Anda di halaman 1dari 70

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

TARGET REALISTIS PENGEMBANGAN EBTKE


HINGGA TAHUN 2025
Disampaikan pada:
“ Rapat Konsolidasi Pengembangan Sektor EBTKE
dengan Wamen ESDM “

Jakarta, 26 September 2012 © DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 2


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 3


PENDAHULUAN Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

 Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 telah


menetapkan target energi baru terbarukan dalam bauran energi
nasional paling sedikit 17%;
 Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional yang baru, pangsa energi
primer yang berasal dari sumber energi baru terbarukan sebesar 25%
ditetapkan menjadi target.
 Komitmen Presiden Republik Indonesia untuk menurunkan emisi gas
rumah kaca sebesar 26% dengan upaya sendiri, dan 41% dengan
dukungan internasional;
 Indonesia berpotensi menjadi negara net importir energi pada tahun
2019, apabila konservasi energi tidak dimaksimalkan;
 Sesuai arahan Wakil Menteri ESDM, target pangsa energi primer yang
berasal dari sumber energi baru terbarukan perlu dihitung ulang yang
lebih realistis.
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 4


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 5


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ASUMSI PERHITUNGAN KONVERSI ENERGI PRIMER


• 1 TWh listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga
Air dan Surya dibutuhkan energi primer
setara dengan 0,086 MTOE
• 1 TWh listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi dibutuhkan energi primer setara
dengan 0,86 MTOE (dengan efisiensi 10%)
• 1 TOE = 7,33 SBM

Sumber:
IEA, Keyword Energy Statistic 2010
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 6


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN


(ENERGI PRIMER)

• Kebutuhan energi tahun 2010 sebesar 1138 Juta SBM yang suplainya
dipenuhi oleh Minyak 48,39%, Gas Bumi 19,97%, Batu Bara 24,74% dan
Energi Terbarukan 6,9%
• Kebutuhan energi tahun 2015 sebesar 1576 Juta SBM yang suplainya
dipenuhi oleh Minyak 38,6%, Gas Bumi 19,53%, Batu Bara 33,51%, Energi
Baru 0,2% dan Energi Terbarukan 8,1%
• Kebutuhan energi tahun 2020 sebesar 2126 Juta SBM yang suplainya
dipenuhi oleh Minyak 29,3, Gas Bumi 19%, Batu Bara 35,19%, Energi Baru
3,4% dan Energi Terbarukan 13,1%
• Kebutuhan energi tahun 2025 sebesar 2785 Juta SBM yang suplainya
dipenuhi oleh Minyak 23,7%, Gas Bumi 19,7%, Batu Bara 35,4%, Energi
Baru 4,5% dan Energi Terbarukan 16,7%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 7


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN


(ENERGI PRIMER)
TAHUN 2010 2015 2020 2025
SATUAN Juta SBM % Juta SBM % Juta SBM % Juta SBM %
Biofuel 1,4 0,12 15,9 1,0 35,6 1,7 83,1 3,0
Biomasa 8,9 0,79 15,7 1,0 47,8 2,2 145,9 5,2
Panas Bumi 23,6 2,07 39,8 2,5 106,9 5,0 121,9 4,4
Energi Air 44,5 3,91 55,8 3,5 86,6 4,1 112,3 4,0
Energi Surya 0,1 0,01 0,7 0,0 1,3 0,1 1,8 0,1
CBM 0,0 0,00 33,7 2,1 67,4 3,2 101,2 3,6
Minyak 550,5 48,39 608,4 38,6 623,1 29,3 659,7 23,7
Gas 227,2 19,97 307,9 19,5 403,2 19,0 549,8 19,7
Batubara 281,4 24,74 498,1 31,6 753,8 35,5 1009,8 36,3
TOTAL 1138 100 1576 100 2126 100 2785 100

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


PROYEKSI PENGEMBANGAN Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ENERGI BARU TERBARUKAN (ENERGI PRIMER)


2010 ET 2020
6,9% EB
EB
0,0%
ET 3,2%
Batubara Batubara 13,1%
24,7% 35,5%

Minyak
Minyak
Gas 29,3%
48,4% Gas
20,0%
19,0%

2015 EB
2025
2,1%
ET ET
Batubara 8,1% 16,7% EB
31,6% Batubara
3,6%
36,3%

Minyak
38,6% Minyak
Gas 23,7%
Gas
19,5% 19,7%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


2010 2020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Surya
Surya Biofuel 0,5%
0,0% Biomasa
0,1%
0,8%
Biofuel
Hidro 12,8%
31,1% Biomasa
17,2%
Hidro
Panas Bumi
3,9%
2,1%
Panas Bumi
38,4%

2015 2025
Surya Surya
Biofuel 0,4%
0,0%
1,0%
Biomasa
Hidro Biofuel
1,0%
24,1% 17,9%

Hidro
3,5%
Biomasa
Panas Bumi
Panas Bumi 31,4%
26,2%
2,5%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

TARGET REALISTIS
PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

2010 2025
Panas Bumi
Hidro
Biofuel Biomassa 2,1% 3,9% Surya
0,1% 0,8% 0,0% Biofuel
Biomasa
CBM 3,0% Panas Bumi Hidro
5,2%
0,0% 4,4% 4,0%
Batubara Surya
24,7% 0,1%
Batubara CBM
36,3% 3,6%
Minyak
48,39%
Gas Minyak
19,97% 23,7%
Gas
19,7%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ARAH KEBIJAKAN ENERGI

Bussiness Peraturan Presiden Target Realistis


As Usual No. 5/2006 2025
3298
Juta SBM 3200
Juta SBM KONSERVASI ENERGI
3,1%
2785 PRIMER
2419 17% Juta SBM (15.6%)
Juta SBM 34.6% 3,6 % EB
16,7 %
ET
1649 33%
Juta SBM

DIERSIVIKASI
20,6% 36,25%
1138

ENERGI
Juta SBM Batu Bara
EBT 6.9%
Batu Bara 24,7 % 19.68 %
30%
19,97% 41.7% Gas
Gas
23.68
Minyak 48,39% 20% %
Minyak
2010 2015 2020
Target 2025

Note:
• Efisiensi thermal Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi sebesar 25%
• 1 TOE = 7,33 SBM
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 12


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 13


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN PANAS BUMI


2012 - 2025

Jenis Energi Satuan 2012 2015 2020 2025


TAMBAHAN KAPASITAS MW 1.226 435 1.110 160

TOTAL KAPASITAS
PENGEMBANGAN
MW 1.226 2.004 5.389 6.141

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 14


ANALISIS PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DENGAN METODE FISHBONE

DATA BELUM MEMADAI TUMPANG TINDIH HARGA BELUM MENCAPAI


LAHAN KEHUTANAN KEEKONOMIAN

Koordinasi lintas UU 27/2003 Subsidi listrik dan


sektor kurang mengkategorikan BBM masih
panas bumi sebagai Koordinasi lintas diterapkan
optimal
pertambangan sektor kurang
optimal
UU 5/1990; UU 41/1999 Proses lelang dengan
Potensi energi Ketidakpastian tata waktu
Regulasi belum melarang aktivitas mekanisme harga
panas bumi pemberian izin dan
harmonis pertambangan dalam terendah
sangat besar rekomendasi yang diterbitkan
kawasan konservasi Pemda
Pertumbuhan kebutuhan Harga jual energi rendah
listrik tinggi Terbatasnya SDM dan berlaku sama (flat)
Ego sektoral
Ahli panas bumi untuk setiap daerah
Perubahan paradigma
dalam pengelolaan TARGET TAHUN
2025 KAPASITAS
energi nasional KEGIATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
TERPASANG
PLTP

Isu lingkungan dan PLN merupakan


prinsip pembangunan Tingginya resiko single buyer listrik
berkelanjutan hulu panas bumi (monopoli)
Membutuhkan
Tersedia fasilitas investasi yang tinggi Jaminan Kelayakan
insentif fiskal untuk Regulasi PSP Dukungan pada periode awal Usaha (JKU) belum
panas bumi belum efisien Perbankan nasional proyek memenuhi kebutuhan
masih rendah pengembang
Insentif untuk panas
bumi belum optimal Regulasi belum mengatur
kewajiban pembangunan jaringan
Standar PPA belum transmisi secara tegas
ditetapkan
PANJANGNYA TAHAPAN INVESTASI KURANG NEGOSIASI KONTRAK MEMBUTUHKAN
PROSEDUR PSP MENARIK WAKTU YANG LAMA
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 15


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


PANAS BUMI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT

1. Data Belum Memadai Koordinasi lintas sektor kurang optimal Menyusun perencanaan kerja dengan unit DJEBTKE
terkait (Badan Geologi, Biro Hukum dan
Humas, Pemda, dll)
Regulasi belum harmonis Revisi peraturan-peraturan terkait panas
bumi
Terbatasnya SDM Ahli panas bumi Melaksanakan sosialisasi panas bumi ke
perguruan tinggi (kegiatan Geothermal
goes to campuss)
2. Panjangnya Tahapan Regulasi PSP belum efisien Revisi Peraturan Menteri ESDM No. DJEBTKE
Prosedur PSP 02/2009 tentang Pedoman Penugasan
Survei Pendahuluan Panas Bumi

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 16


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


PANAS BUMI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT

3. Tumpang Tindih UU 27/2003 mengkategorikan panas Amandemen UU No.27/2003 tentang DJEBTKE


Lahan Kehutanan bumi sebagai pertambangan Panas Bumi.
UU 5/1990; UU 41/1999 melarang Amandemen UU No. 5/1990 tentang Kementerian Kehutanan
aktivitas pertambangan dalam Konservasi SDA Hayati dan UU No.
kawasan konservasi 41/1999 tentang Kehutanan.
Koordinasi lintas sektor kurang optimal Peningkatan koordinasi antar instansi KESDM, Kemenhut,
(Kementerian, Pemda, BUMN, Swasta, dll). Kemenkeu, Kemen BUMN
Ketidakpastian tata waktu pemberian Penyusunan NSPK serta peraturan KESDM, Kementerian
izin dan rekomendasi yang diterbitkan perundang-undangan yang mengatur Dalam Negeri
Pemda tentang komitmen penyelesaian perijinan
Pemda yang menyangkut pengusahaan
panas bumi
Ego sektoral Meningkatkan koordinasi dengan instansi KESDM, Kemenhut,
terkait untuk penyamaan persepsi Kemendagri, BUMN, dll

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 17


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


PANAS BUMI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN PIC

4. Investasi Kurang Tingginya resiko hulu panas bumi Melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kemenkeu
Menarik menyiapkan “geothermal fund” untuk
eksplorasi bagi pengembang panas bumi
Pemerintah melakukan kegiatan eksplorasi KESDM
panas bumi
Dukungan Perbankan nasional masih Melalui Bank Indonesia (BI) sedang mengkaji Kemenkeu
rendah insentif pendanaan untuk pengembangan
energi terbarukan melalui program green
banking
5. Harga Belum Subsidi listrik dan BBM masih Mengalihkan subsidi listrik dan BBM kepada KESDM, Kemenkeu
Mencapai diterapkan energi panas bumi
Keekonomian Proses lelang dengan mekanisme • Merevisi PP 59/2007 terkait mekanisme KESDM
harga terendah lelang WKP panas bumi
• Penerapan Peraturan Menteri No. 22/2012
Harga jual energi rendah dan berlaku
terkait Feed-in Tariff panas bumi
sama (flat) untuk setiap daerah

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 18


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


PANAS BUMI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN PIC

6. Negosiasi Kontrak PLN merupakan single buyer listrik Pemerintah melalui PMK No. Kemenkeu
Membutuhkan Waktu (monopoli) 139/PMK.011/2011 memberikan jaminan
Yang Lama kelayakan usaha kepada PT. PLN (Persero)
Jaminan Kelayakan Usaha (JKU) Menyusun standar kriteria untuk memperoleh Kemenkeu,
belum memenuhi kebutuhan JKU Kemen BUMN
pengembang
Regulasi belum mengatur kewajiban Menegaskan ketentuan di dalam PPA, terkait KESDM, PLN
pembangunan jaringan transmisi kewajiban pembangunan jaringan transmisi
secara tegas
Standar PPA belum ditetapkan Menetapkan standar PPA untuk proyek panas KESDM, PLN
bumi

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 19


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 20


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN BIOENERGI


2011 - 2025
Jenis Bioenergi Satuan 2011 2015 2020 2025

Biofuel Juta KL 0,36 2,69 5,80 13,51


Biodiesel Juta KL 0,359 2,35 4,73 9,52
Bioethanol Juta KL 0 0,20 0,80 3,45
Biooil Juta KL 0 0,13 0,27 0,54
BioAvtur Juta KL 0 0 0,14 0,16
Biogas Juta m3 1,606 7,762 28,821 107,012
Biomass MWe 500 875 2.670 8.149

Catatan:
• Merupakan Proyeksi Energi Final
• Satuan: sesuai satuan komoditas bioenergi

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 21


ANALISIS FISHBONE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN BIOENERGI
JAMINAN PASOKAN KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU
HARGA
INFRASTRUKTUR Harga energi fosil
Harga bahan baku
masih disubsidi
biomassa tidak stabil
Infrastruktur produksi dan
penyaluran BBN terbatas
Belum ada pemetaan lahan Produktivitas tanaman Jaringan penyaluran Harga jual bioenergi
bioenergi yang potensial bioenergi selain sawit listrik berbasis belum kompetitif
masih rendah Bioenergi terbatas HIP Belum memperhitungkan biaya
Infrastruktur Transportasi
Tanaman bioenergi yang Bioenergi terbatas
sudah komersil masih Lahan untuk bahan baku Harga bahan baku BBN
diprioritaskan untuk pangan bioenergi terbatas Pendanaan dan tertentu relatif mahal
Sarana distribusi mekanismenya
Limbah biomassa lebih BBN Terbatas belum memadai
banyak yang diekspor KONTRIBUSI BIOENERGI
THD ENERGI MIX
PENGEMBANGAN BIOENERGI
NASIONAL TAHUN 2025
SEBESAR 8,2%
Ahli bioenergi nasional Koordinasi antar instansi Insentif untuk
Kesadaran masyarakat dalam
masih sedikit lemah (Kementerian, Pemda, produsen dan
mendukung pemanfaatan
BUMN, Swasta, dll) konsumen masih
bioenergi masih rendah
Resistensi Industri kurang
terhadap penerapan
Payung hukum pelaksanaan
Dukungan badan usaha persentase pemanfaatan Belum ada kebijakan pengembagan EBT belum memadai
masih rendah BBN optimasi pemanfaatan
biomasa/limbah Kebijakan lintas sektoral
Kapasitas Industri tidak terintegrasi
lokal masih rendah

PERMASALAHAN KEBIJAKAN/
LAINNYA REGULASI

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 22


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


BIOENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
1. Permasalahan harga − Harga energi fosil masih disubsidi −Pengalihan subsidi BBM kepada BBN. EBTKE ESDM, Kemendag,
belum kompetitif − Harga bahan baku biomassa tidak −Pembentukan standar harga biomasa sebagai Kementan, Kemenkeu,
stabil bahan baku bioenergi Asosiasi Produksi BBN
− Harga bahan baku BBN tertentu relatif −Perbaikan HIP BBN yang memperhitungkan
mahal biaya produksi dan transportasi.
− HIP belum memperhitungkan biaya −Pembatasan ekspor limbah atau bahan baku
Transportasi (biaya distribusi) biomassa.

2. Ketersediaan − Jaringan penyaluran listrik berbasis −Koordinasi dengan instansi terkait untuk EBTKE ESDM, DJK ESDM,
infrastruktur Bioenergi terbatas penambahan sarana distribusi BBN Ditjen Migas ESDM,
bioenergi. − Pendanaan dan mekanismenya belum −Percepatan pembangunan infrastruktur Kemenhut, Kementan,
memadai produksi dan penyaluran bioenergi yakni : Kemenkeu, Perbankan, PT
− Infrastruktur produksi dan penyaluran a. Pembangunan instalasi penyaluran dari PLN (Persero) dan PT
BBN terbatas pembangkit listrik berbasis bioenergi ke Pertamnina (Persero)
jaringan listrik nasional (jaringan listrik
PLN)
b. Promosi investasi bioenergi ke pihak
perbankan dan calon investor lainnya

3. Jaminan pasokan − Belum ada pemetaan lahan bioenergi −Pembatasan ekspor biomassa untuk bahan EBTKE ESDM, Kemenhut,
bahan baku yang potensial bakar pembangkit listrik. Kementan, Kemenkeu,
− Tanaman bioenergi yang sudah −Pemetaan lahan bioenergi yang potensial. Kemendag, Badan
komersil masih diprioritaskan untuk −Peningkatan pengembangan bioenergi Pertanahan Nasional, Litbang
pangan berbasis bahan baku non-pangan. Perkebunan dan Pertanian
− Produktivitas tanaman bioenergi selain −Koordinasi dengan Kementerian Pertanian Kementan, Perguruan Tinggi,
sawit masih rendah mengenai litbang peningkatan produktivitas BUMN Perkebunan dan
− Lahan untuk bahan baku bioenergi tanaman sawit. Perusahaan Perkebunan
terbatas −Koordinasi dengan K/L mengenai
− Limbah biomassa lebih banyak yang pemanfaatan lahan marginal untuk tanaman
diekspor bioenergi.
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 23


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


BIOENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT

4. Kebijakan/regulasi − Koordinasi antar instansi lemah −Payung hukum pelaksanaan pengembangan Sektor ESDM, Kemenko
(Kementerian, Pemda, BUMN, EBT yang memadai. Perekonomian,
Swasta, dll) −Peningkatan koordinasi antar instansi Kementerian Terkait
− Insentif untuk produsen dan (Kementerian, Pemda, BUMN, Swasta, dll). (Sesuai regulasi yang akan
konsumen masih kurang −Pemberian insentif bagi produsen dan diterbitkan), PT PLN
− Payung hukum pelaksanaan konsumen bioenergi. (Persero) dan PT
pengembagan EBT belum −Pengintegrasian kebijakan lintas sektoral. Pertamnina (Persero),
memadai −Revisi Indeks Pasar BBN yang memenuhi Asososiasi di bidang EBT,
− Belum ada kebijakan optimasi keekonomian. perguruan Tinggi, dan
pemanfaatan biomasa/limbah −Kebijakan optimalisasi pemanfaatan LSM di bidang EBT
− Kebijakan lintas sektoral tidak biomassa/limbah.
terintegrasi
5. Permasalahan − Kesadaran masyarakat dalam −Peningkatan dukungan Badan Usaha dalam Sektor ESDM, Kemenko
lainnya mendukung pemanfaatan peningkatan pemanfaatan bioenergi. Perekonomian,
bioenergi masih rendah −Peningkatan kesadaran masyarakat dalam Kementerian Terkait
− Resistensi Industri terhadap mendukung pemanfaatan bioenergi. (Sesuai regulasi yang akan
penerapan persentase −Peningkatan kapasitas Sumber Daya diterbitkan), PT PLN
pemanfaatan BBN Manusia nasional dalam penguasaan (Persero) dan PT
− Ahli bioenergi nasional masih teknologi PLT biomassa. Pertamnina (Persero),
sedikit −Peningkatan jumlah ahli bioenergi nasional. Asososiasi di bidang EBT,
− Dukungan badan usaha masih −Peningkatan kapasitas industri lokal dalam perguruan Tinggi, dan
rendah usaha penunjang bioenergi. LSM di bidang EBT
− Kapasitas Industri lokal masih −Law enforcement penerapan persentase
rendah pemanfaatan BBN oleh perusahaan otomotif.

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 24


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 25


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN HIDRO DAN SURYA


2012 - 2025
HIDRO
JENIS ENERGI SATUAN 2012 2015 2020 2025
Tambahan Kapasitas MW 209,7 1.476,0 4.623,1 3.832,7
Kumulatif Kapasitas
MW 6.866,9 8.342,9 12.966,5 16.799,2
Terpasang

SURYA
JENIS ENERGI SATUAN 2012 2015 2020 2025
Tambahan Kapasitas MW 39 180 380 490
Kumulatif Kapasitas
MW 59 239 619 1.109
Terpasang

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 26


ANALISIS FISHBONE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN ENERGI HIDRO

REGULASI INFRASTRUKTUR PENGELOLAAN

Belum ada aturan Lokasi jauh dari


pengusahaan SDA untuk jaringan transmisi Pendangkalan
ketenagaan Akses transportasi waduk Penyusutan debit air
Belum ada aturan terbatas
penetapan wilayah kerja
Pemeliharaan
Jaringan distribusi PLTMH terbatas
terbatas Kemampuan pengelolaan
Feed in Tariff energy
PLTMH terbatas
hydro terlalu rendah
Tidak ada insentif
perpajakan/retribusi air
PENGEMBANGAN
ENERGI HYDRO
PENGEMBANGAN ENERGI HYDRO PLTA, PLTM, DAN PLTMH
Target 2025 terpasang
Banyak potensi energi hydro 16.799 MW
untuk PLTMH belum diketahui
Izin dari bupati tanpa Jasa konstruksi dan konsultan
Banyak potensi energi hydro batasan waktu yang jelas FS dan DED terbatas
untuk PLTM belum diketahui Lamanyan proses
Lamanya proses penetapan AMDAL Produsen turbin dan suku
DATA POTENSI pengurusan Izin pinjam cadang PLTMH dalam
pakai lahan Turbin PLTA negeri terbatas
Lamanya waktu
negosiasi PPA untuk dan PLTM
Izin sumber kapasitas >10 MW masih impor
daya air lama

PERIZINAN INDUSTRI PENUNJANG

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI HIDRO
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
1. Data Potensi Banyak potensi energi hydro untuk Meningkatkan survei inventarisasi potensi KESDM, Pemda
PLTM belum diketahui PLTM
Banyak potensi energi hydro untuk Meningkatkan survei inventarisasi FS dan KESDM, Pemda
PLTMH belum diketahui DED untuk PLTMH
2. Regulasi Belum ada aturan pengusahaan SDA Percepatan penyusunan Peraturan KESDM
untuk ketenagaan Pemerintah Pemanfaatan Sumber Daya Air
untuk Ketenagaan
Belum ada aturan penetapan wilayah Percepatan penyusunan Permen Wilayah KESDM
kerja Kerja Energi Hidro
Feed in Tariff energy hydro terlalu Mengganti FIT energi hidro dengan harga KESDM
rendah yang lebih menarik bagi investor
Tidak ada insentif perpajakan/retribusi • Koordinasi dengan Kemenkeu KESDM, Kemenkeu
air • Sosialisasi pada Pemda

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 28


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI HIDRO
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
3. Perizinan Izin dari bupati tanpa batasan waktu • Percepatan Permen pengembangan KESDM
yang jelas energi hidro
• Sosialisasi kepada pengembang
Lamanyan proses penetapan AMDAL • Koordinasi dengan KLH KESDM, KLH, Pemda
• Koordinasi dengan Pemda
Lamanya proses pengurusan Izin Koordinasi dengan Kemenhut KESDM, Kemenhut
pinjam pakai lahan
Lamanya waktu negosiasi PPA untuk Koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
kapasitas >10 MW
Izin sumber daya air lama Koordinasi dengan Kemen PU dan Balai KESDM, PU
Sumber Daya Air

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 29


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI HIDRO
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
4. Infrastruktur Lokasi jauh dari jaringan transmisi • Diutamakan pengembangan lokasi yang KESDM
dekat jaringan transmisi
• Pengembang harus memperhitungkan
panjang jaringan transmisi
• Sosialisasi kepada pengembang
Jaringan distribusi terbatas • Diutamakan pengembangan lokasi yang KESDM
dekat jaringan distribusi
• Pengembang harus memperhitungkan
panjang jaringan distribusi
• Sosialisasi kepada pengembang
Akses transportasi terbatas • Koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
• Sosialisasi pada pengembang

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 30


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI HIDRO
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
5. Industri Penunjang Jasa konstruksi dan konsultan FS dan Pembinaan jasa konstruksi dan konsultan KESDM
DED terbatas energi hidro
Produsen turbin dan suku cadang Meningkatkan kemampuan industri dalam KESDM, Perindustrian
PLTMH dalam negeri terbatas negeri
Turbin PLTA dan PLTM masih impor Meningkatkan kemampuan industri dalam KESDM, Perindustrian
negeri
6. Pengelolaan Pendangkalan waduk •Pemeliharaan daerah aliran sungai (DAS) PU, KEHUTANAN, PEMDA
•Penghijauan
Penyusutan debit air •Pemeliharaan DAS PU, KEHUTANAN, PEMDA
•Penghijauan
Pemeliharaan PLTMH terbatas •Meningkatkan kesadaran masyarakat KESDM, PEMDA
•Diklat teknis pemeliharaan PLTMH
•Rehabilitasi kerusakan PLTMH
Kemampuan pengelolaan PLTMH Sosialisasi masyarakat KESDM, PEMDA
terbatas

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 31


ANALISIS FISHBONE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN ENERGI SURYA

REGULASI INFRASTRUKTUR PENGELOLAAN

Belum ada aturan Lokasi jauh dari


pengusahaan untuk jaringan transmisi Pengoperasian on-grid
energi surya Akses transportasi masih manual
Belum ada aturan penetapan terbatas
wilayah kerja dan quota
pengembangan
Pemeliharaan PLTS Komunal
Jaringan distribusi dan tersebar kurang
Feed in Tariff energy terbatas Kemampuan pengelolaan
surya terlalu rendah PLTS Komunal dan tersebar
Tidak ada insentif terbatas
perpajakan/bea masuk
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN ENERGI SURYA ENERGI SURYA
Belum tersedia informasi Target 2025 terpasang
lokasi pengembangan 1.109 MW
Lamanyan proses Industri solar cell dalam
Belum tersedia informasi AMDAL, UKL dan UPL negeri belum ada
quota pengembangan
Lamanya waktu
DATA POTENSI negosiasi PPA Produsen panel surya
dalam negeri terbatas
Lamanya proses pengurusan Industri komponen
Izin pengadaan lahan penunjang PLTS dalam
negeri terbatas

PERIZINAN INDUSTRI PENUNJANG

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI SURYA
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
1. Data Potensi Belum tersedia informasi lokasi Meningkatkan koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
pengembangan
Belum tersedia informasi quota Meningkatkan koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
pengembangan
2. Regulasi Belum ada aturan pengusahaan untuk Percepatan penyusunan Peraturan untuk KESDM
energi surya pengusahaan energi surya
Belum ada aturan penetapan wilayah Percepatan penyusunan Permen Wilayah KESDM
kerja dan quota pengembangan Kerja dan Quota Energi Surya
Feed in Tariff energy surya terlalu Mengganti FIT energi surya dengan harga KESDM
rendah yang lebih menarik bagi investor
Tidak ada insentif perpajakan/bea • Koordinasi dengan Kemenkeu KESDM, Kemenkeu
masuk • Sosialisasi pada Pengembang

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 33


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI SURYA
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
3. Perizinan Lamanyan proses AMDAL, UKL dan • Percepatan Permen pengembangan KESDM
UPL energi hidro
• Sosialisasi kepada pengembang
Lamanya waktu negosiasi PPA • Koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
• Dibuat FIT baru untuk energi surya
Lamanya proses pengurusan Izin Koordinasi dengan Pemda KESDM, Pemda
pengadaan lahan

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 34


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI SURYA
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
4. Infrastruktur Lokasi jauh dari jaringan transmisi • Diutamakan pengembangan lokasi yang KESDM
dekat jaringan transmisi
• Pengembang harus memperhitungkan
panjang jaringan transmisi
• Sosialisasi kepada pengembang
Akses transportasi terbatas • Koordinasi dengan PLN KESDM, PLN
• Sosialisasi pada pengembang
Jaringan distribusi terbatas • Diutamakan pengembangan lokasi yang KESDM
dekat jaringan distribusi
• Pengembang harus memperhitungkan
panjang jaringan distribusi
• Sosialisasi kepada pengembang

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 35


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


ENERGI SURYA
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
5. Industri Penunjang Industri solar cell dalam negeri Meningkatkan kemampuan industri KESDM, Perindustrian
belum ada dalam negeri

Produsen panel surya dalam Meningkatkan kemampuan industri KESDM, Perindustrian


negeri terbatas dalam negeri

Industri komponen penunjang Meningkatkan kemampuan industri KESDM, Perindustrian


PLTS dalam negeri terbatas dalam negeri

6. Pengelolaan Pengoperasian on-grid masih Peningkatan kemampuan teknis KESDM


manual pengelolaan PLTS
Kemampuan pengelolaan PLTS •Sosialisasi pada masyarakat KESDM
Komunal dan tersebar terbatas •Sosialisasi pada Pemda
Pemeliharaan PLTS Komunal dan •Meningkatkan kesadaran masyarakat KESDM, PEMDA
tersebar kurang •Diklat teknis pemeliharaan PLTS
•Rehabilitasi kerusakan PLTS

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 36


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
II. Proyeksi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
III. Roadmap Pengembangan Panas Bumi 2012 - 2025
IV. Roadmap Pengembangan Bioenergi 2012 - 2025
V. Roadmap Pengembangan Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan 2012 – 2025
VI. Roadmap Pengembangan Konservasi Energi 2012 - 2025

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 37


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

TARGET KONSERVASI ENERGI SEKTOR PENGGUNA


TARGET TARGET
POTENSI PORSI KONSUMSI
PENGHEMATAN PENGHEMATAN
SEKTOR PENGHEMATAN ENERGI FINAL
ENERGI SEKTORAL ENERGI TOTAL
ENERGI (2009)
(2025) (2025)
Industri 10 - 30% 17.00% 41% 6.9%
Komersial 10 - 30% 15.00% 5% 0.7%
Transportasi 15 - 35% 20.00% 37% 7.4%
Rumah Tangga 15 - 30% 15.00% 13% 2.0%
Lain-Lain 25% 0.00% 4% 0.0%
TOTAL 100% 17.0%

AKUMULASI TARGET KONSERVASI ENERGI


SEKTOR
2011 2012 2013 2014 2015 (2016-20) (2021-25)

Industri 0.01% 1.25% 2.90% 3.50% 4.00% 9.50% 17.00%


Komersial 0.00% 0.50% 2.00% 4.60% 7.40% 13.80% 15.00%
Transportasi 1.50% 4.10% 6.00% 6.80% 9.30% 15.90% 20.00%
Rumah Tangga 1.80% 4.00% 5.60% 7.30% 9.20% 14.00% 15.00%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 38


ANALISIS FISHBONE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN KONSERVASI ENERGI
MANAJEMEN ENERGI TINGKAT KEPEDULIAN INFRASTRUKTUR Mekanisme
BELUM DITERAPKAN MASIH RENDAH TIDAK MEMADAI insentif/disinsentif
Tenaga yang kompeten untuk produsen
Pola pendanaan peralatan hemat
dan asessor masih
investasi konservasi energi dan pengguna
Ketidaktahuan terbatas Sosialisasi konservasi
energi masih belum energi belum ada energi kurang dari
tentang
merata 6000 TOE per tahun
manajemen Pelaksanaan regulasi Pengetahuan belum ada
energi mandatori manajemen masyarakat tentang
energi belum efektif Akses informasi pentingnya konservasi Dukungan Investasi awal
Pelaksanaan tentang konservasi energi masih rendah Perbankan nasional teknologi hemat
Potensi
regulasi masih energi masih terbatas masih lemah energi relatif
penghematan energi Manajer energi yang
bersifat sukarela mahal
masih tinggi tersertifikasi masih Pengetahuan tentang
Audit energi sudah sangat terbatas konservasi energi belum Sarana/Prasarana Model bisnis
dilaksankan Standard ESCO belum
terintegrasi dengan baik sosialisasi konservasi
kompetensi auditor diterapkan
Konservasi energi dalam kurikulum sekolah energi masih terbatas
energi belum ada
bagian dari aksi PENGGUNAAN
mitigasi emisi GRK PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA, INDUSTRI, KOMERSIAL DAN TRANSPORTASI ENERGI
BELUM EFISIEN
Beberapa sektor telah Koordinasi antar Manufaktur enggan
Subsidi listrik dan instansi Pemerintahan
merasakan manfaat Kapasitas menerapkan
BBM masih belum optimal
konservasi energi laboratorium uji standard dan label
diterapkan Perencanaan
Harga jual energi masih masih terbatas
Ada peluang konservasi energi Konsumen belum
belum mencapai
pendanaan invesatasi belum terintegrasi banyak mengenal
Daya beli keekonomian
Pemerintah Supplier peralatan standard dan label
masyarakat Regulasi antar sektor umumnya hanya
rendah Insentif untuk EBT belum terintegrasi sebagai importir
Kewenangan K/L
belum optimal dalam bidang dan/atau perakit
konservasi energi Penegakkan
Pelaksanaan konservasi
belum didefinisikan regulasi belum
energi dilakukan secara
dengan jelas efektif
parsial
HARGA ENERGI GOOD GOVERNANCE BELUM PENERAPAN STANDARD DAN LABEL
RELATIF MURAH BERJALAN DENGAN BAIK KONSERVASI ENERGI MASIH TERBATAS
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 39


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


KONSERVASI ENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT

1. Manajemen Energi • Ketidaktahuan tentang • Kegiatan sosialisasi manajemen energi Industri, Kementerian
Belum Diterapkan manajemen energi • Menyusun regulasi baru yang bersifat Perindustrian, Asosiasi
• Pelaksanaan regulasi masih lebih mengikat atau mandatori
bersifat sukarela • Menyampaikan surat edaran atau surat
• Pelaksanaan regulasi mandatori teguran tertulis kepada industri > 6000
manajemen energi belum efektif (> TOE per tahun untuk melaksanakan
6000 TOE per tahun) manajemen energi
• Reward and Punishment belum • Menerapkan pelaksanaan reward and
diterapkan punishment
• Manajer energi yang tersertifikasi • Menunjuk dan memberikan
masih sangat terbatas kesempatan kepada industri > 6000
• Standard kompetensi auditor TOE per tahun agar mengirimkan
energi belum ada peserta yang ditunjuk sebagai manajer
• Tenaga yang kompeten masih energi
terbatas • Menyusun Standard kompetensi auditor
• Tenaga Asessor masih terbatas energi
• Melakukan pendidikan dan pelatihan
• Melakukan pendidikan dan pelatihan

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 40


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


KONSERVASI ENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT

2. Infrastruktur tidak • Pola pendanaan investasi • Menyusun guideline pendanaan investasi Kemenkeu, Institusi
memadai konservasi energi belum ada konservasi energi perbankan, Asosiasi,
• Dukungan Perbankan nasional • Melakukan sosialisasi konservasi energi di sektor
masih lemah perbankan dan berkonsultasi dengan Kementerian
• Mekanisme insentif/disinsentif Keuangan dan Bank Indonesia
untuk produsen peralatan • Menyusun tatacara dan mekanisme
hemat energi dan pengguna insentif/disinsentif untuk produsen peralatan hemat
energi kurang dari 6000 TOE energi dan pengguna energi kurang dari 6000 TOE
per tahun belum ada per tahun
• Investasi awal teknologi hemat • Mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar
energi relatif mahal dapat diberikan kemudahan fasilitas investasi
• Sarana/Prasarana sosialisasi konservasi energi (sebagai contoh: tax holiday dan
konservasi energi masih PPNDTP)
terbatas • Melengkapi sarana/prasarana untuk sosiaslisasi
• Sumber dana khusus untuk konservasi energi
KE misal berupa dana bergulir • Meniadakan disparitas antara harga subsidi dengan
dan berbunga rendah belum harga keekonomian (listrik dan BBM) sehingga
tersedia mendorong sumber dana khusus untuk KE
• Model ESCO sebagai • Perlu ada pilot project sebagai showcase,
alternatif pembiayaan proyek sosialisasi kepada pengguna energi dan perbankan,
investasi EE belum diterapkan akreditasi ESCO untuk meningkatkan trust dari user
dan perbankan (butuh peraturan dari BI dan
regulasi channeling), bantuan pendanaan dan
guarantee scheme dari Pemerintah sebagai
antisipasi proyek gagal
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 41


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


KONSERVASI ENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
3. Tingkat kepedulian • Sosialisasi konservasi energi • Melakukan sosialisasi konservasi energi Kementerian ESDM,
masyarakat masih masih belum merata di wilayah yang belum terjamah Pemerintah daerah,
rendah • Pengetahuan masyarakat kegiatan sosialisasi konservasi energi Kemendiknas, LSM
tentang pentingnya konservasi (wilayah kabupaten/kota)
energi masih rendah (belum ada • Meningkatkan pengetahuan masyarakat
kebutuhan untuk berhemat) tentang pentingnya konservasi energi
• Akses informasi tentang melalui
konservasi energi masih pendidikan/pelatihan/workshop/seminar
terbatas • Membuat Clearinghouse konservasi
• Pengetahuan tentang konservasi energi yang menyediakan berbagai
energi masih belum terintegrasi macam informasi tentang konservasi
dengan baik dalam kurikulum energi
sekolah • Melakukan kerjasama dengan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan agar konservasi energi
menjadi substansi kurikulum SD, SMP,
dan SMA
4. Harga energi relatif • Subsidi listrik dan BBM masih • Melakukan kajian harga jual energi Kemenkeu, DPR,
murah diterapkan • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kementerian ESDM, PLN,
• Harga jual energi masih belum • Menyusun kebijakan insentif dan Pertamina
mencapai keekonomian pendanaan EBT
• Daya beli masyarakat rendah
• Insentif untuk EBT belum
optimal
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 42


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENYELESAIAN


KONSERVASI ENERGI
NO ISU STRATEGIS PERMASALAHAN SOLUSI PENYELESAIAN INSTANSI TERKAIT
5. Penerapan standard • Manufaktur enggan menerapkan • Menerapkan sanksi/disinsentif kepada Kementerian ESDM, BSN,
dan label konservasi standard dan label perusahaan/manufaktur yang enggan Kementerian Perindustrian,
energi masih • Supplier peralatan umumnya menerapkan standard dan label Kementerian Perdagangan
terbatas hanya sebagai importir • Melakukan koordinasi dengan instansi
• Konsumen belum banyak terkait dalam pengawasan impor
mengenal standard dan label peralatan hemat energi
• Penegakkan regulasi belum • Melakukan sosialisasi standard dan
efektif label peralatan hemat energi
• Melakukan implementasi terhadap
regulasi-regulasi yang telah disahkan
6. Good governance • Perencanaan konservasi energi • Menyususun perencanaan konservasi Kementerian ESDM
belum berjalan belum terintegrasi energi lebih terpadu
dengan baik • Regulasi antar sektor belum • Menyiapkan regulasi intersektoral
terintegrasi • Menyusun kesepakatan bersama antar
• Kewenangan K/L dalam bidang Kementerian/Lembaga dalam bidang
konservasi energi belum konservasi energi
didefinisikan dengan jelas • Mengintegrasikan kegiatan konservasi
• Pelaksanaan konservasi energi energi antar Kementerian/Lembaga
dilakukan secara parsial

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 43


Terima Kasih
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI

Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Telp/Faks : 021-5250575

© DJEBTKE KESDM - 2012


www.ebtke.esdm.go.id
Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 44
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

LAMPIRAN

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 45


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

SASARAN “INISIATIF ENERGI BERSIH”


(KOMITMEN PADA PERUBAHAN IKLIM)

Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15


Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2020

Upaya sendiri Upaya sendiri dan


26% 41% dukungan internasional

Kehutanan 14% Melalui pengembangan


energi baru terbarukan dan
Energi 6%
pelaksanaan konservasi
Sampah 6% energi dari seluruh sektor

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 46


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 47


ROAD MAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
SAMPAI 2025
Kapasitas Pengembangan (MW)
No WKP Panas Bumi Pengembang Status Saat Ini Terpasang
(MW) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Sibayak Sinabung PGE 12
2 Cibeureum Parabakti PGE-CGS 377
Pengembangan Unit 1 &
3 Ulubelu PGE 110 55 55
2 (110 MW)
Commisioning Unit 1 & 2
4 Ulumbu PLN 5
(2 x 2,5 MW)
Dalam tahap
Mataloko
5 penyelesaian, 2,5
commissioning 1,7 MW
6 Geo Dipa Dalam pengembangan 60 60 60
Pangalengan Beroperasi 2 Unit (227
7 PGE-StarEnergy MW), tambahan 187 227 60 127
MW
8 Cibuni KJK Teknosa Eksploitasi 10
Pembahasan
9 Sarulla PGE-SOL 110 110 110
kepemilikan aset
PT Sabang Geo
10 Jaboi Negosiasi PPA 10
Energy
11 Cisolok-Cisukarame PT Jabar Rekind Negosiasi PPA 40
12 Tampomas PT Wijaya Karya Jabar Negosiasi PPA 45
13 Jailolo PT Star Energy Hal Negosiasi PPA 10
14 Hu'u Daha PT Pacific Geo Energy Negosiasi PPA 20
15 Sokoria PT Sokoria Geo Ind Negosiasi PPA 10
16 Atadei PT Westindo Utama Eksplorasi 5
Beroperasi 4 Unit (80
17 Lahendong PGE 80 40
MW), tambahan 40 MW
PGE-CGI 270
18 Kamojang-Darajat Beroperasi 3 Unit (200
PGE MW) dari Kamojang, 200 30 60
tambahan 30 MW
19 Lumut Balai PGE Eksplorasi 110
20 Karaha PGE Eksploitasi 30
21 Hululais PGE Eksplorasi 55 55
22 Sungai Penuh PGE Eksplorasi 110
23 Tulehu PLN Eksplorasi 20
Liki Pinawangan
24 PT Supreme E M Eksplorasi 220
Muaralaboh © DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 48


ROAD MAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
SAMPAI 2025 Lanjutan ...
Kapasitas Pengembangan (MW)
No WKP Panas Bumi Pengembang Status Saat Ini Terpasang
(MW) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Negosiasi PPA & Govt.
25 Rantau Dadap PT Supreme E R D 220
Guarantee
26 Gn. Rajabasa PT Supreme E R Eksplorasi 220
27 Tangkuban Perahu PT Tangkuban Perahu Eksplorasi 110
28 Dieng Geo Dipa Beroperasi 60 MW (Unit 1) 60 55 55
29 T. Perahu Ciater PT WSS Eksplorasi 30
30 Marana Persiapan lelang ulang WKP 20
31 Songa Wayaua Proses lelang WKP 5
32 Sembalun Usulan penetapan WKP 20
Menunggu rekomendasi
33 Buyan Bratan (Bedugul) PGE-Bali Energy 30
Gubernur
34 Kotamobagu PGE 40
35 Iyang Argopuro PGE 55
36 Sorik Merapi-Roburan PT Sorik Merapi Geo Negosiasi PPA 80
37 Guci PT Spring Energi Sentosa Negosiasi PPA 55
38 Baturaden PT Sejahtera Alam Energi Negosiasi PPA 110
39 Belawan Ijen PT.Medco Cahaya Geothermal Negosiasi PPA 110
40 Telaga Ngebel PT. Bakrie Darmakarya Energi Negosiasi PPA 55 110
41 Ungaran PT.Giri Indah Sejahtera Negosiasi PPA 55
PT.Chevron Geothermal Suoh
42 Suoh Sekincau Negosiasi PPA 110 110
Sekincau
43 Bukit Kili 55
44 Gunung Talang 5
45 Danau Ranau 110
46 Seulawah Agam 55
47 Sipoholon Ria-Ria 55
48 Gunung Endut 55
49 Gunung Ciremai 110
50 Bonjol 165
51 Candi Umbul Telomoyo 55
52 Simbolon Samosir 110
53 Way Ratai 55
54 Bora Pulu 5
55 Gunung Lawu 55
56 Kepahiang 55
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 49


ROAD MAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
SAMPAI 2025 Lanjutan ...
Kapasitas Pengembangan (MW)
No WKP Panas Bumi Pengembang Status Saat Ini Terpasang
(MW) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
57 Oka Ile Ange 5
58 Arjuno Welirang 110
59 Gn. Gede Pangrango) 20
60 Pentadio 5
61 Gn.Hamiding 60
62 Graho Nyabu 55
63 G. Geureudong 55
64 Laenia 20
65 Bittuang 10
66 Way Selabung 10
67 Limbong 5
68 Wapsalit 5
69 Cubadak - Talu 20
70 Dolok Marawa 10
71 Tehoru 5
72 Sumani 55
73 Simisioh 20
74 Wai Umpu 20
75 Talu -Tombang 10
76 Tanjung Sakti 10
TAMBAHAN KAPASITAS (MW) 1.226 115 3 225 435 1.015 300 425 535 1.110 247 130 175 40 160

TOTAL KAPASITAS PENGEMBANGAN (MW) 1.226 1.341 1.344 1.569 2.004 3.019 3.319 3.744 4.279 5.389 5.636 5.766 5.941 5.981 6.141

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 50


PROYEKSI PENGEMBANGAN BIOENERGI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
2012 - 2025

Jenis
Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Bioenergi

Biofuel Juta KL 0,36 0,90 1,93 2,31 2,69 3,16 3,63 4,28 4,92 5,80 6,67 8,61 9,91 11,75 13,51

Biodiesel Juta KL 0,359 0,9 1,78 2,05 2,35 2,71 3,11 3,58 4,12 4,73 5,45 6,26 7,20 8,28 9,52

Bioethanol Juta KL 0 0 0,05 0,15 0,20 0,30 0,35 0,50 0,58 0,80 0,92 2,00 2,30 3,00 3,45

Biooil Juta KL 0 0 0,1 0,12 0,13 0,15 0,17 0,20 0,23 0,27 0,31 0,35 0,40 0,47 0,54

BioAvtur Juta KL 0 0 0 0 0 0,08 0,08 0,13 0,14 0,14 0,14 0,15 0,15 0,16 0,16

Biogas Juta m3 1,606 3,533 4,593 5,971 7,762 10,091 13,119 17,054 22,170 28,821 37,468 48,708 63,321 82,317 107,012

Biomass MWe 500 550 600 700 875 1.094 1.367 1.709 2.136 2.670 3.338 4.172 5.215 6.519 8.149

Revisi HIP BBN Generasi II


Regulasi optimasi
pemanfaatan Limbah

Catatan:
• Merupakan Proyeksi Energi Final
• Satuan: sesuai satuan komoditas bioenergi

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 51


PROYEKSI PENGEMBANGAN BIOENERGI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
2012 - 2025

Jenis
Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Bioenergi
Biofuel juta 2,08 5,22 11,35 13,67 15,90 19,22 22,05 26,24 30,09 35,43 40,65 52,86 60,69 72,03 82,72
juta
Biodiesel 2,08 5,22 10,32 11,87 13,65 15,70 18,06 20,77 23,88 27,46 31,58 36,32 41,77 48,03 55,24
SBM
juta
Bioethanol 0,33 0,99 1,32 1,98 2,28 3,30 3,80 5,28 6,07 13,20 15,18 19,80 22,77
SBM - -
juta
Biooil 0,70 0,81 0,93 1,06 1,22 1,41 1,62 1,86 2,14 2,46 2,83 3,26 3,75
SBM - -
juta
BioAvtur 0,47 0,49 0,77 0,80 0,83 0,85 0,88 0,91 0,94 0,97
SBM - - - - -
juta
Biogas 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,08 0,11 0,14 0,18 0,23 0,30 0,39
SBM
juta
Biomass 8,95 9,84 10,74 12,53 15,66 19,58 24,47 30,59 38,24 47,80 59,75 74,68 93,35 116,69 145,87
SBM
juta
TOTAL 11,0 15,1 22,1 26,2 31,6 38,8 46,6 56,9 68,4 83,3 100,5 127,7 154,3 189,0 229,0
SBM

JENIS ENERGI SATUAN FAKTOR PENGALI SATUAN KETERANGAN


Revisi HIP BBN Generasi II
Regulasi optimasi Biodiesel juta KL 5.8 juta BOE
pemanfaatan Limbah
Bioethanol juta KL 6.6 juta BOE

Biooil juta KL 7 juta BOE


Catatan:
BioAvtur juta KL 5.9 juta BOE
• Merupakan Proyeksi Energi Primer
• Satuan: Juta SBM (Setara Barel Minyak) 1 m3/0,62 L mitan,
Biogas juta m3 0,62*5,9/1000 juta BOE F=5,9
• Share terhadap total energi primer tahun 2025 sebesar
365 hari,24 jam,
8,2% dari 2785 Juta SBM 365*24*0,613/100 © DJEBTKE KESDM - 2012
F=0,613/efisiensi
Biomass MWe 0.000/0,3 juta BOE 30%
Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 52
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ENERGI AIR (HIDRO)


JENIS ENERGI 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
1,8 3,0 213,0 1.260,0 909,0 342,0 488,2 536,3 2.348,1 1.141,4 800,0 424,5 1.136,8 330,0
Kapasitas (MW)
Kumulatif Kapasitas
6.866,9 6.869,9 7.082,9 8.342,9 9.251,9 9.593,9 10.082,1 10.618,4 12.966,5 14.107,9 14.907,9 15.332,4 16.469,2 16.799,2
Terpasang (MW)
Juta STM 6,27 6,27 6,47 7,62 8,45 8,76 9,21 9,70 11,84 2,88 13,62 14,00 15,04 15,34

ENERGI SURYA
JENIS ENERGI 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
10 65 115 115 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Kapasitas (MW)
Kumulatif Kapasitas
39 104 219 334 384 434 484 534 584 634 684 734 784 834
Terpasang (MW)
GWh 135,60 363,36 766,32 1.169,28 1.344,48 1.519,68 1.694,88 1.870,08 2.045,28 2.220,48 2.395,68 2.570,88 2.746,08 2.921,28
Juta STM 0,01 0,03 0,07 0,10 0,12 0,13 0,15 0,16 0,18 0,19 0,21 0,22 0,24 0,25

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 53


DAFTAR PLTA Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

YANG DIKEMBANGKAN PLN


KAP ASITAS
NO NAMA TIPE PROVINSI KAB/KOTA KOORDINAT COD
(MW)
1 Sawangan ROR Sulut Minahasa 1° 15' N 124° 55' E 16 2014
2 Jatigede RES Jabar Sumedang 6° 51' S 108° 5' E 110 2014
3 Peusangan 1-2 ROR Aceh Aceh Tengah 4° 37' N 96° 43' E 86 2015
4 Asahan 3 ROR Sumut Asahan 2° 34' N 99° 21' E 174 2015
5 Upper Cisokan-PS PST Jabar Bandung Barat dan Cianjur 6° 56' S 107° 10' E 1000 2015
6 Merangin-2 ROR Jambi Kerinci 2° 10' S 101° 36' E 350 2016
7 Kalikonto-2 RES Jatim Malang 7° 53' S 112° 24' E 62 2016
8 Konaweha-4* RES Sultra Kendari dan Kolaka 3° 42' S 121° 45' E 26 2016
9 Konaweha* RES Sultra Kolaka 3° 50' S 121° 55' E 50 2016
10 Bakaru (2nd) ROR Sulsel Pinrang 3° 27' S 119° 36' E 126 2016
11 Simanggo-2 ROR Sumut Humbang Hasundutan 2° 17' N 98° 25' E 90 2018
12 Masang-2 ROR Sumbar Agam 0° 9' S 100° 13' E 52 2018
13 Karangkates Ext. RES Jatim Malang 8° 09' S 112° 26' E 100 2018
14 Ketaun-1* RES Bengkulu Rejang Lebong 3° 14' S 102° 25' E 86.6 2018
15 Lariang - 8* ROR Sulteng Poso 1° 55' S 120° 6' E 12.8 2018
16 Kluet-1 ROR Aceh Aceh Selatan 3° 35' N 97° 12' E 40.6 2019
17 Meulaboh-5 ROR Aceh Nagan Raya 4° 26' N 96° 26' E 43 2019
18 Kumbih-3 ROR Sumut Pakpak Bharat 2° 37' N 98° 6' E 41.8 2019
19 Sibundong-4 ROR Sumut Tapanuli Utara 2° 4' N 98° 44' E 31.6 2019
20 Isal-2 RES Maluku Maluku Tengah 3° 5' S 129° 37' E 60 2019
21 Alas - 4* RES Aceh Aceh Selatan 3° 10' N 97° 55' E 150 2019
22 Warsamson RES Pabar Sorong 0° 48' S 131° 23' E 49 2019
23 Wai Rantjang ROR NTT Manggarai 8° 35' S 120° 28' E 15 2020
24 Lake Toba PST Sumut Dairi 2° 46' N 98° 41' E 400 2020
25 Ordi-5 ROR Sumut Pakpak Bharat 2° 31' N 98° 6' E 26.8 2020
26 Ordi-3 ROR Sumut Pakpak Bharat 2° 34' N 98° 9' E 18.4 2020
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 54


DAFTAR PLTA Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

YANG DIKEMBANGKAN PLN Lanjutan ...


KAP ASITAS
NO NAMA TIPE PROVINSI KAB/KOTA KOORDINAT COD
(MW)
23 Wai Rantjang ROR NTT Manggarai 8° 35' S 120° 28' E 15 2020
24 Lake Toba PST Sumut Dairi 2° 46' N 98° 41' E 400 2020
25 Ordi-5 ROR Sumut Pakpak Bharat 2° 31' N 98° 6' E 26.8 2020
26 Ordi-3 ROR Sumut Pakpak Bharat 2° 34' N 98° 9' E 18.4 2020
27 Besai-2 ROR Lampung Lampung Barat 4° 56' S 104° 30' E 44 2020
28 Pinoh RES Kalbar Sintang 0° 31' S 114° 44' E 198 2020
29 Poko RES Sulsel Mamasa 3° 26' S 119° 35' E 233 2020
30 Watunohu-1 ROR Sultra Kolaka Utara 3° 24' S 121° 5' E 57 2020
31 Matenggeng. PST Jabar Cilacap 887 2020
32 Kelai-2 RES Kaltim Berau 1° 40' N 117° 5' E 168 2020
33 Kluet-3 ROR Aceh Aceh'Selatan 3° 24' N 97° 13' E 23.8 2021
34 Grindulu-PS-3 PST Jatim Pacitan 8° 8' S 111° 12' E 1000 2021
35 Masuni RES Sulsel Polewali Mandar 3° 12' S 119° 8' E 400.2 2023
36 Lariang-6 RES Sulteng Mamuju Utara 1° 40' S 119° 52' E 209.4 2024
37 Mong RES Sulsel Soppeng 4° 29' S 120° 0' E 255.6 2024
38 Merangin-5 RES Jambi Merangin 2° 11' S 101° 59' E 23.9 2024
39 Tampur-1 RES Aceh Aceh Timur 4° 13' N 97° 39' E 330 2025
40 Konaweha-3 RES Sulteng Kolaka 3° 44' S 121° 50' E 24 2026
41 Meulaboh-2 ROR Aceh Nagan Raya 4° 23' N 96° 37' E 37 2026
42 K. Konto-PS PST Jatim Malang 7° 51' S 112° 23' E 1000 2027
43 Maung RES Jateng Banjarnegara 7° 20' S 109° 43' E 360 2028

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 55


DAFTAR PLTA Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

YANG DIKEMBANGKAN IPP


KAP ASITAS
NO NAMA TIPE PROVINSI KAB/KOTA KOORDINAT COD
(MW)
1 Poso-1 ROR Sulteng Poso 1° 41' S 120° 39' E 204 2011
2 Simpang Aur ROR Bengkulu Kepahiang 3° 35'S 102° 31' E 29 2014
3 Rajamandala ROR Jabar Bandung 6° 50' S 107° 19' E 58 2014
4 Lawe Mamas ROR Aceh Singkil 3° 30' N 97° 38' E 50 2016
5 Wampu ROR Sumut Karo 3° 10' N 98° 13' E 84 2016
6 Hasang* ROR Sumut Toba Samosir 2° 17' N 99° 26' E 40 2016
7 Semangka* ROR Lampung Tanggamus 5° 21' S 104° 21' E 56 2016
8 Kusan* RES Kalsel Tanah Bumbu 3° 25' S 115° 33' E 65 2016
9 Asahan 4-5 RES Sumut Asahan 2° 35' N 99° 25' E 60 2017
10 Malea ROR Sulsel Enrekang 3° 10' S 119° 46' E 182 2017
11 Bonto Batu ROR Sulsel Enrekang 3° 17' S 119° 42' E 100 2017
12 Poso-2 ROR Sulten Poso 1° 37' S 120° 41' E 132.8 2018
13 Poigar-3* ROR Sulut Kotamobagu 0° 52' N 124° 23' E 14 2018
14 Peusangan-4 ROR Aceh Aceh Tengah 4° 46' N 96° 41' E 30.9 2019
15 Jambo Papeun-3 ROR Aceh Aceh Selatan 3° 31' N 97° 13' E 25.4 2019
16 Bila-2 ROR Sumut Tapanuli Selatan 1° 55' N 99° 33' E 42 2019
17 Endikat-2 ROR Sumsel Lahat 4° 6' S 103° 22' E 22 2019
18 Raisan-1 ROR Sumut Tapanuli Tengah 1° 50' N 98° 50' E 26.2 2020
19 Toru-2 ROR Sumut Tapanuli Utara 1° 55' N 99° 1' E 33.6 2020
20 Siria ROR Sumut Humbang Hasundutan 2° 15' N 98° 33' E 16.5 2020
21 Gumanti-1 ROR Sumbar Solok 1° 7' S 100° 53' E 15.8 2020
22 Sinamar-2 ROR Sumbar Tanah Datar 0° 25' S 100° 45' E 25.6 2020
23 Sinamar-1 ROR Sumbar Lima Puluh Kota 0° 20'S 100° 45' E 36.6 2020
24 Anai-1 ROR Sumbar Padang Pariaman 0° 34' S 100° 20' E 19.1 2020
25 Padang Guci-2 ROR Bengkulu Kaur 40 24' S 103° 18' E 21 2020

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 56


DAFTAR PLTA Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

YANG DIKEMBANGKAN IPP Lanjutan ...


KAP
NO NAMA TIPE PROVINSI KAB/KOTA KOORDINAT ASITAS COD
(MW)
26 Semung-3 ROR Lampung Lampung Timur 5° 18' S 105° 25' E 20.8 2020
27 Tamboli ROR Sultra Kolaka 3° 53' S 121° 22' E 25.8 2020
28 Mala-2 ROR Maluku Seram Bagian Barat 2° 56' S 128° 28' E 30.4 2020
29 Tina ROR Maluku Buru Selatan 3° 42' S 126° 42' E 12 2020
30 Cibareno-1 ROR Jabar Lebak 6° 50' S 106° 26' E 17.5 2020
31 Sibubung-1 ROR Aceh Aceh Selatan 3° 30' N 97° 19' E 32.4 2021
32 Seunangan-3 ROR Aceh Nagan Raya 4° 14' N 96° 30' E 31.2 2021
33 Tala RES Maluku Maluku Tengah 3° 17' S 128° 38' E 54 2021
34 Karama-1 RES Sulsel Mamuju 2° 20' S 119° 40' E 800 2022
35 Teunom-1 RES Aceh Pidie 4° 54' N 95° 59' E 24.3 2023
36 Woyla-2 RES Aceh Aceh Barat 4° 34' N 96° 12' E 242.1 2024
37 Ramasan-1 RES Aceh Aceh Timur 4° 37' N 97° 21' E 119 2024
38 Teripa-4 RES Aceh Gayo Lues 4° 1' N 96° 53' E 184.8 2024
39 Teunom-3 RES Aceh Aceh Jaya 4° 37' N 95° 58' E 102 2024
40 Teunom-2 RES Aceh Aceh Barat 4° 34' N 96° 0' E 230 2026
41 Sibubung-3 ROR Aceh Aceh Selatan 3° 24' N 97° 15' E 22.6 2026
42 Toru-3 RES Sumut Tapanuli Selatan 1° 34' N 99° 9' E 227.6 2026
43 Lasolo-4 RES Sulteng Konawe 3° 26' S 121° 59' E 100 2026
44 Batang Hari-4 RES Sumbar Solok 1° 16' S 101° 15' E 216 2027
45 Batu RES Sulsel Enrekang 3° 26' S 119° 42' E 271 2027
46 Kuantan-2 RES Sumbar Sawahlunto Sijunjung 0° 38' S 101° 20' E 272.4 2028

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 57


POTENSI PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
INDONESIA

RESOURCES RESERVE
% %
(MWe) (MWe)
Speculative Hypothetical Possible Probable Proven
8.231 4.964 45.17% 12.909 823 2.288 54.83%
13.195 16.020
29.215
Source: Badan Geologi, Kementerian ESDM Desember 2011

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 58


WKP PANAS BUMI SETELAH UU NO. 27/2003 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Cad. Terduga
No. Nama WKP Panas Bumi Renc. Peng. Harga per kWh Status Pemegang IUP Permasalahan
(MW)
LIKI PINANGAWAN PT. Supreme Energy Negosiasi PPA, proses
1 400 220 9.4 ¢ USD IUP Telah Terbit
MUARALABOH, SUMBAR Muaralaboh relinquish
2 GN. RAJABASA, LAMPUNG 91 220 9.5 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Supreme Energy Rajabasa
3 JABOI, NAD 50 10 Rp. 1705 IUP Telah Terbit PT. Sabang Geothermal Energi
SORIK MARAPI-ROBURAN- PT. Sorik Marapi Geothermal
4 200 240 8.10 ¢ USD IUP Telah Terbit
SAMPURAGA, SUMUT Power
CISOLOK CISUKARAME,
5 30 - 45 40 Rp. 630,00 IUP Telah Terbit PT. Jabar Rekind Geothermal Negosiasi PPA
JABAR
GN. TANGKUBAN PERAHU, PT. Tangkuban Perahu
6 100 120 Rp. 533,60 IUP Telah Terbit Negosiasi PPA
JABAR Geothermal Power
7 GN. TAMPOMAS, JABAR 20 - 50 45 Rp. 598,00 IUP Telah Terbit PT. Wijaya Karya Jabar Power Negosiasi PPA
Negosiasi PPA, ijin pinjam
8 GN. UNGARAN, JATENG 100 110 8.09 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Giri Indah Sejahtera
pakai lahan
PT. Sokoria Geothermal Negosiasi PPA, proses
9 SOKORIA, NTT 30 30 Rp. 1.250,69 IUP Telah Terbit
Indonesia relinquish
10 ATADEI, NTT 40 10 9.5 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Westindo Utama Karya Negosiasi PPA
PT. Star Energy Geothermal
11 JAILOLO, MALUT 75 10 Rp. 1.727,54 IUP Telah Terbit Negosiasi PPA
Halmahera
PT. Chevron Geothermal Suoh
12 SUOH SEKINCAU, LAMPUNG 230 220 6.9 ¢ USD IUP Telah Terbit Negosiasi PPA
Sekincau
PT. Supreme Energy Rantau
13 RANTAU DEDAP, SUMSEL 106 220 8.86 ¢ USD IUP Telah Terbit
Dedap
14 BATURADEN, JATENG 175 220 9.47¢ USD IUP Telah Terbit PT. Sejahtera Alam Energy Negosiasi PPA
Negosiasi PPA,
15 GUCI, JATENG 79 55 9.09 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Spring Energi Sentosa
ijin pinjam pakai lahan
KALDERA DANAU BANTEN,
16 115 110 8.39 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Sintesa Banten Geothermal Negosiasi PPA
BANTEN
17 BLAWAN - IJEN, JATIM 270 110 8.58 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Medco Cahaya Geothermal Negosiasi PPA

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 59


WKP PANAS BUMI SETELAH UU NO. 27/2003 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Cad. Terduga
No. Nama WKP Panas Bumi Renc. Peng. Harga per kWh Status Pemegang IUP Permasalahan
(MW)

18 TELAGA NGEBEL, JATIM 120 165 7.55 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Bakrie Darmakarya Energi Negosiasi PPA

19 HU'U DAHA, NTB 65 20 9.65 ¢ USD IUP Telah Terbit PT. Pacific Geo Energy Negosiasi PPA
20 SEULAWAH AGAM, NAD 160 55 - Proses lelang - -
21 SUWAWA, GORONTALO 110 - - Gagal Lelang - Tidak ada yg daftar

22 GUNUNG TALANG, SUMBAR 36 - - Persiapan lelang - -

23 SONGA WAYAUA, MALUT 140 - - Persiapan lelang - -


Penawaran harga di atas 9.7
24 SIPAHOLON RIA-RIA, SUMUT 75 - - Gagal Lelang -
¢ USD
Penawaran harga di atas 9.7
25 MARANA, SULTENG 36 - - Gagal Lelang -
¢ USD

Tidak ada yg daftar, akan


26 BUKIT KILI, SUMBAR 83 - - Gagal Lelang -
ditambah data
27 BONJOL, SUMBAR 200 - - Proses Lelang - -
DANAU RANAU, LAMPUNG &
28 210 - - Persiapan Lelang
SUMSEL - -
29 MATALOKO, NTT 63 - - Persiapan Lelang - -
30 GN. CIREMAI, JABAR 150 - - Proses Lelang - -
31 GN. ENDUT, BANTEN 80 - - Persiapan Lelang - -

32 SIMBOLON SAMOSIR, SUMUT 155 - - Persiapan Lelang - -

33 WAY RATAI, LAMPUNG 105 - - Persiapan Lelang - -


CANDI UMBUL TELOMOYO,
34 72 - - Persiapan Lelang - -
JATENG
35 BORA PULU, SUMUT 123 - - Persiapan Lelang - -
36 GN.LAWU,JATENG-JATIM 195 - - Persiapan Lelang - -

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 60


WKP PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
HARGA TERLALU RENDAH

Dev. Plan Price per Obstacles And


No. GWA IUP Issued IUP Holder COD Target Status
(MW) kWh Progress
CISOLOK 19
Rp. PT. Jabar Rekind PPA negotiation,
1 CISUKARAME, 40 Nopember 2014 Exploration
630,00 Geothermal forestry permit
JABAR 2009
PT. Tangkuban
26
GN. TANGKUBAN Rp. Perahu PPA negotiation,
2 120 Nopember 2015 Exploration
PERAHU, JABAR 533,60 Geothermal forestry permit
2009
Power
GN. TAMPOMAS, Rp. 4 Nopember PT. Wijaya Karya PPA negotiation,
3 45 2014 Exploration
JABAR 598,00 2009 Jabar Power forestry permit
PT. Bakrie
TELAGA 7,55 ¢ PPA negotiation,
4 165 16 Juni 2011 Darmakarya 2015 Exploration
NGEBEL, JATIM USD forestry permit
Energi
TOTAL 370

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 61


WKP PANAS BUMI EXISTING Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Pemegang IUP - Kap. Terpasang


No. WKP Panas Bumi Lapangan PLTP Pengembang Potensi (MW)
WKP (MW)
1 Sibayak-Sinabung PT. PGE Sibayak PT. PGE 124 12
2 Cibeureum - Parabakti (Gn. Salak) PT. PGE Gn. Salak JOC - CGS, Ltd 952 377
JOC - Star Energy
Wayang Windu 400 227
3 Pengalengan PT. PGE Geothermal Wayang Windu
Patuha PT. Geo Dipa Energi 706 -
Kamojang PT. PGE 855 200
4 Kamojang-Darajat PT. PGE
Darajat JOC - CGI, Ltd 610 270
5 Dieng PT. PGE Dieng PT. Geo Dipa Energi 780 60
6 Lahendong-Tompaso PT. PGE Lahendong PT. PGE 358 80
7 Sibual-Buali PT. PGE Sarulla JOC – SOL 1146 -
8 Hululais - Tambang Sawah PT. PGE Hulu Lais PT. PGE 873 -
9 Lumut Balai PT. PGE Lumut Balai PT. PGE 1066 -
10 Sungaipenuh PT. PGE Sungai Penuh PT. PGE 208 -
11 Ulubelu PT. PGE Ulubelu PT. PGE 556 -
12 Karaha-Cakrabuana PT. PGE Karaha Bodas PT. PGE 725 -

13 Buyan Bratan (Bedugul) PT. PGE Bedugul JOC - Bali Energy, Ltd 276 -
14 Ulumbu PT. PLN (Persero) Ulumbu PT. PLN (Persero) 199 -
15 Tulehu PT. PLN (Persero) Tulehu PT. PLN (Persero) 100 -
16 Cibuni KJK Teknosa Cibuni KJK Teknosa 140 -
17 Iyang-Argopuro PT. PGE Iyang Argopuro PT. PGE 295 -
18 Kotamobagu PT. PGE Kotamobagu PT. PGE 410 -
PT. Wahana
19 Ciater Ciater PT. Wahana Sembada Sakti 90 -
Sembada Sakti
© DJEBTKE KESDM - 2012
TOTAL 10,869 1.226
Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 62
WKP PANAS BUMI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DALAM TAHAP NEGOSIASI PPA
Dev. Plan Price per
No. GWA IUP Issued IUP Holder COD Target Status Obstacles And Progress
(MW) kWh
16 Februari PT. Sabang Geothermal PPA negotiation, (power price
1 JABOI, NAD 10 Rp. 1705 2014 Exploration
2010 Energi exceed 9.7 cent USD /kWH)
CISOLOK
19 Nopember
2 CISUKARAME, 50 Rp. 630,00 PT. Jabar Rekind Geothermal 2014 Exploration PPA negotiation, forestry permit
2009
JABAR
GN. TANGKUBAN 26 Nopember PT. Tangkuban Perahu
3 110 Rp. 533,60 2015 Exploration PPA negotiation, forestry permit
PERAHU, JABAR 2009 Geothermal Power
GN. TAMPOMAS, 4 Nopember
4 45 Rp. 598,00 PT. Wijaya Karya Jabar Power 2014 Exploration PPA negotiation, forestry permit
JABAR 2009
GN. UNGARAN,
5 110 8.09 ¢ USD 29 Juli 2010 PT. Giri Indah Sejahtera 2015 Exploration PPA negotiation, forestry permit
JATENG
PT. Sokoria Geothermal
6 SOKORIA, NTT 15 Rp. 1.250,69 26 April 2010 2014 Exploration PPA negotiation, forestry permit
Indonesia
7 ATADEI, NTT 5 9.5 ¢ USD 10 Juli 2010 PT. Westindo Utama Karya 2014 Exploration PPA renegotiation
09 Desember PT. Star Energy Geothermal PPA negotiation, (power price
8 JAILOLO, MALUT 10 Rp. 1.727,54 2014 Exploration
2009 Halmahera exceed 9.7 cent USD /kWH)
SUOH SEKINCAU, 06 Desember PT. Chevron Geothermal
9 220 6.9 ¢ USD 2016 Exploration PPA negotiation
LAMPUNG 2010 Suoh Sekincau
10 HU'U DAHA, NTB 20 9.65 ¢ USD 14 Juli 2010 PT. Pacific Geo Energy 2014 Exploration PPA negotiation, forestry permit
KALDERA DANAU PT. Synthesa Banten
11 110 8.39 ¢ USD 2011 2016 Exploration PPA negotiation, forestry permit
BANTEN, BANTEN Geothermal
BLAWAN - IJEN, PT. Medco Cahaya
12 110 8,58 ¢ USD 25 Mei 2011 2017 Exploration PPA negotiation, forestry permit
JATIM Geothermal
TELAGA NGEBEL,
13 165 7,55 ¢ USD 16 Juni 2011 PT. Bakrie Darmakarya Energi 2015 Exploration PPA negotiation, forestry permit
JATIM
14 GUCI, JATENG 55 9,09 ¢ USD 11 April 2011 PT. Spring Energy Sentosa 2015 Exploration PPA negotiation, forestry permit
TOTAL 1.055
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 63


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN


(ENERGI PRIMER)
TAHUN 2010 2015 2020 2025
SATUAN Juta SBM % Juta SBM % Juta SBM % Juta SBM %
Biofuel 1,5 0,1 15,9 1,0 35,6 1,7 83,1 3,0
Biomasa 8,9 0,8 15,7 1,0 47,8 2,2 145,9 5,2
Panas Bumi 23,6 2,1 39,6 2,5 107,0 5,0 121,7 4,4
Energi Air 32,4 2,9 40,6 2,6 63,1 3,0 81,7 2,9
Energi Surya 0,1 0,0 0,7 0,0 1,3 0,1 1,8 0,1
CBM 0,0 0,0 3,7 0,2 73,3 3,4 124,6 4,5
Minyak 537,7 47,8 608,4 38,6 623,1 29,3 659,7 23,7
Gas 238,6 21,2 307,9 19,5 403,2 19,0 549,8 19,7
Batubara 281,4 25,0 543,5 34,5 771,4 36,3 1017,1 36,5
TOTAL 1.124 100 1.575,95 100 2.125,7 100 2.785,4 100

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


PROYEKSI PENGEMBANGAN Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ENERGI BARU TERBARUKAN (ENERGI PRIMER)


2010 ET EB
2020
5,9% 0,0%
EB
3,4%
ET
Batubara Batubara 12,0%
25,0% 36,3%
Minyak
Minyak 29,3%
Gas 47,8%
21,2% Gas
19,0%

2015 EB 2025
0,2%
EB
ET
ET 4,5%
15,6%
Batubara 7,1% Batubara
34,5% 36,5%
Minyak
38,6% Minyak
23,7%
Gas Gas
19,5% 19,7%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

ARAH KEBIJAKAN ENERGI

Bussiness Peraturan Presiden Target Realistis


As Usual No. 5/2006 2025
3298
Juta SBM 3200
Juta SBM KONSERVASI ENERGI
3,1%
2785 PRIMER
2419 17% Juta SBM (15.6%)
Juta SBM 34.6% 4.5 % EB
15.6 %
ET
1649 33%
Juta SBM

DIERSIVIKASI
20,6% 36.5%
1124

ENERGI
Juta SBM Batu Bara
EBT 5.9%
Batu Bara 25 % 19.7 %
30%
21.2% 41.7% Gas
Gas
23.7 %
Minyak 47.8% 20% Minyak
2010 2015 2020
Target 2025

Note:
• Efisiensi thermal Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi sebesar 25%
• 1 TOE = 7,33 SBM
© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 66


2010 2020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Biofuel Surya
Surya 0,1% 0,1%
0,0%

Biomassa Biofuel
Hidro
0,8% 1,7%
3,0%
Hidro Biomassa
2,9% 2,2%
Panas Bumi
2,1%
Panas Bumi
5,0%

Surya 2015 2025 Surya


0,0% 0,4%

Biofuel Hidro Biofuel


1,0% 18,8% 19,1%
Hidro
2,6% Biomassa
1,0%

Panas Bumi Biomassa


Panas Bumi 28,0% 33,6%
2,5%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

TARGET REALISTIS
PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN

2010 2025
Panas Bumi Panas Bumi
Hidro 4,4%
Biofuel Biomassa 2,1% 2,9% Surya Hidro
0,8% Biofuel Biomassa
0,1% 0,0% 2,9%
3,0% 5,2%
CBM Surya
0,0% 0,1%
Batubara CBM
Batubara 4,5%
25,0% 36,5%

Minyak Minyak
47,8% 23,7%
Gas
Gas
21,2% 19,7%

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN BIOENERGI


2011 - 2025
Jenis Bioenergi Satuan 2011 2015 2020 2025
Biofuel juta SBM 2,08 15,90 35,43 82,72
Biodiesel juta SBM 2,08 13,65 27,46 55,24
Bioethanol juta SBM - 1,32 5,28 22,77
Biooil juta SBM - 0,93 1,86 3,75
BioAvtur juta SBM - - 0,83 0,97
Biogas juta SBM 0,01 0,03 0,11 0,39
Biomass juta SBM 8,95 15,66 47,80 145,87
TOTAL juta SBM 11,0 31,6 83,3 229,0
Catatan:
• Merupakan Proyeksi Energi Primer
• Satuan: Juta SBM (Setara Barel Minyak)
• Share terhadap total energi primer tahun 2025 sebesar 8,2% dari 2785 Juta SBM

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 69


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

PROYEKSI PENGEMBANGAN HIDRO DAN SURYA


2012 - 2025

Jenis Energi Satuan 2012 2015 2020 2025


Hidro Juta SBM 45,96 55,85 86,79 112,44
Surya Juta SBM 0,07 0,73 1,32 1,83
TOTAL Juta SBM 46,03 56,59 88,11 114,27

Catatan:
• Merupakan Proyeksi Energi Primer
• Satuan: Juta SBM (Setara Barel Minyak)
• Share terhadap total energi primer tahun 2025 sebesar % dari 2785 Juta SBM

© DJEBTKE KESDM - 2012

Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat 70

Anda mungkin juga menyukai