Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global

akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga

akan terus mengalami perubahan. Indonesia telah memasuki era baru yaitu era

globalisasi yang ditandai dengan perubahan – perubahan yang cepat disegala

bidang menuju kearah yang lebih baik, tidak terkecuali bidang keperawatan.

Keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses

mewujudkan keperawatan sebagai profesi. Tenaga keperawatan hendaknya

mempersiapkan era global secara benar dan menyeluruh mencakup seluruh

aspek keadaan dan kejadian atau peristiwa yang telah, sedang, dan akan

berlangsung pada era tersebut (Nursalam, 2015).

Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan

intelektual interpersonal kemampuan teknis dan moral. Hal ini bisa ditempuh

dengan meningkatnya kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada

progam pendidikan perawat. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan

yang mendasar dalam upaya aktif untuk menyukseskan program pemerintah

yang berwawasan luas tentang profesi keperawatan (Nursalam, 2015).

Perubahan-perubahan yang terjadi di era global akan berdampak positif dan

negatif terhadap pelayanan keperawatan. Dampak positif akibat perubahan yang

terjadi meliputi makin meningkatnya mutu pelayanan keperawatan yang

1
2

diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga

kesehatan/keperawatan yang tersedia sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat, dan bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.

Sedangkan dampak negatif yang perlu diperhatikan yakni terjadinya persaingan

yang makin ketat antartenaga keperawatan, berubahnya filosofi pelayanan

keperawatan yang semula berorientasi social menjadi sepenuhnya bersifat

komersial, makin sulit mewujudkan pemerataan pelayanan keperawatan, dan

tidak sesuainya pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

(Nursalam, 2015).

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan

kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan

faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu

kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga

tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses

manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan

sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi

yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan

dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga

keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek

sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan

dan dihormati (Nursalam, 2015).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota

staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional


3

(Gillies, 1986). Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan

profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi

manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.

Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan

memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan

konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,

berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,

manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan

tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan

memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap

perubahan yang terjadi (Nursalam, 2015).

Asuhan Keperawatan bermutu dapat dilaksanakan melalui pendekatan

metodologis keperawatan. Pendekatan ini dapat berupa pendekatan

keperawatan tim, fungsional, kasus, atau keperawatan primer. Penetapan

pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh visi misi dan tujuan Rumah Sakit dan

Ruang Rawat, ketersediaan tenaga keperawatan baik jumlah maupun

kualifikasi, fasilitas fisik ruangan, tingkat ketergantungan klien, tersedianya

prosedur dan pelayanan keperawatan, sifat ruangan dan jenis pelayanan

keperawatan yang diberikan.

Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat

penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah

satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa


4

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya

(Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan

keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Sartika Asih merupakan rumah sakit

milik POLRI yang telah terakreditasi Paripurna sejak tahun 2017 yang

menyediakan berbagai jenis pelayanan perawatan pada klien baik untuk UGD,

kamar bedah, ICU, NICU, PICU, Perinatologi, Unit Hemodialisa, rawat jalan

ataupun rawat inap. Salah satu bagian dari fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit

Bhayangkara Tingkat II Sartika Asih adalah ruang rawat inap. Ruang rawat inap

yang tersedia salah satunya adalah ruang rawat inap penyakit dalam yang

bertempat di ruang Bhayangkara. Ruang Bhayangkara merupakan unit

perawatan penyakit dalam dewasa perempuan dan laki-laki yang mempunyai

ruang perawatan kelas III, ruang isolasi, serta ruang tahanan.

Berdasarkan data yang ada, perlu dilakukan sebuah studi tentang proses

keperawatan dimana salah satunya adalah Praktek Stase Manajamen

Keperawatan, maka dari itu kami mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners

Angkatan XI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Kencana

Bandung, merasa perlu untuk melakukan kajian unit dan manajemen asuhan

keperawatan di Ruang Rawat Inap Bhayangkara yang hasilnya diharapkan

dapat menemukan masalah untuk dicari solusinya, sehingga pelayanan dan

asuhan keperawatan di Ruang Bhayangkara Rumah Sakit Bhayangkara tingkat

II dapat meningkat.
5

1.2 Tujuan Praktik

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mata ajar manajemen

keperawatan di Ruang Bhayangkara Rumah Sakit Sartika Asih Tingkat II

diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman nyata bagi

kami mahasiswa Profesi Ners tentang proses manajemen keperawatan di

suatu unit pelayanan kesehatan dan mampu melakukan pengelolaan unit

pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep dan langkah

manajemen keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik, praktikan secara individu

dan kelompok mampu :

a. Mahasiswa mampu melakukan kajian situasi diruang rawat inap

keperawatan

b. Mahasiswa mampu melakukan analisis situasi dan identifikasi masalah

manajemen keperawatan

c. Mahasiswa mampu melakukan fungsi perencanaan (planning) dalam

manajemen keperawatan

d. Mahasiswa mampu melakukan fungsi pengorganisasian (organizing)

dalam manajemen keperawatan

e. Mahasiswa mampu melakukan fungsi pengarahan (actuating) dalam

manajemen keperawatan

f. Mahasiswa mampu melakukan fungsi pengendalian (controlling) dan

evaluasi (evaluating) dalam bentuk audit hasil di ruangan


6

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Pasien

Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat

kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai

kepuasan klien yang optimal

1.3.2 Bagi Perawat Di Ruang Bhayangkara Rumah Sakit Bhayangkara

Tingkat II Sartika Asih

Diharapkan dapat tercapainya kepuasan kerja yang optimal, terbinanya

hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan

lain, serta hubungan perawat dengan klien dan keluarganya.

1.3.3 Bagi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Sartika Asih

Diharapkan mahasiswa dapat membantu pihak rumah sakit dalam

mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan

dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional, rumah sakit dapat

menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun

rencana strategi.

1.3.4 Bagi Institusi

Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan

mahaiswa secara aktif dalam kegiatan yang terkait melalui peningkatan

kemampuan mahasiswa dalam memprakarsai perubahan, mempersiapkan

pelayanan keperawatan dan menignkatkan pelayanan keperawatan yang

profesional dan berkualitas.


7

1.3.5 Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi

MPKP di dalam rumah sakit sebagai aplikasi teori mata kuliah manajemen

keperawatan sehingga dapat melengkapi pengetahuan dan menigkatkan

wawasan didalam penerapan manajemen pelayanan keperawatan

professional.

Anda mungkin juga menyukai