Anda di halaman 1dari 7

DESAIN

GEOMETRI
SEL PV
DES AIN 1
1.1 Pengantar Analisis dan Desain Heksadekagonal
Abstrak

Krisis energi dunia dan semakin tinggi nya harga sumber energi menyeba-
bkan semakin berkembangnya inovasi dalam pemanfaatan energi alternatif yang
tidak menimbulkan polusi udara maupun radioaktif. Salah satu alternatif peman-
faatan energi adalah pemanfaatan matahari sebagai sumber energi. Ada beberapa
cara dalam memanfaatkan matahari, salah satunya dengan menggunakan kompo-
nen sel photovoltaic (sel PV), yaitu sebuah teknologi tenaga matahari yang menggu-
nakan sel solar untuk mengubah cahaya dari matahari menjadi listrik.
Sel PV merupakan sel semikonduktor sebagai sumber energi. Sel tunggal
yang menjadi sumber energi dapat disusun secara seri-paralel dan menjadi array
apabila memiliki beberapa sel PV/ kumpulan.

Kata kunci: energi, photovoltaic

A. Pengantar Analisis Sel PV


Energi surya merupakan energi yang ramah terhadap lingkungan. Pemanfaa-
tannya tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Konversi energi cahaya [Gambar 1]
Desain Heksadekagonal
menjadi energi listrik tidak menghasilkan sisa buangan seperti halnya pembakaran

Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika tempera-


ture sel tetap normal (pada 25ºC), kenaikan temperature lebih tinggi
dari temperature normal pada PV sel akan melemahkan voltage (Voc).
Setiap kenaikan temperature sel surya 1ºC (dari 25º) akan berkurang
sekitar 0.4% pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2x
lipat untuk kenaikan temperature sel per 10ºC (Mintorogo, 2000:129-
141).

BBM dan bahan bakar fosil lainnya. Energi adalah bagian penting dari produktifi-
tas, sama halnya dengan bahan baku, modal dan tenaga kerja. (Santini, 2011:489)

Konversi energi terbarukan masih berkendala, yakni efisiensi konversi energi


surya yang masih rendah. Secara teoritis, maksimum efisiensi dari konversi energi
surya adalah antara 11% hingga 12%
Sel surya pertama diproduksi dari silikon kristal dan memiliki efisiensi konversi
6%. Penelitian berkembang dan perbaikan sel surya terus dilakukan, hingga diha-
silkan dari silikon kristal dengan efisiensi konversi hingga 25% (skala laborato-
rium) dan 22% (modul yang dipasarkan). Di pasaran ada beberapa jenis teknologi
sel surya yang tersedia termasuk kristal, mikro-kristal dan silikon amorf. Karena
efisiensi yang lebih tinggi dan skala ekonomi, pasar dunia didominasi oleh sel surya
silikon kristal, yang mencapai 93,5% pada tahun 2005 (Parlevliet, 2014:4)

2
Keberadaan sumber energi Matahari sangat berlimpah,sehingga penerapan
teknologi fotovoltaik (PV) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah
yang belum terjangkau jaringan listrik cukup potensial untuk dikembangkan.
Dalam pengoperasiannya, kinerja PV sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatologi
daerah setempat (suhu lingkungan dan radiasi Matahari) dan parameter listriknya
(short circuit current, open circuit voltage, suhu sel PV, MPP, dan sebagainya).
(Hamdani, 2011:84).

Temperatur udara ambient juga mempengaruhi kinerja sel surya, dimana


kenaikan temperatur udara akan menurunkan kinerja dari sel surya terse-
but. Temperatur sel surya yang mengalami kenaikan temperatur akan
menurunkan tegangan output namun menaikkan arus outputnya. (Rizali,2015:2)

Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperature sel tetap
normal(pada25ºC),kenaikantemperature lebihtinggi dari temperaturenormalpada
[Gambar 2]
PVselakanmelemahkanvoltage(Voc).Setiapkenaikantemperatureselsurya1ºC(dari
struktur dari material semikonduk-
tor. (Handini, 2008:4) 25º) akan berkurang sekitar 0.4% pada total tenaga yang dihasilkan atau akan mele-
mah 2x lipat untuk kenaikan temperature sel per 10ºC (Mintorogo, 2000:129-141).

Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah alat yang mampu
mengkorversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya dianalo-
gikan sebagai alat dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi
gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari
dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. (Nugraha, 2013:2).

Sel surya menerima penyinaran matahari dalam satu hari sangat berva-
riasi. Hal ini dikarenakan sinar matahari memiliki intensitas yang besar
ketika siang hari dibandingkan dengan pagi hari. Untuk mengetahui kapa-
sitas daya yang dihasilkan, dilakukanlah pengukuran terhadap arus (I) dan
tegangan (V) pada gugusan sel surya yang disebut modul.(Suriadi,2010:77)

[Gambar 3] Susunan lapisan Dalam hal ini sel fotovoltaik lebih spesifik mengambil energi cahaya matahari
solar cell secara umum (Handini,
2008:11) sebagai sumber energi utama yang dapat diambil secara bebas, bersih dan tidak
bersuara. (Rizal, 2008:23)

Pemanfaatannya tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Konversi


energi cahaya menjadi energi listrik tidak menghasilkan sisa buangan seperti halnya
pembakaran BBM dan bahan bakar fosil lainnya (Rahadian,2015:131)

Biasanya sebuah modul panel surya terdiri dari banyak sel surya yang dapat
disusun secara seri maupun paralel. Sel surya dapat juga merupakan suatu elemen
aktif yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik, pada umumnya memiliki kete-
balan minimum 0.3 mm. Panel surya kebanyakan terbuat dari irisan bahan semikon-
duktor dengan kutub positif dan negatif. (Wasito, 2001)

DES AIN 3
Dasar Sel Surya

Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon—berperan sebagai insula-
tor pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah Silikon
Sel Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n (silicon doping3 of
“phosphorous”), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of “boron”).

Elektron-elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan atom pada lapi-
san penghubung (junction= 0.2-0.5 micron4) menyebabkan terjadinya aliran listrik. (Santoso,
2000:130)

Prinsip pemanfaatan efek fotovoltaik ini pertama kali dikemukakan oleh Bac-quere,
seorang ahli fisika berkebangsaan perancis pada tahun 1839. Apabila sebuah logam dikenai
suatu cahaya dalam bentuk foton dengan frekuensi tertentu, maka energi kinetik dari foton
akan menembak ke atom-atom logam tersebut. Atom logam yang iradiasi akan melepaskan
elektron-elektronnya, dimana elektron inilah yang yang akan mengalirkan arus dengan jumlah
tertentu.

Pemanfaatan efek fotovoltaik ini digunakan untuk menyerap energi matahari dan
me- nyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan. Panel surya
biasanya memiliki umur 20+ tahun yang biasanya dalam jangka waktu tersebut pemilik panel
surya tidak akan mengalami penuruna efesiensi yang signifikan. Namun, meskipun dengan
kemajuan teknologi, sebagian besar panel surya komersial saat ini hanya mencapai efesiensi
15% dan hasil ini tentunya merupakan salah satu alasan penggunaan energi surya pada indus-
tri tidak dapat berain dengan bahan bakar fosil. Panel surya komersial sangat jarang melampaui
efesiensi 20%. (Suyanto, 2014:168).

Contoh struktur sel surya yang umum yaitu terdapat pada sel surya berasis material
silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama
(seL surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

Secara umum bagian-bagian sel surya terdiri dari :

1. Substrat/Metal Backing
Substrat adalah material yang menopang seleruh komponen sel surya dan berfungsi seba-
gai kontak terminal positif sel surya, sehingga umumnya digunakan material metal atau logam.

2. Material Semi Konduktor


Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya. Materi inilah yang yang
berfungsi menyarap cahaya dari sinar matahari.

3. Kontak Metal/Contact Grid


Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduk-
tor dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.

4
[Gambar 4] (kiri) 4. Lapisan Antireflektif
Struktur dari sel surya komersial
yang menggunakan material silikon Merupakan lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara
sebagai semikonduktor. (Nugraha, semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan kearah semikon-
2013:2)
duktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
[Gambar 5] (kanan)
Skema Sel Surya (Suyanto, 2014) 5. Enkapulasi/Cover Glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari
hujan atau kotoran (Nugraha, 2013:2).

Sel surya (solar cell) atau dalam istilah ilmiah sering disebut
sebagai sel fotovoltaik (photovoltaic cell; PV cell) merupakan
unit material kimia tertentu yang dapat mengubah energi
cahaya (foton) menjadi energi listrik. Material kimia yang digu-

INFO!
Solar sel atau panel surya yaitu
alat yang terdiri dari sel surya
yang mengubah energi cahaya
menjadi listrik dimana energi
cahaya tersebut bersumber dari
cahaya matahari yang ramah
lingkungan, sedangkan surya
merupakan sebuah elemen semi
konduktor yang dapat men-
gkonversi energi surya menjadi
energi listrik berdasarkan efek
fotovaoltaik (Suyanto, 2014).

DES AIN 5
DESAIN HEKSADEKAGONAL (SEGI 16)

Berikut ini adalah sketsa gambar reaktor geometri ruang Heksadekagonal


(segi 16). Pada bagian dalamnya terdapat celah kecil ke arah sisi luar dan sisi dalam.
Elektrolit akan dimasukan ke dalam celah tersebut yang dinamakan dengan bulk
atau reaktor. Pada satu sisi Heksadekagonal terdapat dua buah bulk yang bersisian.
Karena Heksadekagonal memiliki 16 sisi maka membutuhkan 32 bulk.

Rancangan sel PV didesain dengan menggunakan computer dengan software


[Gambar 5] Dua buah bulk saling bersampingan
sketchup 2016. Rancangan desain diawali dengan membuat pola dasar heksadeka-
gonal. Desain dilakukan dengan membuat desain utama reaktor sebanyak tiga
model.

Rancangan PV tersebut terdiri dari desain atap yang dilengkapi dengan lampu
dan thermometer dan desain lantai yang dilengkapi dengan kipas pendingin.

Pada bulk, di setiap set bulk terdiri dari 2 lapisan bulk depan belakang dimana
di setiap sisi dari Heksadekagonal terdapat 2 set bulk yang bersampingan.

Sel PV ini didesain setiap modelnya dengan variasi ukuran yang berbeda. Pada
[Gambar 5] Desain atap bagian atas dilengkapi model 1 dibuat dengan ukuran tinggi 40 cm, lebar 18 cm (2 bulk) dan tebal 15 mm
lampu dan termometer
atau 1.5 cm. Pada model 2 dibuat dengan ukuran tinggi 36.4 cm, lebar 8 cm (2 bulk)
dan tebal 0.2 mm +0.28 mm+0.4 mm. Sedangkan pada model 3 dibuat dengan
ukuran tinggi 36.4 cm, lebar 8 cm (2 bulk) dan tebal 0.2 mm.

Menghitung volume dari ruang heksadekagonal dan menggunakan trigono-


metri serta aturan cosinus untuk menghitung luas permukaan bila ditengah ruang
ditempatkan satu titik.

[Gambar 6] Desain atap bagian dalam dilengkapi


lampu dan termometer

[Gambar 7] Desain lantai dilengkapi dengan


kipas pendingin.

6
Index
A
arus 6, 7

B
BBM 5, 6

C
cahaya matahari 6, 8

E
energi 5, 6, 7, 8
energi cahaya 5, 6, 8
energi listrik 5, 6, 8
Energi surya 5

F
foton 7, 8
fotovoltaik 6, 7, 8

G
GEOMETRI 4

K
Konduktor 7
Konversi 5, 6

O
output 6

P
panel surya 6, 7, 8

R
radiasi 6

S
sel 5, 6, 7, 8, 9
semikonduktor 5, 6, 7, 8
surya 5, 6, 7, 8

T
tegangan 6
teknologi 5, 6, 7
Temperatur 6

DES AIN 7

Anda mungkin juga menyukai