Anda di halaman 1dari 2

Perilaku manusia dalam hubungannya terhadap suatu setting fisik berlangsung

dan konsisten sesuai waktu dan situasi. Karenanya pola perilaku yang khas untuk setting
fisik tersebut dapat diidentifikasikan. . Contohnya seperti yang kita ketahui kamar tidur
secara tetap difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat, selain hanya untuk tidur
kamar tidur juga difungsikan sebagai tempat untuk bersosial, bermain vidio game, dan
belajar contoh lainnya terdapat juga ruang makan yang merupakan fungsi utamanya
untuk menyantap makanan selain fungsi tersebut ruang makan juga dapat difungsikan
sebagai berinteraksi social.
Terdapat 2 macam bentuk prilaku yakni prilaku yang kasatmata seperti makan,
menangis, memasak, melihat, bekerja,dan Perilaku yang tidak kasatmata, seperti fantasi,
motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang diam atau secara fisik tidak
bergerak. Perilaku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebab terjadinya perilaku secara
langsung mungkin tidak dapat diamati.
2. Perilaku mengenal berbagai tingkatan, yaitu perilaku sederhana, perilaku
kompleks seperti perilaku sosial manusia, perilaku sederhana seperti refleks,
tetapi ada juga yang melibatkan proses mental biologis yang lebih tinggi.
3. Perilaku bervariasi klasifikasi : kognitif, afektif dan psikomotorik yang
menunjuk pada sifat rasional, emosional dan gerakan fisik dalam berperilaku.
4. Perilaku bisa disadari dan juga tidak disadari.
Dalam melakukan aktivitas, manusia dipengaruhi oleh tatanan setting fisik yang terdapat pada
suatu ruangan. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi hal tersebut diantranya :

1. Kenyamanan, menyangkut keadaan lingkungan yang memberikan rasa


sesuai dengan panca indra
2. Aksesibilitas, menyangkut kemudahan bergerak melalui dan menggunakan
lingkungan sehingga sirkulasi menjadi lancar dan tidak menyulitkan
pemakai.
3. Legibilitas, menyangkut kemudahan bagi pemakai untuk dapat mengenal
dan memahami elemen-elemen kunci dan hubungannya dalam suatu
lingkungan yang menyebabkan orang tersebut menemukan arah atau jalan.
4. Kontrol, menyangkut kondisi suatu lingkungan untuk mewujudkan
personalitas, menciptakan teritori dan membatasi suatu ruang.
5. Teritorialitas, menyangkut suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya
dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas suatu
tempat. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan
terhadap gangguan dari luar (Holahan,1982 dalam Hartanti 1997)
6. Keamanan, menyangkut rasa aman terhadap berbagai gangguan yang ada
baik dari dalam maupun dari luar.

Ruang yang menjadi wadah dari aktivitas di upayakan untuk memenuhi


kemungkinan kebutuhan yang diperlukan manusia, yang artinya menyediakan ruang
yang memberikan kepuasan bagi pemakainya. Setting terkait langsung dengan
aktivitas manusia sehingga dengan mengidentifikasi sistem aktivitas yang terjadi
dalam suatu ruang akan teridentifikasi pula sistem settingnya yang terkait dengan
keberadaan elemen dalam ruang. (Rapoport,1991).

Anda mungkin juga menyukai