Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM UPAYA

PENCEGAHAN JAJAN TIDAK SEHAT PADA SISWA KELAS


III DAN IV DI SDN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PANDANARUM KABUPATEN BANJARNEGARA

Oleh :

MUKTI NURHIDAYATI
1411020096

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto
GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM UPAYA
PENCEGAHAN JAJAN TIDAK SEHAT PADA SISWA KELAS
III DAN IV DI SDN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PANDANARUM KABUPATEN BANJARNEGARA
Mukti Nurhidayati1 , Rakhmat Susilo2

ABSTRAK

Latar Belakang : Kebiasaan jajan tidak sehat dapat menimbulkan penyakit dan
menjadikan sistem kekebalan tubuh (imun) menjadi rendah, mengingat hal
tersebut perlu adanya arahan dan kontrol bagi anak-anak dalam mengkonsumsi
jajan (Pristiana,2010). Arahan dan kontrol tersebut bisa didapatkan dari keluarga.
Keluarga yang paling dekat dengan anak biasanya Ibu sehingga Ibu diharapkan
menjadi sosok yang paling mampu mengontrol anaknya dalam hal jajan tidak
sehat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku Ibu dalam
upaya pencegahan jajan sembarangan pada anak usia sekolah tahun 2018.
Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Populasi dari penelitian ini adalah Ibu dari anak kelas III dan IV di SDN wilayah
keja Puskesmas Pandanarum Banjarnegara sebanyak 87. Sampel dalam penelitian
ini adalah sebanyak 47 responden yang menggunakan teknik Purposive Sampling.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkangambaran perilaku Ibu dalam upaya
pencegahan jajan tidak sehat sebanyak 4,3% pada kategori baik, 83,0% kategori
cukup, 12,8% kategori kurang. Gambaran pengetahuan jajan pada ibu sebanyak
51,1% kategori baik, 48,9% kategori cukup, dan 0% kategori kurang.
Kesimpulan : Gambaran perilaku Ibu dalam upaya pencegahan jajan tidak sehat
sebanyak 4,3% pada kategori baik, 83,0% kategori cukup, 12,8% kategori kurang.

Kata Kunci : Perilaku, Ibu, Jajan, Anak.

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2)
Dosen Pengajar Program Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


DESCRIPTION OF MOTHER BEHAVIOR IN A PREVENTIVE EFFORT
ON CLASS III AND IV STUDENTS PRIMARY SCHOOL IN THE
PUSKESMAS PANDANARUM DISTRICT BANJARNEGARA
Mukti Nurhidayati1, Rakhmat Susilo2

ABSTRACT

Background : Children prefer to eat that good shape and striking color, but they
do not know whether the food is good at consumption. Unhealthy snack habits can
cause disease and make the immune system immune to be low. Given that it needs
guidance and control for children in eating snacks. Such directives and controls
can be obtained from the family. Family closest to the child is usually the mother
so that Mother is expected to be the most able to control her child in terms of
unhealthy snacks.
Purpose : This study aims to description mother behavior in a preventive effort
on class iii and iv students primary school in the puskesmas Pandanarum district
Banjarnegara 2018
Method : This research design using quantitative descriptive method. The
population of this research is the mother of third and fourth grader in SDN region
of Puskesmas Pandanarum Banjarnegara as many as 87. The sample in this
research is 47 respondents who use Purposive Sampling technique.
Results : The results of this study showed that the behavior of unhealthy snack on
children was 47 respondents (100%), the describ of Mother's behavior in the effort
of preventing unhealthy snack as much as 4.3% in good category, 83.0% enough
category, 12.8% less category. The description of knowledge of snack on mother
is 51,1% good category, 48,9% enough category, and 0% less category.
Conclusion : The picture of Mother's behavior in the effort of prevention of
unhealthy snack as much as 4.3% in good category, 83.0% enough category,
12.8% less category.
Keywords : Mother Behavior, Unhealthy Snack, Child

1)
Student of Health Science Faculty-University of Muhammadiyah Purwokerto
2)
Lecturer of Nursing Program, Faculty of Health Science-University of
Muhammadiyah Purwokerto

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


A. PENDAHULUAN (Pristiana,2010). Selain itu, banyak
Anak lebih suka makan makanan jajanan yang kurang
makanan yang bentuknya dan warna memenuhi syarat kesehatan anak
yang bagus, tetapi mereka tidak tahu (Pristiana, 2010). Seperti konsumsi
apakah makanan itu baik di formalin secara kronis dapat
konsumsi (Damayanti dkk, 2017). mengakibatkan iritasi pada
Pada tahun 2013 terdapat tujuh jenis membran mukosa dan bersifat
pangan yang diuji pada pengawasan karsinogenik , sementara konsumsi
PJAS (Pangan Jajan Anak Sekolah). boraks secara terus menerus dapat
Berdasarkan pemeriksaan sampel mengganggu gerak pencernaan usus,
pangan yang paling tidak memenuhi kelainan pada susunan saraf,
syarat secara berturut-turut adalah depresi, dan kekacauan mental .
minumam berwarna/sirup, minuman Untuk rhodamin B, penggunaannya
es, jelly/agar-agar dan bakso. dapat menimbulkan kerusakan hati,
Penyebab sampel tidak memenuhi bahkan kanker hati (Yona dan
syarat antara lain karena Veriani, 2016).
menggunakan bahan berbahaya Mengingat hal tersebut perlu
yang dilarang untuk pangan, adanya arahan dan kontrol bagi
menggunakan bahan tambahan anak-anak dalam mengkonsumsi
pangan melebihi batas maksimal, jajan (Pristiana,2010). Arahan dan
mengandung cemaran logam berat kontrol tersebut bisa didapatkan dari
melebihi batas maksimal, dan keluarga. Keluarga yang paling
kualitas mutu mikrobiologis yang dekat dengan anak biasanya adalah
tidak memenuhi syarat Ibu sehingga Ibu diharapkan
(BPOM,2014). menjadi sosok yang paling mampu
Berdasarkan hasil survei mengontrol anaknya dalam hal jajan
yang dilakukan oleh peneliti tidak sehat.
menunjukkan bahwa anak usia B. TINJAUAN PUSTAKA
sekolah mengkonsumsi makanan 1. PERILAKU
jajanan sesuai dengan keinginan Menurut Notoatmojo
mereka, tanpa memikirkan efek (2010), dari segi biologis perilaku
samping. Peneliti memberikan adalah suatu kegiatan aktivitas
angket dengan 5 pertanyaan kepada organisme atau makhluk hidup
5 siswa di SDN 1 Sirongge, SDN 2 yang bersangkutan. Oleh sebab
Sirongge dan SDN 3 Sirongge kelas itu dari sudut pandang biologis
III dan IV, hasil yang diperoleh semua makhluk hidup mulai dari
adalah sebanyak 4 (95%) siswa tumbuh-tumbuhan, binatang
memiliki perilaku jajan tidak sehat, sampai dengan manusia
peneliti menilai bahwa siswa jajan berperilaku, karena mereka
tidak sehat dengan menghitung hasil mempunyai aktivitas masing-
jawaban sering sebanyak ≥ 75% masing. Sehingga yang dimaksud
maka dianggap jajan tidak sehat. perilaku manusia adalah semua
Kebiasaan jajan tidak sehat kegiatan atau aktivitas manusia
dapat menimbulkan penyakit dan baik yang diamati langsung
menjadikan sistem kekebalan tubuh maupun yang tidak dapat diamati
(imun) menjadi rendah

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


secara langsung oleh pihak dari IV di SDN wilayah keja Puskesmas
luar. Pandanarum Banjarnegara sebanyak
2. Upaya Pencegahan Ibu Dalam 87. Sampel dalam penelitian ini
Jajan Sembarangan adalah sebanyak 47 responden yang
a. Pemberian Uang Jajan menggunakan teknik Purposive
Pada umunya anak sekolah Sampling yaitu pada responden yang
diberi uang jajan hanya untuk tinggal menetap satu rumah dengan
keperluan jajan di sekolah. anak dan jajan tidak sehat.
Dari hasil beberapa penelitian
diketahui bahwa besar uang D. HASIL DAN PEMBAHASAN
jajan berhubungan dengan 1. HASIL
frekuensi jajan anak. a. Karakteristik Responden
b. Membiasakan Anak Untuk Tabel 4.1 karakteristik responden
Sarapan Karakteristik Jumlah %
Sarapan adalah makanan yang Responde
dimakan pada pagi hari n
sebelum beraktivitas, yang Umur
terdiri dari makanan pokok < 32 tahun 25 53,2
dan lauk-pauk, atau makanan ≥ 32 tahun 22 46,8
kudapan (Depkes, 2009). Total 47 100
c. Membiasakan Anak
Membawa Bekal Pendidikan
Bekal Makanan adalah Rendah 46 97,9
makanan yang dipersiapkan Tinggi 1 2,1
dari rumah untuk dikonsumsi Total 47 100
di sekolah, dengan membawa Status
bekal makanan, orang tua Pekerjaan
tidak perlu memberikan uang Tidak Bekerja 29 61,7
saku agar anak tidak jajan Bekerja 18 38,3
sembarangan. Total 47 100
3. JAJAN PADA SISWA Pendapatan
Berdasarkan penelitian yang Keluarga
dilakukan di United States Rendah 25 53,2
Departement of Agricculture Tinggi 22 46,8
(USDA) dalam (Semito, 2014) Total 47 100
ditemukan bahwa sekitar 76%
sampai 83% minimal
mengkonsumsi makanan ringan b. Gambaran Perilaku Jajan
atau makanan jajanan sekali Pada Siswa
dalam sehari. Guthrie dalam Tabel 4.2 perilaku jajan pada siswa
(Semito,2014). Perilaku Jajan Jumlah %
C. METODE PENELITIAN Jajan tidak 47 100
Desain penelitian ini
sehat 0
menggunakan metode deskriptif
Jajan sehat
kuantitatif. Populasi dari penelitian
0
ini adalah Ibu dari anak kelas III dan
Total 47 100

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


perilaku dengan kategori cukup
c. Perilaku Ibu dalam upaya yaitu sebanyak 83%, sejalan
pencegahan jajan tidak dengan penelitian yang dilakukan
sehat oleh Pristiana (2010) Terdapat
Tabel 4.3 perilaku Ibu dalam kecenderungan yang
upaya pencegahan jajan tidak menunjukkan bahwa perbedaan
sehat tingkat pendidikan formal
menyebabkan terjadinya
Perilaku Ibu Jumlah % perbedaan perilaku ibu siswa
SDN 3 Barenglor Kab. Klaten di
Baik 2 4,3 dalam mengontrol pola jajan
Cukup 39 83,0 snack anaknya. Ibu dengan
Kurang 6 12,8 tingkat pendidikan formal yang
Total 47 100 tinggi akan mempunyai perilaku
protect di dalam mengontrol pola
jajan snack anak, ibu dengan
d. Pengetahuan jajan tingkat pendidikan formal yang
Tabel 4.4 pengetahuan jajan sedang akan mempunyai perilaku
tidak sehat longgar di dalam mengontrol
Pengetahuan Jumlah % pola jajan snack anak, dan ibu
Baik 24 51,1 dengan tingkat pendidikan formal
Cukup 23 48,9 yang rendah akan mempunyai
Kurang 0 0 perilaku membiarkan di dalam
Total 47 100 mengontrol pola jajan snack
anak.
2. Pembahasan Hasil penelitian ini yang
Pada penelitian ini sebagian besar responden adalah
sebagian besar Ibu memiliki Ibu yang tidak bekerja tetapi anak
umur lebih dari 32 tahun tetapi tetap memiliki perilaku jajan
anak tetap memiliki perilaku tidak sehat, hal ini sejalan dengan
jajan tidak sehat, hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh
dengan penelitian yang dilakukan Lasmini dkk (2013) yang
oleh Lasmi dkk (2013) menyimpulkan bahwa perilaku
menyimpulkan bahwa tidak ada anak yang tidak baik paling besar
hubungan antara umur Ibu berada pada Ibu yang tidak
dengan perilaku anak dalam bekerja hal ini disebabkan karena
memilih makanan jajanan, Ibu yang tidak bekerja cenderung
menurut Lasmi dkk (2013) hal ini sibuk dengan urusan rumah
disebabkan karena kurangnya tangga, belum lagi jika memiliki
pengawasan dari Ibu dan anak anak lebih dari satu dan masih
pada usia sekolah mulai meniru membutuhkan perhatian yang
perilaku orang-orang yang ada intensif sehingga perhatian untuk
disekitarnya termasuk guru dan anak yang beranjak besar
teman sebaya. terabaikan, anak jadi cenderung
Pada penelitian ini banyak berada di luar rumah
sebagian besar Ibu yang memiliki sehingga anak akan lebih banyak

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


terpengaruh oleh teman sebaya, gangguan rasa lapar dan dari
kecenderungan untuk meniru kebiasaan jajan, pada penelitian
akan lebih besar, selain Ibu ini sebagian besar responden
memiliki anak lebih dari satu, yaitu 64% tidak memberikan
juga anak usia sekolah lebih bekal makanan kepada anak saat
banyak berada di luar rumah, ke sekolah, membawa bekal
sedangkan di luar rumah anak makanan sehat dari rumah
tidak mendapat pengawasan dari menghindarkan anak dari bahaya
Ibu sehingga bebas memilih jajan jajanan yang tidak sehat dan tidak
yang mereka inginkan. aman (Handayani, 2009).
Pada penelitian ini pada Pada penelitian ini
keluarga dengan penghasilan perilaku yang dimaksud adalah
rendah tetap memiliki anak yang perilaku upaya pencegahan jajan
berperilaku jajan tidak sehat. tidak sehat yang dilakukan Ibu,
Pada anak yang memiliki seperti:
perilaku jajan tidak sehat
memiliki uang saku dan dapat
mengalokasikan uang sakunya 1. Pemberian Uang Jajan
sesuai keingininannya, anak Pada umunya anak
mengalokasikan uang sakunya sekolah diberi uang jajan
untuk berbagai keperluan. hanya untuk keperluan jajan di
Alokasi uang saku terbesar sekolah. Dari hasil beberapa
digunakan siswa untuk membeli penelitian diketahui bahwa
jajanan (Syafitri dkk,2009). Pada besar uang jajan berhubungan
penelitian yang dilakukan oleh dengan frekuensi jajan anak
(Syafitri dkk,2009) Terdapat (Yuliastuti,2012). Pada
hubungan yang positif dan penelitian ini seluruh
signifikan antara alokasi uang responden (100%)
saku untuk membeli jajanan memberikan uang saku setiap
dengan jumlah jenis makanan hari kepada anak saat anak ke
jajanan yang dibeli siswa, artinya sekolah. Anak
semakin besar alokasi uang saku mengalokasikan uang sakunya
untuk membeli jajanan maka untuk berbagai keperluan.
jumlah jenis jajanan yang dibeli Alokasi uang saku terbesar
akan semakin besar pula. digunakan siswa untuk
Pada penelitian yang telah membeli jajanan (Syafitri,
dilakukan semua anak responden 2009). Pada penelitian ini
(100%) memiliki perilaku jajan dengan seluruh responden
tidak sehat. Menurut Aprillia (100%) memberikan uang
(2011) Perilaku jajan tidak sehat saku dan anak responden
pada anak dipengaruhi oleh memiliki perilaku jajan tidak
beberapa faktor yaitu kebiasaan sehat.
membawa bekal makanan pada 2. Membiasakan Anak Untuk
anak ketika sekolah memberikan Sarapan
beberapa manfaat antara lain Kebiasaan tidak
dapat menghindarkan dari sarapan akan meningkatkan

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


peluang anak sekolah untuk hasil gambaran tersebut sejalan
lebih sering mengkonsumsi dengan penelitian Aprillia (2011)
makanan jajanan (Yuliastuti, yang menghubungkan variabel
2012). Menurut Ivonne (2012) frekuensi membawa bekal
Bagi anak sekolah sarapan makanan dengan pemilihan
dapat memudahkan makanan jajanan menunjukkan
konsentrasi belajar, menyerap bahwa terdapat hubungan yang
pelajaran sehingga prestasi signifikan antara kedua variabel
belajar menjadi baik. Pada tersebut, mengingat hasil
penelitian ini dari 47 penelitian gambaran perilaku
responden sebagian besar jajan pada anak seluruh
responden sudah responden (100%) jajan tidak
membiasakan anak untuk sehat. Hubungan yang diperoleh
selalu sarapan sebanyak 26 dari penelitian Aprillia (2011)
responden (55%), sering yaitu semakin sering frekuensi
memberikan sarapan atau membawa bekal makanan ke
empat sampai enam kali dalam sekolah, maka pemilihan
seminggu sebanyak 3 makanan jajanan semakin baik.
responden (7%) dan Dalam penelitian ini, bekal
responden memberikan makanan yang dibawa ke sekolah
sarapan pada kategori kadang- adalah bekal makanan yang
kadang sebanyak 18 dibawa dan dipersiapkan dari
responden (38%). rumah.
3. Membiasakan Anak Pada penelitian ini
Membawa Bekal sebagian besar responden
Bekal Makanan adalah memiliki pengetahuan baik
makanan yang dipersiapkan dari namun hasil penelitian pada
rumah untuk dikonsumsi di perilaku Ibu dalam upaya
sekolah, dengan membawa bekal pencegahan jajan tidak sehat
makanan, orang tua tidak perlu perilaku baik hanya sebanyak
memberikan uang saku agar anak 4,3% hal ini sejalan dengan
tidak jajan sembarangan. Bekal penelitian yang dilakukan oleh
makanan yang dibawa oleh anak Lasmini (2013) yang
ke sekolah akan lebih mudah menyimpulkan bahwa tidak
diawasi kandungan gizinya, terdapat hubungan antara
higiene dan kebersihannya serta pengetahuan Ibu yang baik
dapat menghindari kebiasaan dengan perilaku anak yang baik.
jajan di sekolah (Yuliastuti, E. KESIMPULAN DAN SARAN
2012). Pada penelitian ini dari 47 1. Kesimpulan
responden sebagian besar Gambaran perilaku Ibu
responden tidak pernah dalam upaya pencegahan jajan
memberikan bekal kepada anak tidak sehat sebanyak 4,3% pada
sebanyak 30 responden (64%), kategori baik, 83,0% kategori
sedangkan 17 responden (36%) cukup, 12,8% kategori kurang.
kadang-kadang memberikan 2. Saran
bekal makanan kesekolah, pada a. Bagi Ibu

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


Para Ibu dapat yang melakukan edukasi di
mengadakan pertemuan sekolah yang dapat
berkala untuk membahas mengurangi atau bahkan
pemberian bekal makanan mencegah kebiasaan jajan
sehat kepada anak ke sekolah tidak sehat pada anak.
secara bergilir yang
dilaksanakan setiap hari oleh
para Ibu. DAFTAR PUSTAKA
b. Bagi Institusi Tempat
Penelitian Aprilia Bondika Ariandani (2011).
Sekolah dapat Faktor yang Berhubungan
mengantisipasi jajan tidak Pemilihan Makanan Jajanan
sehat pada siswa dengan cara Pada Anak Sekolah Dasar.
menyediakan kantin sehat, Semarang: Universitas
melarang pedagang dari luar Diponegoro
sekolah masuk ke dalam Asih. (2008). Faktor-Faktor yang
lingkungan sekolah, membuat Berhubungan dengan Pemberian
gerbang sekolah yang dibuka Imunisasi Hepatitis B-0 Pada
hanya saat jam berangkat dan Bayi 0-7 Hari di Kecamatan
pulang sekolah agar siswa Cengkareng. Depok: Universitas
tidak melakukan jajan tidak Indonesia. Diakses pada tanggal
sehat di luar sekolah. 10 November 2017 dari
c. Bagi Puskesmas http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/
Pihak Puskesmas dapat 20313713-S_Rozalina.pdf
melakukan sidak secara rutin Badan Pengawas Obat dan Makanan.
tentang layak atau tidaknya (2014). LaporanKinerjaBadan
makanan jajanan yang beredar POM Tahun 2014
di sekolah dan melakukan Damayanti, Sella dkk. (2017).
pendidikan kesehatn tentang Hubungan Perilaku Jajan
jajanan sehat kepada siswa Dengan Status Gizi Pada Anak
dan pedagang. SDN Tunggulwulung 3 Kota
d. Bagi Peneliti Malang.Nursing News Volume 2
Hasil penelitian ini Nomor 2. Retrieved 2018 Januari
dapat memberikan 15, from
pengetahuan kepada https://publikasi.unitri.ac.id/index
mahasiswa tentang .php/fikes/article/viewFile/493/41
permasalahan yang ada pada 1
anak sekolah dasar terkait Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan jajan tidak sehat. Banjarnegara. (2009). Profil Kesehatan
e. Bagi Profesi Perawat Tahun 2009
Penelitian ini dapat Handayani. Peran Orang Tua, Sekolah,
digunakan untuk dan Pedagang Pada Makanan
meningkatkan peran perawat Jajanan Anak. Diakses pada
komunitas di sekolah sebagai tanggal 1 Juli 2018, dari
edukator dengan adanya http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id.
perawat komunitas di sekolah

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto


Lasmini dkk. (2013). Perilaku Anak Yuliastuti Rina (2012). Analisis
Dalam Memilih Makanan Karakteristik Siswa,
Jajanan Di SDN 23Palembang. Karakteristik Orang Tua dan
Jurnal ilmu kesehatan volume 4. Perilaku Konsumsi Jajanan Pada
Diakses pada 2018 Juni 11, dari Siswa-siswi SDN Rambutan 04
https://media.neliti.com/media/pu Pagi Jakarta Timur Tahuu 2011.
blications/57974-ID-children- Depok: Universitas Indonesia.
behaviour-of-snacks- Diakses pada tanggal 9 Januari
preference.pdf 2018. Dari http://bit.ly/2Hp8Z8X

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Paratmanitya Yhona & Veriani
Aprillia. (2016). Kandungan
Bahan Tambahan Pangan
Berbahaya Pada Makanan
Jajajan Anak Sekolah Dasar di
Kabupaten Bantul. Jurnal gizidan
diet etik Indonesia Vol. 4, No.
10. Diakses pada tanggal 9
Januari 2018. Dari
http://ejournal.almaata.ac.id/inde
x.php/IJND/article/view/329
Pristiana Ardila Prima. (2010).
Perilaku OrangTua Di Dalam
Mengontrol Pola Jajan Snack
Anak. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret. Diakses pada
tangal 5 November 2017. Dari
file:///C:/Users/toshiba/Download
s/aldila%20(2).pdf
Semito Minal Natya Lakshita.(2014).
Hubungan Antara Pengetahuan,
Pola Konsumsi Jajanan Dan
Status Gizi Siswa Sekolah Dasar
Di Wilayah Kabupaten Cilacap.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. Diakses pada
tanggal 9 Januari 2018. Dari
http://bit.ly/2FcxFRh
Syafitri, Yunita dkk. (2009).
Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah
Dasar. Diakses pada 2018 Juli 1,
dari
http://journal.ipb.ac.id/index.php/
jgizipangan/article/view/4545

Penelitian Kesehatan, Mukti Nurhidayati (2018), UMP, Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai