Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah tidak dapat diragukan lagi hidup manusia sangat tergantung
terhadap jantung, organ yang satu ini merupakan alat yang berfungsi sebagai alat
transportasi darah, gangguan pada jantung berarti gangguan pada sistem
transportasi darah dan berarti gangguan terhadap kelansungan kehidupan seorang
manusia. Keadaan seperti ini dapat menimpa siapa saja tanpa batasan umur
namun resiko tertinggi ada pada orang – orang tertentu seperti mereka yang
merokok, mereka yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak, makan
– makanan tidak seimbang atau pada seseorang yang telah lanjut usia.
Gangguan pada jantung atau biasa disebut dengan penyakit jantung terjadi
akibat proses yang berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur – angsur
kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya secara normal, pada awal
penyakit, jantung masih bisa mengkompensasi sirkulasi darah normal melalui
pembesaran dan peningkatan denyut nadi, namun dalam keadaan tidak
terkonpensasi sirkulasi darah yang tidak normal akan menyebabkan sesak nafas,
rasa lelah serta sakit pada jantung.
Keadaan seperti diatas tidak boleh dibiarkan karena penyakit jantung yang
dibiarkan menahun resiko terburuknya adalah kematian, oleh karena itu
dibutuhkan pengobatan yang sangat serius, dimana penyakit yang satu ini dapat
digolongkan kedalam penyakit yang cukup berbahaya sehingga dalam
menanganinyapun membutuhkan penanganan khusus mulai dari obat – obatan
sampai terhadap pemenuhan gizi pada penderita penyakit jantung ini.
Dalam pemenuhan gizi pada penderita penyakit jantung kita dihadapkan
pada keadaan yang serba sulit dimana kita harus memenuhi gizi tanpa menggangu
dan memicu bertambah buruknya keadaan jantung. Kesulitan seperti ini tidaklah
seharusnya terjadi ditengah kesulitan menghadapi penyakit jantung itu sendiri
kesulitan baru seperti pemenuhan gizi pada penderitanya.

1
Berbicara mengenai persoalan gizi pada penderita penyakit jantung ada
banyak sekali makanan serta minuman yang dilarang untuk dimakan oleh
penderita penyakit jantung dan banyak juga makanan yang kemudian dianjurkan
untuk dimakan oleh penderita penyakit ini, namun dengan aturan serta ketentuan –
ketentuan yang telah diatur sedemikian rupa, hal semacam ini biasa disebut
dengan diet.
Diet sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam dunia kesehatan
dan kecantikan, diet biasa dilakukan oleh seseorang yang mepunyai keadaan berat
badan berlebih (obesitas) atau seseorang yang menginginkan bentuk tubuh
tertentu, namun pelaksanaan diet bagi penderita penyakit jantung ini
pelaksanaannya sedikit berbeda tidak hanya harus memantangkan makanan
tertentu namun juga harus mengatur jadwal dalam memasukkan asupan gizi bagi
tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan diet jantung I - IV ?
2. Bagaimana pelaksanaan diet pada klien dengan hiperlipidproteinemia ?
3. Bagaimana pelaksanaan diet pada klien dengan hipertensi (Diet RG I – III)

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian tersebut diatas didapat tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui diet jantung I - IV.
2. Untuk mengetahui diet pada klien dengan hiperlipidproteinemia.
3. Untuk mengetahui diet pada klien dengan hipertensi (diet RG I – III)

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari makalah ini adalah
a. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa dapat
menambah wawasan mahasiswa tentang gizi dan diet.

2
b. Bagi dosen, makalah ini dapat bermanfaat sebagai media untuk memberi
penilaian terhadap mahasiswa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Diet Jantung I – IV


Penyakit jantung sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya adalah
penyakit dimana jantung secara berangsur – angsur kehilangan kemampuan untuk
melakukan fungsinya secara normal sehingga menghambat proses transportasi
jantung yang kemudian akibatnya sangat fatal bagi manusia seperti, menyebabkan
sesak nafas, rasa lelah serta sakit pada jantung.
Dalam keadaan ini untuk meminimalisir keadaan yang memberatkan pada
jantung maka ada dua alternatif penanganan yaitu:

1. Modifikasi diet
2. Obat – obatan.

Terfokus pada modifikasi diet, pada penderita penyakit jantung dapat


dilakukan diet jantung. Diet jantung terdiri atas dua kata yaitu diet dan jantung
yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

 Diet, aturan makan khusus untuk sehat dan sebagainya (atas petunjuk ahli)
berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan,
mengatur kuantitas dan jenis makanan untuk mengatur berat badan atau
penyakit.
 Jantung, bagian tubuh yang menjadi pusat transportasi darah yang terletak di
dalam rongga dada sebelah atas.

Sehingga secara umum diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung)
adalah pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik
kuantitas maupun jenis makanan.
Diet jantung ( diet pada penderita penyakit jantung terdiri atas dua jenis
yaitu:

 Diet disipidemia tahap I, mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi

4
 Diet pisipidemia tahap II, mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih
rendah.

Dengan catatan apabila penderita ternyata sudah sesuai dengan diet tahap
I, maka langsung diberikan diet tahap II dan bila tidak maka diet dimulai lagi dari
tahap I.

2.1.1 Tujuan Diet


1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurukan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
2.1.2 Syarat Diet
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB.
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal
dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dyslipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9. Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil.\
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat
diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteal atau suplemen
gizi.
2.1.3 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
a. Diet Jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut
seperti Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet

5
diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila
pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua
zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
b. Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk Makanan Saring atau
Lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet jantung I, atau
setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah
energi, protein, kalsium, dan tiamin.
c. Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau
Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III
Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat
gizi lain.
d. Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien
jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebagai Diet jantung IV Garam Rendah. Diet ini
cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
Contoh jadwal pemberian makanan/hari pada pelaksanaan diet jantung
tahap I :
Pukul 06.00 susu rendah lemak 1 gelas
Pukul 08.00 susu rendah lemak 1 gelas
Pukul 10.00 air jeruk 1 gelas
Pukul 13.00 susu rendah lemak 1 gelas
Pukul 15.00 sari papaya 1 gelas
Pukul 18.00 susu rendah lemak 1 gelas
Pukul 20.00 teh manis 1 gelas

6
2.1.4 Bahan Makanan yang Dianjurkan
a. Sumber karbohidrat : beras ditim atau disaring; roti, mi, macaroni,
biskuit, tepung beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, kentang, gula pasir,
gula merah, madu dan sirup.
b. Sumber protein hewani : daging sapi, ayam dengan lemak rendah;
ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.
c. Sumber protein nabati : kacang-kacangan kering, seperti : kacang
kedelai dan hasil olahannya, seperti tahu dan tempe.
d. Sayuran : sayuran yang tidak mengandung gas, seperti : bayam,
kangkung, buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam dan tauge.
e. Buah-buahan : semua buah-buahan segar, seperti : pisang, papaya,
jeruk, apel, melon, semangka dan sawo.
f. Lemak : minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam
jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis;
kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas.
g. Minuman : teh encer, coklat, sirup.
h. Bumbu : semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas.
2.1.5 Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
a. Sumber karbohidrat : makanan yang mengandung gas atau alcohol,
seperti : ubi, singkong, tape singkong dan tape ketan.
b. Sumber protein hewani : daging sapi dan ayam yang berlemak; gajih,
sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting dan kerang-kerangan;
keju, dan susu penuh.
c. Sumber protein nabati : kacang-kacangan kering yang mengandung
lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang
bogor.
d. Sayuran : semua sayuran yang mengandung gas, seperti : kol, kembang
kol, lobak, sawi dan nangka muda.
e. Buah-buahan : buah-buahan segar yang mengandung alcohol atau gas,
seperti : durian dan nangka matang.
f. Lemak : minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; santan kental.

7
g. Minuman : teh/kopi kental, minuman yang mengandung soda dan
alcohol, seperti bir dan wiski.
h. Bumbu : lombok, cabe rawit dan bumbu-bumbu lain yang tajam.

2.2 Diet pada Klien dengan Hiperlipidproteinemia

Kolesterol adalah zat yang fungsinya sangat penting bagi tubuh. Sebenarnya
zat ini merupakan zat lemak yang dikenal sebagai lipid. Produsen utama zat ini
adalah hati, namun lipid juga bisa berasal dari makanan. Kadar lipid yang terlalu
tinggi, disebut dengan hiperlipidemia, dapat memengaruhi kondisi kesehatan.
Meski kolesterol tinggi tidak menyebabkan gejala apa pun, tapi tetap bisa
membahayakan kesehatan.

Jika kelebihan kolesterol di dalam darah melebih 5,72 mmol/L, lipoprotein


berkapasitas rendah (LDL) melibihi 3,64 mmol/L, kelebihan trigliiserida melebihi
1,7 mmol/L, gejala ini bisa disebut sebagai hiperlipidemia.

Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati atau kolesterol yang terlalu


tinggi. Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang
diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam
bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan kandungan
lemak dalam darah meningkat. Untuk mereka yang kurang melakukan olahraga,
kolesterol dan trigliserida darah dalam tubuhnya lebih tinggi dibanding dengan
orang yang rajin melakukan olahraga. Bagi orang yang berada dalam keadaan
tertekan, merokok, berfirkir terlalu banyak juga akan meningkatkan kandungan
lemak dan darah.

Pengaturan makan merupakan salah satu penanganan peningkatan lemak


darah yang penting selain olah raga dan obat-obatan. Faktor penting yang
berhubungan dengan peningkatan lemak darah adalah konsumsi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi, konsumsi makanan yang mengandung asam lemak
jenuh, dan kelebihan berat badan. Tujuan dari pengaturan diet pada peningkatan
lemak adalah untuk menurunkan kadar lemak darah dengan pengaturan makan.
Diet sebaiknya mengandung rendah asam lemak jenuh dan rendah kolesterol,

8
selain itu bagi yang kelebihan berat badan, diet yang diberikan diatur sehingga
dapat menurunkan kelebihan berat badan tersebut. Langkah pertama disarankan
diet terdiri dari:

Total lemak < 30%, terdiri dari:

 Asam lemak jenuh <10%


 Polyunsaturated fatty acid (PUFA) < 10%
 Monounsaturated fatty acid (MUFA) 10-15%
 Karbohidrat 60 – 70 %
 Protein 10 – 15%
 Kolesterol < 300 mg/hari

Bila dalam waktu 3 – 4 bulan belum tercapai kadar lemak darah yang
diharapkan, maka asupan asam lemak jenuh diturunkan menjadi :

 7% dari total kalori


 kolesterol < 200mg/hari
 MUFA 10 – 15%
 PUFA < 10%

a. Asam lemak
Asam lemak jenuh (Saturated fatty acid/SFA) Secara umum, asam lemak
jenuh cenderung meningkatkan kolesterol darah, 25 – 60 % lemak yang
berasal dari hewani dan produknya merupakan asam lemak jenuh. Lemak
hewani umumnya mengandung 1 mg kolesterol/g lemak, sedangkan lemak
pada butter mengandung 3 mg kolesterol/g lemak. Setiap peningkatan 1%
energi dari asam lemak jenuh, diperkirakan akan meningkatkan 2,7 mg/dl
kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada semua orang. Minyak
kelapa sawit dan minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh, akan tetapi
seperti makanan yang berasal dari nabati lainnya, minyak tidak mengandung
kolesterol.

b. Polyunsaturated fatty acid (PUFA)

9
Omega-3 banyak terdapat di minyak ikan dan ikan laut. Penelitian
mendapatkan omega-3 membantu menurunkan trigliserida 25-30%, selain itu
dapat menurunkan kolesterol LDL sehingga dapat menurunkan angka
kematian, penyakit jantung dan stroke.

c. Monounsaturated fatty acid (MUFA)

MUFA dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, LDL, trigliserida,


dan meningkatkan kadar HDL. Sumber MUFA adalah olive oil, canola oil,
minyak kacang.

d. Kolesterol

Asupan tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah,


kenaikan 25 mg kolesterol diet dapat meningkatkan kolesterol darah sebesar 1
mg/dl. Kolesterol ditemukan pada produk hewani, seperti daging, seafood,
jeroan (hati, ginjal, otak, usus, dll). Jeroan mengandung kolesterol 4 – 15 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan daging.

e. Serat

Serat larut yang terdapat di kacang-kacangan, havermut, buah dan


beberapa sayuran dapat membantu menurunkan kolesterol darah. Hal ini
terjadi karena serat mengikat asam empedu yang akan menurunkan kadar
kolesterol darah, karena kolesterol tersebut harus menggantikan asam empedu
yang diikat oleh serat tersebut. Selain itu bakteri di usus besar
memfermentasikan serat menjadi asetat, propionat dan butirat yang
menghambat sintesis kolesterol.Asupan serat disarankan 25 g/hari, ini bisa
tercapai dengan mengkonsumsi lebih dari 5 porsi buah dan atau sayuran per
hari.

Anjuran gizi pada kelainan lemak darah:

1. Hindari makanan-makanan yang tinggi lemak seperti gorengan, daging


berlemak termasuk sosis, mentega, keju, es krim, kue, fast food, kulit hewani.
2. Kurangi makanan sumber kolesterol seperti jeroan, otak, kuning telur, dll.

10
3. Buanglah lemak pada daging, untuk ayam sebaiknya dibuang kulitnya.
4. Konsumsilah kacang merah, kacang polong, kacang kedelai yang merupakan
sumber protein dan serat larut yang baik, yang dapat membantu menurunkan
lemak darah.
5. Satu kuning telur mengandung 213 mg kolesterol dan 1.7 g lemak jenuh, oleh
karena itu sebaiknya dibatasi tidak lebih dari 2 butir perminggu.
6. Konsumsilah buah-buahan dan sayuran secara teratur. Buah-buahan sebaiknya
dikonsumsi dalam keadaan segar (bukan olahan).
7. Hindari konsumsi karbohidrat simpleks (misalnya gula yang berlebihan).
8. Pertahankan berat badan ideal. Bila berat badan berlebih, turunkan.
9. Hindari rokok.
10. Pertahankan aktivitas fisik yang teratur.

Ada 5 tipe Hyperlipoproteinemia tetapi yang sering ditemukan pada penderita


kolesterol hanya 2 tipe yaitu tipe II dan tipe IV

Type II : Adalah pasien dengan kolesterol tinggi tetapi trigliserida normal atau
sedikit meningkat

 Bahan makan yang harus dihindarkan adalah yang mengandung


kolesterol tinggi seperti kuning telur, keju, mentega, kelapa, minyak
kelapa, coklat, jeroan, udang, kerang, kepiting, daging berlemak.

 Dianjurkan banyak serat terutama serat sayuran dan buah-buahan.

 Dianjurkan mengatur berat badan agar mencapai normal.

Type IV : Adalah pasien dengan kolesterol normal atau sedikit meningkat


tetapi kadar trigliseridanya cukup tinggi

 Bahan makanan yang dihindarkan adalah mentega, kelapa, minyak


kelapa, sosis, kornet, kulit ayam, jeroan, susu full cream, udang,
kerang, kepiting, daging berlemak.Gula murni, madu, permen, coklat,
es krim, kripik singkong, kripik kentang, selai, kue-kue, soft drink.

11
 Dianjurkan agar pasien membatasi konsumsi makanan sumber
karbohidrat (nasi, mie, roti, kentang, tepung-tepungan, dll) sesuai
dengan anjuran dokter atau ahli gizi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari kolesterol adalah :

 Hindarkan memasak dengan cara digoreng. Sebaiknya ditim, dipanggang,


direbus, ditumis, dikukus.
 Hindarkan susu full cream, gantilah dengan susu non fat/susu kedelai.
 Jika menggunakan ayam buanglah kulitnya.
 Jika menggunakan daging buanglah lemaknya. Penggunaan daging
minimal 3 kali 100gr/minggu.
 Kuning telor dihindarkan putih telor boleh dikonsumsi.
 Lebih baik pilihlah ikan, tahu, tempe sebagai lauk sehari-hari.
 Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan.
 Olahraga teratur 3-5 kali/minggu sesuai kemampuan
 Hindarkan merokok, stress dan gemuk.
 Control teratur ke dokter.

2.3. Diet pada Klien dengan Hipertensi ( Diet RG I – III )


2.3.1 Diet Rendah Garam
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam dapur (NaCl), soda
kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium
glutamat). Anjuran WHO pembatasan garam dapur hingga 6 gram sehari
(2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam
bentuk garam dapur (NaCl) dapat menyebabkan hipertensi, asites
(penumpukan cairan di rongga tubuh), dan edema/bengkak. Penyakit-
penyakit seperti sirosis hati, hipertensi, gagal jantung, dan penyakit ginjal
dapat menyebabkan gejala demikian. Oleh karena itu penting untuk
diketahui bahwa asupan garam perlu dibatasi.

2.3.2 Tujuan Diet

12
Tujuan diet rendah garam adalah untuk menghilangkan retensi
(penahanan) garam atau air dalam jaringan tubuh, dan menurunkan
tekanan darah pada hipertensi.
2.3.3 Macam-macam Diet Rendah Garam
a. Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)

Diet tipe ini diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan lagi
garam dapur. Hindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

b. Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

Diet tipe ini diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau
hipetensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sendok the garam dapur (2 gram). Hindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya.

c. Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)

Diet rendah garam tipe 3 diberikan pada pasien dengan edema dan atau
hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sendok the garam dapur (4 gram).

2.3.4 Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan bagi Penderita


Hipertensi
 Sumber Karbohidrat
Dianjurkan;
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka hungkwe, gula, makanan
yang diolah dari bahan tersebut tanpa garam dapur atau soda

Tidak Dianjurkan;
Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan
penambahan garam dapur, baking powder atau soda kue seperti
roti, biskuit, mie, bihun, makaroni dan kue kering.

 Sumber Protein Hewani

13
Dianjurkan;
Daging dan ikan maksimal 100gr/hari. Kemudian telur maksimal 1
butir/hari, susu maksimal 200gr/hari
Tidak Dianjurkan;
Otak, ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu dan telur yang
diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, sosis, ham,
bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, kornet, ikan kalengan, ebi,
udang kering, telur asin dan ikan pindang.
 Sumber Protein Nabati
Dianjurkan;
Semua kacang-kacangan dan hasil olahannya dengan catatan tanpa
garam dapur saat pengolahannya.
Tidak Dianjurkan;
Kacang-kacangan dan hasil olahannya yang diolah dengan
menggunakan garam dapur. Kemudian selanjutnya adalah keju.
 Sayuran
Dianjurkan;
Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur
dan benzoat.
Tidak Dianjurkan;
Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain
ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, acar dan
asinan.
 Buah-Buahan
Dianjurkan;
Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa garam
dapur dan natium benzoat.
Tidak Dianjurkan;
Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan
natrium, seperti buah dalam kaleng.

14
 Lemak
Dianjurkan;
Minyak goreng, margarine, mentega tanpa garam.
Tidak Dianjurkan;
Margarine dan mentega yang mengandung garam tinggi.
 Minuman
Dianjurkan; teh, kopi.
Tidak Dianjurkan; Minuman ringan, cokelat, cafein dan alkohol.
 Bumbu
Dianjurkan;
Semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan
sumber natrium lain.
Tidak Dianjurkan;
Garam dapur untuk diet rendah garam tingkat tinggi. Kemudian
backing powder, soda kue, vetsin, kecap, terasi, maggi, saus tomat,
petis dan tauco.

Intinya, dengan pola hidup sehat dan diet yang benar, hipertensi
bisa dikendalikan dan kenaikan tekanan darah dapat dicegah.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan paparan tersebut diatas didapat simpulan sebagai berikut.

Diet jantung atau diet pada penderita penyakit jantung secara umum adalah,
pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas
maupun jenis makanan.Diet jantung bertujuan untuk memberikan asupan
makanan tanpa memberatkan jantung, menurunkan berat badan (pada penderita
obesitas), mencegah penumpukan garam dan air, serta menurunkan kolesterol.Diet
jantung dilakukan dalam beberapa tahapan dengan beberapa syarat dan ketentuan
tertentu, dan diet jantung harus pula memperhatikan makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.

3.2 Saran

Berdasarkan paparan tersebut diatas disarankan sebagai berikut.

Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengetahuan mengenai diet jantung I – IV,


diet pada penderita hiperlipidproteinemia dan diet pada penderita hipertensi
dengan cara kenali kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk
mengurangi resiko terkena penyakit jantung, kurangi konsumsi lemak dan
kolesterol dalam diet, tingkatkan pemasukan serat dalam tubuh, dan capai dan
pertahankan berat badan ideal pada penderita penyakit jantung serta lakukan
olahraga ringan.

16

Anda mungkin juga menyukai