Anda di halaman 1dari 23

1

Daftar Isi

halaman

Judul

Daftar Isi 1

Kata Pengantar 2

Bab I Pendahuluan 3

Bab II Model pengorganisasian rumah sakit 4

II.1. Konsep Organizational Learning 4

II.2. Organisasi pada rumah sakit 6

II.3. Organisasi pada Rumah Sakit Marinir Cilandak 17

Bab III Kesimpulan dan Saran 22

Daftar Pustaka 23

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas ridho Nya
sehingga makalah yang membahas tentang Model Pengorganisasian Rumah
Sakit dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh para
pendidik agar mahasiswa mendapatkan gambaran, mengerti dan memahami
tentang topik yang dibahas.Dalam penulisan dan penyajian makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik penulisan maupun pembahasan
materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Ibu DR.Rokiah Kusumapradja, SKM,MHA.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya yang membutuhkan.

Jakarta, Februari 2016


Kelompok 4

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


3

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dengan memahami perbedaan antara masa lalu, masa sekarang dan


masa akan datang, seorang manajer rumah sakit dapat memperkirakan
berbagai hambatan dalam perkembangan rumah sakit. Berbagai ahli
sejarah menyatakan bahwa keputusan yang memperhatikan sejarah masa
lalu lembaga akan lebih efektif dibandingkan dengan mengabaikan
sejarah tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa jika keputusan dilakukan
dengan melihat sejarah masa lalu maka berbagai hambatan dan
tantangan dapat diidentifikasi dan dianalisa.1
Karena dalam sejarahnya pembentukkan rumah sakit tidak lepas dari
konsep gerakan keagamaan dan penggunaannya dalam militer. Termasuk
juga sebagai alat untuk propaganda saat masa perang selain menjalankan
misi sosial.1
Selanjutnya agar tercapai tujuan dari pengelolaan rumah sakit yang
baik adalah kemampuan pengelolaan unsur-unsur pendukung manejemen
rumah sakit yaitu manusia, uang, material, mesin dan metoda, guna
mewujudkan tujuan dari rumah sakit. Karena salah satu faktor penunjang
keberhasilan suatu organisasi kesehatan adalah pengelolaan dan proses
manajemen organisasi yang baik. Jika suatu organisasi kesehatan dikelola
dengan baik akan dapat meningkatkan kinerja organisasi serta akan
meningkatkan nilai organisasi bagi para pimpinan yang ada dalam
organisasi tersebut.2

I.2. Tujuan

I.2.a Tujuan umum:


Makalah ini dibuat agar dapat memahami bagaimana model
pengorganisasian rumah sakit.
I.2.b Tujuan khusus:
1. mampu memahami pengorganisasian rumah sakit.
2. mampu menjelaskan pengorganisasian rumah sakit.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


4

BAB II
MODEL PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT

II.1. KONSEP ORGANIZATION LEARNING.


Sarjana Weick (1995) dalam bukunya menuliskan tentang Sense
making in Organization, menyatakan suatu teori yang berbasis pada analogi
dengan makhluk hidup. Ketika lingkungan berubah, organisasi akan
mempunyai sistem untuk bereaksi mendeteksi perubahan tersebut,
menganalisa situasi, menafsirkannya dan menjadikan sebagai suatu stimulus
untuk melakukan aksi terhadap perubahan tersebut.
Bahwa Rumah Sakit adalah suatu bentuk organisasi yang harus
dinamis menghadapi semua stimulus baik dari dalam maupun dari luar, maka
semua unsur termasuk para pengelola rumah sakit tersebut harus cerdas
antisipatif dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Ketepatan penafsiran
akan membantu ketepatan respon dan tindakan yang diambil. Proses
penafsiran tersebut mendorong setiap pengelola rumah sakit untuk
melakukan upaya upaya agar organisasinya dapat berkembang terus.
Menurut Shortell dan kawan kawan (1992), Penafsiran terhadap
perubahan penting untuk melakukan proses adaptasi strategis terhadap
perubahan lingkungan. Adaptasi tersebut menyebabkan rumah sakit selalu
melakukan kegiatan perubahan perubahan pada kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatannya dalam upaya untuk mencapai tujuan dibentuknya
organisasi. Apabila terjadi penafsiran tidak strategis pada perencanaan
ataupun kegiatannya, maka para manajer rumah sakit akan menghadapi
semacam kebuntuan atau kemacetan atau tak tercapainya tujuan organisasi
rumah sakit tersebut.
Tindakan organisasi berdasarkan penafsiran dapat dikembangkan
banyak cara, salah satunya melalui konsep pembelajaran (learning). Dalam
hal pembelajaran, ada pertanyaan kritis : Siapa yang belajar? Apakah SDM di
organisasi atau organisasi secara keseluruhan atau kedua-duanya?
Pertanyaan ini relevan diajukan dalam latar belakang pengelolaan dan
pengorganisasian rumah sakit di masa sekarang. Dari keseluruhan
pengamatan non statistik menunjukkan bahwa sebahagian SDM rumah sakit
mempunyai tingkat status intelektual dan sosial ekonomi yang tinggi. Akan

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


5

tetapi fisik keadaan rumah sakit tempat kerja bersangkutan berada pada
situasi yang sebaliknya, misalkan kumuh, mutu kerja dan fisik yang rendah
serta pelayanan kepada konsumen yang tidak menyenangkan. Hal tersebut
sering terjadi pada rumah sakit yang dikelola pemerintah. Dalam hal proses
pembelajaran perlu dilakukan metafora dan sebenarnya di dunia ini benar-
benar tidak ada tindakan yang berhasil bila bukan tindakan secara
berkelompok (kecuali beribadah tentunya). Para musisi di Boston Symphony
Orchestra mempunyai kemampuan individual tinggi untuk masing-masing alat
musik. Manajemen musik dan konduktor atau derigent dapat mengelola para
individu tersebut menjadi suatu kelompok yang dapat menunjukkan hasil
sebagai suatu simfoni yang apik dan menyenangkan para
konsumen/penonton.
Pada berbagai rumah sakit, khususnya rumah sakit yang dikelola
pemerintah, bakat dan kemampuan staf yang bagus tidak selaras dengan
kinerja rumah sakitnya. Ada kesenjangan yang terjadi. Banyak faktor yang
mungkin bisa menjadi alasannya. Akhirnya tenaga medis akan mencari dan
mengembangkan dirinya di rumah sakit swasta.
Menurut Cook dan Yanow (1993), konsep Organizational Learning
dilakukan melalui dua pendekatan, alternatif pendekatan pertama proses
pembelajaran perorangan demi untuk pengembangan organisasi. Dalam
konteks rumah sakit, para perawat, manajer dan dokter melakukan
peningkatan kemampuan diri secara pribadi dan secara tim, maka diharapkan
rumah sakit dapat meningkat kinerjanya. Alternatif kedua, menyatakan bahwa
organisasi rumah sakit merupakan mahluk hidup yang melakukan respons
dan pembelajaran akibat pengaruh rangsangan luar. Secara bersamaan di
level organisasi, dilakukan pembelanjaran untuk para anggota dalam
melakukan pengembangan. Kedua pendekatan ini sama-sama menekan
perlunya pembelajaran di level perorangan.
Dalam proses pembelajaran oleh perorangan, terdapat pemahaman
belajar secara operasional dan belajar secara konseptual. Belajar operasional
merupakan pembelajaran pada level prosedur. Dalam hal ini seseorang
belajar langkah-langkah yang dipergunakan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Belajar secara konseptual mencakup pemikiran mengenai
berbagai hal di balik tindakan yang diperlukan. Dalam pembelajaran secara

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


6

konseptual, berbagai kondisi, prosedur dan konsep didiskusikan yang akan


menghasilkan berbagai kerangka baru. Pembelajaran perseorangan dengan
demikian merupakan lingkaran pembelajaran konseptual dan operasional.
Pembelajaran perseorangan ini akan mengarah ke pembelajaran konseptual
di level organisasi. Pada akhirnya akan mempengaruhi kerangka kerja
organisasi dan individu-individu lain di dalam organisasi.

II.2. Organisasi pada rumah sakit


Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang
berarti alat. Pengertian organisasi disampaikan beberapa pendapat sebagai
berikut :
 Koonz & Donnel, organisasi adalah pembinaan struktural, baik secara
vertikal maupun horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi.
 Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada
bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
 Didin Haifuddin dan Hendri Tanjung, organisasi adalah sebuah proses
yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan
yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.

Berdasarkan pengertian-pengertian organisasi di atas, dapat


disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a. Sekumpulan orang yang berada dalam suatu tempat.
b. Melakukan tindakan untuk bekerjasama.
c. Dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Untuk itu organisasi merupakan suatu sarana dari sekumpulan orang-
orang disuatu tempat untuk melakukan kerjasama dengan mendayagunakan
Sumber Daya Manusia yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan bersama
yang diinginkan.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


7

Tujuan organisasi merupakan keadaan atau harapan yang ingin


dicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam organisasi,
anggota organisasi diharapkan dapat membentuk maupun mengelola
organisasinya dengan baik agar dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan kepentingannya, secara umum tujuan suatu organisasi
dapat diklasifikasikan menjadi 5 tujuan yaitu :
a) Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), yaitu tujuan organisasi
yang berkenaan dengan kelas-kelas organisasi yang luas untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b) Tujuan Keluaran (Output Goals), yaitu tujuan organisasi yang
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-
fungsi konsumen.
c) Tujuan Sistem (System Goals), yaitu tujuan organisasi yang
melaksanakan fungsi organisasi yang tidak tergantung pada barang /
jasa yang diproduksi / tujuan yang harus dicapai.
d) Tujuan Produk (Product Goals), yaitu tujuan organisasi yang
bergerak untuk tujuan produk tertentu, berbagai karakteristik barang-
barang/ jasa-jasa produksi.
e) Tujuan Turunan (Derived Goals), yaitu tujuan organisasi yang
digunakan untuk meletakkan kekuasaannya dalam pencapaian tujuan
lain.

A.M Williams, 1965, mengemukakan pendapatnya dalam bukunya


“Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa
prinsip-prinsip suatu organisasi meliputi :
1. Prinsip tujuan, bahwa organisasi harus mempunyai tujuan
yang jelas pada waktu pembentukan organisasi atas dasar adanya
tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu
organisasi tanpa adanya tujuan. Tujuan sebuah organisasi berfungsi
untuk menjadi pedoman kearah mana organisasi akan dijalankan,
tujuan juga menjadi landasan bagi organisasi tersebut untuk
menentukan jenis aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program,
prosedur dan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan koordinasi,

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


8

integrasi, simplikasi, sinkronisasi dan mekanisme. Misalnya, organisai


pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit dan PUSKESMAS sebagai
suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain-lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis
kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan, sampai
pelaksanaan sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah. Staf hanya menerima atau
perintah serta bertanggungjawab kepada seorang atasan.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang. Kemampuan seseorang
dalam memimpin memiliki keterbatasan dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga dalam menjalankan tugas-tugas organisasi
sebagian kegiatan dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang
yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan
tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban. Dalam menjalankan tugasnya
setiap pegawai harus bertanggungjawab sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk
mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan, agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas / pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian
dari masing-masing pegawai, adanya kejelasan dalam pembagian
tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian. Artinya bahwa jumlah
bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


9

8. Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu


organisasi fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya,
kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggungjawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan. Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang
tidak dapat dibebankan tanggungjawabnya kepada orang lain.
10. Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur
organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan
melalui aktivitas / kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang
aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh “koperasi di suatu
desa terpencil”, struktur organisasinya akan berbeda dengan
organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung
atau Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas. Organisasi harus senantiasa melakukan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi
senidi (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar
organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuan.
12. Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya
kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan
aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh
pemimpin organisasi tersebut.

Berdasar bentuk dan ciri suatu organisasi dalam proses manajemen


dan pengendalian dari lini pengelola kepada satuan bawah antara lain :
a. Organisasi Lini. Organisasi Lini atau Garis adalah suatu bentuk
organisasi yang didalamnya terdapat garis komando yang
menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan ke bawahan.
Organisasi Lini mempunyai ciri-ciri:
- Jumlah karyawan relatif sedikit.
- Top manajer dan manajer dibawahnya ikut sebagai pelaksana.
- Jumlah sarana dan prasarananya terbatas.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


10

- Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung.

Secara operasionalnya organisasi lini memiliki kekurangan-kekurangan


antara lain :
1. Pola kepemimpinan cenderung otokratis (kekuasaan mutlak).
2. Perkembangan kreatifitas karyawan terhambat.
3. Kemauan manajer sering tidak dapat dibedakan dengan tujuan
organisasi.
4. Tergantungan perintah satu orang dalam organisasi

Organisasi Lini juga memiliki kelebihan-kelebihan :


1. Atasan dan bawahan berada dalam satu garis komando.
2. Rasa solidaritas dan spontanitas sangat erat diantara anggota
organisasi.
3. Proses pemberian perintah cepat.
4. Pengambilan keputusan tidak lama.
5. Disiplin kerja tinggi
6. Loyalitas terhadap organisasi tinggi
7. Rasa saling pengertian sangat tinggi diantara anggota
organisasi

b. Organisasi Fungsional. Organisasi Fungsional adalah suatu


organisasi dimana komando dari pimpinan tertinggi dilimpahkan
kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk
disampaikan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus. Organisasi Fungsional mempunyai ciri-ciri :
- Organisasi kecil,
- Didalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
- Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
- Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
- Pengawasan dilakukan secara ketat dalam operasionalnya.

Organisasi Fungsional mempunyai kekurangan-kekurangan :


1. Pejabat fungsional bingung dalam ikuti prosedur administratif.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


11

2. Koordinasi sulit dilaksanakan.


3. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit
4. Inspeksi sulit dilakukan.

Kelebihan dari bentuk organisasi fungsional antara lain :


1. Program terarah, jelas dan cepat.
2. Anggaran dapat lebih terencana.
3. Sarana dan prasarana pendukung jelas dan sesuai.
4. Personalia dengan kebutuhannya jelas.
5. Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional bersifat dinamis.

c. Organisasi Lini dan Staf. Organisasi Lini dan Staf adalah


suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan kewenangan berlangsung
secara vertikal dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian
dibawahnya serta masing-masing pejabat, manajer ditempatkan satu
atau lebih pejabat staf yang tidak mempunyai wewenang memerintah
tetapi hanya sebagai penasihat. Organisasi Lini dan Staf memiliki ciri-
ciri :
- Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara
langsung.
- Mempunyai karyawan yang banyak.
- Organisasinya besar.
- Adanya spesialisasi antara personel lini dan personel staf.

Kelebihannya :
1. Pembagian tugas yang jelas.
2. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas.
3. Pengembangan kemampuan segenap anggota organisasi
terjamin.
4. Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on
the right place.
5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


12

Kekekurangan :
1. Proses pengambilan keputusan selalu berliku-liku.
2. Sering tugas pokok tidak diutamakan.
3. Terkadang pertimbangan tidak terkontrol sehingga menimbulkan
nepotism spoil system patronage.
4. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan yang
lainnya.

d. Organisasi Fungsional dan Garis. Bentuk organisasi dimana


wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
dibawahnya yang memiliki keahlian khusus serta sebagian dilimpahkan
kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan
kepada kepala bagian. Ciri-ciri dari bentuk organisasi fungsional dan
garis adalah :
- Tidak tampaknya perbedaan antara tugas pokok dan bantuan.
- Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.
- Pembagian kerja dan pelimpahan wewenang tidak
membedakan perbedaan tingkat eselon.

Kelebihan bentuk organisasi fungsional dan garis :


1. Hubungan solidaritas tinggi diantara para anggota organisasi.
2. Perilaku disiplin tinggi dari para anggotanya.
3. Produktifitas naik karena spesialisasi dilaksanakan maksimum.
4. Pekerjaan yang tidak membebani organisasi atau teknis tidak
dikerjakan.

Kekurangan :
1. Biasanya tidak fleksibel dan peralihan posisi anggota tour of
duty kurang dilakukan manajemen.
2. Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena
dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.
3. Karyawan yang mempunya kemampuan spesialisai mengalami
kejenuhan.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


13

e. Organisasi Matrik. Disebut juga sebagai Organisasi


Manajemen Proyek yaitu organisasi dimana penggunaan struktur
organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai
keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan
dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur
organisasi staf dan lini khususnya di bidang penelitian dan
pengembangan kesehatan. Organisasi Matrik memiliki kelebihan :
1. Cukupnya fleksibilitas dalam pengelolaan Administrasi
personalia dimana terjadi pemindahan tugas bagi karyawan secara
terencana.
2. Terdapat kemampuan manajemen dalam memperhatikan
masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang
terjadi secara unik.
3. Pelaksanaan kegiatan Organisasi Matrik tidak mengganggu
struktur organisasi yang ada.

Kelemahan dari bentuk Organisasi Matrik adalah :


1. Kelemahan akan timbul jika direktur tidak memiliki kemampuan
mengkoordinir berbagai bagian dalam organisasi.
2. Dapat terjadi kesulitan pengembangan tim yang terpadu.
3. Terdapatnya potensi penyimpangan pelaksanaan kesatuan
perintah dimana satu pimpinan untuk masing-masing individu.

f. Organisasi Komite. Bentuk organisasi dimana tugas


kepemimpinnnya dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board
dengan pluralistic manajemen. Organisasi Komite memiliki kelebihan :
1. Pelaksanaan pengambilan keputusan berlangsung baik karena
terjadi musyawarah dengan direktur dengan anggota.
2. Kepemimpinan yang bersifat Otokratis sangat kecil.
3. Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier
terjamin.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


14

Organisasi Komite mempunyai keburukan :


1. proses pengambilan keputusan sangat lambat sehingga
pelaksanaan operasional pelayanan terhambat.
2. Timbulnya biaya operasional rutin yang sangat tinggi.
3. Kadang-kadang tidak terdapet kejelasan mengenai pejabat yang
bertanggungjawab bila ada masalah yang terjadi dalam organisasi.

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan


menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. Bentuk organisasi berdasarkan jumlah orang yang memegang
pucuk pimpinan. Bentuk organisasi ini meliputi :
(1) Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu
orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada
satu orang.
(2) Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan
yang terdisi dari beberapa orang, semua kekuasaan dan
tanggungajawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.

b. Bentuk organisasi berdasarkan lalu lintas kekuasaan. Bentuk


organisasi ini meliputi :
(1) Organisasi lini atau garis, kekuasaan mengalir dari pucuk
pimpinan.
(2) Organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin
unit-unit dalam organisasi.
(3) Bentuk lini dan staf, dalam organisasi ini pucuk pimpinan
dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu
pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.
(4) Bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi
dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya,
dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.

c. Bentuk organisasi berdasarkan sifat hubungan personal. Bentuk


organisasi ini meliputi :

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


15

(1) Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi,


seperti : Organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan
hukum.
(2) Organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena
hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hoby,
dan lain-lain.

d. Bentuk organisasi berdasarkan tujuan. Organisasi ini dapat


dibedakan, yaitu :
(1) Organisasi yang tujuannya mencaru keuntungan atau “profit
oriented” dan
(2) Organisasi sosial atau “non profit oriented”

e. Bentuk organisasi berdasarkan kehidupan dalam masyarakat.


Bentuk organisasi ini meliputi :
(1) Organisasi pendidikan.
(2) Organisasi kesehatan.
(3) Organisasi pertanian, dan lain-lain.

f. Bentuk organisasi berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani.


Bentuk organisasi ini meliputi :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan.
(2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik.
(3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja.
(4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan,
dan lain-lain.

g. Bentuk organisasi berdasarkan pihak yang memakai manfaat.


Bentuk organisasi ini meliputi :
(1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti
koperasi.
(2) Service Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


16

(3) Business organization, yaitu organisasi yang bergerak dalam


dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan.
(4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti
organisasi pelayanan kesehatan, contohnya Rumah Sakit,
PUSKESMAS, dan lain-lain.

Pada upaya untuk memberikan gambaran bagaimana organisasi


berjalan dan berfungsi serta agar dapat memandu individu-individu dalam
melaksanakan tugasnya maka dibentuklah suatu bagan organisasi. Bagan
organisasi adalah suatu gambar yang menjelaskan bentuk dari sebuah
organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang
pejabat, dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan system rentang kendali dan system pimpinan kendali.
Dalam lingkungan yang terus menerus berubah dan bergerak, bagan
organisasi tidak bisa bersifat kaku, namun harus dapat melakukan
penyesuaian terhadap tuntutan perubahan yang terjadi, baik dikarenakan
dinamika dalam organisasi sendiri maupun karena dorongan dari luar
organisasi.
Suatu bagan organisasi akan memberikan informasi tentang :
1. Tipe organisasi, struktur organisasi akan memberikan informasi
tentang tipe organisasi yang digunakan, apakah bentuk lini, lini dan
staf, atau organisasi bentuk fungsional.
2. Pembagian organisasi dalam unit-unit atau bagian, akan
memberikan informasi mengenai dasar pembagian, apakah didasarkan
pada fungsi-fungsi manajemen, kegiatan produksi, jenis-jenis kegiatan
dan sebagainya.
3. Kedudukan, memberikan informasi tentang apa seseorang
termasuk kelompok managerial atau karyawan operasional.
4. Rentang kendali, memberikan informasi terkait jumlah karyawan
pada masing-masing bagian.
5. Manajer dan bawahan, organisasi yang memberikan informasi
tentang garis perintah dan tanggungjawab, siapa yang memberi

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


17

perintah dan siapa yang memberi tanggungjawab dengan kata lain


siapa atasan dan siapa bawahan.
6. Tingkatan manajer, memberikan informasi tentang keberadaan
top manajer, middle manajer, dan low manajer.
7. Bidang pekerjaan, setiap kotak dalam struktur organisasi
memberikan informasi mengenai tugas-tugas dan pekerjaan serta
tanggungjawab yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut.
8. Tingkat manajemen, sebuah bagan tidak hanya menunjukan
hierarkhi manajer bawahan dan atasan secara perorangan tetapi juga
hierarkhi manajemen secara keseluruhan.
9. Pimpinan organisasi, struktur organisasi yang memberikan
informasi apakan merupakan pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif
ataukah presidium.

II.3. Organisasi pada Rumah Sakit Marinir Cilandak.


Sejarah berdirinya RS Marinir Cilandak dimulai dari Poliklinik kecil di
KKO AL di Cilandak. Kemudian atas keputusan jawatan kesehatan KKO pada
tahun 1961, poliklinik KKO menjadi Balai Pengobatan (BP) Pangkalan KKO
AL. Pada tahun 1963 diresmikan Rumah Sakit baru dengan status Rumah
Sakit Korps Komando TNI AL (RSKO Wilayah Barat) berlokasi ditempat
seperti sekarang ini berdasarkan Skep Panglima KKO AL No. : 5401/5/1968
pada tanggal 22 Maret 1968. Dan penetapan tanggal ini diresmikan sebagai
hari jadi RS Marinir Cilandak.
Pada tanggal 25 Februari 1977, Menhankam/Pangab dengan Skep No.
226/II/1977 Menetapkan RSAL Lanmar Jakarta sebagai Rumah Sakit ABRI
TK IV dengan kapasitas 45 Tempat tidur. Pada tanggal 7 April 1979 dengan
No Skep/813/IV/1979 KASAL menerbitkan SKEP tentang Pengalihan
Wewenang Pembinaan Fungsi Pangkalan Marinir Jakarta dari Pangdaeral-3
kepada Dan Kormar selanjutnya oleh Pangdaeral-3 dengan Surat Keputusan
No. : Skep/42/VII/1979 Tanggal 21 Juli 1979 menetapkan perubahan nama
RS TNI AL tingkat IV Lanmar Jakarta Cilandak menjadi Rumkital Daerah-3
Cilandak. Pada tanggal 28 juni 1983 Menhankam/Pangab menetapkan Skep
baru No. 746/VI/1983 yang menyatakan Rumkital Marinir Cilandak Sebagai
Rumah Sakit ABRI TK. III dengan kapasitas tempat tidur 60 buah.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


18

Pada tanggal 18 juni 1998, RS Marinir Cilandak di tetapkan sebagai


Rumah Sakit ABRI TK II B dengan kapasitas 120 tempat tidur. Di dalam
Struktur Organisasi RS Marinir Cilandak adalah RS ABRI TK. II B dan
sebagai unsur Komando pelaksana fungsi Korps Marinir di Bidang Kesehatan
yang berkedudukan langsung di bawah Komando Korps Marinir.
Rumah Sakit Marinir Cilandak Merupakan rumah sakit militer Korps
Marinir TNI-AL kelas II yang telah terakreditasi oleh Departemen Kesehatan
RI yang terletak di wilayah Jakarta Selatan. Dengan motto : "Kepuasan
Pasien Kebanggaan Kami", Memberikan pelayanan kesehatan bagi Anggota
TNI, Polri dan keluarganya serta untuk masyarakat umum yang
membutuhkannya.

Gambar 1 : Pintu depan Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


19

Diagram 1 : Struktur organisasi RSMC

Rumah Sakit (Rumkit) Angkatan Laut Marinir Cilandak, yang


sebelumnya Rumkit tingkat III menjadi Rumkit tingkat II, berdasarkan
Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/11/II/2012 tanggal 17
Februari 2012 tentang Klasifikasi dan Dislokasi Fasilitas Kesehatan TNI
Angkatan Laut. Rumah Sakit tingkat II merupakan rumah sakit yang
dilengkapi dengan fasilitas pelayanan kesehatan 8 sampai dengan 11
pelayanan kesehatan jenis spesialistik dan subspesialistik, fasilitas penelitian
dan pendidikan, serta kesehatan matra laut, juga fasilitas rawat inap lebih dari
200 tempat tidur pasien.
Sesuai dengan manajemen organisasi, organisasi RSMC saat ini telah
mengelola unsur-unsur manajemen dengan penuh karena telah lulus
akreditasi sebelumnya. Sekarang sedang menyiapkan diri untuk menghadapi
penilaian akreditasi ulang. Dalam diagram 1 tampak bahwa RSMC terdapat
berbagai tingkatan manejemen seperti dalam piramida tingkatan manajemen.
Untuk manajemen tingkat puncak terdapat Karumkit beserta staff, untuk
manajemen tingkat menengah terdapat Para Kepala Bagian dan staff
sedangkan untuk manajemen tingkat rendah terdapat Para Karu dan anggota
RSMC.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


20

RSMC pada dasarnya merupakan salah satu unit dari kesatuan yang
mendukung kegiatan militer dalam hal ini satuan marinir. Maka dalam proses
terbentuknya RSMC diawali dengan sepetak kamar di batalyon infantri marinir
yang pada waktu itu adalah KKO (Korps Komando Angkatan Laut) yang
digunakan oleh para tenaga medis melakukan persiapan sebelum berangkat
mengikuti gerak pasukan infantri marinir kedaerah pertempuran. Jadi awalnya
bertugas sebagai pendukung medis. Dalam perkembangannya berkembang
menjadi RSMC dimana selain masih tetap melaksanakan tugas dukungan
kesehatan, personil RSMC melakukan tugas pelayanan medis mulai dari
tugas prefentif, definitif, kuratif dan rehabilitasi baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Dengan demikian RSMC dalam pelaksanaan hariannya menjalankan
tugas struktural dimana organisasi RSMC akan patuh secara total
melaksanakan semua aturan, ketetapan dan perintah atasan tanpa
membantah guna mensukseskan maksud dan tujuan dari para penentu
kebijakkan. Dalam perjalanannya tugas lain dari para personil RSMC yaitu
tugas profesi medis mengalami proses transformasi dimana atas pengaruh
Civillization dari pemerintahan yang berkuasa, tugas profesi menjadi lebih
mengemuka. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan dari proses pendewasaan
dan reformasi dalam tubuh TNI. Hal ini bisa termasuk fungsi TNI dalam
melaksanakan operasi militer non perang. Tetapi proses tersebut tidak akan
mematikan semangat tempur prajurit TNI, apapun korpsnya.
Dalam melayani pasien, RSMC dalam tugas profesinya memegang
teguh tujuan, misi, visi dan prinsip pada penanganan pasien. Jadi pada
analisa prinsip dan analisa jabatan bisa ditarik kesimpulan bahwa RSMC
melaksanakan hampir semua prinsip dari manajemen organisasi seperti
prinsip adanya tujuan yang jelas, prinsip skala hirarkhi dan sebagainya.
Namun prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan dengan kelenturan yang
terbatas mengingat agar tidak melenceng dari tugas utamanya.
Bentuk organisasi yang dilaksanakan adalah organisasi lini dan staf
yang tidak murni. Karena doktrin memang telah ditentukan tetapi semua
digunakan untuk tugas dukungan kesehatan. Sedangkan tugas profesi masih
merupakan tugas pelengkap karena seorang ahli bedah saraf tetap harus

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


21

mau bergerak kedaerah operasi militer selama masih menjabat sebagai


penanggungjawab dukungan medis bagi pasukan infantri.
Dengan melaksanakan perintah atasan dalam kerjasama dengan salah
satu program suksesi pemerintah (BPJS), dengan sendirinya RSMC harus
membuat dan melaksanakan semua kegiatan berdasarkan SOP yang
terstandarisasi. Melakukan kegiatan evaluasi bulanan dan tahunan dalam
rangka pemenuhan persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Diagram 2 : Salah satu contoh struktur organisasi fungsionil bagian KIA

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


22

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi dalam upaya pembahasan model penggorganisasian rumah sakit,


dalam hal ini yang menjadi model adalah Rumah Sakit Marinir Cilandak
secara garis besar kami dapatkan :
1. Bahwa dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, idealnya semua
faktor penunjang manajemen rumah sakit harus didayagunakan dan
dikelola optimal. Untuk itu pengalaman atau sejarah dapat menjadi
salah satu pertimbangan yang penting sebagai faktor pembelajaran
agar tidak menjadi kebuntuan atau kegagalan.
2. RSMC merupakan model dari rumah sakit pemerintah yang
menerapkan pengelolaan organisasi lini dan staf yang terbatas dengan
manejemen yang bertingkat.
3. RSMC melaksanakan pelayanan BPJS sehingga dalam operasionil
serta penanganan penderita menerapkan sesuai standar yang
ditetapkan oleh pemerintah. Karena BPJS merupakan salah satu
program pemerintah.

Demikian makalah ini dibentuk dan dikerjakan sebagai salah satu


pelaksanaan tugas baca. Semoga apa yang kami kerjakan dapat bermanfaat.
Tak lupa saran dan kritik akan menambah khasanah makalah ini.

Wassalam
Tim 4

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]


23

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr Laksono Trisnantoro, MSc, PhD. 2005. Lingkungan dan strategi


rumah sakit. Aspek strategis manejemen rumah sakit, antara misi sosial dan
tekanan pasar.Penerbit Andi Jogjakarta, halaman 10 – 28.

2. Naomy Marie Tando, 2013. Konsep organisasi dan manejemen


kesehatan. Organisasi dan manejemen pelayanan kesehatan. Penerbit In
Media, halaman 1 – 40.

3. Sejarah Rumah Sakit Marinir Cilandak. Wikipedia.

4. Petunjuk Kerja Organisasi RSMC tahun 2012.

[Type here] MARS URINDO ANGKATAN 24B [Type here]

Anda mungkin juga menyukai