Anda di halaman 1dari 12

UNDANG-UNDANG

KELUARGA BESAR MAHASISWA


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
TATA PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Dewan Legislatif Mahasiswa
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman,
Menimbang:
a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa atas peraturan perundang-
undangan yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan
perundangundangan yang dilakukan dengan cara dan metode yang baku, pasti
dan standar yangmengikat;
b. bahwa sesuai dengan Rapat Kerja dan Sidang Anggota Dewan Legislatif
Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman
sebelumnya telah disepakati perlunya dibentuk sebuah Undang-Undang Tata
Pembentukan Undang-Undang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan
b, maka perlu membentuk Undang-Undang tentang Tata Pembentukan
Undang-Undang.

Mengingat:
AD/ART Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN LEGISLATIF MAHASISWA
KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
dan
PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG TATA PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pembentukan Undang-Undang adalah pembuatan Undang-Undang yang
mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan.
2. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Legislatif Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman dengan
persetujuan bersama Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman.
3. Program Legislasi Universitas yang selanjutnya disebut Prolegun adalah
daftar Rancangan Undang-Undang yang akan disusun dalam satu tahu
periode.
4. Pengundangan adalah sosialisasi Undang-Undang kepada BEM UNSOED,
Lembaga Kemahasiswaan dan KBM Unsoed.
5. Materi Muatan Undang-Undang adalah materi yang dimuat dalam Undang-
Undang sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan.
6. Dewan Legislatif Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman yang
selanjutnya disingkat DLM UNSOED adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa
sebagaimana dimaksud dalam AD/ART KBMU.
BAB II
ASAS PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG
Pasal 2
Dalam membentuk Undang-Undang harus dilakukan berdasarkan pada asas
Pembentukan
Undang-Undang yang baik, yang meliputi:
a. Kejelasan tujuan;
b. Kesesuaian antara jenis, fungsi, hierarki dan materi muatan;
c. Dapat dilaksanakan;
d. Kejelasan rumusan; dan
e. Keterbukaan.

Pasal 3
(1) Materi muatan Undang-Undang harus mencerminkan asas:
a. Pengayoman;
b. Kemanusiaan;
c. Kekeluargaan; dan
d. Keterbutuhan mahasiswa.
(2) Selain mencerminkan asas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1), Undang-
Undang tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Undang-Undang
yang bersangkutan.
BAB III
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 4
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. AD/ART KBMU;
b. Undang-Undang KBMU;
c. Keputusan Presiden BEM UNSOED;
d. Peraturan pelaksanaan lain yang diatur dalam Undang-Undang.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki
sebagaimana
dimaksud pada Pasal 4 ayat (1).
Pasal 5
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh DLM UNSOED dengan BEM
UNSOED
(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1)
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangan.

Pasal 6
Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan diduga bertentangan dengan
AD/ART KMBU, pengujiannya dilakukan oleh KBMU, DLM UNSOED, Presiden
BEM UNSOED.

BAB IV
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG
Pasal 7
(1) Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undang berisi:
a. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan ADR/ART KBMU;
b. Perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
c. Pemenuhan kebutuhan hukum mahasiswa Universitas Jendeeal Soedirman.

BAB V
ALUR PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG
Pasal 8
Alur pembentukan Undang-Undang sebagai berikut:
a. Penyusunan Prolegun;
b. Penyusunan Rancangan Undang-Undang;
c. Pelaksanaan Uji Publik;
d. Revisi Rancangan Undang-Undang;
e. Sidang Rancangan Undang-Undang;
f. Pengesahan Rancangan Undang-Undang menjadi Undang-Undang; dan
g. Pengundangan Undang-Undang.

BAB VI
PERENCANAAN UNDANG-UNDANG
Bagian Kesatu
Perencanaan Undang-Undang
Pasal 9
Perencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam Prolegun.
Pasal 10
Prolegun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 merupakan skala prioritas program
pembentukan Undang-Undang dalam rangka mewujudkan sistem hukum
kemahasiswaan.
Pasal 11
Dalam penyusunan prolegun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, penyusunan
daftar
Rancangan Undang-Undang didasarkan atas:
a. Perintah AD/ART KBMU;
c. Perintah Undang-Undang lainnya;
d. Sidang pleno DLM KBMU; dan
e. Aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa.

Pasal 12
Prolegun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 memuat program pembentukan
Undang-Undang dengan judul Rancangan Undang-Undang, dan materi yang diatur.
Pasal 13
(1) Penyusunan prolegun dapat diusulkan oleh anggota DLM, KBMU dan/atau
Presiden BEM UNSOED.
(2) Prolegun ditetapkan dalam sidang pleno DLM KBMU berdasarkan skala prioritas
pembentukan Rancangan Undang-Undang.
Pasal 14
(1) Penyusunan prolegun di lingkungan DLM UNSOED dilaksanakan melalui alat
kelengkapan DLM UNSOED yang khusus menangani bidang legislasi.
(2) Penyusunan prolegun di lingkungan DLM UNSOED sebagaimana dimaksud pada
Pasal 14
ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan usulan dari setiap anggota DLM
UNSOED dan Presiden Mahasiswa.
Pasal 15
Dalam keadaan tertentu, DLM UNSOED dapat mengajukan Rancangan Undang-
Undang di luar Prolegun mencakup:
a. Untuk mengatasi keadaan luar biasa, atau keadaan konflik.
b. Keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu Rancangan
Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh anggota DLM UNSOED dan
Presiden BEM UNSOED.
Bagian Kedua
Perencanaan Peraturan Perundang-undangan Lainnya
Pasal 16
Perencanaan penyusunan peraturan selain Undang-Undang merupakan kewenangan
dan disesuaikan dengan kebutuhan lembaga masing-masing.

BAB VII
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
Pasal 17
(1) Rancangan Undang-Undang berasal dari DLM UNSOED.
(2) Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DLM UNSOED sebagaimana
dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) berasal dari Panitia Khusus.
Pasal 18
Rancangan Undang-Undang disusun berdasarkan Prolegun.

BAB VIII
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 22
(1) Penyusunan Rancangan Undang-Undang dilakukan sesuai dengan teknik
penyusunanPeraturan Perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Rancangan Undang-Undang sebagaimana
dimaksud pada Pasal 22 ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

BAB IX
PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Bagian Kesatu
Pembahasan Rancangan Undang-Undang
Pasal 23
Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh anggota DLM UNSOED
dalam sidang pleno DLM UNSOED.
Pasal 24
(1) Pengambilan keputusan mengenai Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh
anggota DLM UNSOED dalam sidang pleno DLM UNSOED.
(2) Dalam hal pengambilan keputusan dalam sidang pleno, anggota DLM wajib
menyampaikan hasil uji publik mengenai Rancangan Undang-Undang yang
bersangkutan.
(3) Hasil uji publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (2) merupakan
masukan secara lisan dan/atau tertulis oleh Mahasiswa Unsoed dan Presiden
Mahasiswa dalam pembentukan Undang-Undang.

Bagian Kedua
Pengesahan Rancangan Undang-Undang
Pasal 25
(1) Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui oleh DLM UNSOED
disampaikan oleh ketua DLM UNSOED kepada Presiden BEM UNSOED untuk
disahkan menjadi Undang-Undang.
(2) Penyampaian Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada Pasal 25
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak
tanggal persetujuan bersama DLM UNSOED.
Pasal 26
(1) Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 disahkan oleh
Presiden BEM UNSOED dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak Rancangan Undang-Undang tersebut
disampaikan oleh ketua DLM UNSOED kepada Presiden BEM UNSOED.
(2) Dalam hal Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat
(1) tidak ditanda tangani oleh Presiden BEM UNSOED dalam jangka waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Racangan Undang-Undang ditetapkan, Rancangan
Undang-Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan.
(3) Dalam hal sahnya Rancangan Undang-Undang sebagaimana dimaksud pada Pasal
26 ayat (2) kalimat pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah.
(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (3)
harus dibubuhkan pada halamaan terakhir Undang-Undang sebelum pengundangan
naskah Undang-Undang.

BAB XI
PENGUNDANGAN
Pasal 27
Agar setiap mahasiswa mengetahuinya, Undang-Undang harus diundangkan dengan
menyampaikan Undang-Undang dalam bentuk soft file dan/atau hard file kepada:
a. BEM UNSOED;
b. BEM Fakultas;
c. DLM Fakultas; dan
d. Mahasiswa umum.

Pasal 28
(1) Undang-Undang mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat sejak tanggal
diundangkan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang yang bersangkutan.
(2) Undang-Undang berlaku sampai batas waktu yang tidak ditentukan, kecuali
diadakan amandemen terhadap Undang-Undang yang bersangkutan.

BAB XII
PENYEBARLUASAN
Bagian Kesatu
Penyebarluasan Prolegun, Rancangan Undang-Undang dan Undang-Undang
Pasal 29
(1) Penyebarluasan dilakukan oleh DLM UNSOED sejak uji publik, hingga
Pengundangan Undang-Undang.
(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 ayat (1) dilakukan untuk
memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan mahasiswa.

Bagian Kedua
Penyebarluasan Naskah
Pasal 30
Naskah Undang-Undang yang disebarluaskan harus merupakan salinan naskah yang
telah
diundangkan.

BAB XIII
UJI PUBLIK
Bagian kesatu
Partisipasi Mahasiswa
Pasal 32
(1) Mahasiswa Unnes berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
dalam
pembentukan Undang-Undang.
(2) Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat
(1)
dilakukan melalui kegiatan uji publik yang diadakan oleh DLM UNSOED.
(3) Uji publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (2) merupakan kegiatan
yang
dilaksanakan untuk menyerap aspirasi mahasiswa terhadap suatu Rancangan Undang-
Undang.
Bagian kedua
Partisipasi BEM UNSOED
Pasal 33
(1) BEM UNSOED berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam
pembentukan Undang-Undang.
(2) Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud pada PASAL 33
ayat (1)
disampaiakan oleh Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa atau menteri
yang ditunjuk oleh Presiden Mahasiswa yang dilakukan melalui uji publik yang
diadakan
bersamaan dengan KBMU.
(3) Uji publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat (2) merupakan kegiatan
yang
dilaksanakan untuk memastikan keberlangsungan pelaksanaan Rancangan Undang-
Undang.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 35
(1) Segala sesuatu yang terkait tata cara pembentukan Undang-Undang yang belum
diatur
dalam Undang-Undang ini akan diatur kemudian dengan Peraturan Perundang-
undangan
yang berlaku.
(2) Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
(3) Agar setiap mahasiswa dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-
Undang ini dengan ketentuan maksimal pengundangan adalah H+3 setelah Undang-
Undang ini disahkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 19 April 2014
Ketua DPM KM Unnes,
TTD
Akhlis Nailul Hidayat
NIM 4001410032
Disahkan di Semarang
Pada tanggal 23 April 2014
Presiden Mahasiswa KM Unnes,
TTD
Prasetyo Listiaji
NIM 4201410048
Diundangkan di Semarang
Pada tanggal 23 April 2014
Ketua Pansus
Rancangan Undang-Undang
Tata Pembentukan Undang-Undang,
TTD
Siti Aisyah
NIM 4401410092

Anda mungkin juga menyukai