Anda di halaman 1dari 6

Lp cedera kepala

Cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung a t a u
tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan
f u n g s i neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, bersifat temporer
a t a u p e r m a n e n t . (Irwana,2009)

Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau
tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terpu tusnya
kontinuitas otak.(Budi,hendri,2008)
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai perdarahan interstitial
dalam substansi otak, tanpa terputusnya kontinuitas otak.(Paula Kristanty,dkk 2009)
Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (acceleasi – decelerasi) yang merupakan perubahan
bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan,
serata notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada
tingkat pencegahan. (Musliha, 2010)

Etiologi
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Kecelakaan kerja
c. Trauma pada olah raga
d. Kejatuhan benda
e. Luka tembak

3. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dari cedera kepala tergantung dari berat ringannya cedera kepala. Perubahan
kesadaran adalah merupakan indicator yang paling sensitive yang dapat dilihat
dengan penggunaan GCS ( Glascow Coma Scale) dan adanya peningkatan tekanan TIK yang mempunyai
trias Klasik seperti : nyeri kepala karena regangan dura dan pembuluh darah; papil edema yang
disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan diskus optikus; muntah seringkali proyektil.

MANIFESTASI KLINIS
1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
2. Kebungungan
3. Iritabel
4. Pucat
5. Mual dan muntah
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
9. Sukar untuk dibangunkan
10. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan
telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
Patofisiologi
Akibat dari trauma/ cedera kepala akan mengakibatkan fragmentasi jaringan dan kontusio atau akan
mengakibatkan cedera jaringan otak sehingga menyebabkan sawar darah otak (SDO) rusak yang dapat
menyebabkan vasodilatasi dan eksudasi cairan sehingga timbul edema. Edema menyebabkan
peningkatan TIK ( Tekanan Intra Kranial ), yang pada gilirannya akan menurunkan aliran darah otak
(ADO), iskemia, hipoksia, asidosis ( penurunan PH dan peningkatan PCO2) dan kerusakan sawar darah
otak lebih lanjut. Siklus ini akan berlanjut hingga terjadi kematian sel dan edema.
Pathway
Trauma Kepala, Benturan, akselerasi, deselerasi

Cedera primer / langsung cedera skunder / tidak langsung

Kerusakan saraf otak

Laserasi

ADO

Suplai nutrisi keotak

As. Laktat Perubahan metabolisme anaerob produk ATP

Vasodilatasi cerebri Hipoxia Energi <

ADO Edema jaringan otak Fating


Penekanan pembuluh darah
dan jaringan cerebral Pe TIK Nyeri akut
-mual Gg. Persepsi sensori
Perfusi jaringan cerebral tidak efektif - muntah
Kerusakan memor
Gg. Pertukaran gas Nutrisi kurang

Pengkajian Primer
 Airway
Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan jalan napas.
 Breathing
Pola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan, irama pernapasan, tarikan dinding
dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung.
 Circulation
Frekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler refill.
 Disability
Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri.
Tingkat Kesadaran
Kualitatif dengan :
- CMC
Reaksi segera dengan orientasi sempurna, sadar akan sekeliling , orientasi baik terhadap orang
tempat dan waktu.
- Apatis
Terlihat mengantuk saat terbangun klien terlihat acuh tidak acuh terhadap lingkungannya.
- Confuse
Klien tampak bingung, respon psikologis agak lambat.
- Samnolen
Dapat dibangunkan jika rangsangan nyeri cukup kuat, bila rangsangan hilang, klien tidur lagi.
- Soporous Coma
Keadaan tidak sadar menyerupai koma, respon terhadap nyeri masih ada, biasanya inkontinensia
urine, belum ada gerakan motorik sempurna.
- Koma
Keadaan tidak sadar, tidak berespon dengan rangsangan.

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan b/ d oedema cerebri, meningkatnya aliran darah ke otak.


2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d peningkatan tekanan intra kranial.
3. Perubahan persepsi sensori b/ d penurunan kesadaran, peningkatan tekanan intra kranial.
4. Resiko tinggi infeksi b/ d jaringan trauma, kerusakan kulit kepala.
5. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/ d haluaran urine dan elektrolit
meningkat.
6. Gangguan pola nafas b/ d obstruksi trakeobronkial, neurovaskuler, kerusakan medula
oblongata.

DAFTAR PUSTAKA
Capernito, L.J. 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Doengoes, M.E. 2003, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price, Silvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi keempat, Buku Kedua. Jakarta :EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC

Cidera Kepala TIK - Oedem

- Hematom

Respon Biologi Hypoxemia

Kelainan Metabolisme
Cidera Otak Primer Cidera Otak Sekunder
Kontusio

Laserasi Kerusakan Sel Otak 

Gangguan Autoregulasi  Rangsangan Simpatis Stress

Aliran Darah Keotak   Tahanan Vaskuler  Katekolamin


Sistemik & TD   Sekresi Asam Lambung

O2   Ggan Metabolisme  Tek. Pemb.Darah Mual, Muntah

Pulmonal

Asam Laktat   Tek. Hidrostatik Asupan Nutrisi Kurang

Oedem Otak Kebocoran Cairan Kapiler

Ggan Perfusi Jaringan Oedema Paru  Cardiac Out Put 


Cerebral
Difusi O2 Terhambat Ggan Perfusi Jaringan

Gangguan Pola Napas  Hipoksemia, Hiperkapnea

Anda mungkin juga menyukai