) ( )
NIM:NIM:
140301199 NIM:
)
NIM:
( )
NIM:
( ) ( )
NIM: NIM:
( ) ( ) ( )
NIM: NIM: NIM:
( ) ( ) ( )
NIM: NIM: NIM:
( ) ( ) ( )
NIM: NIM: NIM:
( ) ( ) ( )
NIM: NIM: NIM:
( ) ( ) ( )
NIM: NIM: NIM:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Adapaun judul dari laporan ini adalah “Teknik Persilangan Pada Tanaman
Jagung (Zea mays L)”. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
Medan.
memberikan dukungan dan doa baik secara moral dan material kepada penulis.
Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada Dr. Diana Sofia. H, S.P., M.P.;
Lutfi. A. Siregar, S.P., M.Sc., Ph.D; Ir. Hot Setiado, M.S., Ph.D.;
Ir. Revandy. I. M. Damanik., M.Sc., Ph.D.; Ir. Eva Surthi Bayu, M.P.;
Ir. Emny Harso kar, M.Sc.; Ir. Syafruddin Ilyas; Ir. Yusuf Husni; Ir. Isman
Nuriadi; selaku dosen mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman serta kepada abang
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 2
Kegunaan Penulisan 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman 3
Syarat Tumbuh 4
Iklim 4
Tanah 5
Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Teknik Persilangan 9
Tahapan Persilangan 10
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Persilangan 12
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Persilangan 13
Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) 15
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum 18
Bahan dan Alat 18
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan 19
Pembentukan Plot 19
Penanaman 19
Pemupukan 19
Pemeliharaan Tanaman 20
Penyiraman 20
Penyiangan 20
Pembumbunan 20
Panen 20
Peubah Amatan 21
Tinggi Tanaman (cm) 21
Jumlah Daun/cabang 21
Diameter Batang (mm) 21
Umur Berbunga (MST) 21
ii
Persentase Keberhasilan Persilangan 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 23
Pembahasan 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Alur Silsilah Persilangan
Bagan Seluruh Lahan
Foto Lengkap
iii
DAFTAR TABEL
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung telah dikenal dan ditanam oleh masyarakat Amerika Utara sejak
200 tahun sebelum masehi, tetapi asal tanaman jagung belum dapat diketahui
secara pasti. Bangsa India telah menanam jagung yang kemudian dikembangkan
oleh penjelajah dari Eropa pada abad 17, yang digunakan sebagai pakan ternak
dan bahan makanan manusia. Pada era indudtrial, jagung telah diusahakan sebagai
bahan baku untuk menghasilkan minyak jagung dan dapat dikemabngkan sebagai
Tanaman jagung manis selama ini sudah cukup lama dibudidayakan oleh
upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satunya
dengn mengkaji dosis pemupukan yang optimal bagi produksi jagung manis
secara optimal mengingat berbagai kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor
internal petani juga merupakan kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor
internal petani juga merupakan kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti
kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih
mengembangkan varietas ungguol yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada
2
Oleh karena itu, perlu dnya menentukan dosisi P yang paling optimal bagi setiap
dijadikan sebagai teknologi budidaya sertaan dari varietas baru yang dihasilkan
(Larasati, 2011).
Tanaman jagung manis sangat respons terhadap tanah dengan kesuburan tinggi.
Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah harus diperhatikan
Pada tahun 2014, produksi jagung di Indonesia mencapai 3,744 ton dengan
Kemudian pada tahun 2015 mengalami kenaikan sampai 19,612 ton dengan luas
pertumbuhan produksi jagung tahun 2015 terhadap tahun 2014 sebesar 3,18 %
(Kasryno, 2016).
berlubang di wajah atau flek hitam. Selain mampu menghilangkan bekas jerawat,
jagung muda juga berkhasiat untuk menghilangkan bekas cacar air di kulit. Di
samping itu, zat alami yang terkandung dalam jagung muda juga bermanfaat
(Sari, 2015).
3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk dapat mengetahui teknik
persilangan pada tanaman menyerbuk silang pada tanaman jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
diselesaikan dalam 80-150 hari. Menurut Fauzi (2012), tanaman jagung dalam tata
bawah pada saat biji berkecambah, akar koronal yang tumbuh ke atas dari jaringan
batang dimana plumula muncul, dan akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-
buku di atas permukaan tanah. Akar-akar seminal terdiri atas akar-akar radikal
atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai
akar adventious pada dasar dari buku pertama di atas pangkal batang. Pada
umumnya akar-akar seminal berjumlah 3-5, tetapi dapat bervariasi dari 1-13. Akar
koronal adalah akar yang tumbuh dari bagian dasar poangkal batang, Akar udara
tumbuh dari buku-buku kedua, ketiga atau lebih di atas permukaan tanah
(Hartoyo, 2008).
antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang kecuali pada
jagung manis sering tumbuh beberapa cabang (anakan) yang muncul pada pangkal
batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60-300 cm atau lebih tergantung
tipe dan jenis jagung, Ruas bagian batang atas berbentuk silindris dan ruas-ruas
5
batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah
rata 12-18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang lebih
banyak daun. Panjang daun berkisar antara 30-150 cm dan lebar daun dapat
dengan cepat. Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah
(Sembiring, 2007).
tumbuhan berumah satu. Kedua bunga diklin atau terpisah. Pada tiap kuntum
bunga jagung terdapat struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang dinamakan
floret. Pada tanaman jagung sendiri, floret menjadi terbatas sebab terdapat
gulmae. Bunga jantan jagung tumbuh pada bagian puncak tanaman yang berupa
karangan bunga. Bagian serbuk sari pada bunga jagung berwarna kuning dengan
aroma yang cukup khas. Adapun bunga betina tersusun dalam bentuk tongkol
Pada umumnya satu tongkol jagung mengandung 300-600 biji jagung. Biji
jagung berbentuk bulat dan melekat pada tongkol jagung. Susunan biji jagung
sehingga jumlah baris atau deret biji selalu genap. Warna biji jagung bervariasi
dari putih, kuning, merah, dan ungu sampai hitam. Rambut merupakan tangkai
putik yang sangat panjang yang keluar ke ujung kelobot melalui sela-sela deret
Tongkol ini bukan hanya tempat pembentukkan lembaga tetapi juga merupakan
tempat menyimpan pati, protein, minyak/lemak, dan zat-zat lain untuk persediaan
dan biasanya dalam satu tongkol mengandung sekitar 300 sampai 1000 biji jagung
(Indrawuri, 2010).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri
lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam kondisi. Iklim
yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah yang
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis/tropis yang basah. Jagung
dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat
LS (Izah, 2009).
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Sedangkan suhu yang dikehendaki tanaman jagung manis berkisar 21°-34°C, akan
tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam
mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan
7
tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin namun
jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas jagung (Suliswaty, 2016).
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
jagung ditanam di awal musim hujan dan menjelang musim kemarau (Izah, 2009).
dengan baik pada ketinggian tempat sampai dengan 3.000 meter di atas
permukaan laut (mdpl). Jagung manis dapat beradaptasi dengan baik pada iklim
antara 50°LU - 50°LS. Jagung manis merupakan tanaman yang memerlukan curah
Tanah
Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang
dari 40% kapasitas lapang atau bila batangnya terendam air. Tanaman jagung
dapat ditanam pada lahan kering beriklim basah dan beriklim kering, sawah irigasi
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung manis
adalah pH antara 5,67-7,5. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk
tanaman jagung manis adalah pada pH 6,8. Bila lahan kering ber-pH masam
8
Lahan tanah yang baik untuk budidaya jagung manis harus memiliki
criteria lahan yang sesuai untuk menunjang produksi dari jagung manis. Lahan
tanah yang baik untuk budidaya jagung manis kering yang berpengairan cukup,
tadah hujan, terasering, gambut yang telah di perbaiki, dan sawah bekas menanam
padi. Jagung manis harus ditanam di lahan yang terbuka (Anggraini, 2016).
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsure hara terutama
nitrogen (N), fosfor (P) dan Kalium (K) dakan jumlah yang banyak. Oleh karena
pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bukan organiknya,
maka penambhan pupuk N, P dan K serta pupuk organic (kompos maupun pupuk
Tanah yang baik untuk bertanam jagung adalah yang bertekstur lempung,
lempung berdebu atau lempung berpasir. Struktur tanahnya gembur dan kaya
bahan organic. Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. Lokasi laha di areal terbuka
seperti halnya persawahan padi. Bebas dari genangan air dan tidak terendam air
Teknik Persilangan
tetua yang berbeda susunan genetiknya. Kegiatan ini adalah langkah awal pada
gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari
ke kepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman
yang menyerbuk sendiri (self pollination crop) maupun pada tanaman yang
menyerbuk silang (cross pollination crop). Agar persilangan dapat dikontrol dan
dan teknik (metode) seleksi. Teknik pemilihan tetua didasarkan pada karakter
kualitatif dan karakter kuantitatif yang dimiliki tetua. Teknik persilangan buatan
didasarkan pada biologi bunga dari tanaman tersebut. Sementara itu teknik seleksi
disediakan alat-alat antara lain: pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset
dengan ujung yang runcing, jarum yang panjang dan lurus, alcohol (75-85%) atau
spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk
tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari,
kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar untuk
Misalnya letak organ jantan dan organ betina yang terpisah, masaknya polen tidak
sama dengan kepala putik. Sehingga control persilangan menjadi semakin lebih
dan pelabelan) sama seperti pada tanaman menyerbuk sendiri (Baskara, 2013).
Tahapan Persilangan
induk betina, kastrasi, isolasi, pengumpulan serbuk sari dan penyerbukan. Pada
yang ada di sekitar bunga dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang
tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu (Desentia, 2015).
Isolasi dilakukan agar bunga yang tidak diserbuki oleh serbuk sari (pollen)
asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun bunga betina harus
11
dikerudungi atau disungkup dengan kantung plastic. Kantung ini bisa terbuat dari
kertas tahan air, kain, plastic, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan
beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua
betina jauh dari tanaman tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga
dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup
bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya
kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau
Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viable atau
anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian penyerbukannya dilakukan
pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat—alat tersebut ke
cokelat, sebaiknya dilapisi juga dengan plastic. Hal ini agar serbuk sari tidak
terkena air saat hujan. Setelah dilakukan penyerbukan, alat kelamin betina atau
putiknya disungkup kembali dengan serbuk sari dan akan dibuka saat pemanenan.
Hal ini dilakukan agar mencegah terjadi jatuhnya serbuk sari dari tetua jantan
hibrida unggul pada tanaman menyerbuk silang harus diawali dengan menyerbuk
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang terpenting adalah saat
sudah masak tetapi belum mati dan putik siap untuk dibuahi. Cuaca yang cerah
hibridisasi efektif dan efisien antara lain ketepatan waktu berbunga, waktu
emaskulasi dan waktu penyerbukan. Teknik dan waktu emaskulasi serta pengaruh
tentu pada hasil hibridisasi buatan telah dilaporkan bervariasi 38-70% tergantung
cahaya matahari dapat juga mempengaruhi tingkat kemasakan buah (Aini, 2008).
sinar matahari, air, hujan dan angin. Air yang memadai di daerah areal sekitar
pertanian yang cukup akan membantu biji, bunga, dan buah dalam proses
pertumbuhan dan disertai hujan yang relative optimal. Keberadaan angin juga
bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan dan
Sumber variasi sifat atau klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya
dan menjadi sumber penyeleksian klon baru dapat diperoleh dengan metode
alat dan bahan. Kemudian bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki dipilih.
Tongkol yang dipilih yaitu tongkol yang belum diserbuki, ditandai dengan rambut
pada ujung tongkol belum keluar atau keluar dalam jumlah sedikit, dan ukuran
tongkol masih kecil. Tanaman yang akan dipakai sebagai tetua jantan (sumber
serbuk sari) dipilih. Malai yang dipilih yaitu malai yang siap untuk dijadikan tetua
terkumpul pada kantong. Setelah kantong dirasa sudah cukup terisi oleh serbuk
sari, dengan segara kantong tersebut digunakan untuk membungkus tongkol yang
sudah dipilih sebelumnya, dan ditutup dengan rapat. Kantong berisi serbuk sari
yang sudah ditutupkan pada tongkol, digoyang-goyangkan agar serbuk sari jatuh
berbunga. Ini berarti bahwa waktu tanam tetua jantan dan betina harus
diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan. Pada tetua
betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, pada pagi hari, bila melalui waktu
tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika
stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga
16
membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua
akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan
antara lain pemilihan tetua jantan dan betina, kastrasi, emaskulasi, dan
betina dan induk jantan. Kedua induk sebaiknya memiliki keunggulan yang
nantinya diharapkan bisa terpadu pada keturunannya. Sebagai induk betina dipilih
tanaman yang memiliki bunga dengan putik sudah matang kelamin, yakni
tanaman yang bunganya sudah menghasilkan serbuk sari, sebagai tanda kelamin
Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar
tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan mulai
muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah
menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari
padatan dan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukan
secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah
persilangan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah, biasanya 1-
ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu secara mekanis, fisika, dan kimia. Praktikum ini kami melakukan
dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuk sari luruh. Gunting digunakan
untuk memotong ujung palea dan lemma agar mudah diambil kepala sarinya.
dengan tujuan agar terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan dan untuk
persilangan dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga tersebut
Universitas Sumatera Utara, Medan dan pada tanggal 2 November 2018 hingga
selesai.
berfungsi untuk membuka lahan dan membuat plot, parang berfungsi untuk
membuka lahan, meteran berfungsi untuk mengukur luas plot dan mengukur
tinggi tanaman sebagai salah satu parameter amatan, gembor berfungsi untuk
menyiram lahan, jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter batang, tali
serbuk sarai pada putik, gunting berfungsi sebagai alat potong, spidol berfungsi
sebagai alat tulis untuk menandai setiap perlakukan, kamera handphone berfungsi
untuk mengambil gambar dari setiap kegiatan, dan alat tulis berfungsi untuk
menulis data.
Adapaun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung
varietas CIMMYT dan CI# sebagai objek praktikum, top soil berfungsi sebagai
media tumbuh, pupuk berfungsi sebagai tambahan unsur hara bagi pertumbuhan
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan pada hari Senin, 28 Oktober 2018 yang meliputi
tanah, pembuatan parit (drainase), pembuatan plot dan pembuatan lubang tanam
Pembentukan Plot
Pembentukan plot dilakakan pada hari Kamis, 9 Maret 2018. Plot dibuat
Penanaman
sekitar 3-5 cm. Lubang tanam dibuat dengan dengan jarak 30 secara horizontal
Pemupukan
dilakukan dengan cara dilarikan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan
dosis 105 gram per plot, pupuk KCl dengan dosis 30 gram per plot dan pupuk
Pemeliharaan Tanaman
20
Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari dengan
jumlah air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air per plot.
Penyiangan
dari gulma dapat dilakukan secara k manual dengan tangan. Penyiangan janagn
sampai mengganggu akar tanaman pada umur tersebut yang belum kuat
mencengkram tanah.
Pembumbunan
Panen
dipanen dengan cara tonggol dipotong dari batang. Jagung yang telah siap panen
tanda berwarna hitam di bagian pangkal tempat melekatnya jagung pada tongkol.
Peubah Amatan
21
tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari leher akar hingga
Jumlah Daun/cabang
Jumlah daun tanaman jagung diambil setiap satu minggu sekali dan
perhitungan jumlah daun tanaman dimulai pada 2 MST atau 15 hari setelah tanam
hingga 7 MST atau sampai tanaman memasuki masa generatif dan berbunga.
Perhitungan jumlah daun dimulai dari daun yang terletak paling dekat deng akar
dan daun yang sudah melebar (tidak kuncup). Perhitungan dilakukan secara
manual dengan menandai setiap daun yang telah membuka sempurna dengan
spidol permanen.
Diameter batang tanaman jagung diambil setiap satu minggu sekali dan
perhitungan diameter tanaman dimulai pada 2 MST atau 15 hari setelah tanam
hingga 7 MST atau sampai tanaman memasuki masa generatif dan berbunga.
umur berbungan jantan dapat dilihat berdasarkan kalau malai pada ujung
batang tanaman jagung sudah keluar yang merwarna merah kecoklatan sedangkan
umur berbunga betina dapat dilihat berdasarkan kalau tongkol betina sudah keluar
dari ketiak daun. Perhitungan umur berbunga dimulai dari tanggal tanam hingga
Hasil
Kelompok :V
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Varietas : CIMMYT
Tanggal Tanam : 2 November 2018
Tanggal Pengambilan Data : 9 November 2018
Kelompok : II B
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Varietas : CIMMYT
Tanggal Tanam : 2 November 2018
Parameter : Tinggi Tanaman (cm)
MST Sampel
(Minggu Setelah Tanam) 1 2 3 4 5
9 November 2018
17.43 20.2 31 33.2 13.2
(3 MST)
16 November 2018
22 22.3 35 34 17
(4 MST)
23 November 2018
25 26 40 38 24
(5 MST)
30 November 2018
62 119.5 129 125 83
(6 MST)
6 Desember 2018
113 129.5 134.5 137.5 93.3
(7 MST)
Kelompok : II B
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Varietas : CIMMYT
Tanggal Tanam : 2 November 2018
Parameter : Jumlah daun (helai)
MST Sampel
(Minggu Setelah Tanam) 1 2 3 4 5
9 November 2018
3 4 3 4 1
(3 MST)
16 November 2018
4 4 4 4 3
(4 MST)
23 November 2018
6 6 6 6 5
(5 MST)
30 November 2018
6 6 6 6 5
(6 MST)
6 Desember 2018
7 7 7 7 6
(7 MST)
Total 26 21 26 21 20
Kelompok : II B
Komoditi : Jagung (Zea mays L.)
Varietas : Ci#
Tanggal Tanam : 2 November 2018
Parameter : Tinggi Tanaman
MST Sampel
(Minggu Setelah Tanam) 1 2 3 4 5
9 November 2018
37.1 46 37.8 44 36
(2 MST)
16 November 2018
40 48 38 47 38
(3 MST)
23 November 2018
42 50 39.7 49 42
(4 MST)
30 November 2018
104 128 123.5 125 128
(5 MST)
6 Desember 2018
104.5 156 134 144 130
(6 MST)
Umur Berbunga
Sampel
No. Total Rataan
1 2 3 4 5
54 55 53 54 54 270 54
Tabel 2.1. Umur Berbunga Jagung (Zea mays L.)
5
= x 100%
5
= 100%
Data Persilangan
Pembahasan
Adapun data rata tertinggi tanaman jagung (Zea mays L.) untuk criteria
tinggi tanaman varietas CIMMYT adalah 78.50 dan data ternedah adalah 59.20.
Sedangkan pada varietas CI#, data tertinggi yaitu 79.50 dan data terenah adalah
40.8.
persilangan yang dilakukan pada tanaman itu sendiri artinya tidak ada perbedaan
pembasteran adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau
keragaman genetik dan menguju potensi tetua. Hal ini sesuai dengan literatur
Dewi (2016) yang menyatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal pada
jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman namum berbeda bunga. Posisi
bunga jantan berada di atas bunga betina, biasanya penyerbukan alaminya dibantu
29
terjadinya penyerbukan sendiri hal ini dikarenakan masa matang bunga jantan dan
Hal ini sesuai dengan literatur Panjaitan (2013) yang menyatakan bahwa tanaman
satu. Kedua bunga diklin atau terpisah. Pada tiap kuntum bunga jagung terdapat
struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang dinamakan floret. Pada tanaman
dalam melakukan persilangan anatara lain pemilihan tetua, hal ini dimaksudkan
dalam tujuannya untuk merakit varietas unggul dengan sifat sifat baik yang
diinginkan. Selain itu seorang pemulia harus mengetahui karakter morfologis dan
fisiologis dari tanaman yang akan disilangkan dalam hal ini tanaman jagung,
dimana tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina dalam satu tanaman
tetapi masa matang kedua bunga tersebut tidak sama sehingga pada tanaman
jagung terjadi penyerbukan silang, selain itu faktor ekstenal yang memepengaruhi
keberhasilan persilanhan adalah faktor cuaca yang terutama angin dan hujan
dimana ketika terjadi hujan maka persilangan tidak dapat dilakukan. Ketepatan
keberhasilan. Hal ini sesuai dengan literatur Aini (2008) yang menyatakan bahwa
melakukan persilangan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari yaitu antara
pukul 07.00 – 10.00 WIB. Hal ini sesuai dengan literatur Wasisa (2014) yang
efisien antara lain ketepatan waktu berbunga, waktu emaskulasi dan waktu
penyerbukan. Teknik dan waktu emaskulasi serta pengaruh tentu pada hasil
hibridisasi buatan telah dilaporkan bervariasi 38-70% tergantung pada teknik yang
tanaman yang ada disekitar bunga yang akan diserbuki dari kotoran, serangga,
kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang
menggaggu persilangan, isolasi dilakukan agar bunga tidak disebuki oleh serbuk
sari asing. Dengan demikian baik bunga betina maupun bunga jantan harus
bunga jantan dilakukan pengumpulan serbuk sari yang kemudian akan disilangkan
pada bunga betina. Proses emaskulasi pada persilangan tanaman jagung tidak
penyungkupan atau isolasi. Hal ini sesuai dengan literatur Yunianti et.al (2010)
silang perlu disediakan alat-alat antara lain: pisau kecil yang tajam, gunting kecil,
pinset dengan ujung yang runcing, jarum yang panjang dan lurus, alcohol (75-
85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah
untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang
sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar
ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutaman iklim dan kelembaban serta
curah hujan. Hal ini sesuai dengan literatur Kusumanungsari et.al (2012) yang
sudah masak tetapi belum mati dan putik siap untuk dibuahi. Cuaca yang cerah
Kesimpulan
faktor eksternal.
bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
33
Aini, M,N. 2008. Pengaruh Macam Persilangan Terhadap Hasil Dan Kemampuan
Silang Buah Naga Jenis Merah (Hylocereus polyrhizus). Universitas
Sebelas Maret: Surakarta.
Anggraini, A. 2016. Respon Pertumbuhan, Serapan Hara, Dan Hasil Produksi
Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt), Kultivar Valentino
Terhadap Pemberian Biofertilizer Dan Trichokompos. Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Atmadja, G,S. 2006. Pengembangan Produk Pangan Berbahan Dasar Jagung
Quality Protein Maize (Zea mays L.) Dengan Menggunakan
Teknologi Ekstrusi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Baskara, P,Y. 2013. Hibridisasi Tanaman Menyerbuk Silang. Universitas Jenderal
Soedirman: Purwokerto
Desentia, C. 2015. Laporan Praktikum: Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung
(Zea mays L.). Universitas Halu Oleo: Maluku.
Dewi, E, S. 2016. Pemuliaan Tanaman. Universitas Malikussaleh: Aceh.
Dongoran, D. 2009. Respon Pertummbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung
Manis (Zea mays Saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk Cair
TNF Dan Pupuk Kandang Ayam. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Sembiring, S. 2007. Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)
Hasil Three Way Cross. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman.
Purwokerto.
Suliswaty, H. 2016. Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
Jagung (Zea mays L.). Universitas Lampung: Lampung.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.
Suwardi.2009.Teknologi Produksi dan Pasca Panen Benih Unggul Jagung
Hibrida. Posiding Seminar NasionalSeralia.Vol.7(2):307-312.
Syukur, M., S. Sujiprihati dan R. Yunianti. 2010. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
35
LAMPIRAN
20 cm
30 cm
2m
1,5 m
Foto Lengkap
Proses Penyungkupan
Gambar 1.2. Proses Pelapisan Amplop Coklat Gambar 1.3. Proses Pengikatan Sungkupan
Dengan Platik Transparan
Proses Persilangan