Anda di halaman 1dari 14

PAPER KELOMPOK 5

WILLYANTO D1091171001
NURUL AMIRAH KHAIRUNNISA D1091171002
MAISARAH D1091171007
DINA ARISTIA RIZKI D1091171014
YUDISTIRA SYAHREZA D1091171021
VICKY ANDIKA D1091171025

Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
2019

“Sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia, baik secara nasional


maupun daerah serta implikasinya terhadap sistem menajemen
pembangunan wilayah dan kota”

A. Pemerintahan
Pemerintahan adalah proses atau cara pemerintah dalam menjalankan wewenangnya di
berbagai bidang (sosial, ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain) dalam rangka mengelola
berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat. Pengertian pemerintahan dalam arti
sempit adalah semua kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga
eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Sedangkan pengertian pemerintahan dalam arti luas
adalah semua kegiatan yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada
dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.
Tujuan fundamental suatu pemerintahan adalah untuk menjaga keteraturan dan
keamanan umum sehingga setiap anggota masyarakat dapat merasakan kebahagiaan. Secara
umum ada empat fungsi utama dari pemerintah. Mengacu pada pengertian pemerintah yang
dijelaskan di atas, adapun fungsi pemerintah adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Pelayanan, secara umum pelayanan yang dilakukan pemerintah meliputi pelayanan
publik dan pelayanan sipil yang mengedepankan kesetaraan. Beberapa pelayanan yang
dilakukan pemerintah pusat mencakup masalah hubungan luar negeri, peradilan, keuangan,
agama, pertahanan dan keamanan.
2) Fungsi Pengaturan, dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah, memiliki fungsi untuk membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur
hubungan manusia di dalam masyarakat agar kehidupan berjalan lebih harmonis dan
dinamis.
3) Fungsi Pembangunan, pemerintah juga berfungsi sebagai pemacu pembangunan, baik di
pusat maupun di daerah-daerah. Pembangunan yang dimaksud di sini adalah pembangunan
infrastruktur dan juga pembangunan mental spiritual warga negara.
4) Fungsi Pemberdayaan, Fungsi pemberdayaan ini bertujuan untuk mendukung otonomi
daerah sehingga masing-masing daerah dapat mengelola sumber daya secara maksimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah daerah harus meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.

B. Pengertian Sistem Pemerintahan


Menurut Hukum Tata Negara terdapat tiga pengertian terkait Sistem Pemerintahan, yaitu:
a) Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yakni sebuah kajian yang melihat hubungan
antara legislatif dan eksekutif dalam sebuah negara. Berdasar kajian ini mengahsilkan
dua model pemerintahan yaitu sistem parlamenter dan sistem presidensial.
b) Sistem pemerintahan dalam arti luas, yakni suatu kajian pemerintahan negara yang
bertolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan antara
pemerintah pusat dengan bagian-bagian yang ada di dalam negara. Bertitik dari
pandangan ini sistem pemerintahan negara dibedakan menjadi negara kesatuan, negara
serikat (federal), dan negara konfederasi.
c) Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas, yakni kajian yang menitik beratkan
hubungan antara negara dengan rakyatnya. Berdasar kajian ini dapat dibedakan sistem
pemerintahan monarki, pemerintahan aristokrasai dan pemerintahan demokrasi.

1. Negara dan Sistem Pemerintahan


Indonesia merupakan negara hukum sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Hukum. Konsep tentang Negara hukum ini berarti bahwa segala aspek pemerintahan harus
berdasarkan dengan kontitusi negara yaitu UUD 1945. Pemerintah dalam menjalankan
tugas dan kewenangannya terikat dengan aturan yang termuat dalam konstitusi tersebut.
Dasar sistem ketatanegaraan Republik Indonesia tertuang jelas dan tegas dalam Bab I
UUD 1945 tentang Bentuk dan Kedaulatan sebagaimana termuat dalam Pasal 1 ayat (1),
(2) dan (3). Adapun dasar sistem ketatanegaraan tersebut sebagai berikut :
• Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 berbunyi bahwa : Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik.
• Pasal 1 ayat (2) berbunyi : Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD.
• Sedangkan Pasal 1 ayat (3) berbunyi bahwa : Negara Indonesia adalah negara hukum.
Rumusan pasal di atas menunjukkan bahwa Bentuk Negara Indonesia adalah Kesatuan,
bentuk pemerintahan adalah Republik dan sistem pemerintahan adalah Presidensial.
Indonesia adalah Republik dimana kepala negaranya dijabat oleh Presiden yang dipilih
melalui pemilihan umum (dipilih langsung oleh rakyat) dan dalam masa jabatan tertentu yaitu
lima tahun dan menjalankan pemerintahan berdasarkan UUD dan UU. Para menteri
bertanggung jawab pada presiden. Menurut konstitusi Sistem Pemerintahan Indonesia adalah
menganut Sistem Presidensial dimana Presiden berkedudukan disamping sebagai kepala
Pemerintahan juga sebagai kepala Negara.

➢ Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang badan legislatif dan
badan eksekutif boleh dikatakan tidak terdapat hubungan. Ciri-ciri sistem pemerintahan
presidensial:

1) Didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan (separation of power). Namun


Pemisahanan kekuasaan (separation of power) pada sistem pemerintahan presidensial,
cenderung meminimalkan veto dan jalan buntu, karena adanya check and balance
(saling kontrol dan saling imbang) antara lembaga tinggi negara sehingga dapat dicegah
diktatorisme.
2) Eksekutif tidak memiliki kekuasaan untuk membubarkan parlemen maupun eksekutif
harus berhenti ketika kehilangan dukungan dari mayoritas anggota parlemen.
3) Tidak ada hubungan saling bertanggung jawab antara presiden dan kabinetnya kepada
parlemen, kabinet secara keseluruhan bertanggung jawab kepada presiden (chief
executive)
4) Eksekutif dipilih oleh para pemilih (para pemilih dimaksudkan adalah rakyat yang
melakukan pemilihan secara langsung atau pemilihan secara tidak langsung melalui
dewan pemilih (electoral collage)

Dalam sistem Pemerintahan Presidensial, fungsi Presiden menurut UUD 1945, meliputi:
a. Sebagai kepala negara, presiden melakukan fungsi simbolis dan seremonial
mewakili bangsa dan negara.
b. Sebagai kepala eksekutif, memimpin kabinet dan birokrasi dalam melaksanakan
kebijakan umum.
c. Sebagai kepala eksekutif, mengajukan rancangan undang-undang kepada legislatif.
d. Sebagai panglima tertinggi angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara.
e. Sebagai pemimpin dalam perumusan kebijakan luar negeri.

Sistem Pemerintahan Presidensial merupakan perwujudan Trias Politica dimana


didalamnya membagi kekuasaan pemerintah menjadi tiga, yaitu kekuasaan legislatif,
kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. Masing-masing kekuasaan diserahkan kepada
sebuah badan yang terpisah satu sama lain sehingga dapat saling mengawasi dan mengimbangi
untuk mencegah pemerintahan otoriter. Oleh karena itu, sistem presidensial adalah masuk dalam
kategori pemerintahan yang menganut sistem politik demokrasi.

➢ Prinsip-Prinsip Pemerintahan yang Baik

United Nations Development Program mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-


prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan yang
baik, adalah sebagai berikut:

1) Partisipasi, Setiap warga negara punya hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan,
baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan
aspirasinya masing-masing.

2) Penegakan Hukum, Hukum dan perundang-undangan harus berkadilan, ditegakkan dan


dipatuhi secara utuh, terutama aturan hokum tentang hak asasi manusia.

3) Transparasi, Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi dan
harus dapat juga diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya, informasi harus
disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat
pengawasan.

4) Bersikap Melayani, Setiap instansi harus beusaha sebagai pelayan yang baik dari publik.

5) Konsensus, Pemerintah harus bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang
berbeda untuk mencapai consensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-
masing pihak.
6) Berkeadilan, Memberikan kesempatan yang sama baik kepada semua orang
untukmeningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.

7) Efektif dan Efisien, Semua instansi pemerintah harus menghasilkan sesuatu yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan dengan memanfaatkan yang sebaik-baiknya berbagai sumber-sumber
yang tersedia.

8) Akuntabel, Para pengambil kebijakan publik harus bertanggung jawab atas keputusannya
kepada publik. Penggunaan dana sekecil apapun harus dapat dipertanggung jawabkan pada
publik.

9) Memiliki Visi Strategis, Para pemimpin publik harus memiliki pandangan yang luas dan
jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Mereka harus paham aspek
sejarah, budaya, kemajemukan dan sebagainya.

10) Bersifat Sistemik, Keseluruhan komponen atau unsure dalam pemerintahan harus saling
memperkuat dan saling terkait, didak berjalan sendiri-sendiri. Sebagai contoh informasi
semakin mudah diakses berarti transparansi semakin baik, tingkat parstisipasi akan semakin
luas, dan proses pengambilan keputusan akan semakin efektif.

2. Sistem Sosial

➢ Pengertian Sistem Sosial

Kata sistem merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema”.
Sistem adalah suatu kelompok elemen yang saling berhubungan baik secara independen yaitu
Saling ketergantungan ataupun konstan yaitu timbal balik. Sedangkan Kata Sosial berasal dari
kata latin , yaitu “socious” yang berarti bersama-sama, bersatu atau terikat .
Konsep dan pengertian sistem sosial lebih menekankan pada hubungan-hubungan yang
berlangsung antar manusia dan manusia, manusia dan masyarakat, masyarakat dan masyarakat,
yang hampir atau bahkan selalu dalam kerangka organisasi, sebagai satuan bersistem yang
senantiasa berinteraksi, yakni interaksi sosial, sehingga dapat disebutkan bahwa setiap (satuan)
masyarakat adalah bersistem, yang kemudian dikenal dengan sistem sosial (social system),
yaitu satuan masyarakat yang bersistem.
Sebagai satuan masyarakat, sistem sosial merupakan sistem yang menjadi wadah bagi
totalitas hubungan antara seorang manusia dan manusia lainnya, manusia dan kelompoknya
atau kelompok lain, kelompok manusia dan kelompok manusia lainnya, untuk memenuhi hajat,
mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, sesuai fungsi masing-masing. Manusia dan
kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing secara relatif memiliki batas dan ikatan
kewilayahan dan mengembangkan (unsur-unsur) kebudayaannya, termasuk lembaga-
lembaganya seperti organisasi-organisasi sosial beserta peraturan-peraturannya yang tertulis
dan tak tertulis.
Suatu sistem sosial dapat terjadi apabila terdapat :

1) Dua orang atau lebih


2) Terjadi interaksi antara mereka
3) Bertujuan
4) Memiliki struktur, harapan-harapan bersama yang didominasinya

Jadi didalam sistem sosial sekelompok manusia yang memiliki tujuan bersama sehingga
mereka saling bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah untuk mencapai tujuan
tertentu.

➢ Proses Sistem Sosial

Menurut Alvin L. Bertrand, proses yang terjadi didalam sistem sosial, antara lain :

1) Komunikasi
2) Memelihara tapal batas
3) Penjaminan sistem
4) Sosialisasi
5) Pengawasan sosial
6) Pelembagaan
7) Perubahan sosial

➢ Contoh Kegiatan Sosial

Contoh sistem sosial antara lain :


1) Kerja bakti, Adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama sehingga
terciptalah rasa kenyamanan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan untuk
kepentingan umum. Biasanya kegiatan kerja bakti ini timnul karena adanya inisiatif
dari warga atau sekelompok orang di dalam masyarakat.
Contoh: seperti membersihkan saluran air ,melakukan reboisasi untuk mencegah
terjadinya tanah longsor,membetulkan sarana atau jalan yang rusak,membuat pos
siskamling/pos keamanan didaerah tertentu,dan masih banyak lagi.
2) Musyawarah, Adalah kegiatan bersama yang dilakukan untuk memutuskan hal yang
di anggap merupakan kepentingan bersama. Dilakukan dengan damai dan secara
mufakat atau keputusan bersama dengan seadil adilnya.
Contohnya: menentukan pemilihan kepala desa,rapat bersama dibalai desa.

➢ Unsur Sistem Sosial


1) Kepercayaan dan pengetahuan, Dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa
yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan
kepada sang pencipta.
2) Perasaan, Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam
sekitarnya termasuk juga di dalamnya sesama manusia.
3) Tujuan, Tujuan yaitu suatu hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang
harus dicapai, baik melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan keadaan
yang sudah ada.
4) Norma/Kaidah/PeraturanSosial, pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau
pantas menurut kelompok atau masyarakat.
5) Kedudukan(Status), Kedudukan adalah posisi seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasi, hak-hak, serta kewajibannya.
6) Tingkat/Pangkat, Pangkat berkaitan dengan kedudukan dan peranan seseorang dalam
masyarakat.
7) Kekuasaan, Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak
lain. Kalau seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya maka itulah yang disebut
wewenang.
8) Sanksi, Sanksi adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan terhadap seseorang atas
perilakunya.
9) Fasilitas (sarana), Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan, metode, benda-benda
yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri.
3. Sistem Perekonomian
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat
dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di
setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri
bangsa, dan struktur ekonomi.

➢ Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)

Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur


oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal merupakan sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam segala bidang perekonomian
kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi
liberal banyak dianut negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Ciri-ciri :
1. Menerapkan sistem persaingan bebas
2. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
3. Peranan pemerintah dibatasi
4. Peranan modal sangat penting
Kelebihan :
1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
4. Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :

1. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.


2. Rentan terhadap krisis ekonomi
3. Menimbulkan monopoli
4. Adanya eksploitasi

➢ Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)

Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi


diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab
negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx ,
dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan
masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang
menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.

Ciri-ciri :

1. Hak milik individu tidak diakui.


2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :

1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.


2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :

1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha


2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.

➢ Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem ekonomi
liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan
pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih
diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.

Ciri-ciri :

1. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.


2. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan
kepentingan umum.
3. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
4. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah
Kelebihan :

1. Kestabilan ekonomi terjamin


2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah
dan kecil
3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
Kekurangan :

1. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan


pemerintah dan swasta
2. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah
dan swasta

Sistem Perekonomian Indonesia

Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia dan
Amerika serikat, dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda. Awalnya
Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan
kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai
Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal
menjadi sistem ekonomi sosialis.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah
kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga
masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut
sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga sekarang :

➢ Sistem Ekonomi Demokrasi

Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian


nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik
golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran
bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan
kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
6. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan
dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat
menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan
serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor
negara.
3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

➢ Sistem Ekonomi Kerakyatan

Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan


ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia
adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem
ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan
pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia
usaha.

Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :

1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang
sehat.
2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas
hidup.
3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.

Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945


Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal
33 setelah amandemen menjelaskan :

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.


2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

4. Implikasi Sistem Pemerintahan Terhadap Sistem Manajemen Manajemen


Pembangunan Wilayah dan Kota

Sekarang Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dan juga dalam


pembangunan negara memiliki aspek-aspek dalam perencanaan pemerintahan yang mencakup:
1) dokumen perencanaan
2) kegiatan yang direncanakan
3) proses perencanaan
4) tahapan penyusunan perencanaan.

Dimana di dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang pemerintah buat yaitu
terdapat 5 program yang membuat manajemen pembangunan wilayah menjadi terkoordinir dan
terencana.

1) RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang)


2) RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
3) RPJM SPKD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat
Daerah)
4) RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)
5) Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah)

Dalam sistem pemerintahan Indonesia yang sekarang sudah menggunakan


desentralisasi dalam manajemen pembangunan negara. Desentralisasi juga dapat diartikan
sebagai pengalihan tanggung jawab dan kewenangan dan sumber-sumber daya (dana, manusia
dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dengan adanya desentralisasi maka munculah
otonomi bagi suatu pemerintahan daerah, dan otonomi daerah merupakan kewenangan suatu
daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan
serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak
positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah
tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan nasional. Dan juga
kelebihan menggunakan sistem desentralisasi ini adalah dalam menghadapi masalah yang
mendesak yang membutuhkan tindakan yang cepat, daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi
dari pemerintah pusat, dan dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena sifatnya lebih
langsung jadi masalah tentang manajemen pembangunan wilayah bisa cepat teratasi di daerah-
daerah tertinggal.

KESIMPULAN

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja


dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok,
yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur
lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara
secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengawasan
langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan
legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial. Dalam sistem pemerintahan
negara republik, lebagalembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis,
sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan
prinsip-prinsip yang berbeda.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai