Anda di halaman 1dari 4

B.

Kritikan Keynes terhadap Teori Klasik


Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan Pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equlibrium). Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi
secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang-barang yang dihasilkan.
Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas faktor faktor produksi seperti upah, gaji, suku
bunga, sewa, dan balas jasa dari faktor-faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor-faktor
produksi tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan
perusahaan. Ini yang dimaksudkan Say bahwa penawaran akan selalu berhasil menciptakan
permintaannya sendiri.
Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan.
Ketidakseimbangan (disequilibrium), seperti pasokan lebih besar dari permintaan; kekurangan
konsumsi; atau terjadi pengangguran, keadaan ini dinilai kaum klasik sebagai sesuatu yang
sementara sifatnya. Nanti akan ada suatu tangan tak kentara (invisible hands) yang akan
membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.
Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya. termasuk tenaga
kerja, akan digunakan secara penuh (fully-employed). Dengan demikian, di bawah sistem yang
didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Pekerja terpaksa menerima upah
rendah, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali. Kesediaan untuk bekerja dengan
tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk mempekerjakan mereka lebih
banyak.
Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan memperoleh
pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka Yang “pilih-pilih" pekerjaan, atau tidak mau
bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Pekerja yang tidak bekerja karena kedua
alasan di atas, oleh kaum klasik tidak digolongkan pada penganggur. Kaum klasik menyebutnya
pengangguran sukarela (voluntary unemployment).
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, analisis klasik bertumpu pada masalah-masalah
mikro. Dalam berproduksi, misalnya, masalah yang dihadapi adalah: bagaimana menghasilkan
barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya. Itu dilakukan dengan biaya serendah-rendahnya
dengan memilih alternatif kombinasi faktor-faktor produksi yang terbaik. Dengan cara memilih
alternatif terbaik atau paling efisien, perusahaan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya. Hal itu berdasarkan keyakinan bahwa tiap barang yang diproduksi akan selalu diiringi
oleh permintaan. Sesuai dengan teori Say, setiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan
barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya.
Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri" di atas
dikritik habis-habisan oleh Keynes sebagai sesuatu yang keliru. Dalam kenyataan, demikian
Keynes, biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran. Alasannya, sebagian dari pendapatan
yang diterima masyarakat akan ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian,
permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Walaupun kekurangan ini bisa
dieliminasi dengan menurunkan harga-harga, pendapatan tentu akan turun. Sebagai akibatnya,
tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena konsumsi lebih kecil dari pendapatan,
tidak semua produksi akan diserap masyarakat. Memang inilah yang terjadi pada tahun 30-an,
saat perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendali. Di pihak lain, daya beli masyarakat
terbatas. Akibatnya banyak stok menumpuk. Sebagian perusahaan terpaksa mengurangi produksi
dan sebagian bahkan melakukan rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi
jumlah pekerja.
Tindakan rasionalisasi dari pihak perusahaan akan memaksa sebagian pekerja menganggur.
Orang yang menganggur jelas tidak memperoleh pendapatan. Sebagai konsekuensinya,
pendapatan semakin turun. Turunnya pendapatan masyarakat menyebabkan daya beli semakin
rendah, sehingga barang-barang tidak laku sehingga kegiatan produksi menjadi macet. Puncak
dari kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an hampir di seluruh negara-negara industri
terjadi depresi secara besar-besaran.
Sejak terjadinya depresi besar-besaran tersebut, orang curiga bahwa ada sesuatu yang salah
dengan teori klasik dan neo-klasik yang dianggap berlaku umum selama ini. Menurut Keynes
dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu menciptakan permintaannya sendiri hanya
berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana. Ini terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahaan saja. Pada tingkat perekonomian seperti ini semua pendapatan yang diterima pada
suatu periode biasanya langsung dikonsumsi tanpa ada yang ditabung. Dalam keadaan seperti ini
memang permintaan akan selalu sama dengan penawaran agregat. Akan tetapi, dalam
perekonomian yang lebih maju masyarakatnya sudah mengenal tabungan, sebagian dari
pendapatan akan mengalami kebocoran (leakage). Hal itu dapat diketahui kebocoran dalam
bentuk tabungan, sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama dengan arus pendapatan. Dengan
demikian, permintaan agregat akan lebih kecil dari penawaran agregat.
Pendapat di atas mula-mula dibantah oleh pendukung klasik. Mereka mengatakan bahwa
tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga-lembaga keuangan dan akan disalurkan pada
investor. Menurut keyakinan pendukung-pendukung klasik, pasar akan mengatur sedemikian
rupa sehingga jumlah tabungan akan sama dengan jumlah investesi. Dengan demikian,
kebocoran yang terjadi dalam tabungan akan diinjeksikan kembali ke dalam perekonomian
melalui investasi, sehingga keseimbangan kembali wujud dalam perekonomian.
Pendapat klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi di atas
dibantah Keynes. Alasannya, motif orang untuk menabung tidak sama dengan motif pengusaha
untuk menginvestasi. Pengusaha melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Sementara itu. sektor rumah tangga melakukan
penabungan didorong oleh berbagai motif yang sangat berbeda. Termasuk di dalamnya ialah
motif untuk berjaga.” (pre-cautionary motives), misalnya untuk menghadapi kecelakaan,
penyakit, untuk memenuhi hajat (memperingati kelahiran, perkawinan, kematian), dan
sebagainya. Perbedaan dalam motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak akan pernah sama
dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama, menurut Keynes itu hanya merupakan
kebetulan belaka, bukan suatu keharusan.
Karena Keynes mengamati bahwa umumnya investasi lebih kecil dari jumlah tabungan, ia
menyimpulkan bahwa permintaan agregat juga lebih kecil dari penawaran agregat. Kekurangan
ini, apabila tidak diantisipasi, akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam
perekonomian. Karena sebagian produksi tidak terserap oleh masyarakat, stok akan meningkat,
dan pada periode-periode berikutnya terpaksa harus dibatasi. Apa yang menjadi inti pokok dari
pendapat Keynes di atas ialah bahwa perekonomian yang berjalan menurut mekanisme pasar
biasanya mencapai keseimbangan pada titik di bawah full-employment.
Kritikan Keynes yang lain terhadap sistem klasik yang juga sangat perlu diperhatikan ialah
pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment). Hal ini
otomatis menjamin tercapainya keseimbangan perekonomian (equilibrium) pada tingkat
penggunaan kerja penuh. Hal ini sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja.
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan
semua sumber daya, termasuk di dalamnya sumber daya tenaga kerja atau labor, akan
dimanfaatkan secara penuh (fully-employed). Seandainya terjadi pengangguran, pemerintah
tidak perlu melakukan tindakan/kebijaksanaan apa pun.
Sesuai pandangan laissez faire klasik, biarkan saja keadaan demikian. Nanti orang-orang yang
tidak bekerja tersebut akan bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Hal ini
mendorong pengusaha untuk mempekerjakan labor lebih banyak, hingga akhirnya semua yang
mau bekerja akan memperoleh pekerjaan.
Pandangan klasik di atas tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan
pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik tersebut. Di mana pun para
pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan
kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sini Keynes mengecam analisis kaum
klasik yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup
sehari-hari.
Kalaupun tingkat upah bisa diturunkan (tetapi kemungkinan ini dinilai Keynes kecil sekali),
tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota
masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Pada gilirannya hal ini akan
menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan
mendorong turunnya harga-harga.
Kalau harga-harga turun, kurva nilai produktivitas marjinal labor (marginal value of productivity
of labor) yang dijadikan patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan labor akan turun. Kalau
penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, kurva nilai produktivitas marjinal labor hanya
turun sedikit. Walaupun begitu, tetap saja jumlah labor yang tertampung lebih kecil dari jumlah
labor yang ditawarkan. Yang lebih parah, kalau harga-harga turun drastis. Ini menyebabkan
kurva nilai produktivitas marjinal labor turun drastis pula. Jumlah labor yang tertampung pun
jadi semakin kecil dan pengangguran menjadi semakin luas.
C. Peran Pemerintah Dalam Perkekonomian
Dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi pada awal 30-an Keynes
merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar.
Hingga batas tertentu, peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran,
pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Dengan
demikian, sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya akan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, pemerintah bisa menarik
jumlah uang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Inflasi yang tak terkendali pun
tidak sampai terjadi. Dalam situasi terjadi gerak gelombang kegiatan ekonomi, pemerintah dapat
menjalankan kebijaksanaan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian permintaan efektif dalam
bentuk “kontra-siklis" atau “anti-siklis”.
Dari berbagai kebijaksanaan yang dapat diambil, Keynes lebih sering mengandalkan
kebijaksanaan fiskal. Dengan kebijaksanaan fiskal pemerintah bisa mempengaruhi jalannya
perekonomian. Langkah itu dilakukan dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran
pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Kebijaksanaan ini sangat
ampuh dalam meningkatkan output dan memberantas pengangguran, terutama pada situasi saat
sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh.
Apakah Keynes tidak percaya pada mekanisme pasar bebas sesuai doktrin Iaissez faire-laissez
passer klasik? Apakah ia tidak yakin dengan anggapan klasik bahwa perekonomian akan
menemukan jalannya sendiri menuju keseimbangan? Keynes sebetulnya percaya tentang semua
hal yang dikemukakan oleh kaum klasik tersebut. Akan tetapi, Keynes menilai bahwa jalan
menuju keseimbangan dan full-employment tersebut sangat panjang. Kalau ditunggu mekanisme
pasar (lewat tangan tak kentara) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi
keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis: “dalam jangka
panjang kita akan mati!" (In the long run we're all dead!). Jadi, satu-satunya cara untuk
membawa perekonomian ke arah yang diinginkan seandainya ia “lari dari posisi keseimbangan",
demikian uraian Keynes lebih lanjut, ialah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.
Demikianlah, kalau kaum klasik pada umumnya menganggap tabu campur tangan pemerintah.
Bagi Keynes, campur tangan pemerintah merupakan keharusan. Campur tangan pemerintah
terutama diperlukan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kalau diamati, sepertinya Keynes sependapat dengan Marx yang mengatakan bahwa sistem
ekonomi klasik tidak bebas dari fluktuasi, krisis pengangguran, dan sebagainya. Marx berusaha
menghancurkan sistem kapitalis dan menggantikannya dengan sistem sosialis. Namun
sebaliknya, Keynes justru ingin menyelamatkan sistem liberal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai