PENDAHULUAN
pada azas dan tujuan dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
Sampai saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Menurut
data World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 di New York jumlah
berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang
lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun dan 26-30% dari
pada masa bayi dan anak-anak dapat menyebabkan kecacatan saat dewasa yang
sebelum usia kelima, sebagian besar disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernapasan
1
Menurut data Departemen Kesehatan RI (Riskesdas,2013) di Indonesia,
kejadian ISPA tertinggi berada pada Provinsi Nusa Tenggara Timur (41,7%),
Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur
berdasarkan kelompok umur yaitu: <1 tahun (22%), 1-4 tahun (25,8%), 5-14
tahun (15,4%), 15-24 tahun (10,4%), 25-34 tahun (11,1%), 35-44 tahun (11,8%),
45-54 tahun (12,8%), 55-64 tahun (13,5%), 65-74 tahun (15,2%), ≥75 tahun
(13,8%).
penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Survey mortalitas yang
Indonesia telah mencapai 25% dengan rentang kejadian yaitu sekitar 17,5 % -
Indonesia dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita, serta lebih dari
50% penyebabnya adalah virus infeksi sekunder bakterial pada ISPA, yang dapat
terjadi akibat komplikasi terutama pada anak dan usia lanjut, sehingga
ISPA yang pernah diisolasi dari usap tenggorok antara lain Streptococcus,
2
rolida, dan cotrimoksazol.3
Dan berdasarkan data profil pada Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga
Pada Tahun 2017 Bahwa Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit
yang menduduki peringkat pertama dari sepuluh jenis penyakit terbanyak pada
Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga dengan jumlah 4.248 pasien atau
sebesar 20,00% dari jumlah total kunjungan pasien sebanyak 21.235 orang.
Didasarkan latar belakang dan profil data diatas penulis merasa perlu
mengangkat hal ini dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul Evaluasi
2018.
3
umur dari pasien penderita ISPA yang berobat di Puskesmas Aek
antibiotik yang paling banyak dan yang paling sedikit digunakan pada
kota Sibolga.
1 Bagi Peneliti :
2. Bagi Puskesmas.
4
dan bahan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan obat – obat
1.5 Hipotesa.
1. Bentuk sediaan yang yang paling banyak dipakai pada pasien infeksi
digunakan pada priode Januari – Maret 2018 adalah cefixime 100 mg.l
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
6
wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup
berikut:
7
itas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM (Lembaga
adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan
di bidang kesehatan.
ambungan.
pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
8
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya,
9
hana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang
kerjanya yang belum terjangkau atau yang sulit dijangkau sarana kesehatan.
3. Posyandu
meliputi: KB, KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare serta kegiatan
sektor lain.
10
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah
dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah
ke sel-sel tubuh.
1. Pernapasan dada
2. Pernapasan perut
b. Diafragma datar
sampai ke paru-paru (rongga hidung dan nasal, faring, laring, trakea, percabangan
(O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbondioksida
11
(CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Saluran pernapasan
1. saluran pernapasan atas, terdiri dari lobang hidung, rongga hidung, faring,
laring
Infection (ARI). Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adekyasa, seperti
atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai
12
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan6
gejala biasanya cepat, mulai dari jam ke hari setelah timbulnya infeksi. Gejalanya
meliputi demam, batuk, dan sering sakit tenggorokan, pilek, sesak napas, mengi,
atau kesulitan bernapas. Patogen yang menyebabkan penyakit ini termasuk virus
Infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi akut yang menyerang satu
komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang
terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan
tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya
13
bagian atas antara lain Otitis Media, Faringitis, dan Sinusitis. Faringitis akut dan
infeksi pada telinga sering kali berkembang menjadi komplikasi yang parah pada
bakteri yang secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otitis media akut
dan otitis media efusi. Otitis media akut dapat terjadi bila ada infeksi bakteri atau
dan tandanya lebih dari satu serta muncul secara cepat seperti demam, otalgia,
efusi, terjadi penumpukan cairan di bagian ruang tengah telinga. Hal ini terjadi
yang tidak dapat direfleksi, menonjol, dan tidak bergerak saat dilakukan otoskopi
pneumatik.9
catarrhalis (10%), dan sekitar 20-30% diduga etiologi oleh virus. Antimikroba
dosis tinggi (80-90 mg/kgBB/hari) terbagi dalam tiga dosis setiap harinya. Pasien
14
azitromisin, dan klaritromisin. Jika gejalanya parah, misalnya suhu tubuh di atas
390C dan terjadi otalgia yang parah maka pilihan pertamanya adalah amoksisilin-
2.3.1.2 Faringitis
sekitarnya akibat infeksi bakteri atau virus. Faringitis biasanya timbul bersama-
sama dengan rhinitis, tonsillitis, dan laryngitis. Faringitis dapat disebabkan oleh
Gejala yang timbul akibat bakteri seperti demam yang muncul secara tiba-tiba,
disfagia (kesulitan menelan), sakit tenggorokan, dan mual. Jika infeksi yang
pembengkakan kelenjar limfa, tidak batuk, demam dengan suhu tubuh > 380C.
Gejala yang timbul akibat virus seperti demam, nyeri menelan, batuk, kongesti
adalah penisilin. Jika alergi terhadap penisilin maka dapat digunakan makrolida,
2.3.1.3 Sinusitis
15
disebabkan alergi, virus, bakteri, atau jamur (jarang). Sinusitis merupakan infeksi
pada sinus yang terjadi secara akut (sampai dengan 4 minggu). Bakteri yang
keluarnya cairan kental berwarna dari hidung, sumbatan di hidung, nyeri muka,
sakit gigi, dan demam. Terapi utamanya adalah dengan antimiroba. Sinusitis
tanpa komplikasi bisa diobati dengan amoksisilin atau kotrimoksazol. Jika terjadi
bakteri.
bakteri, virus, jamur, dan protozoa yang menyerang saluran napas bagian epiglotis
atau larin, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Sebagian besar infeksi ini
bertahan pada pintu masuk sel pejamu, evasi atau sirkumvensi terhadap
mekanisme pertahanan tubuh, menimbulkan gejala klinis, dan keluar dari pejamu
virulensi yang bersifat mosaik serta merupakan bagian integral dari respon tubuh
16
pejamu yang juga bersifat mosaik.9
Penyebab yang paling sering adalah virus RSVs dan virus parainfluenza.
bronkitis.
2.3.2.1 Pneumonia
produktif dengan sputum berwarna atau berdarah, nyeri dada, takikardi, takipnea,
badan, dan sputum yang berabu menjadi ciri khas. Abses paru berkembang
tes serologi.
penyakit berat.10
17
Staphylococcus aureus atau Streptococcus lainnya. Mycoplasma
2.3.2.2 Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah infeksi virus akut pada saluran pernafasan bawah bayi
yang menunjukan pola musiman yang tetap, puncaknya selama musim dingin dan
bayi yang berusia 2-10 bulan. Penyebab utamanya adalah virus Respiratory
sekunder hanya terjadi pada sedikit kasus. Gejalanya adalah gelisah, nafas cepat,
Bronkiolitis dapat sembuh sendiri dan umumnya tidak memerlukan terapi, selain
menghilangkan kecemasan dan sebagai antipiretik, kecuali bila bayi hipoksia atau
dehidrasi.10
pasien lebih lama dirawat di rumah sakit, semakin lama di ICU, dan semakin lama
Bronkitis akut sebenarnya penyakit yang dapat sembuh sendiri dan jarang
18
adalah Mycoplasma pneumonia, Chlamydia pneumonia, dan Bordetella pertussis.
Gejalanya adalah batuk lebih dari 5 hari dengan sputum purulen, sakit
tenggorokan, sakit kepala, dan demam dengan suhu tubuh >390C. Antibiotika
pilihan pertama yang digunakan untuk terapi bronkitis akut adalah azitromisin,
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri dan virus. Bakteri
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
hujan.13
19
(termasuk di dalamnya virus para-influensa, virus influensa, dan virus campak),
batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk
bronkitis.
a. Pneumonia Berat
20
adanya tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam yang
Bila tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah dan frekuensi
pernapasan normal.
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:
Kejang
Kesadaran menurun
Stridor
Wheezing
Demam / dingin
2. Pneumonia Sedang
3. Pneumonia
21
bila batuk dan terjadi kesukaran bernapas yang disertai dengan
napas cepat, yaitu >50 kali/menit untuk umur 2-12 bulan, dan >40
4. Non pneumonia,
Non pneumonia bila mengalami batuk pilek saja, tidak ada tarikan
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak
tahun yaitu :
Kejang
Kesadaran menurun
Stridor
Gizi buruk
ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema
fungsi siliare.14
Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing,
22
(takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea
oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan
Batuk
Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal
Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak
diraba.
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang
23
Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut:
waktubernafas.
Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
a. Usia / Umur
24
menunjukan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA dari
0-5 tahun, sebagian besar kematian balita di Indonesia karena ISPA. Balita
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Karena pada usia balita daya tahan tubuh
b. Jenis kelamin
Indonesia masalah ini tidak terlalu di perhatikan, namun banyak penelitian yang
c. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit
dan rambut terus berganti, sel-sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak
dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk
pekerjaan tubuh.
d. Status Imunisasi
25
kekebalan terhadap penyakit secara aktif sehingga anak dapat terhindar dari suatu
penyakit. Oleh sebab itu anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap akan lebih
lengkap.
e. Faktor Lingkungan
ISPA. Keadaan lingkungan yang kotor khususnya perumahan yang kotor dan
limbah, sampah dan kotoran yang tidak teratur dengan baik menyebabkan sampah
Menjaga kesehatan gizi yang baik akan mencegah atau terhindar dari
putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup. Kesemuanya itu
akan menjaga badan tetap sehat. Dengan tubuh yang sehat maka kekebalan
tubuh akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus atau bakteri
2 Imunisasi
26
maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan
mengurangi polusi asap dapur atau asap rokok yang ada di dalam rumah.
kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini
melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini
Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh
secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara
bibit penyakit).
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
27
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA . Berikut penatalaksanaan ISPA yang
Foundation.
Dengan antibiotik
tidak membaik dalam 10 hari atau tidak memburuk dalam 5-7 hari.
Tanpa antibiotik
antibiotik.
2. Faringitis
Dengan antibiotik
28
antibiotik.
Tanpa antibiotik
gejala seperti di atas tidak biasa ditemukan pada Strep grup A. dan
Dengan antibiotik
akut pada bronchitis kronis dan PPOK. Pada pasien dengan kondisi yang
Tanpa antibiotik
Dengan antibiotik
Tanpa antibiotik
29
Pertimbangkan untuk memondokkan pasien jika skor PSI > 90,
yang tidak stabil atau jika penilaian klinis tidak terdapat indikasi.17
1. Pemeriksaan
untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung
napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal,
melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit.
2. Pengobatan
30
diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
prokain.
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk
hari.
tempat tidur istirahat. Ini biasanya tidak sulit untuk suhu yang
ditinggikan tetapi menjadi sulit ketika anak merasa baik. Sering anak
31
membuat mereka menangis melampui batas tempat tidur.
4. Mengembangkan kenyamanan
Anak yang lebih tua biasanya mampu untuk mengatur keluarnya bunyi
5. Menurunkan Suhu
sangat tinggi. Orang tua mengetahui cara merawat suhu anak dan
ketika mereka batuk / bersin dan mengatur tisu dengan pantas seperti
32
yang terinfeksi pernafasan tidak berbagi cangkir minuman, baju cuci/
handuk.
7. Mengembangkan Hidrasi
Cairan tinggi kalori seperti colas, jus buah air pewarna dan pemanis
8. Pemenuhan Nutrisi
Hilangnya nafsu makan adalah karakter anak yang terinfeksi akut dan
Orang tua juga secara kontinyu memberi banyak pengobatan pada anak
33
2.10 Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu : penyakit
yang berat dapat mengancam jiwa, bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris. Tindakan
tekanan jalan napas positif kontinu (continous positive airway pressure), atau
2.10.1 Antibiotik
pemakaian antibiotik harus dipakai pola berpikir tepat yaitu diagnosis tepat,
pilihan antibiotik yang tepat dan dosis yang tepat, dalam jangka waktu yang
34
1. Penicillin
berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh, tetapi penetrasi kedalam
cairan otak kurang baik kecuali selaput otak mengalami infeksi. Golongan
dan Amoksillin.
2. Quinolon
negatif namun lebih kuat terdap bateri garam negatif. Golongan obat
3. Makrolida
4. Sulfonamida
dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan
35
RNA bakteri, obat antibiotik yang termasuk dalam golongan ini adalah
1. Analgesik–Antipiretik
2. Antihistamin
3. Kortikosteroid
36
analisis menunjukkan bahwa steroid mampu mengurangi gejala dalam
4. Dekongestan
pada nasal, sinus serta mukosa. Ada beberapa agen yang digunakan
5. Bronkodilator
pernapasan.19
6. Mukolitik
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang mengumpulkan data survey dan anasis data secara deskriftif.
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, perubahan, kesamaan, dan
saluran pernapasan akut (ISPA) pada Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga
obat yang menderita penyakit ISPA di Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga
38
3.4 Populasi dan sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh pasien yang mengalami infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang rawat jalan yang berobat di Puskesmas
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua resep pasien umum berobat
menerima pengobatan dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2018.
3.4.2 Sampel
status medik pasien untuk melihat diagnosis yang diberikan oleh dokter kepada
pasien serta penatalaksanaannya, berupa jenis kelamin, umur dan resep obat
pasien yang menerima obat ISPA untuk melihat jenis obat, unit obat, dan
frekuensi obat ISPA yang diberikan kepada tiap pasien di Puskesmas Aek
39
Tabel 3.1 Data umum Pasien penderita ISPA
a.
b. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
3.
Jumlah
c.
d. Umur
1. Balita : ( 0 - 5 Thn)
2. Anak : ( 6 - 11 Thn)
3. Remaja : (12 - 25 Thn)
4. Dewasa : (26 – 45 Thn)
5. Lansia : (46 – 65 Thn)
6. Manula : ( 66 Thn keatas)
7.
Jumlah
40
Tabel 3.1 Pemakaian Obat Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang digunakan pada
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Puskesmas Aek Parombunan Kota
Sibolga periode Januari – Maret 2018.
41
3.6 Pengolahan dan Analisa Data
hipotesis. Proses analisis data adalah merubah data menjadi informasi yang
berbagai permasalahan.
42
Obat - obat infeksi saluran pernapasan akut yang dugunakan di Puskesmas
43
BAB IV
1°43΄- 1°44 ‘Lintang Utara dan 98°47΄ -98°48΄ Bujur Timur dengan Luas
Wilayah kecamatan 313,85 Ha, berbatasan di sebelah Utara dan sebelah Timur
Tapian Nauli dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Sambas.
yang memiliki Luas Daerah : 1,290 Km2 yang secara Administratif memiliki 2
16.322 jiwa
Dengan rincian berdasarkan jenis kelamin sebanyak 8.339 jiwa adalah laki-
sebagai berikut :
44
Alamat : Jalan Jenderal Sudirman No. 59 Sibolga
2 unit ambulan
45
1 ruang aula
1 ruang pendaftaran
1 ruang poned
1 ruang imunisasi
1 ruang KIA
1 ruang kesling
1 ruang TB Paru
1 ruang laboratorium
1 ruang gizi
1 ruang IGD
1 poli anak
1 poli dewasa
1 poli lansia
1 poli gigi
1 poli umum
masyarakat, Pukesmas Aek Parombunan pada wilayah kerjanya dibantu oleh unit
46
Puskesmas Pembantu Parombunan
priode Januari – Maret 2018, didapatkan data umum pasien sebagai berikut :
f. Umur
8. Balita : ( 0 - 5 Thn) 85 24,49
9. Anak : ( 6 - 11 Thn) 66 15,85
10. Remaja : (12 - 25 Thn) 15 4,32
11. Dewasa : (26 – 45 Thn) 46 13,26
12. Lansia : (46 – 65 Thn) 66 18,30
13. Manula : ( 66 Thn keatas) 80 23,06
Jumlah 347 100
47
Tabel 4.2 Data hasil penggunaan obat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di
Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga periode Januari – Maret
Tahun 2018.
48
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dituangkan dalam bentuk Grafik batang
Grafik 4.1 Frekwensi Penggunaan obat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
periode Januari – Maret tahun 2018 di Puskesmas Aek Parombunan
Kota Sibolga.
700
Januari
Pebruari
600
Maret
500
400
300
200
100
0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
Keterangan :
49
4.3 Pembahasan
Puskesmas Aek Parombunan Kota Sibolga berperan sangat penting dalam upaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dan hal ini sejalan dengan
Dari hasil penelitian pada Tabel 4.1 diketahui bahwa penderita ISPA
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 189 pasien (54,47%), sedangkan yang
(64,9 %) yang dapat menimbulkan resiko lebih besar sebagai penyakit ISPA
pengelompokan umur dari Tabel 4.1 didapat bahwa anak balita umur 0-5 tahun
(15,85%), remaja umur 12-25 tahun sebanyak 15 orang (4,32%), dewasa umur 26-
(18,30%) dan manula umur lebih dari 66 tahun sebanyak 80 orang (24,06%).
Tingginya persentase pada kelompok umur balita hal ini disebabkan oleh faktor
lingkungan yang buruk seperti status gizi, polusi dari pemakaian jenis bahan bakar
memasak, orang tua dan anggota keluarga yang merokok, sirkulasi dan ventilasi
50
udara dalam rumah yang kurang serta lingkungan dengan kepadatan hunian yang
tinggi dan kumuh yang merupaka faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA
pada balita.
Dari Tabel 4.2 dan Grafik 4.1 di atas bahwa jumlah penggunaan obat dalam
bentuk sediaan tablet hal ini dikarenakan bahwa penderita ISPA secara umum
pemakian dalam bentuk sediaan tablet yang oaling praktis digunakan. Sedangkan
penggunaan obat golongan antibiotik pada infeksi saluran pernapasan akut yang
51
yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri, sepertiinfeksi
bakteri, ini juga mengindikasikan bahwa kejadian ISPA yang paling banyak
disebabkan oleh bakteri. Sedang golongan obat antibiotik yang paling sedikit
52
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Jumlah penggunaan obat dalam bentuk sediaan tablet adalah bentuk sediaan
obat yang paling banyak digunakan pada pasien ISPA di puskesmas Aek
Parombunan kota Sibolga pada periode Januari – Maret 2018 hal ini
digunakan.
(17,33%), sedang obat antibiotik yang lain adalah Amoksilin syrup 125 mg
(0,28%),
53
3. Obat golongan antibiotik pada infeksi saluran pernapasan akut yang paling
5.2 Saran
penggunaan obat-obat pada pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan
54
DAFTAR PUSTAKA
55
19. Anonima, 2005. Pharmaceutical care untuk penyakit infeksi saluran
pernafasan.Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Diakses pada tanggal 2
Mei2018.http://binfar.kemkes.go.id/v2/wpcontent/uploads/2014/02/PC_INF
EKSI.pdf
20. Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran
Pernafasan Akut, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
21. Departemen Kesehatan RI, 2007, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006,
Medan
22. Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman program pemberantasan
penyakit infeksi saluran pernafasan akut untuk penanggulangan premonia
pada balita, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
23. Elizabeth J. Corwin. Patofisiologi. Jakarta; EGC: 2002.
24. Huswanda, 2010, Sistem Pernafasan, Jakarta : Penerbit Salemba Medika
25. Maryunani Anik. 2010. “Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan”. (Trnas
Info Media, Jakarta, 2010).
26. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Balita, Orang
Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer, Jakarta.
27. Nelson, 2003,Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta.
28. WHO. (2007). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
( ISPA ) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Pedoman Interim WHO, 12. Retrieved from
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.6
_ind.pdf diakses tanggal 8 April 2018
56
Lampiran. 1 Riwayat penggunaan obat infeksi saluran pernapasan (ISPA)
di Puskesmas Aek Parombunan kota Sibolga.
Obat Acetylcysteine GlyserylGuaiacolate Salbutamol Efedrin
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 0 0 9 9 0 0 0 0
2 9 9 0 9 9 0 0 6 0 6 6 0
3 0 0 0 0 0 9 6 0 0 0 0 6
4 0 9 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 9 0 9 9 9 9 0 0 6 6 6 6
7 0 0 0 0 6 0 0 0
8 0 0 0 9 9 9 0 0 0 0 6 0
9 9 0 9 9 0 9 6 0 6 6 0 0
10 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 0 0
11 9 9 0 0
12 0 9 0 9 9 9 0 0 0 0 6 6
13 9 9 0 9 9 9 0 0 0 6 0 0
14 0 0 0 0 0 6 0 0
15 0 9 9 0 9 9 6 0 0 0 6 6
16 9 0 9 9 0 0 6 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 9 0 0
19 0 9 0 9 9 9 0 6 0 6 6 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 9 9 9 0 6 0 6
22 0 9 0 9 9 9 0 0 0 6 6 0
23 0 0 9 0 0 9 0 0 0 0 0 6
24 9 9 0 9 9 9 0 0 0 0 6 0
25 0 0 0 0
26 9 0 0 9 9 9 6 0 0 0 0 6
27 0 0 0 9 0 9 0 6 0 0 0 0
28 9 0 9 9 0 0 6 0
29 0 9 0 9 0 6 0 6
30 9 9 0 6
31 0 9 9 9 0 0 0 0
Total 81 72 63 162 126 180 24 24 30 48 54 48
57
Obat Amoksillin Tablet Amoksillin Syrup Ciprofloxacin Erytromycin
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 27 18 0 1 6 6 9 0
2 9 18 18 1 1 0 6 6 0 0 0 0
3 18 27 18 0 0 1 0 0 6 0 0 0
4 9 1 0 0
5 18 `18 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 9 27 18 1 1 1 6 6 6 0 0 9
7 18 18 0 0 0 0 0 0
8 18 18 9 0 0 1 0 6 6 0 0 0
9 9 18 18 1 1 1 6 6 6 9 9 0
10 18 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 9 0 0 0
12 18 18 9 0 0 1 0 6 6 0 0 9
13 9 18 18 1 1 0 6 6 0 0 0 0
14 18 18 0 0 0 0 0 0
15 18 9 9 0 0 1 0 6 6 0 0 0
16 9 18 1 0 6 0 0 0
17 9 18 0 1 0 6 0 0
18 18 0 0 0
19 9 9 27 1 0 1 6 6 6 0 0 0
20 18 27 18 0 1 0 0 6 0 0 0 0
21 9 9 0 1 0 6 0 0
22 9 18 18 1 1 0 6 6 0 9 9 0
23 18 18 18 0 0 0 0 0 6 0 0 0
24 9 18 18 1 1 1 6 6 6 0 0 9
25 9 0 0 0
26 18 9 9 1 1 1 6 6 6 0 0 0
27 9 27 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 18 18 0 0 6 0 9 0
29 9 18 0 1 0 6 0 9
30 18 1 6 0
31 9 18 0 1 0 6 0 0
Total 333 414 396 11 9 13 60 90 84 18 36 36
58
Obat Cotrimoksazol Ampisilin Levofloksasin Cefexim
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 6 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 6 0 0000 0 9 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0
9 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 9 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 6 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0
19 6 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 6 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0
26 0 0 0 9 0 9 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 12 12 18 18 18 27 6 6 6 0 6 0
59
Obat Clindamicin Ibuprofen Paracetamol tablet Paracetamol syrup
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 0 0 0 0 27 18 0 1
2 0 0 0 0 0 0 27 18 36 1 1 0
3 0 0 0 0 0 0 18 54 18 0 0 0
4 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 18 18 18 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 36 27 18 1 1 1
7 0 0 0 0 18 18 0 0
8 0 0 0 0 9 0 18 45 36 0 1 0
9 0 0 0 0 0 0 45 18 18 1 0 1
10 9 0 0 0 0 0 18 36 18 0 0 0
11 0 0 27 1
12 0 0 0 0 0 0 9 18 45 0 1 1
13 0 0 0 0 0 0 36 18 18 1 1 0
14 0 0 0 0 18 18 0 0
15 0 0 0 0 0 0 18 9 36 0 1 1
16 0 0 9 0 18 36 1 0
17 0 0 0 0 9 18 0 0
18 0 0 18 0
19 0 0 0 0 0 0 27 27 18 1 1 1
20 0 0 0 0 0 0 9 27 18 0 0 0
21 0 9 0 0 18 9 0 1
22 0 0 0 0 0 0 9 18 18 1 1 0
23 0 0 0 0 0 0 18 54 18 0 0 1
24 0 0 0 0 0 0 27 18 18 1 1 1
25 0 0 9 0
26 0 0 0 0 0 0 18 45 36 1 0 1
27 0 0 0 0 0 0 18 27 9 0 0 0
28 0 0 0 0 18 18 1 0
29 0 0 0 0 36 27 0 1
30 0 0 18 0
31 0 0 0 0 9 18 1 1
Total 9 0 9 9 9 0 522 594 558 11 10 12
60
Obat Asam Mefenamat CTM Cetrizin Loratidin
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 0 0 9 9 0 0 0 0
2 0 0 0 9 9 9 6 6 6 0 1 0
3 0 0 0 9 9 9 6 6 0 0 0 0
4 0 9 0 0
5 0 0 0 9 0 9 6 0 0 0 0 0
6 0 0 0 9 9 9 6 6 6 0 0 1
7 0 0 9 9 0 6 0 0
8 0 9 0 9 9 9 6 6 0 0 0 0
9 0 0 0 9 9 9 6 0 6 1 0 0
10 0 0 9 9 9 9 0 6 6 0 0 0
11 0 9 5 0
12 0 0 0 0 9 9 0 6 6 0 0 0
13 0 0 0 9 9 9 6 0 6 0 0 0
14 0 0 9 9 6 0 0 1
15 0 9 0 0 9 9 0 6 6 1 0 0
16 9 0 9 9 6 0 0 0
17 0 0 9 9 6 6 0 0
18 0 9 0 0
19 0 0 0 9 9 9 6 6 0 0 1 0
20 0 0 0 9 0 9 6 0 6 0 0 0
21 0 0 9 9 6 6 0 0
22 0 0 9 9 9 9 6 6 0 0 0 0
23 0 0 0 0 9 9 0 0 6 0 0 0
24 0 0 0 9 9 9 6 6 6 0 0 0
25 0 0 0 0
26 0 0 0 9 9 9 6 6 6 1 0 0
27 0 0 0 0 9 9 0 6 0 0 0 0
28 0 0 9 9 0 6 0 0
29 0 0 9 9 6 0 0 0
30 0 9 0 0
31 0 0 9 9 6 6 0 0
Total 9 9 18 189 189 225 102 90 96 3 2 3
61
Obat Diphenhidramin
HCL Vit. B.1 Vit. B.6 Vit. B.Comp
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 0 0 0 0 0 0 9 9
2 0 9 0 0 0 0 0 9 0 9 18 18
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 9 9
4 0 0 0 9
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 18 9
6 0 0 9 0 0 0 0 0 9 9 9 18
7 0 0 0 0 9 0 18 9
8 0 0 0 0 9 0 0 0 0 18 9 18
9 8 0 0 0 0 0 9 0 0 9 9 9
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 18 9
11 0 0 0 9
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 9
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 18
14 0 9 0 0 0 9 18 9
15 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9
16 0 0 9 0 0 0 9 18
17 0 0 0 0 0 0 18 18
18 0 0 0 18
19 0 9 0 0 0 0 0 9 0 9 18 9
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9
21 0 0 0 0 0 0 18 9
22 0 0 0 0 0 9 0 0 0 9 9 9
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 9
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9 9
25 0 0 0 0
26 9 0 0 0 0 0 9 0 9 9 18 9
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 9
28 0 0 0 0 0 0 18 9
29 0 0 0 0 0 0 9 9
30 0 0 0 9
31 0 0 0 0 0 0 18 9
Total 27 18 18 9 9 9 18 27 27 262 315 270
62
Obat Vit. C
Tgl JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR JAN PEB MAR
1 9 9
2 9 9 0
3 0 0 9
4 9
5 0 0 0
6 9 9 9
7 0 0
8 0 9 9
9 9 9 9
10 0 0 0
11 9
12 0 9 9
13 9 9 0
14 0 9
15 0 0 9
16 9 0
17 0 9
18 0
19 9 9 9
20 0 9 0
21 0 9
22 9 9 0
23 0 0 9
24 9 9 9
25 0
26 9 9 9
27 0 0 0
28 9 9
29 0 9
30 9
31 0 9
Total 108 126 144
63
Lampiran 3. Perhitungan persentase masing-masing obat ISPA
Formula perhitungan :
64
% Levofloksacin 500 mg = 18 x 100 % = 3,11 %
6.595
65
Lampiran 4. Contoh gambar resep obat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
66
67
68
69
70
71
Lampiran 5. Contoh gambar obat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
72
Salbutamol tablet 2 mg
Ephedrine tablet 10 mg
73
Amoxicillin tablet 500 mg
74
Glyceryl Guaiacolate tablet 100 mg
75
Cotrimoxazole tablet 480 mg
76
Levofloxacin Tablet 500 mg
77
Clindamycin capsul 150 mg
78
Ibuprofen tablet 400 mg
79
Paracetamol syrup 120 mg
80
Chlorpheniramine 4 mg
Cetrizine tablet 10 mg
81
Loratidine 10 mg
Diphenhidramine HCL
82
Vitamin B1 tablet 100 mg
Vitamin B6 tablet 10 mg
83
Vitamin B1 tablet 100 mg
Vitamin B6 tablet 10 mg
84