Anda di halaman 1dari 14

Napisah, Rumi. 2014. Biokimia Darah.

Tersedia pada
https://id.scribd.com/document/241228495/Biokimia-Darah diakses pada tanggal 24
September 2018 pukul 12.15 WITA.

Najib, Ibnu. 2016. Sistem Hematologi. Tersedia pada https://anzdoc.com/makalah-


sistem-hematologi.html diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 12.45 WITA.

Handayani, wiwik., dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hematologi


2.1.1 Definisi Sistem Hematologi
Sistem hematologi merupakan suatu sistem yang tersusun atas darah dan
tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa.
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan
yang membentuk darah. Darah merupakan memiliki bagian yang cair (plasma
darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki
fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah
sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan,
oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu
tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36,5-37,50C.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh
oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

2.1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi


Sistem hematologi atau darah tersusun atas 2 komponen, yaitu:
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah
memiliki warna kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut:
1) Fibrinogen yang berguna dalam perisatiwa dalam pembekuan
darah.
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-
lain.
3) Protein darah atau albumin, globulin meningkatkan viskositas
darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memlihara
keseimbangan cairan dalam tubuh.
4) Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
6) Antibodi.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh
jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1) Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2) Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi.

2. Korpuskuler
Korpuskuler merupakan komponen penyusun darah yang merupakan
bagian padat dari darah. Kospuskuler menyusun darah sebanyak 45%.
Korpuskuler terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari
bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang
berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang
mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul
yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah
cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada
saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan
oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin
pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah.
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah
merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet
seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini
bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel
darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini
disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat,
penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu. Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf
atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit
manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2
µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya
yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah
jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah
lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa
terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap
satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah.
Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter
kubiknya sebanyak 4,5 juta. Sel darah merah hanya mampu
bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi
dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa.
Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang
lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat
besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke
sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang
baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju
produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat
distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal.
Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan
sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum
tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit
dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
Hemoglobin adalah pigmen pengangkut oksigen utama dan
terdapat di eritrosit. Hemoglobin adalah pigmen merah dan
menyerap cahaya maksimum pada panjang gelombang 540 nm.
A. Kegunaan hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di
dalam jaringan-jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke
seluru jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan
bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh
sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk
dibuang.(Joyce LeFever Kee, 2007).

B. Macam-Macam Bentuk Hemoglobin:


Hemoglobin terdiri dari beberapa macam bentuk sebagai
berikut:
1. Oksihemoglobin
Oksihemoglobin merupakan hemoglobin tanpa oksigen
(hemoglobin tereduksi) yang mempunyai warna ungu muda,
hemoglobin teroksigenasi penuh, dengan tiap pasangan heme
+ globulin membawa 2 atom oksigen, berwana kuning
merah. Simbol untuk oksihemoglobin adalah HbO8, tetapi
HbO2 adalah konvensional.
2. Karboksihemoglobin
Karboksihemoglobin merupakan karbon monoksida yang
terikat ke hemoglobin 200 kali lebih besar dari pada oksigen.
Sehingga adanya karbon monoksida (karena banyak
menghisap rokok) maka lebih mungkin terbentuk
karboksihemoglobin. Karboksihemoglobin berwarna merah
cheri, terutama di dalam larutan encer.
3. Methemoglobin
Methemoglobin merupakan hemantin-globin, yang
mengandung FeIII-OH (symbol : Hi) methemoglobin tidak
dapat mengangkut oksigen untuk pernafasan.
4. Suiphemoglobin
Suiphemoglobin merupakan struktur yang tak tetap, yang
berhubungan dengan methemoglobin dan juga tidak dapat
mengangkut oksigen pernapasan. Ditimbulkan oleh obat-
obatan, pengawet makanan, air minum yang terkena polusi.
5. Hemoglobin terglikosilasi
Hemoglobin terglikosilasi merupakan hemoglobin yang
diikat ke glukosa untuk membentuk derivat yang stabil bagi
kehidupan eritrosit.
6. Mioglobin
Mioglobin merupakan hemoglobin yang disederhanakan,
terdapat di otot rangka dan jantung, di tempat mioglobin
dapat bekerja sebagai reservoir oksigen yang sedikit dan
dilepaskan setelah Crush injury atau iskemia. Karena berat
molekulnya rendah, ia cepat dibersihkan dari plasma dan
terdapat sebagai mioglobinuria, yang merupakan indeks
kerusakan sel otot yang sensitif, juga dari gerak badan yang
hebat.
7. Haptoglobin
Haptoglobin merupakan globulin spesifik, yang mengikat
hemoglobin pada globin. Berfungsi untuk mengkonservasi
besi setelah hemeolisa intravakuler, ia mengikat hemoglobin
sekitar 1,25 g/l plasma dan hanya konsentrasi itu ada
hemoglobin bebas yang hilang ke dalam urine atau terikat ke
haemopeksin.
8. Haemopeksin
Haemopeksin merupakan glikoprotein yang terikat dengan
sisa hemoglobin. Konsentrasinya di dalam plasma normal
sekitar 0,5 g/l.
9. Methaemalbumin
Methaemalbumin merupakan komponen hematin + albumin.
Ia berwarna coklat dan adanya dalam plasma selalu
abnormal. Penyebab Methaemalbuminemia lain adalah
perdarahan ke kavitas abdominalis atau pankreatis
haemoragika akuta, pencernaan oleh pancreas mengkonversi
hemoglobin menjadi haematin, yang diabsorbsi dan diikat ke
albumin plasma.

2) Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah
merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada
sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat
6.000- 9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel
darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih
bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding
kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar
limfa, dan limpa (kura). Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara
lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid),
berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit
dibagi:
a. Leukosit Bergranula (Granulosit)
a) Neutrofil adalah sel darah putih yang paling
banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat
netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan.
Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri
pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula
mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel
segera melepaskan zat kimia untuk mencegah
bakteri berkembang biak serta menghancurkannya.
b) Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat
fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan
bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang
disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua
apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki
granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah
untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat
kimia, dan membuang sisasisa sel yang rusak.
c) Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna
kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya
bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil
ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna
biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis.
Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti
penggumpalan yang disebut heparin.

b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


a) Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki
bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat
dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20%
sampai 30% penyusun sel darah putih adalah
limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti
satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
b) Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti
selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat
panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan
bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba
masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda
yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh
memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk
menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati
kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein
tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan
bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang
lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal
tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh


ada dua macam:

1. Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara


menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
a. Neutrofil, terdapat dalam darah.
b. Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah
untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2. Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a. T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus
(kelenjar limfa di dasar leher).
b. B Limfosit (B Sel)
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah,
menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan
antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus
memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi
melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari
lukosit. Namun selsel tubuh tersebut tidak berdiam
diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon
suatu protein yang dapat memproduksi zat
penghalang terbentuknya virus baru (replikasi).
Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya
serangan virus.

3) Keping Darah (Tromobosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki
ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak
memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah
yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3
darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit
yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya
mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembekuan darah. Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka
tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh
permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah.
Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim
trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase
dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat
di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin.
Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat
fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak
keluar lagi.

2.2 Mekanisme dalam Sistem Hematologi


Mekanisme Pembekuan Darah
1. Vaskontriksi
Jika pembuluh darah terpotong,trombosit pada sisi yang rusak melepas
serotonin dan tromboksin A2 (prostaglandin) yang menyebabkan otot
polos dinding pembuluh darah berkonstriksi.Hal ini pada awalnya akan
mengurangi darah yang hilang.
2. Plug Trombosit
Trombosit membengkak,menjadi lengket, dan menempel pada serabut
kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug
trombosit.Jika kerusakan pembuluh darah sedikit,maka plug trombosit
mampu menghentikan pendarahan.Jika kerusakannya besar,maka plug
trombosit dapat mengurangi pendarahan,sampai proses pembekuan
terbentuk.
3. Pembentukan Bekuan Darah
Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15-30 detik bila trauma pembuluh
sangat hebat, dan dalam 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah
berlangsung melalui dua mekanisme yaitu mekanisme intrinsik dan
mekanisme ekstrinsik.
a. Mekanisme Ekstrinsik

b. Mekanisme Intrinsik
Melibatkan 12 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam
plasma darah,dimana setiap faktor protein berada dalam kondisi
tidak aktif,jika salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya
akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan
demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi (casade of reaction)
untuk membentuk bekuan.
Kedua belas faktor tersebut,yaitu.
1. Fibrinogen, protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah
menjadi fibrin.
2. Protrombin, protein plasma yang disintesis dalam hati,
diubah menjadi trombin.
3. Tromboplastin, lipoprotein yang dilepas jaringan rusak,
mengaktivasi faktor VII untuk pembentukan trombin.
4. Ion Kalsium, ion anorganik dalam plasma, didapat dari
makanan dan tulang, diperlukan dalam seluruh tahap
pembekuan darah.
5. Proakselerin (fakor labil), protein plasma yang disintesis
dalam hati, diperlukan untuk mekanisme ekstrinsik-intrinsik.
6. Prokonvertin (sel akselerator konversi serum protrombin),
protein plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk
mekanisme intrinsik.
7. Faktor antihemofilik, protein plasma (enzim) yang disintesis
dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam
mekanisme ekstrinsik.
8. Plasma tromboplastin (faktor Christmas), protein plasma
yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K)berfungsi
dalam mekanisme intrinsik.
9. Faktor Stuart-Prower, protein plasma yang disintesis dalam
hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme
ekstrinsik dan intrinsik.
10. Antiseden tromboplastin plasma, protein plasma yang
disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi
dalam mekanisme intrinsik.
11. Faktor Hageman , protein plasma yang disintesis dalam hati
berfungsi dalam mekanisme intrinsik.
12. Faktor penstabilan fibrin, protein yang ditemukan dalam
plasma dan trombosit,hubungan silang filamen-filamen
fibrin.
4. Penguraian Bekuan Darah
Segera setelah terbentuk, bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat kerja
protein kontraktil dalam trombosit.
BAB II

PENUTUP

3.1 Simpulan
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah serta
jaringan yang membentuk darah. Sistem hematologi merupakan suatu sistem yang
tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan
nodus limpa sedangkan Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi
untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh
manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh
jaringan tubuh ke organ pengeluaran. Hemoglobin adalah pigmen merah dan
menyerap cahaya maksimum pada panjang gelombang 540 nm.
Mekanisme pembekuan darah terdiri dari vaskontriksi, plug trobosit,
pembentukan bekuan darah dan pengukuran bekuan darah.

3.2 Saran
Harapan penulis semoga dengan adanya paper ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, serta semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, maupun pedoman bagi pembaca dalam
sistem pendidikan.
Makalah ini penulis sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai