Setelah Semhas Bab 1 - 5
Setelah Semhas Bab 1 - 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik.
Perilaku jajan yang terjadi pada anak sekolah ini biasanya sangat
tinggi apalagi pada anak Sekolah Dasar (SD). Kesukaan anak pada
makanan itu beraneka ragam. Biasanya anak lebih suka makan makanan
2
yang bentuknya dan warna yang bagus, tetapi mereka tidak tahu apakah
makanan itu baik di konsumsi (Damayanti dkk, 2017). Pada tahun 2013
terdapat tujuh jenis pangan yang diuji pada pengawasan PJAS (Pangan
syarat (BPOM,2014).
(TMS) keamanan dan atau mutu pangan. Dari hasil pengujian terhadap
parameter uji bahan tambahan pangan yang dilarang, yaitu boraks dan
formalin yang dilakukan terhadap 3.206 sampel produk PJAS yang terdiri
dari mie basah, bakso, kudapan dan makanan ringan, diketahui bahwa 94
RI,2016). TPM siap saji yang terdiri dari rumah makan/restoran, jasa boga,
depot air minum, sentra makanan jajanan, kantin sekolah yang memenuhi
nasional pada tahun 2016 adalah 13,66%, capaian ini meningkat dari
provinsi Jawa Tengah baru memenuhi syarat sebesar 8,27%. Data tersebut
memenuhi standar.
2015 yaitu jumlah TPM yang terdaftar sebesar 2.675 TPM, yang
digemari oleh anak usia sekolah, maka peneliti akan meneliti perilaku
bahkan tidak sama sekali dikunjungi oleh pedagang keliling karena daerah
ditemui adalah pisang goreng, tempe goreng, rames, es lilin, bubur kacang
lebih banyak jenis makanan jajanan yang ditemui yaitu snack, pisang
keliling yang menjual beberapa makanan yang sangat digemari oleh siswa
mini, sempolan.
Sirongge, SDN 2 Sirongge dan SDN 3 Sirongge kelas III dan IV, hasil
tidak sehat, peneliti menilai bahwa siswa jajan tidak sehat dengan
manis dan snack. Kebiasaan jajan pada anak usia sekolah merupakan
Anak Sekolah Dasar dengan hasil penelitian pada berbagai item pemilihan
dengan kategori baik. Latar belakang pendidikan ibu subjek sudah cukup
Mengingat hal tersebut perlu adanya arahan dan kontrol bagi anak-
tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta
anak biasanya adalah Ibu sehingga Ibu diharapkan menjadi sosok yang
paling mampu mengontrol anaknya dalam hal jajan tidak sehat. Menururut
tersebut juga diterapkan Ibu dalam perilaku jajan anak. Dalam hal
baik tanpa membeli jajan tidak sehat, melarang anak untuk mengkonsumsi
sehat dengan memberikan bekal makanan sehat dari rumah untuk dibawa
yang terdapat pada jajan tidak sehat. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti
Antara Perilaku Ibu Dalam Upaya Pencegahan Jajan Tidak Sehat Dengan
Perilaku Jajan Pada Siswa Kelas III Dan IV Di SDN Wilayah Kerja
B. Rumusan Masalah
yang paling dekat dengan anak sehingga Ibu diharapkan menjadi sosok
oleh karena itu peneliti akan meneliti “Bagaimana Perilaku Ibu Dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pandanarum Banjarnegara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu
makanan jajanan.
c. Bagi Peneliti
d. Bagi Perawat
E. Penelitian Terkait
Tabel 1.1
Penelitian Terkait
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Persamaan dan
Perbedaan
4. Pristiana Perilaku Orang Metode penelitian hasil penelitian ini dapat Persamaan :
(2010) Tua Di Dalam yang digunakan penulis sampaikan bahwa 1. Membahas
Mengontrol adalah deskriptif perbedaan tingkat makanan jajanan
Pola Jajan kuantitatif. Untuk pendidikan formal 2. Membahas
Snack teknik mempengaruhi perbedaan perilaku Ibu
pengambilan tingkat Perbedaan :
sampel adalah pengetahuan yang kemudian 1. Membahas tentang
stratified mempengaruhi sikap dan jajan snack sedangkan
sampling dan pada akhirnya menentukan penelitian yang akan
simple random perilaku ibu. Jadi perbedaan dilakukan adalah jajan
sampling serta tingkat pendidikan formal sembarangan secara
sampel yang ibu menyebabkan umum
digunakan dalam perbedaan perilaku ibu di 2. teknik sampling
penelitian ini dalam mengontrol pola jajan yang akan dilakukan
sejumlah 74 snack anaknya. Ibu dengan oleh total sampling
responden yang tingkat pendidikan sedangkan pada
mewakili jumlah formal tinggi berperilaku penelitian tersebut
populasi ibu siswa protect terhadap jajan snack menggunakan teknik
SDN 3 Bareng yang dikonsumsi anaknya. sampling stratified
Lor sampling dan simple
Kabupaten random
Klaten. Teknik Sampling
pengumpulan data
yang digunakan
adalah kuesioner
dan dokumentasi.
Teknik analisis
data yang
digunakan yaitu
analisis data chi
square. Dari hasil
olah data dengan
menggunakan chi
square tersebut di
deskripsikan, dan
dibuat kesimpulan
untuk
menghasilkan
data jadi.
13
5. Agustin Hubungan Peran Desain penelitian Peran teman sebaya anak Persamaan :
(2017) Teman Sebaya ini deskriptif usia sekolah sebagian besar Meneliti gambaran
Dengan korelasional kategori baik (61,8%). perilaku jajan pada
Kebiasaan Jajan dengan Kebiasaan jajan anak usia anak
Anak Usia pendekatan cross sekolah sebagian besar Perbedaan :
Sekolah Di SD sectional. kategori baik (61,8%). Ada 1.desain penelitian
Negeri 04 Populasi hubungan peran teman yang akan digunakan
Sidomulyo penelitian ini sebaya dengan kebiasaan adalah desain deskriptif
Kabupaten adalah anak usia jajan anak usia sekolah di kuantitatif sedangkan
Semarang sekolah (usia 10- SD Negeri 04 Sidomulyo penelitian tersebut
13 tahun) di SD Kabupaten Semarang, menggunakan
Negeri 04 dengan p value sebesar deskriptif korelasional
Sidomulyo 0,047 < 0,05 (α). Ada 2.Terdapat satu varibel
Kabupaten hubungan peran teman dependen yang berbeda
Semarang yang sebaya dengan kebiasaan yaitu peran teman
berjumlah 120 jajan anak usia sekolah di sebaya sedangkan
siswa dengan SD Negeri 04 Sidomulyo penelitian yang akan
sampel adalah 55 Kabupaten Semarang. dilakukan variabel
siswa dependen adalah
menggunakan perilaku Ibu
teknik
proportionate
random sampling.
Alat pengambilan
data
menggunakan
kuesioner.
Analisis data yang
digunakan
distribusi
frekuensi dan uji
chi square.
6. Aprilia(2011 Faktor Yang Jenis penelitian Pada berbagai item Persamaan :
) Berhubungan ini adalah pemilihan makanan jajanan, Membahas pemilihan
Dengan penelitian sebagian besar subjek makanan jajanan
Pemilihan observasional. termasuk dalam kategori Perbedaan :
Makanan Subjek penelitian kadang-kadang. Hanya Meneliti faktor-faktor
Jajanan Pada ini adalah anak sebanyak 24,7% subjek yang yang berhubngan
Anak Sekolah kelas IV-VI di mempunyai pengetahuan dengan pemilihan
Dasar SDN Pekunden dengan kategori baik. Latar makanan jajanan
Semarang. belakang pendidikan ibu seperti:
Pengambilan subjek sudah cukup baik 1. Pendidikan
sampel sebanyak dimana sebagian besar telah Ibu
73 anak dilakuan menempuh pendidikan pada 2. Besar uang
jajan
dengan simple tingkat SMA mapupun
3. Frekuensi
random sampling. tingkat di atasnya. Besar sarapan pagi
Data yang uang jajan subjek di sekolah 4. Frekuensi
dikumpulkan mayoritas berkisar antara Rp membawa
14
Parental makan gratis atau 2,6%), dan 94 siswa Distrik akan dilakukan tidak
Influence harga kurang A mendapat peringatan embahas karakteristik
Over Child pelayanan kedua. Distrik orang tua siswa
Lunch Food makanan sekolah harus memberikan izin
Choices untuk tahun tertulis untuk anak mereka
ajaran 2008-2008. membeli makanan ringan (n
Tanda tersebut = 654, 13,5%) dan makanan
dikodekan tambahan (n = 113, 2,3%).
menjadi 5 Sebagian besar peringatan
kategori: ditujukan untuk siswa
keuangan, medis, dengan gaji penuh di kedua
pembatasan, distrik tersebut
makanan ringan , (74% dan 66%) dan
dan tambahannya. bervariasi menurut
Distribusi demografi siswa.
peringatan oleh
kabupaten,
mahasiswa, dan
demografi adalah
lalu ditabulasikan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati secara
(Notoatmojo,2010), yakni :
2. Bentuk-Bentuk Perilaku
domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar
a. Pengetahuan (Knowledge)
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
sebagainya.
b. Sikap
c. Tindakan
1) Persepsi (peception)
benar.
3) Mekanisme (mecanism)
4) Adopsi (adoption)
stimulus.
dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena-
mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan
perubahan perilaku :
b. Kontemplasi :
c. Persiapan :
d. Tindakan :
e. Pemeliharaan :
sebagainya.
b. Melarang
c. Menasehati
d. Merekomendasikan
B. Karakteristik Ibu
1. Umur
2. Pendidikan
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
terjaga kesehatannya.
dalam satu minggu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan
tanpa upah yang membantu usaha atau kegiatan ekonomi (BPS, 2016).
a. Ibu Bekerja
itu salah satu tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk aktualisasi diri
nilai peran seorang ibu. Ibu harus menjalankan peran ganda dalam
anak dan ibu, sebagian besar bergantung pada usia anak pada
waktu ibu mulai bekerja. Jika ibu mulai bekerja sebelum anak telah
yang baik telah terbentuk, anak itu akan menderita akibat deprivasi
4. Pendapatan
akan menggunakan pula uang itu dengan mudah, sehingga terjadi pola
31
uang jajan yang diperoleh anak sekolah. Biasanya orang tua yang
pendapatan rendah.
C. Pencegahan
1. Definisi Pencegahan
dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan
kuantitasnya.
adalah :
(disibility limitation)
3) Rehabilitasi (rehabilitation)
a. Pencegahan primer
1) Promosi Kesehatan
2) Spesific Protection
otomotif.
b. Pencegahan sekunder
1) Early diagnosis
2) Prompt treatment
berobat.
2) Support Live
c. Pencegahan tersier
pencegahan meliputi :
Semakin besar uang jajan yang diperoleh dari orang tua, maka
dimilikinya.(Yuliastuti,2012).
mencukupi zat gizi. Sarapan pagi menjadi sarana utama dari segi
sehari.
jajanan.
untuk tenaga.
dengan baik.
3) Pada anak sekolah tidak dapat berpikir dengan baik dan malas.
orang tua tidak perlu memberikan uang saku agar anak tidak jajan
kalori
jajan, efek samping jajan, dan aneka ragam jajan. Pada upaya
D. Makanan Jajanan
tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food karena
pecel.
wafer biskuit.
murah.
dibeli.
keluarga
makanan utama.
makan di rumah.
pedagang.
ganda yaitu selain untuk tambahan zat gizi juga berguna untuk mengisi
kekosongan lambung.
kesehatan anak.
harga yang relative murah untuk anak sekolah. Setiap harinya anak
diberikan uang jajan atau uang saku oleh orang tuanya. Uang jajan
diberikan mulai dari harian, mingguan, atau bulanan. Untuk anak usia
karena jarak sekolah yang jauh dari rumah atau mereka tergesa-gesa
berangkat ke sekolah.
2. Tidak nafsu makan atau lebih suka jajan daripada makan di rumah.
3. Karena alasan psikologis pada anak, jika anak tidak jajan di sekolah,
4. Anak biasanya mendapatkan uang saku dari orang tua yang dapat
F. Siswa
mereka yang secara khusus diserahkan oleh orang tua untuk mengikuti
diselenggarakan di sekolah, peran ini tak jauh dari perilaku Ibu terhadap
anaknya.
adalah anak memasuki usia 6 sampai 11-13 tahun, untuk siswa kelas III
dan IV biasanya berusia 8-10 tahun. Pada periode sekolah ini anak mulai
tersebut justru peran orang tua lebih dibutuhkan karena anak memiliki
waktu bersama orang tua terutama Ibu berkurang, mereka lebih senang
G. Kerangka Teori
Jajan sembarangan
5. Pemberian besar
uang jajan
6. Membiasakan anak
untuk sarapan
7. Membiasakan anak
membawa bekal Gambar 2.2
8. Memiliki Kerangka konsep
pengetahuan giz
Idris (2009),
Sumber: Ali (2010), Idris (2009), Susanto (2008), Yuliastuti (2012)
(Yuliastuti,2012)
49
H. Kerangka Konsep
2. Melarang
3. Menasehati
4. Merekomendasikan
Gambar 2.2
Kerangka konsep
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
(Sugiyono, 2014). Populasi yang akan ada dalam penelitian ini adalah
Ibu dari siswa kelas III dan IV di SDN 1 Sirongge, SDN 2 Sirongge,
Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti
ini yaitu Ibu dari siswa kelas III dan IV di SDN 1 Sirongge, SDN 2
Sirongge dan SDN 3 Sirongge yang memiliki anak dengan perilaku jajan
N
n=
1 + N(d2 )
Keterangan:
n:jumlah sampel
N : populasi
sebagai berikut:
52
87
n=
1 + 87(0.102 )
87
n=
1.87
2018
D. Variabel Penelitian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
E. Instrumen Penelitian
1-3 kali dalam satu minggu Berikut adalah kisi-kisi kuisoner perilaku
Ibu.
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuisoner perilaku Ibu
tidak sehat
jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Berikut adalah kisi-kisi
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuisoner pengetahuan gizi
2. Ragam jajanan 2 1
7. Kandungan gizi 14 1
8. Tanggal kedaluarsa 15 1
adalah karakteristik anak, sehingga untuk menilai jajan sehat atau tidak
analisis data.
55
F. Definisi Operasional
Tabel 3.3
Definisi Operasional
pertanyaan 14
mengenai jajan 2. Cukup jika
soal benar 5-
8
3. Kurang jika
soal benar 0-
4
Perilaku jajan Makanan yang Kuisoner Terdapat 6 pertanyaan, Ordinal
dikonsumsi dibedakan dengan 2
anak dari uang kategori:
jajan perhari 1. Jajan tidak
sehat jika
skor jawaban
0-7
2. Jajan sehat
jika skor
jawaban 8-15
1. Uji Validitas
Product Moment.
n(∑𝑋𝑌) − ∑𝑋∑𝑌
𝑟=
√[𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 ][𝑛∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 ]
Keterangan:
x = pertanyaan
y = skor total
n = jumlah populasi
57
diperoleh responden dengan jumlah total item yang diperoleh oleh suatu
hitung negatif atau ≤ r tabel (0,355) maka item pertanyaan tidak valid.
kuisoner perilaku Ibu dalam upaya pencegahan jajan tidak sehat peneliti
pada hari yang bersamaan dengan kuisoner perilaku Ibu dalam upaya
pencegahan jajan tidak sehat yaitu pada tanggal 18 Maret 2018 terdapat
2. Uji Reabilitas
k b 2
1
k 1 t 2
Keterangan:
t2 :varians total
2
b :jumlah varians butir
perilaku Ibu dalam upaya pencegahan jajan tidak sehat yang diujikan
tidak valid. Didapatkan nilai Alpha Cronbach (α) sebesar 0,693 maka
valid, didapat nilai Alpha Cronbach (α) sebesar 0.817 maka dapat
H. Prosedur Penelitian
sebagai berikut
1. Tahap Persiapan
kabupaten Banjarnegara
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
60
1. Penyuntingan (Editing)
meneliti kembali jawaban yang ada serta kelengkapan data check list
3. Skor (scoring)
sebagai berikut:
61
a. Tingkat pendidikan tinggi jika SMA, D1, D2, D3, S1. Rendah jika
SD,SMP.
b. Pendapatan keluarga tinggi jika > Rp. 1.490.000, rendah jika ≤ Rp.
1.490.000
c. Perilaku Ibu: baik jika total skor 31-40, cukup jika total skor 21-30
d. Pengetahuan jajan: baik jika skor benar 9-14, cukup jika skor 5-8,
e. Perilaku jajan: jajan tidak sehat jika skor 0-7 dan jajan sehat jika
4. Tabulasi (Tabulating)
Peneliti memasukkan data hasil check list yang sudah diisi dari
yang sudah dikumpulkan dan ditedit, apakah ada kesalaha atau tidak.
J. Analisa Data
rumus persen:
𝐹
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
P= Presentase
F= Frekuensi
N= Jumlah sampel
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
menggunakan teknik :
63
yaitu kuisoner pengetahuan jajan ibu dan kuisoner perilaku ibu dalam
L. Etika Penelitian
diperhatikan.
inisial
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
penelitian ini adalah Ibu dari anak kelas III dan IV yang jajan tidak sehat
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
(53,2%).
logis, membedakan hal yang baik dan buruk, namun pada penelitian ini
justru sebagian besar Ibu memiliki umur lebih dari 32 tahun tetapi
anak tetap memiliki perilaku jajan tidak sehat, hal ini sejalan dengan
bahwa tidak ada hubungan antara umur Ibu dengan perilaku anak
dalam memilih makanan jajanan, menurut Lasmini dkk (2013) hal ini
disebabkan karena kurangnya pengawasan dari Ibu dan anak pada usia
pendidikan Ibu, semakin tinggi pula nilai skor perilaku yang didapat.
snack anaknya. Ibu dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi akan
anak, dan ibu dengan tingkat pendidikan formal yang rendah akan
snack anak.
69
ibu yang bekerja pada hubungan anak dan ibu, sebagian besar
bergantung pada usia anak pada waktu ibu mulai bekerja. Jika ibu
minimal. Tetapi jika hubungan yang baik telah terbentuk, anak itu akan
anak dan yang mendidik anak dengan cara yang tidak akan
2008).
anaknya, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagian besar responden adalah Ibu yang tidak bekerja tetapi anak
tetap memiliki perilaku jajan tidak sehat, hal ini sejalan dengan
berada pada Ibu yang tidak bekerja hal ini disebabkan karena Ibu yang
tidak bekerja cenderung sibuk dengan urusan rumah tangga, belum lagi
jika memiliki anak lebih dari satu dan masih membutuhkan perhatian
anak lebih dari satu juga anak usia sekolah lebih banyak berada di luar
dengan mudah, sehingga terjadi pola hidup boros (Spending Life Stile)
memiliki anak yang berperilaku jajan tidak sehat, ini sejalan dengan
perilaku anak dalam memilih jajanan. Pada anak yang diberikan uang
71
saku lebih sedikit tetap dapat memilih makanan jajanan yang tidak
jajan tidak sehat memiliki uang saku dan dapat mengalokasikan uang
jumlah jenis makanan jajanan yang dibeli siswa, artinya semakin besar
alokasi uang saku untuk membeli jajanan maka jumlah jenis jajanan
mengukur perilaku Ibu siswa dapat diukur dengan lima indikator, yaitu
responden (38%).
jajan pada siswa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti yang di
dasar membeli makan siang sehat ketika item menu sehat ditawarkan
74
dan ketika makanan yang kurang sehat dihilangkan dari menu, selain
jajan tidak sehat yang dapat dijangkau anak untuk melindungi anak-
untuk memilih makanan bernilai gizi yang lebih baik. Hal ini sesuai
penelitian pada perilaku Ibu dalam upaya pencegahan jajan tidak sehat
perilaku baik hanya sebanyak 4,3% hal ini sejalan dengan penelitian
C. Keterbatasan Penelitian
BAB V
A. Simpulan
besar sudah memiliki perilaku pencegahan jajan tidak sehat untuk anak
25 orang (53,2%).
B. Saran
1. Bagi Ibu
dibuka hanya saat jam berangkat dan pulang sekolah agar siswa tidak
3. Bagi Puskesmas
4. Bagi Peneliti
anak.