Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pendidikan Agama Islam

Al-Qur’an Dan Hadits Adalah Pedomanku


Guru Pembina : Darul Hadis,S.Pdi

Dibuat Oleh :
Ahmad Holek (4)
Moh. Iqbal Hidayatulloh (21)
X – MM 1

SMK NEGERI 2 SAMPANG


2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang hingga saat ini masih kita
memberikan nikmati mandan kesehatan, sehingga saya di beri kesempatan yang
luar biasa ini yaitu untuk menyelesaikan tugas agama tentang

“AL-QUR’AN DAN HADITS ADALAH PEDOMAN HIDUPKU”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kitah aturkan untuk kunjungan nabi
besar” MUHAMMAD SAW “ yang telah menyampaikan petunjuknya untuk
kita semua yang merupakan sebuah hidayah sekaligus.

Kami menyampaikan rasa terimakasih yang se banyak-banyaknyauntuk


“Bapak Darul Hadis S,Pd “ selaku guru yang mengajar mapel PAI yang telah
menyeraahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu

Kami juga berharap dan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu


berguna bermanfaat, meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan bagi kita
semua.

Dan kami berharap makalah ini dapat di mengerti oleh setiap pihak yang
membaca kami pun memohon maaf yang se besar-besarnya apabila dalam
makalah terdapat perkataan yang tidak baik.

Sampang, 18 Oktober 2018

I
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................... I


Daftar Isi ......................................................................................................... II

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II
Pembahasan
A. Al-Qur’an ............................................................................................... 2-5
B. As-Sunnah(Al-Hadits) ........................................................................... 5-8

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ................................................................................................ 10


Lampiran ........................................................................................................ 11

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika dianalogikan kehidupan kita sebagai manusia ibarat ‘seorang pengembara’ yang
hidup di “hutan belantara yang amat luas”. Seandainya saja tidak ada utusan yang
membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi
hidup ini. Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum materialis,
ateis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Maka, bersyukurlah kita yang
mendapatkan petunjuk dari utusan Allah Swt. yaitu Muhammad saw. yang
menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat
penciptaan kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah al-Qur’ānsebagai pedoman
hidup. Namun demikian, masih banyak orang-orang yang mengaku beriman tetapi
belum menjadikan al-Qur’ān dan hadis sebagai pedoman hidupnya. Banyaknya
pelanggaran terhadap hukum Islam, seperti: pencurian, perampokan, korupsi,
perzinaan, dan kemaksiatan lainnya merupakan bukti nyata dari hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam?
2. Bagaimana cara menjalankan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai pedoman hidup?

C. Tujuan
1. Untuk lebih memahami/mendalami Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam yang sebenar-benarnya.
2. Untuk dapat menerapkan perilaku mulia dalam kehudupan sehari-hari melalui Al-
Qur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum Islam, maka
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
- Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-‘a yang bermakna Talaa keduanya
berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
- Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.

‫علَ ْيكَ نَ َّز ْلنَا نَ ْح ُن إِنَّا‬ َ ‫ت َ ْن ِزيال ا ْلقُ ْر‬


َ ‫آن‬
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)

‫ون لَ َعلَّ ُك ْم ع ََربِيًّا قُ ْرآنًا أ َ ْن َز ْلنَا ُه إِنَّا‬


َ ُ‫ت َ ْع ِقل‬
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)

Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya,
‫ون لَهُ َوإِنَّا ال ِذِّك َْر نَ َّز ْلنَا ُن نَحْ ِإنَّا‬
َ ‫ظ‬ُ ‫لَ َحا ِف‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-
benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian .
Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan
kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-
aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.

Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan kepada
engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah An Nahl ayat 89,
“Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an untuk menjelaskan
segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.

2
b. Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:

1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-ayatnya
pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al-
Qur’an.
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan, anjuran,
hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga, masyarakat,
pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
air dan sebagainya.

c. Mu’jizat Al-Qur’an

Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar datang dari


Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Qur’an menyebutkan
bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:

1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat
itu maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat satu
surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat 88,
Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat
pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal
yang zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari
kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.

d. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali turun
surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345 huruf .
Al-Qur’an berfungsi sebagai:

1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini
dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan
dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat
kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu
pengetahuan.

e. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an


1. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan
yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah

3
bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang
muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu
harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.

2. Ibadah dan Muamalah


Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-Qur’an
tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah.Seperti
yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)

Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan
berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum
minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau
hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan
kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di
jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.

3. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum
perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum
perang,hukum antar bangsa.

4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki
kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang
dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya
menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-
Qalam ayat 4.

5. Kisah-kisah umat terdahulu


Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian penting
terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di
namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang
kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di
jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.

6. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.
Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan
kesejahteraan umat manusia.

f. Fungsi Al-Qur'an
Sumber ajaran taiap agama adalah kitab suci, begiitu pula agama islam, Al-Qur’an adalah
sember ajaran agama islam, sumber norma, dan hukum Islam yang pertama dan utama.inilah
fungsi utama Al-Qur’an. Itulah sebabnya Nabi Muhammad Saw. Bersabda didalam Hadist
Riwayat Malik, ‘’sesungguhnya telah kutinggalkan untukmu dua perkara, yang kamu tidak
akan sesat selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul. (HR. Malik).

4
Al-Qur’an sebaga sumber pertama norma dan hukum islam dapat dijabarkan kedalam fungsi-
fungsi yang lebih rinci;

 Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia, secara keseluruhan. Yakni


petunjuk jalan yang lurus, petunjuk kebenaran yang mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya yang terang.
 Al-Qur’an adalah pembeda antar yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan
yang salah atau yang baik dan yang buruk. Fungsi ini sesuai dengan name lain dari Al-
Qur’an Al-furqon (pembeda). ‘’Maha besar allah yang menurunkan Al-furqon kepada
kepada hamba-Nya, agar menjadi juru pengingat bagi seluruh alam” (Qs. Al-furqon: 1).
Dan juga seperti surat Ali imran: 3-4, dan Al-baqarah: 185).
 Al-Qur’an berfungsi sebagai peringatan bagi seluruhummat manusia. Fngsi ini
juga sesuai dengan nama lain yang dipakai oleh Al-Qur’an yaitu Adz-Dzikr. “Dan
sesungguhnya Al-Qur’an itubenar-benar menjadi peringatan bagi orang yang bertaqwa”
(Qs.Haqqah: 48) dan juga seperti surah Al-Hijr: 9, surah Shad: 1-29, surah Yaasin: 69, dan
surah Al-An’am: 90.
 Al-Qur’an sebagai obat (penyembuh) bagi penyakit kejiwaan. “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari tuhanmu dan obat bagi apa yang
ada didalam hatimu dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Yunus:
57). Dan juga seperti surat Al-isra: 82, Qs. Fush-shilat: 44, dan sabda Nabi yang berbunyi
“hendaklah kamu mengambil dua macam obat, yaitu madu dan Al-Qur’an (HR. Ibnu
Majjah Dan Al-Hakim, dari Ibnu Mas’ud, ra.)
 Al-Qur’an merupakan pengajaran atau nasihat (mau’idhah) bagi manusia. “(Al-
Qur’an ) ini adalah keterangan yang jelas bagi manusia dan petunjuk serta pengajaran
(mau’idhah) bagi orang-orng yang bertaqwa” (Qs.Ali-imran: 183). Dan juga seperti surah
yunus :57
 Al-Qur’an adalah korektor bagi kitab-kitab suci yang sebelumnya atau korektor
bagi pengakuan yang dilakukan oleh manusia dalam agama mereka.
 Al-Qur’an merupakan bahan renungan atau pemikiran bagi orang-orang yang mau
berpikir untuk mendapatkan pelajaran yang berharga. (ini adalah) ketik yang kami
turunkan kepada engkau yang penuh berkah agar mereka suka merenungkan ayat-ayatnya,
dan agar orang-orang yang berakal mendapat pelajaran (Qs. Shad: 29) dan juga seperti
surat An-nisa: 82, dan Al-mu’minun: 68)
 Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk dikaji dan
dipelajari sepanjang masa.

Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu mukjizat yang paling
besar dari sekalian mukjizat lain yang pernah ada. Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi
mukjizat mengembangkan risalah dan menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari tuhan.
Untuk itu, Allah menurunkan Al-Qur’an yang susunan arti hukum-hukum dan pengetahuan
yang dibawakannya mengandung unsur-unsur mukjizat.

2. As-Sunnah(Al-Hadits)
a.Pengertian Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT:

5
Artinya: ” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)

Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad
SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila
seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut
dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits
sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

ُ‫س ْكت ُ ْم ت َ َما ا َ ْم َر ْي ِن فِ ْي ُك ْم ت َ َر ْكت‬ َ َ ‫سنَّةُ َو هللاِ ِكت‬


َّ ‫اب اَبَدًا ِضلُّ ْوا تَلَ ْن بِ ِه َما َم‬ ُ ‫س ْو ِل ِه‬
ُ ‫َر‬
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama
kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasul-Nya”. (HR.
Imam Malik)

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut.
Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga kedunya (Al-
Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT
didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan
dalam firmannya :
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)

Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
1. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan jumlah
rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak
memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan oleh rasullah
SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an Allah SWT mengharamkan bangkai,
darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3)

Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai mana yang
boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh
dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:

ْ‫ان لَ َنا ا ُ ِحلَّت‬ ِ ‫ َد َم‬,‫ان فَا َّما‬


ِ َ ‫ان َو َم ْيتَت‬ ِ ‫ ال َّد َم‬: ‫الط َحا ِل فَا ْل َك ِب ُد‬
ِ َ ‫ ا ْل َم ْيتَت‬: ُ‫ َوا ْل َج َرا ُد ا ْل ُح ْوت‬,‫ان َوا َ َّما‬ ِّ ِ ‫َو‬
Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua
macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah hati dan
limpa…” (HR Ibnu Majjah)

2. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an. Misalnya,
cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya
dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ط ُه ْو ُر‬ ِ َ‫ب فِ ْي ِه َو ِل َغ اِذَا ا َ َح ِد ُك ْم اِن‬


ُ ‫اء‬ ُ ‫س َل ا َ ْن ا ْل َك ْل‬
ِ ‫س ْب َع يُ ْغ‬ ٍ ‫ب ا َ ْولَ ِه َّن َم َّرا‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ِبالت ُّ َرا‬

6
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud,
dan Baihaqi)

b. Macam-Macam Hadits
1. Hadist Qudsiy
Hadist qudsiy ialah hadist yang disampaikan oleh rasullullah saw kepada para sahabat dalam
bentuk wahyu, akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al-Qur’an.
Ciri-ciri hadist qudsiy:

1. Ada redaksi hadist qala-yaqulu allahu


2. Ada redaksi fi ma rawa/ yarwihi ‘anillahi fabaraku wata’ala
3. Redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, setelah selesai menyebut rawi
yang menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat. Contoh hadist qudsiy.

“Dari Abi Dzar, dari Nabi saw, Allah swt berfirman :”wahai hamba-hamba-Ku, sungguh
Aku mengharamkan kedzaliman pada diri-Ku, (lebih kerena itu) Aku menjadikannya
diantara kamu sekalian hal-hal yang diharamkan, maka dari itu janganlah kalian berbuat
dzalim” (HR. Muslim).

2. Hadist Qauli
Hadist qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik
berupa perkataan atau pun ucapan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak, atau lainnya.

3. Hadist Fi’li
Yang dimaksud dengan fi’li ialah segala yang disandarkan kepada Nabi saw berupa
perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadist tentang shalat atau haji.

4. Hadist Taqriri
Hadist taqriri adalah segala yang berupa ketetapan Nabi saw terhadap apa yang datang dari
sahabatnya. Nabi saw membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, setelah
memenuhi beberapa syarat baik megenai pelakunya maupun perbuatannya.

5. Hadist Hammi
Hadist hammi adalah hadist yang berupa keinginan Nabi saw yang belum terealisasikan,
seperti halnya keinginan untuk berpuasa 9 Asyura, didalam riwayat Ibnu Abbas, disebutkan;
“Ketika Nabi Saw berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
berpuasa, mereka berkata ,: Ya Rasullullah hari ini adalah hari yang diagungkan oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani, Nabi Bersabda, “tahun yang akan datang insya’allah
aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

Nabi Muhammad Saw belum sempat merealisasikan keinginannya, kerena beliau wafat
sebelum bulan Asyura. menurut imam Syafi’i dan para pengikutnya, menjalankan hadst ini
disunnahkan sebagaimana sunah-sunah lainnya.

6. Hadist Ahwali
Yang dimaksud hadist ahwali adalah hadist yang berupa hal ihwal Nabi Saw yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya. tentang keadaan fisik Nabi
Muhammad Saw dalam beberapa hadist disebutkan bahwa tidak terlalu tinggi dan tidak

7
terlalu rendah. sebagaimana yang dikatakan oleh Al-bara dalam sebuah hadist riwayat
bukhari sebagai berikut : “Rasullullah saw adalah manusia yang sebaik-baik rupa dan tubuh,
keadaan fisiknya tidak terlalu tinggi dan pendek.” (HR. Bukhari).

c. Unsur-unsur Hadist
1. Sanad
Sanad menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sandaran. sedangkan menurut istilah
terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru Bin Jama’ah dan Al-thiby menyatakan
bahwa sanad adalah berita tentang jalan matan. dan ada juga yang menyatakan silsilah para
perawi yang memikulkan hadist dari sumbernya yang pertama.

2. Matan
Matan menurut bahasa mairtafa’amin al-ardhi (tanah yang ditinggalkan), sedangkan menurut
istilah adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Ada juga yang menyebutkan bahwa
matan adalah lafadz-lafadz yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu. Dari semua
pengertian tersebut menunjukan bahwa yang dimaksud dengan matan adalah materi atau
lafadz hadist itu sediri.

3. Rawi
Rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadist.

d. Fungsi Hadist Terhadap Al-Quran


Dalam kitab suci al-Quran terdapat ayat-ayat yang tidak jelas maksudnya. ayat-ayat yang
sepert ini memerlukan penjelasan. Penjelasan diberikan oleh Rasullullah saw, melalui hadist
/sunnah-sunnahnya. Oleh kerena itu fungsi hadist terhadap al-Quran ialah lil bayan atau
untuk memeberikan penjelasan.
meurut pendapat sy-syafi’i, ada lima macam bayan atau penjelasan yang diberikan oleh
hadist kepada al-Quran, yaitu:

 Bayan tafshil : penjelasan untuk menjelaskan ayat-ayat mujmal atau ayat-ayat yang
sangat ringkas petunjuknya.
 Bayan takhshish : penjelasan untuk menentukan suatu dari ayat yang sangat umu
sifatnya.
 Bayan ta’yin : penjelasan untuk menentukan mana yang sesungguhnya dimaksud
dari dua atau tiga erkara yang mungkin dimaksudkan.
 Bayan tasyri’ : penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak
terdapat dalam al-Quran.
 Bayan nasakh : penjelasan untuk menentukan mana yang mengganti dan yang
mana yang diganti dari ayat-ayat yang terlihat seperti berlawanan.

e. Beberapa petunjuk dan ketentuan umum dalam memahami hadist

1. Memahami hadist sesuai petunjuk Al-Qur’an


2. Menghimpun hadist-hadist yang terjalin dalam tema yang sama
3. Menggabungkan antara hadist-hadist yang tampaknya bertentangan
4. Memahami hadist dengan mempertimbangkan latar belakangnya, situasi dan
kondisinya serta tujuannya ketika di ucapkan
5. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan sasaran yang tetap.
6. Membedakan antara ucapan yang bermakna sebenarnya dan yang bersifat majas
(kiasan) dalam memahami hadist.
7. Memastikan makna dan konotasi kata-kata dalam hadis

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Al-Quran dan al-hadist adalah sebagai sumber ajaran agama islam yang telah ditinggalkan
oleh rasullullah saw, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan semua
permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.

Pengertian alqur’an adalah kallam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman nanti. Selain sebagai
sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat manusia, juga
sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.

Sedangkan Al-hadist adalah segala sesuatuyg mengenai perbuatan maupun perkataan


Rasullullah saw dan yang menyangkut hal ihwalnya. Hadis terdiri dari beberapa unsur
diantaranya; sanad, matan dan rawi. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri adalah: untuk
menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.

2. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan
dan saran yang bersifat membangun. mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.

9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, sulaiman. 1995. Sumber Hukum Islam. Jambi : Sinar Grafika.


Abdurachman, Asmuni. 1985. Filsafat Hukum Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Karim, Syafi’i. 2001. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung : Pustaka setia.
Qattan, Manna’. 1973 . Mabahits Fi Ulumil Qur’an. Riyadh : Mansyuratul ‘Asril Hadits.
http://www.scribd.com/doc/21104231/Sumber-Hukum-Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam
http://one.indoskripsi.com/node/2563
http://www.gsfaceh.com/buku/sumber_sumber_hukum_islam.pdf

10
Daftar Riwayat Hidup
Moh. Iqbal Hidayatulloh,
Dilahirkan di Sampang, pada
tanggal 20 Mei 2003. Anak
pertama dari pasangan
Ansori, Dan Rosidah. Ia
merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara, ia
mempunyai adik Laki-laki
semua yang bernama Moh
Ahdzan Abdillah dan Abu
Rizieq Ar Rasyid. Sekarang ini ia tinggal bersama orang tuanya di Jl.
Raya Gulbung Kec.Pangarengan Kab.Sampang
Ia menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Gulbung 1. Lalu
melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMP Sabilillah
Sampang. Dan sekarang ia menuntut ilmu di Sekolah Menengah
Kejuruan di SMKN 2 Sampang.

11
Daftar Riwayat Hidup

Ahmad Holek, Dilahirkan di


Sampang, pada tanggal 06 April
2001. Anak pertama dari pasangan
Rohman, Dan Samhati. Ia
merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, ia mempunyai adik
perempuan yang bernama Siti
Holifah. Sekarang ini ia tinggal
bersama orang tuanya di Jl. Permata
Kab.Sampang
Ia menyelesaikan Sekolah
Dasar di SDN Banyuanyar 4. Lalu melanjutkan ke Sekolah Menegah
Pertama di SMP MA’ARIF NU 1 Sampang. Dan sekarang ia menuntut
ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan di SMKN 2 Sampang.

12

Anda mungkin juga menyukai