Anda di halaman 1dari 11

1.

RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF

Bagian yang paling utama didalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat
rencana (rancangan penelitian). Menurut Babbie (1995), yang dimaksud dengan rencana
penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berpikir dan merancang suatu strategi untuk
menemukan sesuatu. Penelitian kuantitatif, seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, adalah
penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi pendekatan positivi. Untuk menyusun sebuah
rancangan penelitian, pada penelitian kuantitatif ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Memilih topik dan merumuskan pertanyaan penelitian;
2. Melakukan penelusuran dan pembahasan teori ;
3. Membuat struktur rancangan penelitian. (Priyono, 2008)

A. Pemilihan Topik

Kadang-kadang seorang peneliti pemula akan mengalami kesulitan di dalam memilik


topik penelitiannya. Sebenarnya tidak perlu demikian. Untuk memilih dan menentukan topik
penelitian apa yang akan dipakai dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor
berikut ini :

1. Pengalaman-pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari


Pengalaman-pengalaman pribadi ini dapat berupa pengalaman langsung atau tidak langsung
seperti pengalaman yang diceritakan oleh orang lain pada Anda.
2. Masalah di Media
Massa Saat ini begitu banyak jumlah media massa, baik yang berbentuk cetak seperti tabloid,
majalah, dan koran, juga ada yang berbentuk elektronik seperti radio, televisi, dan juga
internet. Berita-berita yang disajikan oleh media massa tersebtrt dapat dipilih untuk dijadikan
topik penelitian.
3. Pengetahuan lapangan dan memperbandingkannya dengan teori
Adakalanya sebuah penelitian dilakukan hanya untuk mencari tahu atau membandingkannya
dengan teori yang sudah ada sehingga topik yang dipilih pun lebih dititik beratkan pada
sekadar keingintahuan peneliti.
4. Kebutuhan memecahkan masalah
Selama manusia hidup, masalah akan selalu ada. Misalnya ketika sekolah di SNIA, ada yang
namanya tawuran pelajar. Masalah ini bukan sesuatu yang harus dihindari melainkan harus
dicari jalan keluarnya. Salah satunya adalah dengan melakrrkan penelitian.
5. Peluang (social premiums)
Bagi peneliti pemula, hal ini perlu diperhatikan karena berkaitan dengan perizinan dan tingkat
kesulitan mencari data. Tentu saja kita tidak ingin masalah perizinan akan menghalangi upaya
kita melakukan penelitian. Namun, jika kita melakukan penelitian di Indonesia, prosedur
perizinan untuk melakukan penelitian harus kita ketahui. Selain perizinan, adakalanya ketika
sampai di lokasi penelitian, orang yang seharusnya dapat memberikan data tidak bersedia
akhimya justru enggan melakukan penelitian.
6. Nilai-nilai pribadi

Seringkali antara satu individu, masyarakat, wilay,ah, atau bangsa memiliki ciri khas yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, kemudian berakibat bahwa antara satu
individu, keluarga dan masyarakat ini memiliki keragaman nilai-nilai. Ini juga merupakan
topik yang menarik untuk diteliti. (Priyono, 2008)

B. Pembuatan Latar Belakang Masalah penelitian

Latar belakang masalah dalam penelitian. menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan
mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti. Biasanya diuraikan dalam bentuk,deduksi,
dimulai dengan hal-hal yang umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Ada dua model
yang dapat digunalian di dalam membuat latar belakang masalah, yaitu:

1. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi normatif/asumsi-


asumsi tertentu;
2. Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa membandingkannya
dengan kondisi normatif. (Priyono, 2008)

C. Perumusan Masalah

Penggunaan istilah perrnasalahan, perumusan maaslah, atau pokok masalah dalam satu
penelitian adalah sama. Pada dasarnya permasalahan dalam penelitian merupakan perumusan
masalah ke dalam bentuk yang lebih terfokus. Bagian ini tidak terpisahkan dengan paparan yang
terdapat pada latar belakang ini dapat dimunculkan-bukan dalam bentuk pendefinisianmelainkan
adlam bentuk penggambaran secara objektif. Biasanya pada bagian akhir dari permasalahan,
penelitian telah dapat merumuskan pertanyaan penelitian (reseorch question). Banyak pertanyaan
tentang berapa banyak pertanyaan penelitian yang harus diajukan dalam suatu penelitian.
Sebenarnya jumlah banyaknya pertanyaan penelitian sangat relatif, tergantung dari kebutuhan
penelitian tersebut. Hal yang paling penting adalah agar pertanyaan tersebut Lebih fokus.
(Priyono, 2008)
D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa penelitian dapat diklasifikasikan
berdasarkan tujuannya menjadi penelitian eksporatif, deskriptif, dan eksplanatif. pada bagian ini,
seorang peneliti kuantitatif dapat memilih jenis penelitian apa yang akan digunakannya,
Sementara itu, jika dilihat dari signifikansinya, penelitian kuantitatif dapat melihatnya dari empat
sisi, yaitu akademis, praktis, sosial, dan teknis. Suatu penelitian dapat dikatakan memiliki
rnanfaat akademis jika jawaban yang diperoleh dapat menyumbang pemahaman ilmiah,
perbaikan atau modifikasi teori yang telah ada. atau bahkan pembentukan konsep atau teori baru.
Penelitian ).ang memiliki manfaat praktis terjadi jika penelitian tersebut dapat dimanfaatkan
langsung untuk tujuan dan kepentingan praktis pemecahan suatu masalah. (Priyono, 2008)
2. PENYUSUNAN KERANGKA TEORI DAN PENGUKURAN

A. Tinjauan Kepustakaan
Pada tahap ini, peneliti kuantitatif akan melakukan proses kajian terhadap teori-teori atau
hasil studi terdahulu. lroses ini disebut theoritical assessment Kajian terhadap teori atau hasil
studi terdahulu difokuskan pada konsep utama yang digunakan. Konsep utama dalam hal ini
adalah variabel dependennya. Pada tahap ini, peneliti dapat menyusun penjelasan tentang
konsep-konsep yang akan digunakan, variabel-variabel, dan proposisi-proposisi yang terkait.
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Pada teori,
selain kita dapat menemukan conceptual definition (definisi konsep) yang akan melahirkan
dimensi konsep aspek dari konsep yang muncul sebagai konsekuensi dari pendefinisian konsep
tersebut, kita juga dapat menemukan coicept cruster (kelompok konsep), yaitu konsep lain yang
memiliki hubungan dengan konsep yang sedang kita gunakan.
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas
(independent variabre) dan variabel terikat (dependent variable). variabel bebas adalah suatu
variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam
penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik
penelitian. Sementara itu, variabel terikat uaaun variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi
oreh variaber bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus/topik
penelitian. (Priyono, 2008)

B. Konstruksi Model Teoretis


Setelah melakukan tinjauan pustaka, seorang peneliti dapat melanjutkan pada konstruksi
(pembentukan) model teoretis. Pembentukan model teorelis ini didasarkan pada proposisi-
proposisi yang telah dinyatakan dalam teori yang ada pada tinjauan kepustakaan dengan cara
mengubah konsep menjadi variabel sehingga lebih mudah diukur dan memunculkan variabel-
variabel bebas (jika dimungkinkan). (Priyono, 2008)

C. Model Analisis
Model analisis merupakan gambaran sederhana tentang hubungan di antara
variabel(Priyono, 2008)

D. Hipotesis
Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan mengidentilikasikan hubungan
antarvariabel. Hubungan antarvariabel bersifat hipotesis. Hipotesis merupakan proposisi yang
akan diuji kebidentilikasikan hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel bersifat hipotesis.
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban
sementara atas pertanyaan penelititi. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa
hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal.
Berbeda dengan hipotesis satu variabel, hipotesis kausal/sebab akibat memiliki ciri-ciri, yaitu:
sekurang-kurangnya mengandung dua variabel, menggambarkan 'hubungan sebab akibat, dapat
memprediksikan hasil yang akan terjadi, berkaitan logis dengan pertanyaan penelitian, dan dapat
dibuktikan keberlakuar/ketidakberl akuannya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Perumusan
hipotesis biasanya dibagi menjadi tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesis penelitian yang
didasari oleh asumsi penulis terhadap hubungan variabel yang sedang diteliti. Kedua, tentukan
hipotesis operasional yang terdiri dari Hipotesis 0 (H0) dan Hipotesis 1 (H1). Ketiga,menentukan
hipotesis statistik. H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral. Perlu diketahui bahwa tidak
semua penelitian memerlukan hipotesis, seperti misalnya penelitian deskriptif(Sarwono, 2006)

3. ANALISIS DATA KUANTITATIF

Setelah data hasil penelitian dikumpulkan oleh peneliti (tentunya dengan menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data), langkah selajutnya yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah
bagaimana menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Langkah ini diperlukan karena tujuan
dan analisis data adalah untuk menyusun dan menginterpretasikan data (kuantitatif) yang sudah
diperoleh. Di dalarn melakukan analisis data kuantitatif ini, terdapat suatu proses dengan
beberapa tahap yang sebaiknya dilakukan oleh seorang peneliti pemula. Penahapan seperri ini
sebenarnya tidak baku dan tergantung pada kepentingan peneliti. Misalnya, pada saat ini sudah
banyak mesin pengolah data yang tidak manual lagi sehingga tidak perlu melakukan tahap
pertama (Priyono, 2008)
DEFENISI RISET KUALITATIF

Kualitatif riset didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Proses
dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam riset kualitatif oleh Karena itu dalam
melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir.
Sasaran utama penelitian kualitatif ialah manusia karena manusialah sumber masalah dan
sekaligus penyelesai masalah. Sekalipun demikian, penelitian kualitatif tidak hanya membatasi
penelitian terhadap manusia saja. Sasaran lain dapat berupa kejadian, sejarah, benda berupa foto,
artefak, peninggalan-peninggalan peradaban kuno dan lain sebagainya. Intinya sasaran penelitian
kualitatif ialah manusia dengan segala kebudayaan dan kegiatannya(Sarwono, 2006)

PENDEKATAN KUALITATIF
Peneliti dapat menggunakan penelitian pendekatan kualitatif untuk jika yang bersangkutan ingin
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memahami makna yang melandasi tingkah laku partisipan
b. Mendeskripsikan latar dan interaksi partisipan
c. Memahami keadaan yang terbatas dan ingin mengetahui secara mendalam dan rinci
d. Mendeskripsikan fenomena untuk menciptakan teori baru
e. Menfokuskan pada intraksi manusia dan proses yang mereka gunakan(Sarwono, 2006)

DESAIN RISET KUALITATIF

Desain penelitian kualitatif bersifat flksibel dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi
lapangan, tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat tetap, baku dan tidak
berubah-ubah. Oleh karena itu peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan
penelitian yang dilaksanakan, sedangkan peranan desain hanya membantu mengarahkan jalannya
proses penelitian agar sesuai dengan pernyataan masalah dan berjalan dengan
sistematis(Sarwono, 2006)

TEKNIK SAMPLING
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat ilmiah dan juga sistematis
sebagaimana penelitian kuantitatif, sekalipun dalam pemilihan sampel tidak seketat dan serumit
penelitian kuantitatif. Dalam memilih sampel penelitian kualitatif menggunakan teknik non
probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang tidak didasarkan pada rumusan
statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan
kedalaman masalah yang ditelitinya. Lebih lanjut pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk
menarik kesimpulan suatu populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti,
baik itu orang ataupun kelompok sehingga keberlakukan hasil penelitian tersebut hanya untuk
orang atau kelompok yang sedang diteliti tersebut. Konsekuensi dari dasar pemikiran tersebut
ialah pemilihan sampel tidak bergantung pada kuantitas tetapi lebih pada kualitas orang yang
akan diteliti yang biasa kita sebut sebagai informan.Banyak sedikitnya orang yang akan
digunakan untuk menjadi informan dalam penelitian kita tergantung pada cakupan masalah
penelitian yang akan dilakukan. (Sarwono, 2006)

KONSEP YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDEKATAN


Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu
(dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan
hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan
banyaknya gejala- gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat praktis.

Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian


dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-
masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil
penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang
kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan
formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam
hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
(Sarwono, 2006)

DASAR TEORI

Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah
adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada
budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis universal dari gejala yang
sedang diteliti. Pada mulanya teori-teori kualitatif muncul dari penelitian-penelitian antropologi ,
etnologi, serta aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena teori-teori ini bersifat umum dan
terbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai sarana penelitiannya.

Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebut
dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang
intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
(Sarwono, 2006)

TUJUAN

Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan


pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai
“grounded theory research”.

Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,


menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan
meramalkan hasilnya(Sarwono, 2006)

DESAIN

Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-


ubah/berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan
sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan
terbuka.

Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,


desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya.
Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang
akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan.
(Sarwono, 2006)

DATA
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-
gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan
catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan.

Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat


kuantitatif/angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut
berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala
nominal, ordinal, interval dan ratio. (Sarwono, 2006)

SAMPEL

Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif
penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu,
ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk
menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak
representatif

Sedangkan pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik
mengatakan bahwa semakin besar sampel akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena
pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar, maka stratafikasi
sampel diperlukan. Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila
perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sampel yang sedang diteliti. Ciri lain
ialah penentuan jenis variabel yang akan diteliti, contoh, penentuan variabel yang mana yang
ditentukan sebagai variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderat, variabel antara, dan
variabel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variabel
pengganggu. (Sarwono, 2006)

TEKNIK

Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan akan


menggunakan teknik observasi terlibat langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan
oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung atau
berbaur dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap
berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang digunakan ialah interview
terbuka, terstruktur atau tidak terstruktur dan tertutup terstruktur atau tidak terstruktur.

Jika pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi
terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam
mencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner tertulis atau dibacakan. Teknik mengacu
pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan apakah itu data primer atau
sekunder(Sarwono, 2006)

HUBUNGAN DENGAN YANG DITELITI

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak
dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam
praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampel itu
manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak


dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka
waktu pendek. (Sarwono, 2006)

ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru,
contoh dari model analisis kualitatif ialah analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponensial, analisis tema kultural, dan analisis komparasi konstan (grounded theory research).

Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan
dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik,
seperti korelasi, uji t, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi linear dll.nya(Sarwono,
2006)
DAPUS :

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Priyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya : Zifatama Publishing

Anda mungkin juga menyukai