Dibuat Oleh :
Ahmad Holek (4)
Moh. Iqbal Hidayatulloh (21)
X – MM 1
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang hingga saat ini masih kita
memberikan nikmati mandan kesehatan, sehingga saya di beri kesempatan yang
luar biasa ini yaitu untuk menyelesaikan tugas agama tentang
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kitah aturkan untuk kunjungan nabi
besar” MUHAMMAD SAW “ yang telah menyampaikan petunjuknya untuk
kita semua yang merupakan sebuah hidayah sekaligus.
Dan kami berharap makalah ini dapat di mengerti oleh setiap pihak yang
membaca kami pun memohon maaf yang se besar-besarnya apabila dalam
makalah terdapat perkataan yang tidak baik.
I
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II
Pembahasan
A. Al-Qur’an ............................................................................................... 2-5
B. As-Sunnah(Al-Hadits) ........................................................................... 5-8
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................... 9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika dianalogikan kehidupan kita sebagai manusia ibarat ‘seorang pengembara’ yang
hidup di “hutan belantara yang amat luas”. Seandainya saja tidak ada utusan yang
membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi
hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum materialis,
ateis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka, bersyukurlah kita yang
mendapatkan petunjuk dari utusan Allah Swt. yaitu Muhammad saw. yang
menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat
penciptaan kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah al-Qur’ānsebagai pedoman
hidup. Namun demikian, masih banyak orang-orang yang mengaku beriman tetapi
belum menjadikan al-Qur’ān dan hadis sebagai pedoman hidupnya. Banyaknya
pelanggaran terhadap hukum Islam, seperti: pencurian, perampokan, korupsi,
perzinaan, dan kemaksiatan lainnya merupakan bukti nyata dari hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam?
2. Bagaimana cara menjalankan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai pedoman hidup?
C. Tujuan
1. Untuk lebih memahami/mendalami Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam yang sebenar-benarnya.
2. Untuk dapat menerapkan perilaku mulia dalam kehudupan sehari-hari melalui Al-
Qur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum Islam, maka
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
- Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-‘a yang bermakna Talaa keduanya
berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
- Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.
Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya,
ون لَهُ َوإِنَّا ال ِذِّك َْر نَ َّز ْلنَا ُن نَحْ ِإنَّا
َ ظُ لَ َحا ِف
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-
benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)
Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian .
Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan
kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-
aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan kepada
engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah An Nahl ayat 89,
“Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an untuk menjelaskan
segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
2
b. Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:
1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-ayatnya
pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al-
Qur’an.
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan, anjuran,
hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga, masyarakat,
pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
air dan sebagainya.
c. Mu’jizat Al-Qur’an
1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat
itu maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat satu
surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat 88,
Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat
pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal
yang zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari
kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali turun
surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345 huruf .
Al-Qur’an berfungsi sebagai:
1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini
dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan
dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat
kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu
pengetahuan.
3
bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang
muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu
harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan
berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum
minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau
hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan
kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di
jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum
perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum
perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki
kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang
dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya
menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-
Qalam ayat 4.
f. Fungsi Al-Qur'an
Sumber ajaran taiap agama adalah kitab suci, begiitu pula agama islam, Al-Qur’an adalah
sember ajaran agama islam, sumber norma, dan hukum Islam yang pertama dan utama.inilah
fungsi utama Al-Qur’an. Itulah sebabnya Nabi Muhammad Saw. Bersabda didalam Hadist
Riwayat Malik, ‘’sesungguhnya telah kutinggalkan untukmu dua perkara, yang kamu tidak
akan sesat selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul. (HR. Malik).
4
Al-Qur’an sebaga sumber pertama norma dan hukum islam dapat dijabarkan kedalam fungsi-
fungsi yang lebih rinci;
Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu mukjizat yang paling
besar dari sekalian mukjizat lain yang pernah ada. Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi
mukjizat mengembangkan risalah dan menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari tuhan.
Untuk itu, Allah menurunkan Al-Qur’an yang susunan arti hukum-hukum dan pengetahuan
yang dibawakannya mengandung unsur-unsur mukjizat.
2. As-Sunnah(Al-Hadits)
a.Pengertian Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT:
5
Artinya: ” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad
SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila
seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut
dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits
sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut.
Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga kedunya (Al-
Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT
didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan
dalam firmannya :
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
1. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan jumlah
rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak
memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan oleh rasullah
SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an Allah SWT mengharamkan bangkai,
darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3)
Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana yang
boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh
dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:
2. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an. Misalnya,
cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya
dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
6
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud,
dan Baihaqi)
b. Macam-Macam Hadits
1. Hadist Qudsiy
Hadist qudsiy ialah hadist yang disampaikan oleh rasullullah saw kepada para sahabat dalam
bentuk wahyu, akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al-Qur’an.
Ciri-ciri hadist qudsiy:
“Dari Abi Dzar, dari Nabi saw, Allah swt berfirman :”wahai hamba-hamba-Ku, sungguh
Aku mengharamkan kedzaliman pada diri-Ku, (lebih kerena itu) Aku menjadikannya
diantara kamu sekalian hal-hal yang diharamkan, maka dari itu janganlah kalian berbuat
dzalim” (HR. Muslim).
2. Hadist Qauli
Hadist qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik
berupa perkataan atau pun ucapan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak, atau lainnya.
3. Hadist Fi’li
Yang dimaksud dengan fi’li ialah segala yang disandarkan kepada Nabi saw berupa
perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadist tentang shalat atau haji.
4. Hadist Taqriri
Hadist taqriri adalah segala yang berupa ketetapan Nabi saw terhadap apa yang datang dari
sahabatnya. Nabi saw membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, setelah
memenuhi beberapa syarat baik megenai pelakunya maupun perbuatannya.
5. Hadist Hammi
Hadist hammi adalah hadist yang berupa keinginan Nabi saw yang belum terealisasikan,
seperti halnya keinginan untuk berpuasa 9 Asyura, didalam riwayat Ibnu Abbas, disebutkan;
“Ketika Nabi Saw berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
berpuasa, mereka berkata ,: Ya Rasullullah hari ini adalah hari yang diagungkan oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani, Nabi Bersabda, “tahun yang akan datang insya’allah
aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR. Muslim dan Abu Daud).
Nabi Muhammad Saw belum sempat merealisasikan keinginannya, kerena beliau wafat
sebelum bulan Asyura. menurut imam Syafi’i dan para pengikutnya, menjalankan hadst ini
disunnahkan sebagaimana sunah-sunah lainnya.
6. Hadist Ahwali
Yang dimaksud hadist ahwali adalah hadist yang berupa hal ihwal Nabi Saw yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya. tentang keadaan fisik Nabi
Muhammad Saw dalam beberapa hadist disebutkan bahwa tidak terlalu tinggi dan tidak
7
terlalu rendah. sebagaimana yang dikatakan oleh Al-bara dalam sebuah hadist riwayat
bukhari sebagai berikut : “Rasullullah saw adalah manusia yang sebaik-baik rupa dan tubuh,
keadaan fisiknya tidak terlalu tinggi dan pendek.” (HR. Bukhari).
c. Unsur-unsur Hadist
1. Sanad
Sanad menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sandaran. sedangkan menurut istilah
terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru Bin Jama’ah dan Al-thiby menyatakan
bahwa sanad adalah berita tentang jalan matan. dan ada juga yang menyatakan silsilah para
perawi yang memikulkan hadist dari sumbernya yang pertama.
2. Matan
Matan menurut bahasa mairtafa’amin al-ardhi (tanah yang ditinggalkan), sedangkan menurut
istilah adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Ada juga yang menyebutkan bahwa
matan adalah lafadz-lafadz yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu. Dari semua
pengertian tersebut menunjukan bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau
lafadz hadist itu sediri.
3. Rawi
Rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadist.
Bayan tafshil : penjelasan untuk menjelaskan ayat-ayat mujmal atau ayat-ayat yang
sangat ringkas petunjuknya.
Bayan takhshish : penjelasan untuk menentukan suatu dari ayat yang sangat umu
sifatnya.
Bayan ta’yin : penjelasan untuk menentukan mana yang sesungguhnya dimaksud
dari dua atau tiga erkara yang mungkin dimaksudkan.
Bayan tasyri’ : penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak
terdapat dalam al-Quran.
Bayan nasakh : penjelasan untuk menentukan mana yang mengganti dan yang
mana yang diganti dari ayat-ayat yang terlihat seperti berlawanan.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Al-Quran dan al-hadist adalah sebagai sumber ajaran agama islam yang telah ditinggalkan
oleh rasullullah saw, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan semua
permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.
Pengertian alqur’an adalah kallam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman nanti. Selain sebagai
sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat manusia, juga
sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
2. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan
dan saran yang bersifat membangun. mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
10
Daftar Riwayat Hidup
Moh. Iqbal Hidayatulloh,
Dilahirkan di Sampang, pada
tanggal 20 Mei 2003. Anak
pertama dari pasangan
Ansori, Dan Rosidah. Ia
merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara, ia
mempunyai adik Laki-laki
semua yang bernama Moh
Ahdzan Abdillah dan Abu
Rizieq Ar Rasyid. Sekarang ini ia tinggal bersama orang tuanya di Jl.
Raya Gulbung Kec.Pangarengan Kab.Sampang
Ia menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Gulbung 1. Lalu
melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMP Sabilillah
Sampang. Dan sekarang ia menuntut ilmu di Sekolah Menengah
Kejuruan di SMKN 2 Sampang.
11
Daftar Riwayat Hidup
12