Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian
Gangguan hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai kenaikan tekanan
darah sistolik >140mmHg dan tekanan darah diastolik >90mmHg yang dilihat dari dua kali
pengukuran dengan jeda enam jam pada masa kehamilan. Hipertensi dapat
diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah: hipertensi ringan (Tekanan darah
sistolik 140-149 mmHg dan Tekanan darah diastolik 90-99 mmHg), sedang (Tekanan
darah sistolik 150-159 mmHg dan Tekanan darah diastolik 100-109 mmHg), dan berat
(Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan Tekanan darah diastolik ≥110 mmHg) (George,
2014).
Gangguan hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada wanita hamil yang sudah
menderita hipertensi kronis primer atau sekunder dan pada wanita yang menderita
hipertensi onset baru pada kehamilan trimester kedua (NICE, 2010). Gangguan hipertensi
dalam kehamilan menyebabkan komplikasi pada kehamilan sebesar 5-15%. (Visintin C,
2010; Sirait, 2012).

B. Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia untuk gangguan hipertensi dalam kehamilan
dibagi menjadi empat kategori berdasarkan The National High Blood pressure Education
Program of the NHLBI dan pedoman American College of Obstetricians and Gynecologist,
(Sarwono, 2008):
1. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan
kejang-kejang dan/atau koma.

Anda mungkin juga menyukai