ditandai oleh lambang korps yang sama, dengan tambahan tanda lokasi terbentuknya pasukan.
• Lambang korps yang lama sebelum tahun 1973 berupa lencana berupa perisai dari bahan logam
kuningan dengan gambar yang sangat sederhana. Di tengah bulatan terdapat bendera merah
putih dan di luar lingkungan terpampang tulisan “Pasukan Pengerek Bendera Pusaka”.
termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2. Sepasang anggota Paskibraka bermakna Paskibraka terdiri atas anggota putra dan putri yang
dengan keteguhan hati bertekad mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
TANDA PENGUKUHAN
Sebagai tanda berakhirnya suatu pelatihan setiap peserta dikukuhkan oleh penanggung jawab
latihan dengan pengucapan ikrar sambil memegang Sang Merah Putih dan kemudian
menciumnya sebagai “kiasan” kesediaan untuk setia dan membela Sang Merah Putih.
Tanda pengukuhan yang dikenakan berupa pita/sabuk atau kendit yang dililitkan ke pinggang
dan disimpulmatikan di bagian depan (perut). Pada zaman dahulu, kendit merupakan tanda
kesetiaan ksatria kepada kerajaannya. Sekarang para peserta yang telah selesai tahap pelatihan
diharapkan memiliki sifat ksatria dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari.
Kendit dibuat dari kain. Pada saat Latihan Pandu Ibu Indonesia ber-Pancasila dan pasukan I s.d. IV warna
kendit masih polos dua warna: hijau untuk anggota pasukan dan ungu untuk penatar atau pembina.
Karena kendit wa rna polos menyerupai sabuk kecakapan dalam olahraga beladiri, maka Bapak Idik
Sulaeman kendit disempurnakan menjadi kendit bermotif. Motif tersebut berupa gambar rantai 17 mata
rantai bulat dan 17 mata rantai belah ketupat, semua mata rtantai berisi huruf yang membentuk kalimat
PANDU IBU INDONESIA BER-PANCASILA. Semula ukuran lebar dan panjang kendit adalah 5 cm dan 17
dm yang melambangkan tanggal 17 dan 5 sila. Akan tetapi karena kesulitan teknik printing ukurannya
berubah menjadi 5 cm dan 140 cm.
PENDAMPING pemuda
warna ungu untuk Latihan PENATAR
Kepemudaan
warna abu-abu untuk Latihan PENAYA
Kepemudaan
Makna Lambang Dan Atribut
Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman menciptakan lambang anggota Paskibraka yang digunakan hingga
sekarang. Semula pada kelopak bahu seragam Paskibraka dikenakan tanda ciri pemuda dan pramuka
yang diberi lambang bintang segilima besar dan tunas kelapa kembar. Akan tetapi karena banyak kritikan
akhirnya lambang tersebut diganti. Lambang tersebut sampai sekarang dipakai di kelopak bahu baju
berupa kontur perak di atas bulatan putih yang diletakkan pada segiempat berwarna hijau.
Lambang anggota PASKIBRAKA adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh
sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat. Mata rantai bulat
berjumlah 16 dan mata rantai belah ketupat juga berjumlah 16. Lambang berupa bunga teratai yang
tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota PASKIBRAKA
adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang (mekar)
dan membangun. Bunga teratai berdaun bunga 3 helai tumbuh ke atas dan 3 helai tumbuh mendatar. 3
helai pertama bermakna: belajar, bekerja dan berbakti, 3 helai lain bermakna: aktif, disiplin dan gembira.
Mata rantai melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada
diberbagai pelosok penjuru (16 penjuru mata angin) tanah air. Rantai persaudaraan tanpa memandang
asal suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan
sebangsa yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat
pertahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam
dada setiap anggota PASKIBRAKA.