018 Strategi Komunikasi - Octet-Stream
018 Strategi Komunikasi - Octet-Stream
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian dan pedesaan yang telah dilaksanakan selama ini, di
satu sisi telah berhasil mengubah wajah pertanian dan perdesaan Indonesia.
Disamping perubahan di bidang prasarana fisik, teknologi dan produktivitas
pertanian, para petani Indonesia juga telah berubah secara nyata. Margono Slamet
(1995) mengungkapkan bahwa pada umumnya profil populasi petani Indonesia telah
berubah secara positif. Secara makro populasi petani telah menjadi lebih kecil
jumlahnya secara persentil tetapi lebih tinggi kualitasnya, yang ditandai oleh lebih
baiknya tingkat pendidikan mereka, lebih mengenal kemajuan, kebutuhan dan
harapan-harapannya meningkat, dan pengetahuan serta keterampilan bertaninya juga
jauh lebih baik.
Dengan memperhatikan keadaan dan perubahan pembangunan pertanian
dewasa ini beserta tantangan-tantangan yang ada, sangat perlu dipersiapkan strategi
komunikasi pembangunan yang efektif dalam menunjang pembangunan. Strategi
pada hakekatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan
tertentu. Lionberger dan Gwin (1982) menyatakan bahwa strategi komunikasi
umumnya dirumuskan dengan memperhatikan tiga hal, yaitu khayalak sasaran, pesan
yang akan disampaikan, dan saluran yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Di sisi lain, teknologi produksi pertanian terus berkembang dan meningkat.
Untuk itu, upaya penyebaran inovasi teknologi kepada petani dan nelayan juga perlu
ditingkatkan. Mengkomunikasikan inovasi teknologi sampai dapat diterima dan
diterapkan oleh petani dan nelayan bukan suatu hal yang mudah dan sederhana,
karena masih banyak dijumpai kasus kegagalan penerapan teknologi oleh petani-
nelayan di Indonesia. Masalah ini merupakan masalah yang kompleks dan
memerlukan penanganan yang serius, karena kegagalan penerapan teknologi oleh
petani akan menimbulkan dampak negatif berupa hilangnya kepercayaan petani
terhadap suatu teknologi, dan akan berpengaruh juga terhadap introduksi teknologi
berikutnya, yang pada akhirnya akan menghambat program-program pembangunan.
KESIMPULAN
Dari pembahsan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kegagalan penerapan teknologi oleh petani dan nelayan antara lain disebabkan
karena adanya kesalahan pendekatan dari sistem sumber dalam komunikasi
pembangunan.
2. Masyarakat pedesaan merupakan komunitas yang sedang dan akan terus berubah
sebagai manifestasi dari dinamika dalam lingkungannya. Perubahan tersebut
hendaknya mendapatkan perhatian dengan menciptakan suatu strategi komunikasi
yang tepat untuk mengantisipasi kegagalan penerapan teknologi yang berorientasi
kepada personalitas petani, perubahan perilaku petani dan proses pengambilan
keputusan inovasi dan pengaruhnya terhadap penerapan inovasi teknologi.
3. Kegagalan introduksi teknologi antara lain disebabkan teknologi yang
dikembangkan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna,
dan pendekatan komunikasi teknologi pertanian belum mempertimbangkan aspek
lokalita untuk meningkatkan kefektifan, efisiensi dan kecepatan prosesnya.
4. Ketidaktepatan dalam mengemas pesan dan pemilihan saluran merupakan salah
satu penyebab kegagalan penerapan teknologi oleh petani dan nelayan.
SARAN-SARAN
Untuk mengantisipasi dan mengatasi kegagalan penerapan teknologi oleh
petani-nelayan, disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengacu kepada karakteristik personal yang berpengaruh terhadap kegagalan
penerapan teknologi, maka strategi komunikasi pembangunan yang perlu
dilakukan adalah melakukan identifikasi dan segmentasi khalayak sasaran,
sehingga suatu teknologi yang akan diintroduksikan tepat sesuai dengan
wilayahnya dan khalayak sasarannya.
2. Agar penelitian dapat memberikan kontribusi yang nyata diperlukan jalinan
kerjasama dan hubungan timbal balik antara peneliti, petani dan pihak terkait
lainnya. Melalui hubungan timbal balik ini peneliti dapat mempelajari kebutuhan
dan permasalahan petani sehingga peneliti dapat memusatkan perhatiannya pada
penelitian yang benar-benar diperlukan bagi pemecahan masalah pokok yang
dialami petani-nelayan. Sebaliknya petani-nelayan dapat memperoleh informasi
langsung dari peneliti mengenai perkembangan inovasi teknologi dalam berbagai
bidang komoditi.
3. Untuk keperluan introduksi teknologi diperlukan saluran komunikasi yang paling
tepat, dan pengemasan pesannya harus melalui riset desain pesan dan
memperhatikan kaidah pengemasan pesan yang mampu mempersuasi sasaran,
dimana informasi yang diberikan tidak boleh melupakan unsur hiburan
disamping unsur pendidikannya.
4. Kelembagaan penunjang yang bertanggungjawab dalam pemasaran, pelayanan
atau suplai input produksi, permodalan dan penyuluhan juga harus mendapatkan
perhatoan sebagai bagian strategi penerapan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Joko. 1998. Teknologi Tepat Guna dan Hubungan Kerjasama Peneliti,
Penyuluh, Petami. Makalah disampaikan pada Forum Koordinasi Penyuluhan
Pertanian di BPLP Ciawi. Bogor
Hadi, Agus Purbathin., 1991. Studi Proses Adopsi Inovasi (Kasus Supra Insus di
WKBPP Rumak Kabupaten Lombok Barat). Skripsi. Mataram: Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Istina, I.N., 1998. Analisis Sistem Komunikasi Usahatani Padi pada Petani
Koperator, Studi Kasus di Kecamatan Rambah Samo, Kampar, Riau. Thesis.
Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Lionberger, H.F., and Gwin, Paul H., 1982. Communication Strategies : a Guide for
Agricultural Change Agents. Danville, Illionis: The Interstate Printers &
Publisher.
Osemasan, C.I., 1994. Tingkat Pelaksanaan Tugas dan Kendala yang Dihadapi PPL
Dalam Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Lombok Barat. Skripsi. Mataram:
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Rogers, E.M., and F.F.Shoemaker., 1971. Diffusion of Innovation. New York : Free
Press..
Slamet, Margono., 1995. Sumbang Saran Mengenai Pola, Strategi dan Pendekatan
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian pada PJP II. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Syarifuddin dan Agus Purbathin Hadi, 1997. Analisis Hubungan Karakteristik Petani
Dengan Perilaku Petani Terhadap Penerapan Urea Tablet di Kecamatan
Narmada. AGROTEKSOS Volume 6 Nomor 3. Mataram: Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins, 1998. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:
Kanisius.