NAPZA Usu PDF
NAPZA Usu PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. NAPZA
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004).
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa bagian
bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga
memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat
dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.
sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun,
kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya ganja, heroin, kokain,
b. Narkotika golongan II adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
c. Narkotika golongan III adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa
(psyche).
a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
b. Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
a. Rokok
ketagihan.
Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang memabukkan dan menimbulkan
paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan
dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk
Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara
salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat.
2009).
dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
mengalami gejala putus zat. Selain ditandai dengan gejala putus zat,
NAPZA tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan yang sangat kuat untuk
Karena pengaruh kelompok sebaya sangat besar, remaja ingin tahu atau coba-coba.
Jarang yang langsung mencoba memakai putaw atau minum pil ekstasi.
Tahap pemakaian NAPZA untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara
secara gratis atau dibeli dengan murah. Ia belum secara aktif mencari NAPZA.
Tahap pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau stres. Pemakaian
NAPZA sebagai cara mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha
Tahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering), disebut
juga penyalahgunaan NAPZA, terjadi perubahan pada faal tubuh dan gaya hidup.
tersinggung, pemarah, dan sulit tidur atau berkonsentrasi, sebab narkoba mulai
menjadi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Ia sering
5. Tahap ketergantungan
agar ia dapat berfungsi normal. Selama pasokan NAPZA cukup, ia tampak sehat,
Orang pun mencoba mencampur berbagai jenis NAPZA agar dapat merasakan
tubuh.
NAPZA yang dikonsumsi tidak lagi cukup untuk menghasilkan pengaruh yang sama
seperti yang dialami sebelumnya. Oleh karena itu, jumlah yang diperlukan
meningkat. Jika jumlah NAPZA yang dipakai berlebihan (overdosis), dapat terjadi
1. Faktor Genetik
Risiko faktor genetik didukung oleh hasil penelitian bahwa remaja dari orang
tua kandung alkoholik mempunyai risiko 3-4 kali sebagai peminum alkohol
dibandingkan remaja dari orang tua angkat alkoholik. Penelitian lain membuktikan
NAPZA. Pola asuh orang tua yang demokratis dan terbuka mempunyai risiko
penyalahgunaan NAPZA lebih rendah dibandingkan dengan pola asuh orang tua
berantakan yang ditandai oleh relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya
pun keluarga ini tetap dipertahankan, maka yang ada sebetulnya adalah sebuah rumah
tangga yang tidak akrab dimana anggota keluarga tidak merasa betah. Orangtua
sering minggat dari rumah atau pergi pagi dan pulang hingga larut malam. Ke mana
hubungan yang biasa-biasa saja dengan orang tuanya. Mereka jarang menghabiskan
waktu luang dan bercanda dengan orang tuanya (Jehani, dkk, 2006).
sebaya (peer group) mempunyai pengaruh yang dapat mendorong atau mencetuskan
bersangkutan sukar melepaskan diri. Pengaruh teman kelompok ini tidak hanya pada
Bila hubungan orangtua dan anak tidak baik, maka anak akan terlepas ikatan
psikologisnya dengan orangtua dan anak akan mudah jatuh dalam pengaruh teman
kelompok. Berbagai cara teman kelompok ini memengaruhi si anak, misalnya dengan
cara membujuk, ditawari bahkan sampai dijebak dan seterusnya sehingga anak turut
NAPZA yang kambuh, menyatakan bahwa mereka kembali kambuh karena ditawari
dan bergaul). Kondisi pergaulan sosial dalam lingkungan yang seperti ini merupakan
4. Karakteristik Individu
a. Umur
yang termasuk kelompok remaja. Pada umur ini secara kejiwaan masih sangat labil,
mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan sedang mencari identitas diri serta senang
70% penyalahguna NAPZA di Indonesia adalah anak usia sekolah (Jehani, dkk,
2006).
b. Pendidikan
Menurut Friedman (2005) belum ada hasil penelitian yang menyatakan apakah
wawasan/pengalaman yang luas dan cara berpikir serta bertindak yang lebih baik.
sangat penting tentang NAPZA dan segala dampak negatif yang dapat
Hasil studi BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun
prevalensi 13%, dan karyawan BUMN dengan prevalensi 11% (BNN, 2010).
yaitu suatu perubahan mental yang terjadi karena dosis berlebih yang memang
Contohnya :
a.1. Ganja : pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga mudah terserang
a.2. Kokain : bisa terjadi aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat hidung, jangka
kanker usus, gangguan hati, gangguan pada otot jantung dan saraf, gangguan
Misalnya terjadi stroke pada pemakaian alkohol atau malnutrisi karena gangguan
Terjadi kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan penyakit kelamin.
wajar. Pemakaian ganja yang berat dan lama menimbulkan sindrom amotivasional.
Putus obat golongan amfetamin dapat menimbulkan depresi sampai bunuh diri.
fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja atau sekolah. Pada umumnya prestasi
Dalam posisi demikian hubungan anggota keluarga dan kawan dekat pada
kriminal, keretakan rumah tangga sampai perceraian. Semua pelanggaran, baik norma
sosial maupun hukumnya terjadi karena kebutuhan akan zat yang mendesak dan pada
keadaan intoksikasi yang bersangkutan bersifat agresif dan impulsif (Alatas, dkk,
2006).
1. Pencegahan primer
individu, keluarga, kelompok atau komunitas yang memiliki risiko tinggi terhadap
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
2. Pencegahan sekunder
NAPZA lagi.
3. Pencegahan tersier
penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti program terapi dan rehabilitasi untuk
1. Terapi
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat,
mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat
tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.
Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya
alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah
dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama
simptomatik, misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau
sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut (Purba, 2008).
mengembalikan kondisi para mantan penyalahguna NAPZA kembali sehat dalam arti
sehat fisik, psikologik, sosial, dan spiritual. Dengan kondisi sehat tersebut diharapkan
mereka akan mampu kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari.
a. Rehabilitasi Medik
NAPZA benar-benar sehat secara fisik. Termasuk dalam program rehabilitasi medik
ini ialah memulihkan kondisi fisik yang lemah, tidak cukup diberikan gizi makanan
yang bernilai tinggi, tetapi juga kegiatan olahraga yang teratur disesuaikan dengan
b. Rehabilitasi Psikiatrik
broken home. Konsultasi keluarga ini penting dilakukan agar keluarga dapat
c. Rehabilitasi Psikososial
sekolah/kampus dan di tempat kerja. Program ini merupakan persiapan untuk kembali
ke masyarakat. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan pendidikan dan
keterampilan misalnya berbagai kursus ataupun balai latihan kerja yang dapat
diadakan di pusat rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan bila mereka telah selesai
bekerja.
d. Rehabilitasi Psikoreligius
rehabilitasi bagi para pasien penyalahguna NAPZA mempunyai arti penting dalam
mencapai penyembuhan. Unsur agama yang mereka terima akan memulihkan dam
memperkuat rasa percaya diri, harapan dan keimanan. Pendalaman, penghayatan dan
pada diri seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal mungkin terlibat
program atau kegiatan yang dapat diikuti oleh mantan penyalahguna NAPZA (yang
telah selesai menjalani tahapan rehabilitasi) dan keluarganya. Tujuan yang hendak
dicapai dalam forum silaturahmi ini adalah untuk memantapkan terwujudnya rumah
tangga/keluarga sakinah yaitu keluarga yang harmonis dan religius, sehingga dapat
f. Program Terminal
Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas
stimulus.
Perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar.
(Notoatmodjo, 2010) :
1. Pengetahuan (Knowledge)
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya).
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan
prasarana.
yaitu :
sebagainya.
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana
Kadang-kadang, meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannya.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dan sebagainya.
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
e. Sintesis (synthesis)
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
Pengetahuan, sikap dan perilaku akan kesehatan merupakan faktor yang menentukan
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
(Notoatmodjo, 2007).
1. Menerima (Receiving)
2. Merespon (Responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (Voluing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik
tingkat tiga.
4. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
tindakan tersebut.
2.3. Motivasi
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela
1. Motivasi Internal
2. Motivasi Eksternal
seseorang yang didorong untuk terlepas dari suatu penyakit atau rasa ketergantungan
terhadap NAPZA terutama para remaja yang mengalami masa transisi atau pencarian
identitas diri, dimana mudahnya terpengaruh oleh lingkugan luar atau sutau
kelompok yang membawa pengaruh besar terhadap remaja tersebut untuk ke arah
secara progresif. Gejala-gejala itu meningkat dan akhirnya ia memakai NAPZA, agar
b. Stress. Mungkin mantan penyalahguna NAPZA banyak beban atau juga sering
menyalahkan dirinya sendiri. Semua itu membuatnya stress. Seperti yang pernah
dulu ia alami dan lakukan, setiap kali mengalami masalah, ia lari ke NAPZA. Ia
tidak tahan perubahan potensial kambuh. Mereka ini termasuk yang tidak
d. Mereka yang demam obat. Yaitu mereka yang doyan makan obat. Setiap kali
sakit, ia akan memakan obat. Suatu saat nanti ia pasti akan menjadikan NAPZA
sebagai obatnya.
mendapat pengawasan dari keluarganya ataupun dari teman sebaya. Mereka bisa
f. Tidak adanya dukungan atau bimbingan dari keluarga. Hingga saat ini ada
kesalahan yang tak disadari yaitu mereka yang berobat lebih banyak berorientasi
dari keluarga.
Menurut Groski dan Miller (1986), proses kambuh kembali terjadi dalam
Terlihat baik di luar, tetapi mulai menggunakan pemikiran yang tidak sehat
dan adiktif untuk mengelola perasaan negatif mengenai citra diri. Beberapa gejala
sebagai berikut:
a. Stres meningkat - dapat disebabkan oleh keadaan besar atau hal-hal kecil.
c. Perubahan perasaan - perubahan suasana hati dan perasaan positif atau negatif
yang berlebihan.
Mulai mengabaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan, dan berhenti berkata
jujur kepada orang lain mengenai apa yang dipikirkan dan rasakan. Beberapa gejala
sebagai berikut:
Menghindari orang atau situasi yang akan memaksa evaluasi akan kejujuran
dari pemikiran, perasaan dan perubahan perilaku: dan jika dihadapkan, menjadi
a. Yakin bahwa alkohol atau obat-obatan tidak akan digunakan lagi - meyakinkan
diri sendiri bahwa energi tidak banyak yang dibutuhkan untuk menjaga ketenangan
b. Khawatir tentang orang lain - lebih berfokus pada ketenangan orang lain dari pada
diri sendiri, menilai program lainnya, dan membuat segala sesuatunya menjadi
rahasia.
d. Perilaku kompulsif - kembali ke cara lama, kaku dan merugikan diri sendiri dalam
f. Menghindari orang - merasa tidak nyaman di sekitar orang lain dan mengubah
merasa kesepian.
a. Perubahan visi - berfokus pada satu bagian kecil dari kehidupan dengan
reaksi yang berlebihan menciptakan masalah baru dan perasaan bersalah dan
penyesalan.
merasa tidak termotivasi untuk mengambil tindakan. Beberapa gejala sebagai berikut:
mewujudkannya.
Bermasalah dalam hal berpikir jernih dan mengelola pikiran, perasaan dan
b. Kesulitan mengelola perasaan dan emosi - bereaksi berlebihan atau menjadi mati
c. Kesulitan mengingat – kesulitan mengingat sesuatu dari masa lalu dan belajar hal
d. Kebingungan - tidak tahu apa yang benar atau salah, sehat atau tidak sehat, dan
e. Ketidakmampuan mengelola stress - perasaan mati rasa dan tidak mengakui itu,
merasa kewalahan tanpa alasan, tidak bisa terlepas dari situasi atau lingkungan.
Merasakan bahwa hidup ini tidak layak atau berpikir untuk mengobati diri
b. Tidak termotivasi - tidak bisa memulai dan menyelesaikan apapun dan merasa
terjebak.
c. Susah tidur - tidak bisa tidur, mimpi buruk dan tidak nyenyak tidur.
e. Depresi mendalam - depresi diperhatikan oleh orang lain dan tidak dapat
dengan mudah disangkal, merasa tidak ada yang peduli atau memahami.
a. Tidak teratur menghadiri pertemuan - mencari alasan untuk tidak pergi pertemuan
dan bertemu dengan sponsor, membuat hal-hal lain menjadi lebih penting.
b. Sikap tidak peduli - tidak peduli tentang masalah untuk menyembunyikan perasaan
putus asa.
d. Ketidakberdayaan - perasaan seolah-olah tidak ada yang bisa dilakukan dan tidak
Penolakan atas gangguan dan realisasi atas kehidupan yang tidak terkendali,
masalah semakin parah, dan ada sedikit kontrol atas keadaan, ketakutan dan
kecemasan akibat hasil isolasi dan merasa bahwa tidak seorangpun yang membantu.
b. Mengasihani diri sendiri - percaya bahwa tidak ada harapan dan merasa bersalah
narkoba dapat dikontrol dan mungkin satu-satunya alternatif untuk merasa lebih
baik.
d. Sadar berbohong - hal-hal yang dikatakan adalah kebohongan, dan tidak bisa
berhenti berbohong.
e. Hilangnya kepercayaan diri – percaya pada diri sendiri hal yang tidak berguna,
Percaya hanya ada tiga jalan keluar: gila, bunuh diri, atau pengobatan sendiri
dengan zat alkohol dan atau kimia. Beberapa gejala sebagai berikut :
c. Kesepian, frustasi, kemarahan dan ketegangan - merasa tak berdaya, putus asa dan
hampir gila.
b. Kecewa, malu dan rasa bersalah - penggunaan alkohol dan obat tidak
menghasilkan hasil yang diinginkan dan kekecewaan diikuti dengan rasa malu dan
d. Hidup dan masalah kesehatan - kualitas hidup merosot sebagai masalah berat
penyalahguna yang sedang pulih, untuk mengenal dan mengelola munculnya kembali
c. Mengubah gaya hidup penyalahguna NAPZA menjadi gaya hidup sehat, dan
1. Pemulihan fisik
c) Latihan relaksasi
d) Tidur teratur
e) Kegiatan rekreasi
3. Pemulihan sosial
harus tetap mengikuti program pemulihan dan mengerjakan latihan atau tugas yang
diberikan setiap hari selama sisa hidupnya. Jika tidak, dapat terjadi kekambuhan.
rehabilitasi setelah selesai terapi, agar ia mengikuti program rawat lanjut. Ia harus
berpartisipasi aktif. Ia harus dilatih cara mengatasi rasa rindu dan mencegah
kekambuhan. Orang tua pun harus memahami masalah itu dan turut membantu anak
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyalahguna NAPZA yang sedang
Cara : membiarkan perasaan itu muncul, menarik napas panjang beberapa kali,
Ia harus menghindari situasi berisiko tinggi, yaitu orang, tempat, benda, dan
Jika tidak dapat menghindarkan diri dari situasi berisiko tinggi, penyalahguna
pendukung sebelum pergi ke tempat itu, dan meninggalkan segera tempat itu.
membagi menjadi dua faktor yaitu masalah yang berkaitan dengan faktor perilaku dan
faktor non perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor
informasi. Ketiga, faktor penguat (reinforcing factors), yag terwujud dalam sikap
dan perilaku kelompok referens, seperti petugas kesehatan, kepala kelompok atau
peer group. Bagan Precede Green secara singkat dapat dilihat pada bagan berikut :
Predisposing Factors
- kebiasaan
Non
- kepercayaan
Perilaku
- tradisi
- pengetahuan
- sikap Masalah
Pendidikan Kesehatan
3.Kesehatan Enabling Factors Perilaku
- ketersediaan fasilitas
- ketercapaian fasilitas
Reinforcing Factors
- sikap dan perilaku
petugas
- peraturan pemerintah
garis besar dengan menggabungkan teori Green di atas dan beberapa peneliti
2004) maka penyalahgunaan NAPZA disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
Penelitian ini hanya akan melihat faktor internal yang meliputi umur,
jenis NAPZA yang digunakan dan faktor eksternal meliputi teman sebaya.
adalah :
Faktor Internal
a. Karakteristik individu :
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
Kekambuhan kembali
b. Pengetahuan
pasien penyalahguna
c. Sikap
NAPZA di Kabupaten Deli
d. Motivasi
Serdang Tahun 2012.
e. Lama pemakaian NAPZA
f. Jenis NAPZA yang digunakan
Faktor Eksternal
- Teman Sebaya