Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Kategori varibel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independence variable) adalah Variabel yang
nilainya menentukan variabel lain. Variabel yang dimanipulasi
oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen
(Nursalam, 2008). Variabel bebas dalam peneltian ini adalah
bimbingan rohani islam.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah Variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel respon akan
muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain
(Nursalam, 2008). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
motivasi kesembuhan pasien.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap terjadinya
hubungan variabel yang akan diteliti. Hipotesis merupakan suatu jawaban
sementara dari pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis dirumuskan
dalam bentuk hubungan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis alternative (alternative hypothesis), disebut juga
hipotesis kerja. Hipotesis ini menyatakan adanya suatu hubungan,
pengaruh, dan perbedaan antara dua atau lebih variabel.
Hubungan, perbedaan, dan pengaruh tersebut dapat sederhana
atau kompleks, dan bersifat sebab-akibat (Nursalam, 2008).
Ha : Ada hubungan bimbingan rohani islam dengan motivasi
kesembuhan pasien di puskesmas nalumsari jepara.
2. Hipotesis nol (null hypothesis) adalah hipotesis yang menyatkan
tidak adanya hubungan antara variabel penelitian atau
menyatakan tidak adanya pengaruh satu variabel terhadap
variabel yang lainnya. Hpotesis nol ini ditulis dengan “Ho”
(Swarjana, 2017).
Ho : Tidak ada hubungan bimbingan rohani islam dengan
motivasi kesembuhan pasien di puskesmas nalumsari jepara.

C. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep merupakan sebuah kerangka yang terdiri dari
variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain,
dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk
menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010). Berikut gambar dari
kerangka konsep penelitian ini :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen Variabel dependen


Bimbingan Rohani Motivasi
islam Kesembuhan Pasien

Keterangan :

: Diteliti
: Berhubungan

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penlitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi korelasi (correlation study) yaitu penelitian hubungan antara
variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek untuk melihat
hubungan antara gejala satu dengan gejala lain atau variable satu
dengan variable yang lain (Notoadmojo, 2010).
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan cross sectional yaitu data dikumpulkan sesaat atau
diperoleh saat itu juga. Cara ini dilakukan dengan melakukan survey,
wawancara, atau menyebarkan kuesioner kepada responden
penelitian (Putra, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode kuesioner.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, akuratnya suatu data peneltian yang
dikumpulkan sangat mempengaruhi hasil peneltian. Agar data yang
dikumpulkan tersebut akurat maka diperlukan alat pengumpulan data.
Biasanya yang paling sering digunakan yaitu observasi, wawancara
dan juga kuisioner (Swarjana, 2016). Peneliti menggunakan metode
pengumpulan data:
a. Sumber data primer
Sumber data yang diperoleh langsung dari responden
yang menjadi objek dalam penelitian, melalui wawancara,
obeservasi dan kuisioner (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini,
data primer diperoleh langsung dari responden dengan
mengunjungi tempat penelitian di Puskesmas Nalumsari Jepara.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder yaitu data diperoleh dari sumber tidak
langsung sebagai pendukung data primer yang diperoleh dari
pihak lain berupa data dokumentasi dan arsip (Sugiyono 2010).
Adapun data sekunder pada penelitian ini berupa pasien yang
dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara. Berikut langkah-langkah
metode dalam pengumpulan data :
1. Mengurus kelengkapan surat pengantar untuk pengambilan
data awal dan untuk melakukan penelitian dari Stikes
Muhammadiyah Kudus kepada pihak Puskesmas Nalumsari
Jepara.
2. Setelah itu, surat dari pihak kampus diserahkan kepada pihak
Puskesmas Nalumsari Jepara, lalu menunggu surat balasan
persetujuan untuk dilakukannya pengambilan data awal dan ijin
untuk melakukan penelitian.
3. Setelah pihak dari Puskesmas Nalumsari Jepara menyetujui
dilakukannya pengambilan data awal, maka peneliti langsung
melakukan pengambilan data awal.
4. Populasi Penelitian
Sugiyono (2010) mendefinisikan populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
peneltian ini adalah sebanyak 72 Pasien di Puskesmas Nalumsari

5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian


a. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian hasilnya disimpulkan terhadap
populasi yang akan dituju (Suryani dan Hendriyadi, 2016).
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien di Puskesmas
Nalumsari Jepara. Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti
menggunakan Rumus Solvin, yaitu rumus penentuan sampel
yang digunakan untuk jumlah populasi yang sudah pasti
jumlahnya (Sani K, 2016).
Rumus :

𝑁
n=
1+𝑁(𝑑2 )

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
d = Derajat kepercayaan (umumnya digunakan 1%, 5%, dan
10%)
Berdasarkan jumlah populasi seluruh pasien di
Puskesmas Nalumsari Jepara, sampel yang digunakan adalah:
72
n=
1+72(0,052 )
72
=
1+72(0,0025)
72
=
1+0,18
72
= = 61
1,18

Besar sampel yang dibutuhkan dari hasil perhitungan


sejumlah 61 sampel atau responden.
b. Teknik sampel
Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan non
probability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti,
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).
c. Kriteria sampel
Penenentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti dalam
proses penelitian, khususnya terhadap variabel-variabel kontrol
yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang diteliti
(Nursalam, 2008). Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target dan akan diteliti. Dalam penelitian
ini kriteria inklusinya adalah sebagai berikut :
a) Pasien yang dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara
b) Pasien yang dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara
yang bersedia menjadi responden.
c) Pasien yang dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara
yang beragama islam.
2) Kriteria eksklusi adalah hal-hal yang menyebabkan sampel
yang memenuhi kriteria tidak diikut sertakan dalam
peneltian. Dalam penelitian ini kriteria eksklsuinya adalah
sebagai berikut :
a) Pasien yang dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara
yang tidak bersedia untuk menjadi responden.
b) Pasien yang dirawat di Puskesmas Nalumsari Jepara
yang tidak memungkinkan untuk berpartisipasi dalam
menjadi responden (keadaan fisik sangat lemah, sukar
berbicara dan sukar merespon).
6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
a. Pengertian
Definisi operasional merupakan pemberian definisi
terhadap variabel penelitian secara operasional sehingga
peneliti mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
terkait dengan konsep penelitian dan juga bermanfaat untuk
pengarahan pada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Variabel
bebas
Bimbingan Bimbingan rohani Kuisioner 1. Bimbingan rohani Ordinal
rohani islam islam merupakan islam baik dengan
salah satu upaya skor 67-100
dalam memberikan 2. Bimbingan rohani
motivasi islam cukup dengan
kesembuhan skor 34-66
pasien melalui 3. Bimbingan rohani
agama dengan islam kurang dengan
doa, berdizikir, skor 0-33
sholat dan mengaji.

Variabel
terikat
Motivasi Dorongan baik dari Kuisioner 1. motivasi tinggi dengan Ordinal
kesembuhan dalam maupun dari skor 67-100
pasien luar individu dalam 2. motivasi sedang
melaksanakan dengan skor 34-66
suatu upaya dapat 3. motivasi rendah
mempengaruhi dengan skor 0-33
keinginan
seseorang untuk
sembuh

b. Skala Pengukuran
Menurut Nursalam (2008), ada beberapa macam skala
diantaranya yaitu :
1) Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala yang merupakan tingkat
ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau
‘kurang’ dari yang lainnya, ukuran ini digunakan untuk
mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi dan
sebaliknya yang berarti peneliti sudah melakukan pengukuran
terhadap variable.

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat pengumpul
data yang mengcau pada variabel penelitian, definisi
operasional, dan skala pengukuran data yang diperoleh
(Suyanto, 2011). Adapun instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1) Kuisioner
Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan dan pilihan jawaban mengenai
variabel penelitian atau objek yang diteliti.Kuisioner yang
digunkan memuat sejumlah pertanyaan yaitu mengenai
motivasi kesembuhan pasien dan bimbingan rohani islam.
Penentuan kriteria objektif dari kuisioner ini menggunakan
rumus deskriptif persentase. Rumus deskriftif persentase
digunakan untuk menampilkan data-data kualitatif (angka)
ke dalam kalimat (Sudjana, 2001).

8. Teknik Pengolahan dan Cara Penelitian


a. Pengolahan data
1) Editing
Tahap editing merupakan tahap pertama dalam pengolahan
data penelitian atau data statistik. Editing merupakan proses
memeriksa data yang dikumpulkan melalui alat pengukuran
data (instrumen data). Pada proses editing ini, umumnya
peneliti melakukan pemeriksaan terhadap data yang
terkumpul (Swarjana, 2017).
2) Coding
Pada tahap ini yang dilakukan adalah memberikan
kode. Pemberian kode menjadi penting karena untuk
mempermudah tahap-tahap berikutnya terutama pada
tabulasi data (Swarjana, 2017). Pengkodean dalam
penelitian ini menggunakan angka yang akan dimasukkan
pada pengolahan data komputer :
a) Kuisioner bimbingan rohani islam
1 = bimbingan rohani islam kuat
2 = bimbingan rohani islam sedang
3 = bimbingan rohani islam rendah
b) Kuisioner motivasi kesembuhan pasien
1 = motivasi kuat
2 = motivasi dendang
3 = motivasi rendah
3) Scoring
Tahap scoring dilakukan setelah ditetapkan kode
jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban
responden atau hasil observasi dapat diberikan skor
(Suyanto, 2011).
4) Tabulating
Dengan membuat tabel dari jawaban-jawaban yang
telah dikategorikan yang sebelumnya telah dimasukkan
dalam tebel pemindahan, setelah memperoleh data yang
diperlukan lalu dilakukan pembuatan tabel distribusi
frekuensi. Tabulating digunakan untuk menyajikan data
terutama pada pengolahan data untuk analisa kuantitatif
(Nursalam, 2008).
5) Entry
Dengan memasukkan data-data yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Apapun caranya, data
harus dimasukkan dengan tepat, terjamin keamanan
datanya, mudah, cepat dapat dikerjakan. Enry data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya excel dan SPSS
(Swarjana, 2017).
6) Prcessing
Tahap kegiatan memproses data agar dapat
dianalisis (Lapau, 2015).
7) Cleaning
Tahap kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di entry dan melakukan koneksi bila terdapat
kesalahan (Lapau, 2015).
b. Analisis data
Setelah data diolah kemudian data dianalisis. Analisis
data berguna untuk menyederhanakan, sehingga mudah
ditafsirkan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu :
1) Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap

tiap variable dari hasil penelitian. Analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variable

(Notoadmojo, 2010). Analisis Univariat digunakan untuk

menggambarkan tiap variable penelitian antara variable bebas

dan variable terikat dengan menampilkan gambaran

bimbingan rohani islam terhadap motivasi kesembuhan

pasien. Adapun untuk skala data bersifat numeric akan

menghasilkan analisa deskriptif dalam bentuk sebagai berikut :

𝑓
∑% = 𝑛 x 100 %

Keterangan :

x : hasil prosentase

f : frekuensi hasil pencapaian

n : total seluruh observasi

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk

melihat hubungan 2 variabel yang diduga ada hubungan atau

berkolerasi (Notoadmojo, 2010). Analisis bivariat digunakan


untuk melihat hubungan antara variable bebas dan variable

terikat. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji

spearmen rank yaitu untuk mengetahui hubungan bila datanya

ordinal (Sugiyono, 2012). Adapun rumus spearmen rank

adalah sebagai berikut:

6𝛴𝑏𝑖 2
ρ = 1-
𝑛(𝑛2 −1)

Keterangan :

ρ = koefisien kolerasi spearmen rank

𝑏𝑖 = selisih peringkat setiap data

𝑛 = jumlah data

Setelah melalui perhitungan persamaan analisis

korelasi Rank Spearmen, kemudian dilakukan pengujian

dengan menggunakan criteria yang ditetapkan yaitu

dengan membandingkan nilai ρ hitung dengan nilai ρ tabel

yang dirumuskan sebagai berikut:

 Jika ρ hitung < 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

yang artinya ada hubungan bimbingan rohani islam

dengan motivasi kesembuhan pasien di Puskesmas

Nalumsari Jepara.

 Jika ρ hitung > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang artinya tidak ada hubungan bimbingan rohani

islam dengan motivasi kesembuhan pasien di

Puskesmas Nalumsari Jepara.


9. Etika Penelitian
Menurut Nursalam (2008) secara umum etika penelitian dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan
penderitaan kepada subjek, khususnya jika dilakukan tindakan
khusus.
b. Hak untuk ikut atau tidak ikut menjadi responden (right to self
determination)
Subjek mempunyai hak untuk memutuskan apakah
mereka bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya
sangsi apapun, atau akan berakibat pada kesembuhannya,
jika mereka seorang pasien.
c. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang
diberikan (right to full disclosue)
Seorang peneliti harus menjelaskan penejelasan
secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang
terjadi terhadap subjek.
d. Informed consent
Subejek harus mendapatkan informasi yang lengkap
terkait penelitian yang dilakukan. Dan data yang diperoleh
hanya akan dipergunakan dalam pengembangan ilmu.
e. Hak untuk dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data
yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya
tanpa nama dan rahasia.

Anda mungkin juga menyukai