Anda di halaman 1dari 7

QADHA DAN QADAR:

ANTARA SEBAB, IKHTIAR DAN TAWAKAL1

‫ْ وو وعوسىَ أونن هتتبِحُبينواْ وشنيئئاً ووههوو وشر لوهكنم؛ْوواْله يوينعلوهم وو اْونَنيتهنم لو توينعلوهمنوون‬،‫خييرر لوهكنم‬
‫وو وعوسىَ أونن تونكورههنواْ وشنيئئاً ووههوو و ن‬
[216:‫] اْلبِحُقرة‬
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Al
Baqarah:216”

BERIMAN KEPADA QADHA’ ALLAH DAN QADAR-NYA

Beriman kepada qadha’ dan qadar Allah adalah kemestian bagi seorang muslim
yang meyakini Allah  sebagai pencipta alam semesta, yang maha luas ilmu-Nya, maha

1
Rasulullah  memperingatkan untuk tidak membicarakan tentang masalah qadha’dan qadar dengan
pembicaraan yang terlalu dalam karena justru dikhawatirkan akan menggelincirkan keimanan. Perlu
disadari di awal bahwa rahasia tujuan pembicaraan masalah takdir ini adalah agar kita senantiasa
optimis: jangan terlalu berduka dari apa yang luput dari usaha kita dan tidak terlampau bergembira dan
sombong atas keberhasilan usaha kita. Agar kita tidak menjadi syirik: dengan bergantung kepada usaha
kita sendiri dan melupakan keberadaan Allah [sebagaimana paham qadariyah]. Atau agar kita tidak
menjadi fatalis: dengan menggantungkan diri pada Allah saja tanpa usaha [sebagaimana faham
jabariyah].
Firman Allah  :
‫ن َقبََْل‬ْ ََِ‫ل ِفى ِكتَََبِ م‬
ّ ‫م ِإ‬
ْ ‫ك‬ُ ‫س‬
ِ ‫ف‬ ُ ‫ل ِفى َأْن‬ َ ‫لْرضِ َو‬ َ ‫ة ِفى ْا‬
ٍ ‫صيَْب‬ ِ ‫م‬
ُ ‫ن‬ ْ ‫م‬ِ ‫ك‬
َ ‫اب‬ َ ‫ص‬ َ ‫ما َأ‬ َ
‫حوْا‬
ُ َ‫فر‬ َ
ْ ‫لت‬َ ‫م َو‬ َ َ َ
ْ ُ‫علَى ما فآتك‬ َ ‫وا‬ ْ َ‫ل َتْأس‬َ ْ‫كي‬
َ ‫ ِل‬،ٌ‫سْير‬ َ
ِ ‫ك عَلى اللهِ َي‬ َ
َ ‫ها ِانّ َذِل‬ َ َ
َ ‫ن َنْبرأ‬ ْ ‫َا‬
[23-22:‫مخْتالٍ َفخُوْر ] الحديد‬ْ ُ َ ُ ‫ب‬ ُ َ
ّ ِ‫ وَ اللهُ ل يُح‬.ْ‫كم‬ ْ ً ‫آت‬َ ‫ما‬ َ ‫ِب‬
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi ini (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (lauh mahfudzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu,
dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” QS Al Hadid:22-23
besar karunia dan kekuasaan-Nya. Sebagaimana diterangkan Rasulullah  dalam ketika
ditanya Jibril :
‫ أن تييؤمن بيياًل و ملئاكتييه وكتبِحُييه و اْليييوم اْلخيير و تييؤمن باًلقييدر خيهر وش يرهر ]رواْهر‬:‫فيياًخبنر عيين اْليإيياًن؟ قيياًل‬...
[‫مسلم‬
“Terangkan kepadaku tentang iman: Rasulullah menjawab: Hendaklah engkau
beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya,
kepada Rasul-rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta beriman kepada ketentuan baik-
buruknya” HR Muslim
Qadha’ secara bahasa dapat memiliki makna:
hukum [‫ ;]قضييىَ يقضييىَ قضيياًء‬perintah [ ‫ ;] وقضييىَ ربيبيكّ أل تعبِحُييدواْ إل اْييياًهر‬kabar [ ‫]و قضيييناً اْليييه اْلميير‬.
Yang dimaksud disini ialah arti yang pertama. Adapun qadar, maka ia adalah takdir,
yaitu menentukan atau membatasi ukuran segala sesuatu sebelum terjadinya dan
menulisnya di Lauhul Mahfudz. Qadha’ adalah hukum Allah  yang telah Dia tentukan
untuk alam semesta ini, dan Dia jalankan alam ini sesuai dengan konsekuensi hukum
Nya dari sunah-sunah yang Dia kaitkan antara sebab-sebabnya.
Makna beriman kepada qadar ialah membenarkan bahwa yang terjadi –baik
dan buruk- itu adalah atas qadha’ dan qadar Allah . Berhusnudhon kepada Allah 
bahwa semua yang telah ditakdirkan adalah untuk sebuah hikmah yang diketahui oleh-
Nya. Allah tidak pernah menciptakan/ menghendaki kecuali kemaslahatan. 2

َ
2
ُ‫مي ْع‬
ِ ‫س‬ ْ ُ ‫ه ي َْرُزقَها وَ إَّياك‬
ّ ‫م وَهُوَ ال‬ ُ ‫ل رِْزقَُها الل‬
ُ ‫م‬ ْ َ ‫داب َةٍ ّل ت‬
ِ ‫ح‬ َ ‫ن‬
ْ ‫م‬
‫وَ كأ يين ي‬
ْ
ِ ‫الَعل ِي ْم‬
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang
memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al ankabut:
60
‫ن‬
ْ ‫م‬ ِ ْ ‫فَها وَي ُؤ‬
ِ ‫ت‬ ْ ِ ‫ضع‬َ ُ ‫سَنة ي‬
َ ‫ح‬َ ‫ك‬ُ ‫ن َت‬ َ ‫قا‬
ْ ِ ‫ل ذ َّرةٍ وَإ‬ َ ْ ‫مث‬ ُ ِ ‫ه ل َ ي َظ ْل‬
ِ ‫م‬ َ ‫ن الل‬
ّ ِ‫إ‬
[40:‫ما ]النساء‬ َ َ ْ ‫ل ّد ُن‬
ً ْ ‫جًرا ع َظ ِي‬
ْ ‫كأ‬
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan
sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang
besar. An Nisa:40
[‫ه ]رواه احمد‬
ُ ‫خي ًْرا ل‬
َ ‫ن‬ َ ّ ‫ضاًء إ ِل‬
َ ‫كا‬ َ َ‫ن ق‬
ٍ ‫م‬ ُ ْ ‫ضى الله ل ِل‬
ِ ْ ‫مؤ‬ ْ َ ‫ل َي‬
ِ ‫ق‬
“Allah tidak menetapkan qadha’ bagi orang mukmin, melainkan itu merupakan kebaikan baginya. HR
Ahmad”
Kebaikan/kenikmatan datangnya dari Allah  dan bencana yang menimpa adalah peran
dari kesalahan diri sendiri.3 Apa yang terjadi adalah telah ditakdirkan dan siapapun
tidak akan pernah bisa lari dari ketentuan itu; 4 maka dia harus bertawakal mengevaluasi
sebab-sebab yang tidak dilaksanakan, insyaf dan bertaubat atas kesalahan-kesalahan.
Apa yang belum terjadi adalah diketahui ketentuannya oleh Allah , akan tetapi bagi
makhluk adalah hal yang ghaib, yang dia harus rencanakan, mengusahakan sebab-
sebab demi keberhasilan ikhtiarnya, dan menyadari dalam proses berikhtiar itulah Allah
menguji hamba-Nya untuk diketahui siapa yang terbaik amalannya 5. Sebab bagian dari
qadar Allah adalah qadha’-Nya tentang anugerah kemampuan pilihan dan ikhtiar dan
anugerah berupa sarana-sarana untuk memilih dan berikhtiar itu. Dia memberi petunjuk

َ َ
3
‫ك‬َ ‫س‬
ِ ‫ف‬
ْ َ‫ن ن‬ ِ َ‫سي يئ َةٍِ ف‬
ْ ‫م‬ َ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ك‬ َ ‫ن اللهِ َوما َ أ‬
َ َ ‫صاب‬ ِ َ‫سن َةٍ ف‬
َ ‫م‬ َ ‫ح‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬ َ َ ‫صاب‬
ِ ‫ك‬ َ ‫ما أ‬
َ
[79:‫] النساء‬
“ Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka
dari dirimu sendiri”An Nisa:89
4
Ketika ketentuan Allah berlaku di Uhud, dimana setelah berusaha mengambil sebab dan berstrategi
namun kaum muslimin dikalahkan; orang orang munafik menyesalinya kenapa ikut perang. Digambarkan
oleh Allah : “Mereka berkata seandainya ada bagi kita barang sesuatu dalam urusan ini, niscaya kita
tidak akan dibunuh (dikalahkan) disini. Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang
yang ditaqdirkan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh” Qs Ali Imron:154
5
‫الذى خلق الموت والحيوة ليبلوكم أيكم أحسن عمل وهو العزيز‬
[2:‫الغفور ] الملك‬
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” Qs Al Mulk:2
kepada siapa yang Dia kehendaki karena hikmah-Nya 6. Allah  tidak ditanya apa yang
Dia lakukan, tetapi manusialah yang ditanya tentang amal perbuatan mereka. 7

DIANTARA KETENTUAN ALLAH  ADALAH TENTANG SEBAB-AKIBAT PERBUATAN


Ust. Yusuf Qardhawi menerangkan bahwa banyak orang salah memahami
persoalan takdir dan salah mengambil sikap dalam bertawakal dikarenakan melupakan
sebab-sebab. Hanya melihat hasil akhir dan tidak melihat proses. Padahal sebab akibat
merupakan salah satu qadha’ Allah. Ketika banyak orang terkagum-kagum dengan
keberhasilan Dzulkarnain dalam pemerintahannya Allah memberitahu rahasia
suksesnya. Dengan kehendak-Nya, Allah menentukan sebab-sebab keberhasilan dan
Dzulkarnain patuh mengikuti sebab-sebab itu. Firman Allah :
[84]ً‫ض وواْوتو نييينو هه تمينن هكيلل وشينيءء وسيبِحُوبِحُئا‬
‫[ تإننَاً ومنكنناً لوهه تف اْنلونر ت‬83] ْ‫ْقهنل وسأوتنيلهنواْ وعلونيهكنم تذنكئرا‬، ‫ي‬
‫كّ وعن ذهىُنلوقرنَوي ن ت‬
‫ن‬ ‫وويونسئويهلونَو و‬
[85] ‫فوأوتنيبِحُووع وسبِحُوبِحُاًئ‬
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah:
"Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya". Sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya
jalan/sebab-sebab (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuhi sebab-
sebab itu. Al Kahfi: 83-85

IKHTIYAR

6
“Demi jiwa dan penyempurnaannya; maka Kami ilhamkan kepada jiwa itu fujuraha (potensi buruk) wa
taqwaha (potensi taqwa); Dan sungguh beruntung bagi yang mensucikannya(dengan sifat taqwa)..” As
Syams:7-9
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” Al A’raaf:179
“ Dan katakanlah: “ Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa yang ingin beriman
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa ingin kafir biarlah ia kafir Qs Al Kahfi:29
[3:‫ما كفورا] النسان‬ ‫ما شاكرا و إ م‬ ‫إنا هديناه السبيل إ م‬
“ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur ada pula yang kafir” Qs
Al Insan:3
7
َ ْ‫سئ َل ُو‬
[23:‫ن ]النبياء‬ ْ ُ‫م ي‬ ُ َ‫فع‬
ْ ُ‫ل وَه‬ ْ َ ‫مَا ي‬
ّ َ‫ل ع‬ ْ ُ‫ل َ ي‬
ُ َ ‫سئ‬
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.” Al anbiya:23
Ust. Abdullah Nashih Ulwan, mejelaskan dua dimensi taqdir dari sudut
pandang makhluk: taqdir yang musayyar [ yang hamba tidak ada ikhtiyar di dalamnya],
dan taqdir yang mukhoyyar [yang hamba diharuskan berikhtiyar dan disediakan
balasan atas ikhtiyarnya itu]. Atas sifat kasih sayang Allah, Dia memberikan potensi
dan sarana yang sifatnya musayyar [akal, petunjuk, peluang, fisik, dsb] yang dengan
potensi itu hamba harus berikhtiyar sehingga hadir ketentuan Allah yang terbaik untuk
hamba-Nya. Dengan kata lain, usaha untuk memenuhi ketentuan sebab akibat itulah
tempatnya ikhtiyar, adapun atas hasilnya tentu sesuai dengan qadar Allah yang
kemudian kita dituntut untuk bertawakal.
Firman Allah :
‫إتنن اْلو لو ييهغويليهر ماًو بتوقنوءم وحنت ييهغوتليهنواْ وماً بتأونَنيهفتستهنم؛ْ وو إتذواْ أووراْود اْله بتوقنوءم هسنوءئاْ فولو ومورند لويهه ووومياً وليهنم لمينن هدنونَيتته تمينن وواْ ءءل‬
[11:‫]اْلرعد‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Ar Ra’du:11
ً‫ت لتغوءد وواْتنيهقواْ اْللنهو إتنن اْللنهو وخبِحُتير تبوا‬ ‫ن‬ ‫نت‬
‫يواًأوييبوهاً اْلذيون ءواْومنهواْ اْتنيهقواْ اْللهو وونلتوينظهنر نَوينف ر‬
‫س وماً قوندوم ن‬
(18َ)‫توينعومهلوون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Al Hasyr:18

TAWAKAL
Ust. Abu Bakar Jabir al Jazaairi menyampaikan:
“Tawakal bagi seorang muslim ialah perbuatan, dan harapan dengan disertai
hati yang tenang, jiwa yang tenteram dan keyakinan yang kuat bahwa apa yang
dikehendaki Allah  pasti terjadi, apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi,
dan Allah  tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Karena orang Muslim mempercayai ketentuan-ketentuan Allah  [qadha’ Allah]
pada alam semesta, maka ia menyiapkan sebab-sebab yang diperlukan bagi semua
perbuatannya, berusaha sekuat tenaga untuk menghadirkan sebab-sebab tersebut dan
menyempurnakannya. Namun, ia tidak menyakini sebab-sebab adalah satu-satunya
jaminan untuk tercapainya tujuan dan kesuksesan usaha. Adapun pencapaian hasil dan
sukses, maka seorang Muslim menyerahkan nya kepada Allah, karena hanya Dia yang
Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia satu-satunya tempat bergantung! Dan bukan yang
lainnya.
Hanya menggantungkan kepada sebab adalah kesyirikan sementara
meninggalkan sebab yang diperlukan bagi perbuatannya padahal ia mampu
menyiapkannya adalah kefasikan.”
Ini adalah kandungan doa Rasulullah  setiap keluar rumah:
...‫بسم اْل توكلت علىَ اْل ول حول ول قوة إل باًل‬
“ Dengan Asma Allah, aku bertawakal kepada Allah, dan tidak ada daya dan upaya
kecuali dengan Allah..”
Allah  berfirman:
‫ف ي يتإوذاْ عزمت فويتويونكل عولىَ اْلت‬
‫و وو ن و و ن و‬
“ Jikalau kau bersungguh-sungguh akan melakukan sesuatu, berserahlah kepada
Allah.
‫ت‬
‫وو ومنن ينيتويوونكنل وعولىَ اْل فويههوو وحنسبِحُههه‬
“Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya” At
Thalaq:3
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” An Nahl:97
“Dan, barangsiapa mengerjakan amal-amal sholih danb dia dalam keadaan beriman,
maka dia tidak akan khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
pula pengurangan haknya.” Thaha:112
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, pasti Ia jadikan baginya jalan keluar> Dan
memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka”. At Thalaq:2-3

BEBERAPA NASIHAT TENTANG QADHA DAN QADAR


Ust. Majdi Fathi As Sayyid menyampaikan nasihat-nasihat berikut:
1. Jangan anda sedih terhadap sesuatu yang sudah berlalu sekalipun anda sangat
menginginkannya, ketahuilah itu tidak ditaqdirkan kepadamu, seandainya
ditaqdirkan pasti milik Anda.
2. Hiduplah di dunia ini dengan penuh kedamaian tanpa merasa takut, sebab tidak
akan terjadi sesuatu melainkan apa yang telah ditaqdirkan
3. Jangan anda takut sakit, fakir; ketahuilah bahwa apa yang ditaqdirkan Allah
atasmu pasti terjadi dan anda tidak bisa mengelak darinya
4. AMBILAH ASBAB DAN SERAHKANLAH KEPADA ALLAH HASILNYA
5. YAKINLAH BAHWA APA YANG DIPILIHKAN ALLAH KEPADAMU
ADALAH SUATU KEBAIKAN DAN SELAIN DARIPADA ITU ADALAH
KEBURUKAN
6. MINTALAH KEPADA ALLAH QADA’ YANG BAIK DAN SABAR KETIKA
ADA BALA’
7. Pemberi manfaat dan mudharat adalah Allah , maka ketika terjadi yang
bermanfaat ucapkanlah hamdallah; dan ketika terjadi mudharat ucapkanlah: ‫قوندور‬
‫اْلهي ي ي ي وو م ي ي يياً ش ي ي يياًء فويوعي ي ي يول‬... [ini semua ketentuan Allah, dan apa-apa yang
dikehendakinya pasti terjadi]
8. Laluilah kehidupanmu dengan penuh tsiqah bahwa rizqimu, [jodohmu] tidak
mungkin diambil orang lain dan ajalmu tidak mungkin ditunda dan dimajukan
oleh seseorang. Semua itu di atas adalah qadha dan taqdir Allah .
Imam Ali  mengatakan:
‫ت‬
‫خييرر تعنود اْلت تمننووحوسنوءة تهينعجبِحُه و‬
ّ‫ك‬ ‫وسيلئوةر توهسنووك و ن‬
“ Suatu keburukan yang merugikan Anda, lebih baik di sisi Allah daripada kebaikan
yang membuat Anda ujub kepadanya”

Rasulullah  mengajarkan doa:


‫شاًتوتة اْنلونعوداْتء ووتمنن وجنهتد ناْلبِحُولوتء‬ ‫ت ت‬ ‫كّ تمن سوتء ناْلوق و ت ت ت‬
‫ضاًء وو منن ودورك اْللشوقاًء وومنن وو‬ ‫ت‬ ‫ت‬
‫اْللنههنم إلن اْوعهنو ذهب و ن ه ن‬
“ Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari taqdir yang
buruk, dari kecelakaan yang menimpa, dari gangguan musuh, dari bala’ yang keras”
[ dari HR Bukhari Muslim]

Wallahu a’lam bi ash showab. Hasbunallah wa ni’mal wakiil…


Maroji’:
- At Tauhiid, Dr Shalih bin Fauzan
- At Thariq ilallah: at tawakkal, Dr Yusuf Qardhawi
- Af’al al insan bainal al-jabri wal ikhtiyar, Dr Abdullah Nashih Ulwan
- Minhajul Muslim, Dr Abu Bakar Jabir Al Jazaairi
- 500 Nasihat Untuk Muslimah, Dr Majdi Fathi As Sayyid
© izzul-220602

Anda mungkin juga menyukai