Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Listrik Negara yang disingkat PLN adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua

aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU-PLN (Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.

Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu

Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara

(PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit listrik PLN sebesar 300 MW.

Tahun 1972, pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara

sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara. Pada tahun 1990 melalui peraturan pemerintah

No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Kemudian, pada

tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam

bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada bulan Juni 1994

status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Sistem tenaga listrik yang terdiri dari pembangkitan, transmisi dan distribusi,

membutuhkan suatu perencanaan dan pengoperasian yang baik agar konsumen dapat

terlayani akan kebutuhan tenaga listrik. Untuk mengatur penyaluran tenaga listrik khususnya

di wilayah Jawa dan Bali, maka PT PLN (Persero) memberikan wewenangnya kepada salah

satu anak perusahaannya yaitu P3B (Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali untuk

mengelola sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola operasi dan pemeliharaan sistem

transmisi tegangan tinggi jawa bali, serta mengelola pelaksanaan transaksi tenaga listrik

antara PLN pusat selaku single buyer dengan perusahaan pembangkit dan unit distribusi di

5
sistem Jawa Bali. Peran P3B ini selaras dengan peran pada masa datang yang digambarkan

pada kebijakan restrukturisasi sektor ketenagalistrikan yang diluncurkan pemerintah pada 25

agustus 1998, kecuali bahwa pengelola transmisi juga merupakan single buyer yang masih

berada di PT PLN (Persero) kantor pusat. Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi PT. PLN

(Persero) Nomor 257.K/010/DIR/2000 pada tanggal 2 November 2000, tentang pembentukan

organisasi dan tata kerja unit bisnis strategis penyaluran dan pusat pengatur beban Jawa Bali,

maka PT PLN (Persero) P3B yang merupakan unit pusat laba (provit center) berubah menjadi

unit pusat investasi dengan nama penyaluran dan pusat pengatur beban jawa Bali.

PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali memiliki tugas pokok sebagai berikut:

1. Merencanakan dan mengelola aset sistem penyaluran termasuk segala fasilitas

penunjang dalam upaya memberikan layanan yang memuaskan pelanggan.


2. Merencanakan dan mengoperasikan sistem penyaluran sub-transmisi (500 kV dan

150 kV) sesuai standar yang berlaku.


3. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan sistem penyaluran.
4. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sistem penyaluran baik berupa pengembangan

baru maupun reinforcement penyaluran terpasang dengan memperhatikan faktor

lingkungan serta persyaratan regulasi di sektor ketenagalistrikan.

2.2 Visi dan Misi

 Visi :

Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan transaksi tenaga listrik dengan

kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mampu memenuhi harapan stake holders,

dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 Misi :

 Melakukan usaha transmisi tenaga listrik yang efisien, handal, aman dan ramah

lingkungan;

6
 Melaksanakan pengelolaan operasi sistem tenaga listrik yang handal, aman, bermutu

dan ekonomis;

 Melaksanakan pengelolaan transaksi tenaga listrik yang transparan dan kredibel;

 Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) yang

kompeten dan profesional;

 Mengembangkan usaha di luar usaha pokok yang dapat memberikan kontribusi pada

perolehan laba usaha.

2.3 Pembagian Area Kerja P3B Jawa Bali

Wilayah kerja PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dibagi menjadi 5 (lima) APB yaitu:

1. Area Pengatur Beban(APB) Jakarta dan Banten (APB1)


2. Area Pengatur Beban (APB) Jawa Barat (APB2)
3. Area Pengatur Beban(APB) Jawa Tengah (APB3)
4. Area Pengatur Beban (APB) Jawa Timur (APB4)
5. Area Pengatur Beban (APB) Bali (APB5)

Dari pembagian tersebut, tiap-tiap region dibagi lagi menjadi Area Pelaksanaan

Pemeliharaan (APP). APP adalah bertanggung jawab terhadap keandalan transmisi dan

peralatan gardu induk (Transformator, Busbar, Kopel, dan peralatan lainnya). APP juga

melaksanakan pemeliharaan terhadap peralatan yang ada di gardu induk dan transmisi. APP

di Jawa Bali terdapat 16 APP yaitu:

1. APP Cilegon

2. APP Duri Kosambi

3. APP Bogor

4. APP Pulogadung

5. APP Cawang

6. APP Cirebon

7
7. APP Bandung Utara

8. APP Bandung Selatan

9. APP Semarang

10. APP Purwokerto

11. APP Salatiga

12. APP Probolinggo

13. APP Malang

14. APP Madiun

15. APP Surabaya

16. APP Bali

APB DKI Jakarta dan Banten terdapat 140 Gardu Induk dan berhubungan dengan 2 distribusi
Jaya dan Tangerang serta Distribusi Jawa Barat dan Banten.
2.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.1

Anda mungkin juga menyukai