Anda di halaman 1dari 5

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

A. KERAJAAN ISLAM DI SEKITAR SELAT MALAKA

1. 1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI


1. a. Letak Kerajaan

Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam.
Secara geografis, Kerajaan Samudera Pasai terletak di Sumatera bagian utara yang berdekatan
dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.

Kerajaan Samudera Pasai dijadikan bandar transito (penghubung) antara para pedagang Islam
dari berbagai Negara. Kerajaan Samudera Pasai sebagai penghasil lada terbesar.

1. b. Raja-Raja yang Memerintah


1. 1. Nazimuddin al Kamil

- Merupakan pendiri Kerajaan Samudera Pasai, ia seorang Laksamana laut dari Mesir,

- Pada tahun 1238 M, ia mendapat tugas merebut Pelabuhan Kambayat di Gujarat yang
dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur,

- Nazimun al Kamil mendirikan Samudera Pasai dengan tujuan untuk dapat menguasai
perdagangan rempah-rempah dan lada,

- Pada masa pemerintahannya, secara politis Kerajaan Samudera berada di bawah


kekuasaan Majapahit.

1. 2. Sultan Malikul Saleh (1258-1297 M)

- Semula menganut alirah Syi’ah kemudian berbalik menganut aliran Syafei,

- Perkawinan Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari dapat memperkuat
kedudukannya di daerah pantai timur Aceh, sehingga Samudera Pasai menjadi pusat
perdagangan di Selat Malaka.

1. 3. Sultan Malikul Thahir (1297-1326 M)

- Merupakan putra Sultan Malikul Saleh,

- Pada masa pemerintahannya terjadi peristiwa penting, yaitu saat putra Sultan Malikul
Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun) dan bergelar Sultan
Malikul Mansur (ia kembali kepada aliran Syi’ah).
1. c. Kehidupan Sosial

- Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai sudah diatur menurut aturan-aturan dan
hukum-hukum Islam,

- Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai banyak memiliki persamaan dengan


daerah-daerah Arab, sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

1. 2. KERAJAAN MALAKA
1. a. Letak Kerajaan

- Kerajaan Malaka secara geografis berada dijalur pelayaran dan perdagangan


internasional, yaitu Selat Malaka (Semenanjung Malaya),

- Pada masa kejayaannya, Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran
Islam di Asia Tenggara.

1. b. Raja-Raja yang Memerintah


1. 1. Iskandar Syah (1396-1414 M)

- Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan Paramisora
(Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik
(Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan
mendirikan Kp. Malaka

- Secara geografis, posisi Kp. Malaka sangat strategis, yaitu di Selat Malaka, sehingga
banyak dikunjungi para pedagang dari berbagai Negara terutama para pedagang Islam, sehigga
kehidupan perekonomian Kp. Malaka berkembang pesat,

- Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama


Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp. Malaka menjadi
Kerajaan Islam.

- Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada
Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).

1. 2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)

- Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan
Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya,

- Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan
perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang
kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur
politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya
dapat tercapai.
1. 3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)

- Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik tahta


dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang pertama bergelar
Sultan),

- Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan
laut), namun dapat digagalkan.

- Mengadakan perluasan wilayah ke daerah-daerah yang berada di sekitar Kerajaan


Malaka seperti Pahang, Indragiri dan Kampar.

1. 4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)

- Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah.

- Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat
perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.

- Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan
memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera
Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). Raja Siam tewas dalam pertempuran , tetapi putra
mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian diangkat menjadi raja
dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka.

- Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak serang karena menghormati
Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan
merdeka.

- Kejayaan Kerajaan Malaka tidak lepas dari jasa Laksamana Hang Tuah yang
kebesarannya disamakan dengan kebesaran Patih Gajah Mada dari Kerajaan Mahapahit. Cerita
Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat, Hikayat Hang Tuah.

1. 5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)

- Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah

- Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu


persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri. Hal ini disebabkan oleh
karena Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.

1. 6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

- Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah


- Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang sangat lemah,
wilayah kekuasaannya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram
kondisi Kerajaan Malaka.

- Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso
d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan
Portugis.

1. c. Kehidupan Budaya

- Perkembangan Seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang pesat seperti


munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan
Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.

1. 3. KERAJAAN ACEH
1. a. Letak Kerajaan

- Secara Geografis, Kerajaan Aceh terletak di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.

1. b. Raja-Raja yang Memerintah

Mengenai berdirinya Kerajaan Aceh, tidak dpat diketahui dengan pasti. Berdasarkan
Bustanusslatin (1637 M) karangan Nuruddin Ar Raniri yang berisi silsilah sultan-sultan Aceh,
dan berdasarkan berita-berita Eropa, diketahui bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil
membebaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir.

Adapun raja-raja yang memerintah :

1. 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M)

- Merupakan raja pertama di Kerajaan Aceh.

- Pada masa pemerintahannya, diadakan perluasan wilayah kebeberapa daerah di wilayah


Sumatera Utara seperti daerah Daya,dan Pasai, bahkan melalukan serangan terhadap Portugis
yang berkedudukan di Malaka dan menyerang Kerajaan Aru.

1. 2. Sultan Salahuddin (1528-1537 M)

- Merupakan putera dari Sultan Ali Mughayat Syah

- Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kemerosotan yang sangat tajam,
karena Sultan Salahuddin tidak memperdulikan pemerintahannya. Akhirnya Sultan Salhuddin
digantikan saudaranya yang bernama Alauddin Riayat Syah-al-Kahar untuk menyelematkan
Kerajaan Aceh.
1. 3. Sultan Alauddin Riayat Syah-al-Kahar (1537-1568 M)

- Pada masa pemerintahannya, diadakan berbagai perubahan dan perbaikan dalam segala
bentuk pemerintahan Kerajaan Aceh. Diadakan perluasan wilayah dengan menyerang Kerajaan
Malaka (tapi gagal0. Kerajaan Aru berhasil didtaklukan.

- Setelah Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar wafat, Kerajaan Aceh mengalai
kemunduran yang sangat tajam. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Baru
setelah Sultan Iskandar Syah naik tahta , Kerajaan Aceh mengalami perkembangan yang pesat.

1. 4. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)

- Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan sebagai kerajaan
besar dan berkuasa atas perdagangan Islam dan menjadi bandar transito yang dapat
menghubungkan dengan pedagang Islam di dunia Barat.

- Untuk mencapai kebesaran Kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda melakukan serangan
terhadap portugis di Malaka dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya dengan tujuan
menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah
penghasil lada.

- Sultan Iskandar Muda menolah permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di
pesisir Sumatera bagian barat.

- Kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah-daerah seperti Aru, Pahang,


Kedah, Perlak dan Indragiri. (sehingga wilayah kekuasaannya sangat luas).

- Pada masa pemerintahannya, hidup dua ahli tasawuf yang terkenal di Aceh, yaitu Syekh
Syamsuddin bin Abdullah as-Samatrani dan Syekh Ibrahim as-Syamsi.

1. 5. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)

- Merupakan menantu dari Sultan Iskandar Muda

- Ia memerintah dengan meneruskan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda

- Pada masa pemerintahannya, hidup seorang ulama besar yang bernama Nuruddin ar-
Raniri yang menulis sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, ia sangat
dihormati oleh Sultan dan keluarganya serta rakyat Aceh

- Setelah Sultan Iskandar Thani wafat, tahta kerajaan diteruskan oleh permaisurinya (putri
Sultan Iskandar Syah) dengan gelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675 M).

Anda mungkin juga menyukai