Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

system kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mempunyai derajat

kesehatn yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum. Dalam visi

Indonesia sehat 2010 gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin

dicapai melalui masyarakat ialah yang ditandai dengan hidup dalam perilaku

sehat yang memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata.

Asuhan kepearwatan lansia dimaksudkan unutk memberikan bantuan,

bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia

secara individual maupun kelompok , seperti dirumah / lingkungan keluarga panti

werda maupun puskesmas yang diberikan oleh perawat.

Tujuan asuhan keperawatan lansia adalah agar lansia dapat melakukan

kegiatan sehari – hari secara mandiri, menolong dan merawat klien lansia yang

menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu, mencari upaya

semaksimal mungkin agar klien lansia yang menderita suatu penyakit masih

dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu

pertolongan.

Penyebab kematian karena penyakit jantung , pembuluh darah pada saat

ini menduduki urutan pertama pada lanjut usia, selanjutnya kanker dan ketiga

stroke. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam pembinaan lansia
belum mantap. Oleh karma itu perlu peran serta masyarakat dalam pembinaan

lanjut usia perlu dikembangkan secara optimal.

B. TUJUAN penulisan

a. Tujuan Umum

secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam

tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping

itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk

menerapkan konsep materi keperawatan gerontik

.b. Tujuan Khusus

tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

 Pengertian gagal janutung

 Tanda dan gejala

 Penyebab

 Asuhan keperawatan

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatanpada

lansia dengan gagal jantung


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

a. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
memepertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
( COSTANTINIDES, 1994 ).
Batasan – Batasan lansia menurut WHO adalah
 Usia pertengahan ( middle age ) ialah kelompok usia 45 sd 59
tahun
 Lanjut usia ( erderly ) antara 60 dan74 tahun
 Lanjut usia tua ( old ) antara 75 dan 90 tahun
 Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun
Perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia pada system cardiovaskuler
yaitu :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompakan darah menurun 1 % setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun menurun kontraksi dan
volume
 Hilang elastisitas pembuluh darah
 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer.
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana tidak lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi sirkulasai tubuh pada keadaan tertentu,
sedangkan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.
Gagal jantung adalah sindroma klinik yang komplek dan diakibatkan oleh
ketidakmampuan janutng untuk m,emompakan darah secukupnya atau
meningkatkan cardiac out put yang cukup unutk metabolisme tubuh.
2. Etiologi
a. Disfungsi miocard
misalnya : MCI, miocarditis
b. Beban volume yang berlebihan
disebabkan oleh : insufisiensi aorta, insufisiensi katub mitral
c. Beban tekanan yang meningkat
misalnya : penyempitan aorta, hipertensi
d. Gangguan pengisian ventrikal
misalnya: perikarditis tamponade jantung

3. Patofisiologi
Gagal jantung kiri
Karena adanya gangguanpemompaan darah oleh ventrikel kiri
curah janutng kiri menurun akibatnya tekanan akhir diastolic dalam ventrikel
kiri dan volume akhir diastolic dalam ventrikel kiri meningkat mengakibatkan
pengisian darh ke ventrikel ( atrium sulit sehingga tekanan atrium
meningkat menimbulkan hambatan aliran masuknya dari vena pulmonal
kemudian terjadi bendungan paru yang mengakibatkan beban ventrikel kanan
meningkat karma adanya edema paru sehingga ventrikel kanan
kompensasi hipertropi dan dilatasi melampaui batas kemampuannya.
Gagal jantung kanan
Karena adanya gangguan dan hambatan pada daya pompa ventrikel
menimbulkan tekanan akhir diastolic meningkat yang mengakibatkan beban
atrium kanan dalam mengisi ventrikel pada waktu diastolik. Masuknya
darah dari vena cava superion dan vena cava inferior mengalami hambatan
menimbulkan bendungan vena sistemik ( vena jugularis dan hepar ) bila
keadaan lebih berat oedema tumit dan acites.
Gagal jantung kongestik
Terjadi bila gagal janutng kiri dan kanan terjadi pada waktu yang sama.
4. WOC

Disfungsi beban tekanan beban volume gangguan pengisian


Miocard ventrikel

MCI hiperttnsi insufisiensi tamponade jantung


Miocarditis stenosis aorta mitral aorta

gagal jantung

Pengaruh simpatis pada arteri dan vena

Frekuensi jantung aliran balik vena., kekuatan kontraksi

Kegagalan konsumsi o2 oleh janutung

aliran adekuat kejantung urin out put kongesti vesicular


dan otak letargi pulmonal
kulit dingin
stenosis
Asidosisi jaringan

Iskemia miokard retensi Na + air

Aliran balik vena


Curah jantung

Dilatasi jantung
Hipertropi jantung
Isi sekuncup
5. Tanda Dan Gejala

a. Gagal jantung kanan

 bendungan sistemik

 acites

 hepatomegali

 vena jugularis meningkat

 BB meningkat

b. Gagal jantung kiri

 Curah jantung rendah

 Badan lemah

 Cepat lemah

 Keringat dingin

 gangguan sensoris

Asuhan keperawatan lanjut usia

1. Pengkajian

Tujuan :

 Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri

 Melengkapai dasar – dasar rencana perawatan individu

 Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien

 Memberi waktu kepada klien untuk menjawab


Meliputi aspek :

Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga


a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan
keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh
anggota keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh keluarga tertua tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum
terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti.
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.
 Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi
luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi,
perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan
MCK, sarana air bersih danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga
dan anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang adadan sejauh mana keluarga
berinteraksi
d. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun
dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga
berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana
peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
 fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan
perilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan,
merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan,
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan
penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang
memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan kesehatan
h. Harapan keluarga

Pengkajian fokus pada lansia

1. fisik

 pandangan lansia tentang kesehatannya

 kegiatan yang mampu dilakukan lansia

 kebiasaan lansia merawat diri sendiri

 kekuatan fisik lansia : otot, sendi, penglihatan dan pendenganran

 kebiasaan makan, minum, istirahat/ tidur BAB dan BAK.

 Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna

dirasakan

 Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan, dan kebiasaan

minum obat

 Masala seksual yang dirasakan

2. psikologis

 apakah mengenal masalah – masalah utamnya

 bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

 apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak


 apakah harapan saat ini dan akan mendatang

3. social ekonomi

 darimana sumber keuangan lansia

 kesibukan lansia pada lansia pada waktu luang

 dengan siapa dia tinggal

 siapa yang biasa mengunjungi

 terlibat pada kegiatan keagamaan

4. spiritual

 keteraturan beribadah

 terlibat pada kegiatan keagamaan

 cara penyelesaian masalah

 sabar dan tawakal

pengkajian dasar

1. temperatur

2. denyut nadi : kecepatan irama dan volume

3. respirasi : kecepatan irama dan kedalaman

4. tekanan darah : saat baring, duduk berdiri

5. BB perlahan hilang pada tahun terakhir

6. tingkat orientasi

7. memory

8. pola tidur

9. penyesuaian psikososial

sistem persyarafan
1. kesemetrisan raut wajah

2. tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak

- tidak semua orang menjadi snile

- kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah

3. mata: pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

4. pupil: kesamaan, dilatasi

5. ketajaman penglihatan menurun karena menua:

- jangan dites didepan jendela

- pergunakan tangan atau gambar

- cek kondisi kaca mata

6. sensory deprivation (gangguan sensorik)

7. ketajaman pendengaran

- apakah menggunakan alat bantu dengar

- tinutis

- serumen telinga bagian luar, jangan dibersihakan

8. adanya rasa sakit atau nyeri

sistem kardiovaskuler

1. sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan

2. auskultasi denyut nadi apical

3. periksa adanya pembengkakan vena jugularis

4. pusing

5. sakit
6. edema

system gastrointestinal

1. status gizi

2. pemasukan diet

3. anoreksia, tidak dicerna, mual, dan muntah

4. mengunyah dan menelan

5. keadaan gigi, rahang, dan ronnga mulut

6. auskultasi bising usus

7. palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon

8. apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi

system genitourinarius

1. warna dan bau urine

2. distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk

buang air kecil)

3. frekuensi, tekanan, atau desakan

4. pemasukan dan pengeluaran cairan

5. disuria

6. seksualitas

- kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks

- adanya kecacatan social yang mengarah ke aktivitas seksulitas

system kulit

1. kulit

- temperature, tingkat kelembaban


- keutuhan luka, luka terbuka, robekan

- turgor (kekenyal;an kulit)

- perubahan pigmen

2. adanya jaringan parut

3. keadaan rambut

4. adanya gangguan – gangguan umum

system musculoskeletal

1. kontraktur

- atrofi otot

- mengecilkan tendo

- ketidakadekuatnya gerakan sendi

2. tingkat mobilisasi

- ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan

- keterbatasan gerak

- kekuatan otot

- kemampuan melangkah atau berjalan

3. gerkan sendi

4. paralysis

5. kifosis

psikososial

1. menunjukan tanda- tanda meningkatnya ketergantungan

2. focus- focus pada bertambah

3. memperlihatkan semakin sempitnya perhatian


4. membutuhakan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

pemeriksaan fisik

No Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan ttv

2. Kepala :

 rambut

 mata

 telinga

 hidung

 mulut

3.
Kulit : turgor
4.
Leher
5.
Thorax :

 payudara

 jantung

 paru
6.
abdomen

 bising usus

 nyeri tekan

perkemihan
7.
 BAB & BAK

8. Eksteremitas

 Nyeri

 Oedema

 Refleks patela

Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

2. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama

Diagnosa keperawatan dan scoring


Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain :
1. Intoleran aktivitas pada Ny. Keluarga Tn, b.d KMK merawat anggota
keluarga dengan gagal jantung.

No Kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 Intoleran aktivitas dan badan mudah lelah
aktual
2. Kemungkinan 2/2 x 2 Keluarga mau tau tentang mau tau tentang
masalah untuk gagal jantung.
diubah :
 mudah
3. Potensial 2/3 x 1 Masalah masih bisa dicegah agar tidak berlanjut
masalah untuk mengingat ispa merupakan penyakit yang
dicegah : mudah untuk dicegah. Tetapi ibu masih ragu –
 cukup ragu dalam merawat anaknya.
4. Menonmjolnya ½x1 Masalah ispa pada An. R dirasakan betul oleh
masalah : keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah
 tidak tersebut segera diatasi.
segera
diatasi
Total 41/6

2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln )
dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada
An. P ( 3 bln ).

No kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah : 2/3 x 1 Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa
resiko tinggi An. P belum diimunisasi polio, DPT 3, dan
campak. Bila kelurga tidak dimotivasi An. P
untuk diimunisasi maka waktu yang tepat untuk
diimunisasi terlewat.
2. Kemungkinan ½x2 Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari
masalah untuk sumber dana , jarak klinik dekat. Namun
diubah : cukup pemahaman keluarga beranggapan bahwa bila
anak setelah diimunisasi rewel maka keluarga
tidak mendukung untuk diimunisasi.
3. Potensial 3/3 x 1 Dengan pemberian tentang imunisasi masalah
masalah untuk sangat tinggi untuk dicegah sehingga keluarga
dicegah : tinggi mendukung serta kooperatif unutk kelengkapan
imunisasi.
4. Menonjolnya ½x1 Keluarga merasakan bahwa bila tidak
masalah : masalh diimunisasi An. P akan terjangkit berbagai
dirasakan tapi penyakit terkait dengan tidak lengkapnya
tidak segera imunisasi, tapi keluarga tidak ingin segera
ditangani. mengatasi
Prioritas diagnosa keperawatan
1. Intoleran aktivitas : kelemahan pada Ny. Keluarga Tn, b.d KMK merawat
anggota keluarga dengan gagal jantung.

2. Resiko terjadinya gangguan intgritas kulit : tirah baring lama pada Ny.
Keluarga Tn. B.d KMK merawat anggota keluarga khususnya Ny. dengan
gagal jantung.

INTERVENSI

Diagnosa TUJUAN EVALUASI


TUM TUK KRITER STANDAR
Keperawata INTERVENSI
IA
n
Intoleran ,keluarga 1. Selama 1 x Respon Gagal janutng 1.1.1 Diskusikan
mampu 60 menit , verbal adalah bersama
aktivitas
mengatasi kunjungan ketidakmampua keluarga,
pada Ny. masalah keluarga n jantung untuk pengertian
kelemahan mampu memompa gagal janutng
Keluarga Tn,
pada Ny. mengenal darah yang 1.1.2 Berikan pujian
b.d KMK keluarga Tn. masalah adekuat unutk atas jawaban
gagal jantung memenuhi yang tepat
merawat
pada kebutuhan 1.1.3 Diskusikan
anggota anggota jaringan akan pengertian
keluarga oksigen dan gagal jantung
keluarga
nutrisi dengan
dengan Dengan cara : keluarga
1.1 1.1.4 Beri
gagal
Menyebutkan kesempatan
jantung. pengertian unutk
gagal jantung keluarga
bertanya
1.1.5 Minta
keluarga
untuk
menyebutkan
kembali
1.1.6 Jawab
pertanyaan
keluarga

1.2 Respon Keluarga dapat 1.2.1 Diskusikan


Menyebutkan verbal menyebutkan 3 bersama
penyebab gagal dari 4 penyebab keluarga,
jantung gagal jantung : penyebab gagal
 Kelainan otot jantung dengan
jantung menggunakan
 Pengera lembar balik
san 12.2 Motivasi
pembuluh keluarga untuk
darah menyebutkan
 Hiperten kembali
si penyebab gagal
 Penyakit jantung
jantung lain 1.2.3 Beri
reinforcemen
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

1.3 Respon Keluarga dapat 1.3.1 Diskusikan


menyebutkan verbal menyebutkan 3 tanda dan
tanda dan dari 4 tanda gejala gagal
gejala gagal dan gejala janutung
jantung. gagal jantung : dengan
 Sesak nafas keluarga
 Mudah lelah 1.3.2Motivasi
 Oedema keluarga untuk
Pada menyebutkan
eksteremitas kembali
 BB penyebab gagal
bertambah jantung
 Badan lemah 1.3.3 Beri
 Gelisah reinforcemen
dan cemas positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

1.4 Respon Masalah – 1.4.1 kaji pada


mengidentivikas verbal masalah yang keluarga tentang
i masalah diungkap tanda dan gejala
keluarga , yang
membandingka diperhatikan
n kosep dengan 1.4.2 hubungkan
teori dengan konsep
1.4.3 beri
reinforcemen
atas
ungkapan
keluarga.

Setelah
dilakukan
intervensi x 45
menit
diharapkan
keluarga
mampu :
2. mengambil
keputusan
yang tepat
untuk
merawat
anggota
keluarga
dengan
gagal jantung

2.1
menyebutka Respon Keluarga dapat 2.1.1Kaji
n akibat verbal menyebutka 2 pengetahuan
lanjut gagal dari 3 akibat keluarga tentang
jantung lanjut dari gagal akibat lanjut dari
jantung dengan gagal jantung
bantuan leaflet : 2.1.2beri
 syock reinforcemen
kardiogenik positif atas
 efusi dan jawaban
tamponade keluarga
perikardim 2.13 diskusikan
akibat lanjut
gagal jantung
dengan keluarga.

2.2 Respon Keluarga 2.2.1 beri


memutuskan verbal memutuskan kesempatan
untuk merawat untuk merawat keluarga untuk
keluarga anggota mengambil
dengan gagal keluarga keputusan
jantung dengan gagal 2.2.2 motivasi
jantung keluarga untuk
merawat anggota
keluarga dengan
gagal jantung
2.2.3 beri
reinforcemen
positif

3. setelah Respon Keluarga 3.1.1 kaji


dilakukan verbal mampu kemampuan
intervensi menyebutkan keluarga tentang
keperawatan x ( dengan perawatan gagal
45 menit bahasa sendiri. jantung
pertemuan Atau dengan 3.1.2 jelaskan cara
keluarga leaflet ) : merawat gagal
mampu 1. ubah posisi jantung
merawat dengan 3.1.3 motivasi
anggota sering, keluarga unutk
keluarga tinggikan mengulang
dengan gagal kaki bila kembali
jantung : duduk, lihat 3.1.4 beri
3.1 permukaaan reinforcement
menyebutkan kulit, positif
cara merawat pertahankan
anggota tetap kering.
keluarga 2. olah raga
dengan gagal teratur
jantung. 3. mengatur
keseimbanga
n antara
aktivitas dan
istirahat.
4. mengatur diit
untuk
mencegah
terjadinya
kolesterol
tinggi.
5. melakukan
senam
ringan
6. pemeriksaan
kesehatan
pada
pelayanan
kesehatan
secara
teratur.

3.2
menyebutkan RV Keluarga 3.2.1 kaji
diet bagi mampu pengetahuan
penderita gagal menyebutkan 5 keluarga tentang
jantung dari masing – diet bagi
masing penderita gagal
kelompok jantung
makanan yang 3.2.2 beri
boleh dan tidak reinfoprcement
boleh positif atas
dikonsumsi jawaban
bagi penderita keluarga
gagal jantung 3.2.3 diskusikan
dengan tentang diet
bantuan penderita gagal
minimal : jantung dengan
Diet penderita keluarga
gagal jantung : 3.2.4 beri
1. membatasi kesempatan
makanan keluarga unutk
sumberkolest bertanya
erol : 3.2.5 jawab
 makan pertanyaan
kuning telor keluarga
tidak lebih 3.2.6 motivasi
dari 1-5 butir keluarga untuk
seminggu mengulang
 menghindari kembali
makan otak 3.2.7 beri
dan usus reinforcement
 menghindari positif atas
keberhasilan
makan kue keluarga
yang terbuat 3.2.8 evaluasi pada
dari susu, kunjunagtn yang
kuning telor tidak
dan mentega direncanakan.
2. makan ikan
dan ayam
sebagai
pengganti
daging / putih
tellur.
3. lebih makan
kacang –
kacangan
dan hasil
olahannya
seperti tahu
dan tempe
4. makan
banyak sayur
dan buah –
buahan yang
mengandung
serat karna
dapat
menurunkan
kolesterol.

Pada
kunjungan yang
tidak
direncanakan
keluarga telah
mengatur
makanan untuk
penderita gagal
jantung

3.3 membuat RV Keluarga dapat 3.2.1 kaji


obat tradisional menyebutkan 2 pengetahuan
dari 3 cara keluarga tentang
membuat obat obat tradisional
tradisional bagi penderita
dengan gagal jantung
bantuan 3.2.2 beri
minimal atau reinfoprcement
leaflet : positif atas
 daun sukun jawaban
caranya : keluarga
ambil 1 3.2.3 diskusikan
lembar daun tentang obat
sukun tua tradisional
yang masih penderita gagal
menempel jantung dengan
didahan, cuci keluarga
dan jemur 3.2.4 beri
hingga kesempatan
kering, keluarga unutk
kemudian bertanya
jemur hingga 3.2.5 jawab
mendidih, pertanyaan
minum. keluarga
 Tanaman 3.2.6 motivasi
obat – ginje keluarga untuk
caranya : mengulang
ambil 1-2 gr kembali
daun segar 3.2.7 beri
ginje, direbus reinforcement
dengan 1 positif atas
gelas air keberhasilan
selama 15 keluarga
menit setelah 3.2.8 evaluasi pada
dingin saring kunjunagtn yang
dan minum. tidak
 Seledri dan direncanakan.
kumis kucing
caranya :
daun seledri
dan
beberapa
lembar daun
kumis kucing
direbus
sampai
mendidihy
setelah
dingin airnya
diminum
Setelah RV dan Pada 4.1 jelaskan kepada
dilakukan afektif kunjungan yang keluarga tentang
intervensi tidak cara
keperawatan direncanakan memodifikasi
selama 1x45 keluarga telah lingkungan bagi
menit melakukan 2 penderita gagal
pertemuan dari 4 cara jantung
diharapkan memodifikasi 4.2 motivasi keluarga
keluarga lingkungan. unutk
mampu : Cara menerapkan
4. memodifkasi memodifikasi cara
lingkungan bagi lingkungan bagi memodifikasi
penderita gagal penderita gagal lingkungan bagi
jantung jantung adalah : penderita gagal
- gunakan jantung
tempat tidur 4.3 evaluasi pada
yang tidak kunjungan yang
terlalu tinggi tidak
- pasang direncanakan
pegangan kerumah
dikamar keluarga
mandi 4.4 beri kesempatan
- Buat keluarga untuk
lingkungan mengekspresika
sekitar n perasaannya
senyaman dan mengajukan
mungkin pertanyaan
- hindari lampu 4.5 jawab pertanyaan
redup dan keluarga dan beri
menyilaukan reinforcement
positif
Setelah
dilakukan
intervensi
selama 1x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga
mampu :
5.memanfaatka RV Fasilitas 5.1.1 sebutkan
n pelayanan kesehatan yang kepada
kesehatan : dapat keluarga
5.1 pelayanan digunakan : beberapa
kesehatan - rumah sakit / fasilitas
yang dapat puskesmas kesehatan
dimanfaatk - perawat yang dapat
an keluarga digunakan
Praktek 5.1.2 diskusikan
doter/ bidan bersama
 fasilitas keluarga
yankes yang berbagai
daspat sarana
dikunjungi pelayanan
pada jam kesehatan
kerja selain yang tersedia
praktek yang dapat
dokter / digunakan
bidanh pada 5.1.3 Jelask
sore hari an akan
pentingnya
 fasilitas fasilitas
kesehatan pelayanan
yang mudah kesehatan
dijangkau tersebut
akan 5.1.4 Dorong
mengurangi keluarga untuk
biaya dan mengunjungi
kemudahan fasilitas
dalam pelayanan
trasportasi kesehatan
 biaya yang
diperlukan
sesuai
dengan
yankes yang
digunakan

5.2 memberikan RV dukungan


dukungan kepada 5.2.1 dukung
kepada keluarga untuk keluarga untuk
keluarga menggunakan memutuskan
untuk yankes dapat tindakan
menggunak mendorong 5.2.2 evaluasi
an keluarga adanya
pelayanan menguragi / penurunan
kesehatan mengatasi sakit sakit setelah
gagal jantung menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
5.2.3 beri
reinforcement
Pada positif
5.3 Afektif kunjungan yang
memanfaatkan tidak 5.3.1 jelaskan
fasilitas direncanakan kepada
pelayanan keluarga keluarga
kesehatan mampu manfaat
menunjukan pelayanan
kartu berobat kesehatan
atau obat – 5.3.2 dorong
obatan yang keluarga unutk
diresepkan dari mengungkapka
fasilitas n persepsinya
pelayanan 5.3.3 minta keluarga
kesehatan menunjukan
kartu berobat
5.3.4 beri
reinforcement
positif.

BAB IV
PENUTUP

Setelah menguraikan berbagai hal asuhan keperawatan kelurarga pada


AN. R keluarga Bpk. H mulai dari pengkajian perencanaan, palaksanaan dan
evaluasi maka penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan pengumpulan
data, kemidian data tersebut dianalisa dan dikelompokan untuk menegakan
diagnosa keperawatan
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan sesuai masalah
yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian. Rencana tindakan dilakukan
unutk mengurangi gejala dan keluhan pada pasien dan dapat memberikan rasa
aman dan nyaman.
3. Implementasi
Implementasi adallah pelaksanaan t8indakan keperawatan secara nyata
pada pasien, dengan perencanaan yang telah dibuat.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa ISPA . dilakukan
sejauh mana criteria dan tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya kerjasama
keluarga, perawat dan tenaga medis lainnya ternyata tindakan keperawtan dapat
dilakukan dengan utjuan dan criteria yang ada pada perencanaan dapat dicapai.
Hasil evaluasi An. P sembuh.

B. Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien dengan
tujuan kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu tentang
proses penyakit yang diderita klien.
2. Kepada teman – teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat
berpedoman pada proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio,
psiko, dan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai