Suci Amalia
Jurusan Kimia, Fakultas Saintek UIN Maliki Malang
ABSTRACT
manfaat yang lebih banyak diperoleh pada atom nitrogen (Bilyk dkk., 1992).
dari turunan asam risinoleat yang Senyawa alkanolamida yang dapat
merupakan komponen utama minyak digunakan sebagai surfaktan akan
jarak. Pada gugus karbonil asam efektif dengan semakin banyaknya
risinoleat dan turunannya dapat gugus hidrofilik dan sangat cocok
dikenakan bermacam-macam reaksi ketika diaplikasikan sebagai surfaktan
antara lain trans-esterifikasi, hidrolisis, pada kosmetik.
epoksidasi, halogenasi, amidasi, dll. Berbagai penelitian tentang
Salah satu reaksi yang masih jarang metode pembuatan senyawa
dilakukan adalah reaksi amidasi alkanolamida telah dilakukan.
terhadap gugus karbonil asam risinoleat Feairheller dkk., (1994) telah
dan turunannya menggunakan pereaksi mensintesis senyawa alkanolamida
basa alkanolamina menghasilkan suatu dengan mereaksikan asam palmitat dan
senyawa alkanolamida. etanolamina dengan perbandingan 1:10.
Alkanolamida merupakan salah Reaksi dilakukan pada temperatur 50-60
satu senyawa yang dapat diturunkan ºC selama 8 jam dan didapatkan produk
dari asam lemak dan merupakan produk berupa N-(2-hidroksietil)-palmitamida
reaksi kondensasi alkanolamina primer dengan rendemen 95 %. Awang dkk.,
atau sekunder dengan asam lemak, metil (2006) telah melakukan sintesis
ester, atau trigliserida (Gervajio, 2005). senyawa alkanolamida dari asam 9,10-
Alkanolamida merupakan surfaktan dihidroksi stearat dengan etanolamina
nonionik yang secara luas digunakan dan propanolamina, dan dihasilkan
sebagai agen pengemulsi yang stabil. rendemen 87 % dan 77 %.
Senyawa ini juga digunakan dalam Hasil informasi dari beberapa
industri farmasi, kosmetik, kebutuhan jurnal yang telah dilaporkan yaitu oleh
rumah tangga seperti sampho dan Dzulkefly dkk., (1997), Feairheller
deterjen, serta sebagai agen pengontrol dkk., (1994), dan Kang dkk., (2008),
busa, aditif bahan bakar, corrosion menunjukkan bahwa karakterisasi dari
inhibitors (Rosen, 2004). Sifat kimia senyawa alkanolamida yang diperoleh,
dari suatu senyawa alkanolamida sangat dilakukan hanya dengan analisis IR dan
13
bervariasi, tergantung dari panjang sebagian lagi dengan C-NMR.
cincin hidrokarbon dan sifat substituen Konfirmasi produk yang diperoleh
diambil dan dicuci dengan aquades terikat pada ester trigliserida menjadi
sampai netral, kemudian dikeringkan campuran metil esternya. Metil
dengan Na2SO4 anhidrat. Pelarut dietil risinoleat dalam penelitian ini diisolasi
eter dievaporasi dan residu yang melalui reaksi trans-esterifikasi
diperoleh dianalisis dengan menggunakan katalis basa natrium
spektrometer IR. metoksida dan metanol berlebih
Reaksi amidasi terhadap 13,86 g terhadap minyak jarak.
(40 mmol) asam risinoleat dan 42,1 g
(400 mmol) dietanolamina untuk
menghasilkan risinoleil dietanolamida,
saat reaksi berlangsung temperatur
dijaga pada 170 °C selama 6 jam. Hasil
yang diperoleh diekstrak dengan larutan
Gambar 1. Spektra IR metil risinoleat hasil trans-
kloroform-metanol 1:1, dan dicuci
esterifikasi minyak jarak
dengan akuades. Produk yang diperoleh
berupa cairan berwarna coklat Metil risinoleat merupakan
kekuningan, selanjutnya diidentifikasi komponen utama campuran metil ester
dengan spektrometer IR dan GC-MS. hasil reaksi trans-esterifikasi. Hal ini
Untuk analisis menggunakan GC-MS didasarkan pada asumsi bahwa asam
pada produk amidasi asam risinoleat risinoleat adalah komponen utama
dilakukan derivatisasi silil terlebih penyusun minyak jarak yaitu 87 %
dahulu. (Formo dkk., 1979). Untuk analisis
produk trans-esterifikasi digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN spektrometer IR (Gambar 1). Serapan
Trans-esterifikasi Minyak Jarak melebar dengan intensitas sedang pada
Trans-esterifikasi merupakan daerah 3438,8 cm-1 karakteristik
reaksi antara ester dengan alkohol menunjukkan adanya vibrasi rentangan
menghasilkan ester baru dan alkohol gugus hidroksil (−OH) alkohol. Serapan
baru yang dapat dikatalisis baik oleh lemah dan tajam di daerah 3006,8 cm-1
asam atau basa. Trans-esterifikasi disebabkan oleh vibrasi rentangan
terhadap minyak jarak dilakukan untuk Csp2−H (−CH=CH−), diperkuat dengan
mengubah asam-asam lemak yang adanya serapan pada daerah 1654,8 cm-1
1989). Meskipun, metode ini kurang senyawa amida tersililasi, salah satunya
menguntungkan karena terbentuknya yaitu adanya asam risinoleat yang
produk lain, reaksi yang eksotermis, dan merupakan bahan awal dari senyawa
kondisi yang kompleks (Smith dan risinoleil dietaniolamida, meskipun
March, 2001). hasil analisis spektra IR tidak
Reaksi amidasi asam karboksilat menunjukkan adanya serapan pada
dengan amina tidak akan langsung daerah 1712,7 cm−1 yang karakteristik
membentuk amida, tetapi reaksi ini serapan gugus karbonil asam. Adanya
dapat dibuat dengan hasil yang asam risinoleat ditunjukkan dengan
memuaskan pada temperatur kamar atau munculnya puncak nomer 10 (Gambar
kondisi yang lunak dengan 7) pada waktu retensi (tR) 17,63 menit
menggunakan agent pengkopling hasil analisis GC-MS.
(Kang, dkk., 2008). Pembuatan amida
melalui ester karboksilat lebih sering KESIMPULAN
digunakan daripada bentuk asamnya Reaksi trans-esterifikasi minyak
dalam reaksi. Namun, pada banyak ester jarak dengan katalis NaOCH3
sederhana (R= Me, Et, dll), sangat tidak menghasilkan metil risinoleat sebagai
reaktif dan dibutuhkan katalis basa yang komponen utama dengan rendemen
sangat kuat seperti ion sianida dan 70,10 %. Reaksi amidasi pada asam
tekanan tinggi (Smith dan March, risinoleat dengan dietanolamina
2001). Hal inilah yang menyebabkan menghasilkan senyawa risinoleil
mengapa asam risinoleat lebih efektif dietanolamida yang berupa cairan kental
dan reaktif dibandingkan metil berwarna coklat kekuningan dengan
risinoleat pada suhu tinggi. rendemen 45,26 %, tidak adanya
Berdasarkan hasil penelitian ini serapan gugus karbonil asam dari hasil
membuktikan bahwa adanya suatu analisis spektrometer IR untuk senyawa
serapan dari gugus fungsi karbonil alkanolamida tidak dapat menyakinkan
amida hasil analisis spektra IR tidak bahwa senyawa amida 100 % terbentuk.
dapat menyakinkan bahwa senyawa
DAFTAR PUSTAKA
amida 100 % terbentuk. Hal ini
ditunjukkan dengan munculnya Awang, R., Whye, C.K., Basri, M.,
Ismail, R., Ghazali, R., and
beberapa puncak dari kromatogram GC
Ahmad, S., 2006,
Feairheller, S.H., Bistline, R.G., Bilyk, Suryanti, A.D., 2008, Sintesis Senyawa
A., Dudley, R.L., Kozempel, Risinoleil Etanolamida dan Uji
M.F., and Haas,M.J., 1994, A Karakterisasi Sebagai Surfaktan
Novel Technique for The Nonionik, Skripsi, Yogyakarta:
Preparation of Secondary Fatty FMIPA Universitas Gadjah
Amides III: Alkanolamides, Mada
Diamides and Aralkylamides, J.
Am. Oil Chem. Soc., 71:863-866 Smith, M.B., dan March, J., 2001,
March’s Advanced Organic
Formo, M.N., Jungerman, E., Narris, Chemistry, Edisi 5, New York:
F.A., dan Sonntag, N.O.V., John Wiley and Sons, Inc.
1979, Bailey’sIndustrial
Oil and Fat Products, Volume Wardhani, T.A.K., 2008, Sintesis dan
1, Edisi 4, New York: John Karakterisasi Senyawa
Wiley and Sons, Inc. Risinoleil Dietanolamida
Sebagai Surfaktan Nonionik dari
Furniss, B.S., Hannaford, A.J., Smith, Minyak Jarak
P.W.G., and Tatchell, A.R., (RicinusCommunis), Skripsi,
1989, Vogel’s Textbook of Yogyakarta: FMIPA Universitas
Practical Organic Chemistry, Gadjah Mada.
Edisi 5, New York: Longman