Anda di halaman 1dari 3

Belajar Bijak Dalam Mengelola Sampah

Indonesia merupakan lima besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak yakni 265
juta jiwa pada tahun 2018. Menjadi negara dengan jumlah penduduk yang tinggi membuat
Indonesia memiliki berbagai permasalahan berkaitan dengan sampah. Salah satu yang sedang
menjadi permasalahan darurat yakni terkait dengan sampah plastik. Dari data yang dikeluarkan
oleh UNEP tahun 2015, dari 5 besar negara yang menyumbangkan sampah plastik dilautan,
Indonesia menduduki peringkat kedua dunia. Studi yang mereka lakukan dihitung dari presentase
jumlah sampah plastik yang diolah, Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia. Sebanyak 87
persen dari 3,8 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahun mengambang di laut. Artinya
setiap penduduk pesisir Indonesia bertanggung jawab atas 17,2 kg sampah plastik yang
mengapung dan meracuni satwa laut.

Indonesia sudah memiliki banyak peraturan perundang undangan terkait dengan sampah
seperti Undang-Undang No. 18 tahun 2008, Perpres 97 Tahun 2017, dan PP No. 81 Tahun 2012
namun pada kenyataannya masih saja belum bisa menjadi solusi untuk permasalahan sampah.
Implementasi undang-undang atau peraturan masih lemah karena belum ada ketegasan dari
pemerintah pusat dalam melaksanakan implementasi Undang-Undang tersebut. Masih banyak
masyarakat yang belum bijak dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan. Masyarakat masih
membuang sampah seenaknya, menghasilkan banyak sampah dan tidak melakukan pemilahan
sampah dari sumbernya. Sebenarnya dalam masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama
muslim ada beberapa rujukan ayat berkaitan dengan pelestarian lingkungan salah satunya “Dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Alloh sangat dekat
kepada orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS Al-A’raaf (7): 56). Menjaga kelestarian
lingkungan merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing bukan tanggung jawab
pemerintah. Sumber permasalahan sampah paling utama berasal dari kita sendiri. Tanpa disadari
setiap apa yang kita beli dan dibawa pulang akan menghasilkan sampah. Bisa dibayangkan
apabila hal tersebut terjadi di Indonesia sebagai Negara dengan penduduk terbanyak keempat di
dunia.
Belajar bijak dalam mengelola sampah merupakan salah satu upaya tanggung jawab kita
sebagai penghasil sampah. Bagaimana cara mengelola sampah dengan bijak ? Untuk mengurangi
sampah dapat kita mulai dengan mengurangi sampah kita dengan bukan tidak memakainya tetapi
menggantikannya dengan cara sebagai berikut :
1. Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
2. Menghindari membeli barang konsumsi/membeli barang barang yang tidak bisa di
daur ulang.
3. Jangan pakai kantong plastik untuk belanja. Bawa sendiri tas belanjaan yang dapat
selalu dipergunakan lagi.
4. Lebih baik lagi beli botol minum jadi bisa selalu diisi ulang dan tidak usah beli botol
air mineral lagi.
5. Di negara barat banyak cafe sudah mulai membolehkan customer membawa sendiri
cangkir atau lebih baik thermos untuk diisi kopi. Kantong plastik masih bisa
digunakan lagi. Tapi kalau gelas plastik hanya bisa sekali saja.
6. Mengusahakan perbaikan barang yang rusak sebelum membuangnya tanpa
pertimbangan.
7. Memberikan barang - barang yang sudah tidak dibutuhkan kepada orang yang masih
membutuhkan.
8. Memilah sampah dan menempatkan sampah sesuai golongannya.
Berikan anak cucu kita lingkungan yang bersih, sehat dan asri dengan cara membiasakan
mengelola sampah secara bijak dimulai dari diri kita sendiri dengan memisahkan sampah. Tak
perlu sekolah tinggi untuk bisa melakukan ini. Hanya dibutuhkan sedikit kesadaran. Jika ini
dilakukan oleh kita dan diikuti dengan yang lain, maka setidaknya kita telah berbuat sesuatu
untuk generasi yang akan datang.

Oleh : Edza Aria Wikurendra, S.KL, M.KL


Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai