeluarkan
Sanksi.
b. Dalam hal karena tidak puas atas hasilnya bisa di tingkatkan ke bagian HR
c. Dalam hal ini juga tidak puas atas jawaban atau penyelesaiannya oleh HR, bisa di
tingkatkan ke Pimpinan tertinggi Mustika.

Pasal 36
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Dengan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku, pelanggaran dibawah ini
merupakan alasan mendesak untuk dapat dikenakan Pemutusan Hubungan Kerja :

1. Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan Ketiga (SP-III) yang jenis dan atau berat
pelanggarannya sama dan atau lebih tinggi.

2. Mangkir 5 (lima) hari kerja berturut-turut daan sudah tidak dapat dihubungi.

3. Bekerja pada pihak lain atau mempunyai usaha sendiri yang dapat menggangu pelaksanaan
tugasnya di Perusahaan.
4. Karyawan / keluarga karyawan mempunyai bisnis pribadi yang bidangnya berhubungan dengan
bisnis pada Perusahaan dan menimbulkan konflik kepentingan (mempunyai kandang sendiri
atau bekerjasama dengan orang lain, penjualan peralatan dan obat-obatan peternakan,
penjualan ayam dan sebagainya) dan menimbulkan kerugian material bagi Perusahaan
5. Mengambil/menggunakan barang/ uang dilingkungan perusahaan tanpa hak atau tanpa seijin
pemiliknya;

23
6. Mengambil/ menggunakan/ memindahkan barang/ uang di bawah kewenangannya bukan
untuk kepentingan perusahaan dan merugikan perusahaan/ pihak ketiga;
7. Melakukan tindak kebohongan yang menyebabkan pengusaha atau perusahaan atau pihak
ketiga menderita kerugian;
8. Membuat/ memberikan keterangan tertulis yang tidak benar/tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya;
9. Menyalahgunakan hak, jabatan fasilitas yang diberikan Perusahaan untuk kepentingan dan
keuntungan pribadi ataupun pihak ketiga lainnya diluar ketentuan yang berlaku dan dapat
merugikan perusahaan.
10. Mabuk, minim-minuman keras yang memabukkan, memakai atau mengedarkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja.
11. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di lingkungan kerja.
12. Memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar
lingkungan perusahaan.
13. Menyerang, mengancam, mengintimidasi secara fisik atau mental atau menghina secara kasar
atau melakukan tindakan/perbuatan kasar/pemukulan serta upayaupaya menciderai orang lain,
teman sekerja atau pengusaha beserta keluarganya.
14. Membujuk teman atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
15. Membongkar, membocorkan, menjual, memberikan atau meminjamkan rahasia perusahaan
atau mencemarkan nama baik perusahaan/pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang
seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.
16. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
17. Menerima pemberian imbalan jasa dari siapapun karena jabatannya tanpa sepengetahuan
atasan sehingga secara langsung maupun tidak langsung Perusahaan dirugikan.
18. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya ditempat kerja.
19. Melakukan perkelahian dan atau pemukulan di dalam lingkungan Perusahaan antara sesama
Karyawan Perusahaan atau Perusahaan lain yang ditugaskan di perusahaan atau dengan
pelanggan Perusahaan.
20. Tanpa wewenang membawa senjata api/ tajam/ petasan/ bahan peledak lainnya ke dalam
lingkungan perusahaan.

24
21. Mencari keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain dengan menggunakan jabatannya,
sehingga Perusahaan langsung atau tidak langsung dirugikan.
22. Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa,
sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaan.
23. Memberikan konsultasi atau pelatihan dibidang bisnis dan manajemen kepada pihak lain yang
merupakan kompetensi dan atau rahasia perusahaan tanpa seijin atasan.
24. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan atau lebih.

BAB XI
PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 37
UMUM
1. Perusahaan dan karyawan dengan segala upaya harus mengusahakan agar tidak terjadi
pemutusan hubungan kerja. Dalam keadaan yang memaksa, maka dasar pelaksaannya sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pemutusan Hubungan Kerja adalah penghentian/pengakhiran kelanjutan hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara keryawan
dan pengusaha.
3. Perusahaan dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :
a. Karyawan berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu
tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus
b. Karyawan menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya
c. Karyawan menikah
d. Karyawan perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menyusui
e. Perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi
fisik atau status perkawinan
4. Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi dalam hal :
a. Tidak lulus periode penilaian
b. Mengundurkan diri
c. Berakhirnya hubungan kerja waktu tertentu
d. Sakit berkepanjangan
e. Tidak mampu bekerja (Medically Unfit)
f. Meninggal dunia

25
g. Mencapai usia pensiun (55 tahun)
h. Pelanggaran tata tertib kerja
i. Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib
j. Rasionalisasi
k. Tidak memenuhi standar kinerja Perusahaan

Pasal 38
TIDAK LULUS PERIODE PENILAIAN

1. Dalam 3 (tiga) bulan menjalani masa kontrak, akan dilakukan penilaian yang dilakukan oleh
atasan langsung dan tidak langsung
2. Apabila karyawan tidak mampu memenuhi standar kinerja yang ditarget oleh Perusahaan,
maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja tanpa kompensasi apapun

Pasal 39
MENGUNDURKAN DIRI

Karyawan yang mengundurkan diri harus memenuhi syarat :

1. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis disertai dengan alasannya


selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari takwin sebelum tanggal mulai pengunduran diri.
2. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
3. Adanya serah terima job dan tanggungjawab kerja sepenuhnya ke atasannya langsung.
4. Tidak sedang terikat dalam ikatan dinas.
5. Dalam hal pengusaha tidak memberikan jawaban dalam batas waktu 14 hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri, maka pengusaha dianggap telah menyetujui pengunduran diri
tersebut.
6. Dalam hal Karyawan mengundurkan diri tidak mengikuti ketentuan dalam ayat 1, dianggap
mengundurkan diri secara tidak baik.
7. Bagi Karyawan yang telah diketahui terikat hubungan kerja dengan pihak/subyek hukum lain
tanpa ijin dari Perusahaan pada saat mengajukan permohonan mengundurkan diri dianggap
mengundurkan diri secara tidak baik.
8. Kepada Karyawan yang mengundurkan diri secara baik, Perusahaan akan memberikan surat
keterangan kerja serta hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan Perundangan yang
berlaku.
9. Kepada Karyawan yang mengundurkan diri tidak secara prosedur maka hak – hak karyawan
bisa di tangguhkan atau tidak di berikan Gaji, Insentif, Bonus, dll

26
10. Karyawan yang sudah mengundurkan diri dari Perusahaan, maka segala hubungan dengan
Perusahaan telah terputus sejak hari karyawan berhenti dari Perusahaan.

Pasal 40
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA WAKTU TERTENTU
Dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu pada suatu pekerjaan tertentu,
berakhirnya hubungan kerja terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan.
Perusahaan tidak berkewajiban memberi uang pesangon dan atau imbalan apapun diluar yang telah
diperjanjikan.

Pasal 41
SAKIT BERKEPANJANGAN
1. Kepada Karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan sebagaimana dimaksud Pasal 12
selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus, pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerjanya. Karyawan diberikan haknya sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangan yang berlaku.
2. Bagi Karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan
kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannyasetelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan
secara terus-menerus, dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja. Karyawan diberikan
haknya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku termasuk sakit
berkepanjangan:
3. Sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaannya secara
terus menerus;
4. Setelah sakit lama kemudian masuk bekerja kembali tetapi tidak lebih dari 4 (empat) minggu
kemudian sakit kembali.

Pasal 42
TIDAK MAMPU BEKERJA (MEDICALLY UNFIT)
Dalam hal Karyawan dipandang tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan (Medically
Unfit) dengan pertimbangan dokter berdasarkan hasil konsultasi dengan instalansi pemerintah yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, dapat diputuskan hubungan kerjanya dan diberikan
haknya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 43
MENINGGAL DUNIA

27
1. Karyawan yang meninggal dunia, mengakibatkan hubungan kerja terputus dengan sendirinya.
2. Apabila Karyawan meninggal dunia kepada ahli warisnya diberikan santunan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 44
PENSIUN
1. Karyawan yang telah mencapai usia genap 55 tahun di bulan kelahirannya, akan berakhir
hubungan kerjanya dari Perusahaan.
2. Karyawan yang pensiun, bisa dipekerjakan kembali sesuai kebutuhan Perusahaan dengan
Surat Keputusan Direksi.

Pasal 45
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN ATURAN KEDISIPLINAN
1. Dalam hal Karyawan melakukan pelanggaran terhadap Tata Tertib dan Aturan Kedisiplinan dan
telah diberi Surat Peringatan III dapat dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja oleh
Perusahaan.
2. Bila Karyawan melakukan kesalahan berat apat dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja
oleh Perusahaan tanpa melalui pemberian Surat Peringatan.
3. Kepada Karyawan yang melakukan kesalahan berat dapat dikenakan sanksi pemutusan
hubungan kerja oeh Perusahaan tanpa pemberian Surat Peringatan.
4. Kesalahan berat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus didukung dengan bukti sebagai
berikut :
a. Ada pengakuan dari karyawan yang bersangkutan, atau
b. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di
perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
saksi
5. Kepada Karyawan yang dikenai sanksi pemutusan hubungan kerja sesuai dengan ketentuan
ayat 1 pasal ini, dengan mempertimbangkan ketenangan dan kelancaran kerja dalam
Perusahaan, terhadapnya dapat diberikan tindakan skorsing secara tertulis sementara
menunggu penetapan Pemutusan Hubungan kerja.

28
Pasal 46
KARYAWAN DITAHAN OLEH PIHAK BERWAJIB
1. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja ditahan oleh
pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan
pengusaha.
2. Kepada Karyawan yang mengalami pemutuasn hubungan kerja tersebut diberikan haknya
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Pasal 47
RASIONALISASI

Rasionalisasi adalah keadaan memaksa yang tidak dapat dihindarkan sehingga mengakibatkan
Perusahaan harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 10 (sepuluh) orang Karyawan
atau lebih.

1. Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan oleh Rasionalisasi merupakan pilihan


terakhiryang akan dilakukan oleh Perusahaan. Pelaksanaan Rasionalisasi mengacu kepada
ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
2. Hak-hak Karyawan yang terkena rasionalisasi minimal sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundangan yang berlaku.

Pasal 48
TIDAK MEMENUHI STANDAR KINERJA PERUSAHAAN

Standar Kinerja adalah adalah persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang ditetapkan oleh
Perusahaan yang harus dicapai oleh karyawan. Dalam hal Karyawan dinyatakan tidak memenuhi
standar kinerja perusahaan, walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang ada dan telah mendapat
proses pembinaan untuk hal itu, maka hubungan kerjanya dapat diputuskan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 49
UANG PESANGON
1. Uang Pesangon diberikan kepada karyawan tetap yang pensiun.
2. Untuk kondisi khusus diputuskan langsung oleh Direksi.

29
Pasal 50
TALI ASIH
1. Tali asih diberikan untuk karyawan masa kerja minimal 1 (satu) tahun yang mengundurkan
diri secara prosedur, ada surat pengunduran diri 1 bulan sebelumnya (tidak mendadak), ada
serah terima dengan karyawan baru pengganti. Besarnya tali asih diatur dalam Surat
Keputusan sendiri.

Pasal 51
PENYELESAIAN KEWAJIBAN KARYAWAN
1. Pada saat putusnya hubungan kerja, karyawan wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya
kepada Perusahaan.
2. Karyawan diwajibkan mengembalikan Inventaris kepada Perusahaan
3. Alat-alat kerja dan dokumen perusahaan
4. Hutang Karyawan kepada Perusahaan berdasarkan bukti yang sah.

BAB XII
PENYELESAIAN KELUH KESAH

Pasal 52
KELUH KESAH

Adalah tugas dan tanggung jawab Perusahaan dan Karyawan untuk menaggapi dan
menyelesaikan keluh kesah Karyawan yang dinilai wajar.

Pasal 53
TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH
1. Setiap keluhan atau pengaduan seorang Karyawan diusahan terlebih dahulu dibicarakan dan
diselesaikan dengan atasan langsung.
2. Bila langkah pada ayat 1 (satu) tidak dapat diselesaikan, maka dapat menyampaikan keluhan
atau pengaduannya kepada atasannya yang lebih tinggi atau HR secara lisan/tertulis.
3. Setelah dirundingkan dengan sungguh-sungguh ternyata masih terdapat perbedaan pendapat
yang tidak dapat diselesaikan secara mufakat, perbedaan pendapat ini dianggap sebagai
perselisihan Hubungan Industrial dan penyelesaiannya dapat ditempuh dengan berpedoman
pada ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

30
4. Selama dalam proses penyelesaian, kedua belah pihak wajib menjaga supaya kegiatan
produksi/operasional tetap berlangsung dengan lancar dan aman.

BAB XIII
PERATURAN PELAKSANAAN
Pasal 54
MASA BERLAKU

Peraturan Perusahaan ini berlaku selama 2 (dua) tahun, terhitung sejak tanggal ditetapkan
dan disahkan, serta akan diperbaharui dari waktu ke waktu

Pasal 55
PERATURAN-PERATURAN YANG BERSIFAT PROSEDURAL

Peraturan-peraturan yang bersifat prosedural dan merupakan peraturan pelaksanaan akan


disususn berdasarkan pada peraturan yang dikemukakan dalam pasal-pasal terdahulu dengan
ketentuan tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan ini.

Pasal 56
PENAFSIRAN

Dalam menafsirkan peraturan-peraturan di atas, bila terdapat kekurangjelasan makna dan


penafsiran yang dikemukakan dalam pasal-pasal maupun ayat-ayat Peraturan Perusahaan ini akan
dikonsultasikan terlebih dahulu secara internal, jika belum selesai dilanjutkan dengan Instansi
Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan

Pasal 57
PENUTUP

1. Peraturan Perusahaan ini dibagikan kepada semua karyawan.


2. Perubahan dilakukan oleh Direksi dengan memperhatikan aspirasi yang ada di lingkungan
karyawan, kondisi perusahaan serta ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Pelaksanaan teknis dan hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan perusahaan ini akan
diatur tersendiri dengan keputusan Direksi.
4. Peraturan perusahaan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Apabila dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat persyaratan kerja yang kurang dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka persyaratan kerja tersebut batal demi hukum dan yang
diberlakukan adalah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

31
LEMBAR PENGESAHAN

KEPALA REGION DANANG WAHYUDI


PT ANEKA INTAN LESTARI
KEPALA REGION AGUS WARDI
PT BAROKAH RESTU UTAMA
KEPALA REGION SUMARDI
PT KEDU LINTAS BERBINTANG
KEPALA REGION SURONO
PT LAWU ABADI NUSA
KEPALA REGION NUROCHIM
PT MURIA JAYA RAYA
KEPALA REGION YUDHI AHMAD ASHADI
PT MITRA MAHKOTA BUANA
KEPALA REGION ARIEA YONNATA
PT MITRA PETERNAKAN UNGGAS
KEPALA REGION IWAN SUGIARTO
MITRA UNGGAS MAKMUR
KEPALA REGION DANNY AGUS PURWANTO
SLAMET AGUNG WIJAYA
KEPALA REGION SUMARSONO
PT SAWUNG GEMA ABADI
KEPALA REGION WIDI ASMORO SAKTI
PT KARYA SATWA MULIA

DIREKTUR UTAMA
MUSTIKA GRUP

RENALD MAMANGKEY

32

Anda mungkin juga menyukai